• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Penelitian Terdahulu

Referensi melalui penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian ini. Hal yang dikaji dalam penelitian terdahulu diantaranya ialah produk yang diteliti, periode pembangunan investasi, alat analisis yang digunakan, tingkat diskonto yang digunakan, penetapan umur usaha, asumsi aspek finansial, dan indikator perubahan pada analisis sensitivitas.

Proses pemasaran produk olahan roti salah satunya dilakukan melalui restoran. Death by Chocolate (DBC) merupakan restoran yang mengusung panganan berbasis cokelat dalam menunya, antara lain brownies. Heidyningsih (2009) melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha Death by Chocolate di Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kelayakan berdasarkan produk agribisnis tidak hanya dilakukan pada produk brownies. Penelitian terdahulu menunjukkan

berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan

brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu

(2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani (2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Syafrul (2010) meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi sebelum kegiatan operasional usaha dilakukan. Heidyningsih (2009) menggunakan tahun ke-0 sebagai tahun pembangunan investasi. Hal ini dikarenakan pembangunan investasi restoran Death by Chocolate (DBC) relatif lama sehingga diasumsikan investasi dibangun selama tahun ke-0. Penelitian Napitupulu (2009), Oktafiyani (2009), dan Syafrul (2010) menggunakan tahun pertama untuk pembangunan investasi usaha. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, peneliti menggunakan tahun pertama sebagai tahun pembangunan investasi usaha. Investasi yang digunakan dalam usaha ini tidak memerlukan periode yang lama untuk membangunnya. Oleh karena itu, investasi dilakukan pada tahun pertama usaha.

Pada dasarnya, tidak terdapat perbedaan mengenai alat analisis yang digunakan dalam penelitian mengenai studi kelayakan bisnis. Alat analisis yang digunakan ialah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Penelitian terdahulu yang

dijadikan referensi pada penelitian ini menggunakan alat analisis yang sama. Namun, terdapat perbedaan pada salah satu kriteria investasi yang digunakan, yaitu payback period. Penelitian Oktafiyani (2009) menggunakan metode

discounted payback period dalam penentuan periode pengembalian investasi.

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and

Bakery ini menggunakan metode yang sama yaitu discounted payback period

untuk menentukan periode pengembalian investasi. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan manfaat yang diperoleh usaha di masa mendatang dengan nilai uang saat ini. Oleh karena itu, nilai manfaat bersih yang digunakan merupakan manfaat bersih yang telah didiskonto.

Tingkat diskonto dalam penelitian terdahulu memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal ini didasarkan melalui sumber permodalan yang digunakan dalam pengembangan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heidyningsih (2009), sumber permodalan pada restoran DBC berasal dari modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat diskonto yang digunakan sebesar tujuh persen dari tingkat suku bunga deposito tahun 2009. Napitupulu (2009) menggunakan tingkat diskonto sebesar 14 persen karena sumber modal diperoleh melalui pinjaman kepada Bank Jabar Banten. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penelitian Oktafiyani (2009) ialah sebesar 8,38 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga deposito bank yang terdekat dengan pengusaha, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta modal usaha berasal dari modal sendiri. Syafrul (2010) menggunakan tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai ini diperoleh melalui tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia (BI) pada bulan November 2009 karena usaha ini dijalankan melalui modal sendiri. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, tingkat diskonto yang digunakan ialah rata-rata BI rate pada bulan Februari 2012 hingga Maret 2012 pada skenario usaha I. Tingkat diskonto pada skenario usaha II dan III ialah

opportunity cost of capital (OCC) berdasarkan rata-rata tertimbang antara BI rate

dan tingkat suku bunga pinjaman BRI selama Februari 2012 hingga Maret 2012. Hal ini dikarenakan modal yang digunakan dalam skenario usaha II dan III berasal dari pinjaman bank.

Umur bisnis ditetapkan melalui dasar yang berbeda-beda. Pada penelitian Heidyningsih (2009), umur bisnis yang digunakan ialah selama sepuluh tahun berdasarkan umur ekonomis peralatan yang digunakan perusahaan. Umur bisnis pada penelitian Napitupulu (2009) didasarkan pada usia bangunan yaitu selama

sepuluh tahun. Umur ekonomis bangunan digunakan sebagai dasar penetapan umur bisnis karena bangunan merupakan investasi yang memerlukan biaya terbesar setelah lahan. Oktafiyani (2009) menentukan umur bisnis berdasarkan umur ekonomis investasi terlama, yaitu bangunan. Umur bisnis yang digunakan ialah sepuluh tahun. Penelitian Syafrul (2010) menggunakan umur bisnis selama sepuluh tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin inkubator dan mesin pasteurisasi. Umur ekonomis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah 10 tahun. Hal ini berdasarkan pada umur ekonomis mixer sebagai peralatan produksi yang paling krusial dalam usaha Elsari Brownies and Bakery.

Analisis aspek finansial dapat menggunakan berbagai macam asumsi dan skenario usaha. Penentuan asumsi pada aspek finansial akan turut memengaruhi perhitungan pada analisis laba rugi dan laporan arus kas. Penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009) menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua CV. WPIU berproduksi sebesar 70 persen dari kapasitas yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan pada tahun-tahun awal produk yang dihasilkan dipasarkan di supermarket sehingga produk belum dikenal konsumen secara luas. Pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, CV WPIU telah melakukan kegiatan produksi sebesar 100 persen karena telah memiliki pengalaman dan produk telah dikenal di pasaran.

Oktafiyani (2009) melakukan perbandingan antara pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dan kerbau. Analisis finansial dari penelitian ini menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua masing-masing berproduksi sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini dikarenakan usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha membatasi jumlah produksinya. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, jumlah produksi telah mencapai 100 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul (2010) menggunakan dua skenario usaha. Analisis kelayakan finansial skenario I mengacu pada kondisi usaha saat ini dimana usaha belum berproduksi dengan memanfaatkan kapasitas maksimal mesin produksi. Nilai tersebut diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir. Pada analisis finansial skenario II, jumlah input produksi setiap bulannya

meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur usaha.

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari

Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha

satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha. Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktor-faktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan. Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009) berdasarkan pengalaman perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima persen.

Syafrul (2010) melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5 persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial.

Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan

didasarkan pada pengalaman perusahaan. Perubahan yang pernah dialami perusahaan ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, peningkatan harga telur sebesar 14 persen, dan peningkatan harga BBM sebesar 33,33 persen.

Analisis nilai pengganti atau switching value merupakan variasi analisis sensitivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha masih layak untuk dijalankan. Penelitian Napitupulu (2009) menggunakan analisis nilai pengganti untuk melihat perubahan maksimal pada faktor-faktor yang memengaruhi biaya dan manfaat agar usaha masih dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Analisis nilai pengganti dilakukan pada perubahan faktor-faktor yaitu kenaikan harga gula pasir, kenaikan harga botol jus, penurunan penjualan jus, dan penurunan penjualan sirup. Analisis terhadap variabel harga gula pasir dan botol jus dilakukan karena memegang proporsi yang besar dalam biaya usaha. Analisis penurunan penjualan jus dan sirup dilakukan karena persaingan yang terjadi di dalam industri semakin ketat dan produk tidak lagi berada dalam tahap pertumbuhan dalam siklus hidup produk. Dengan demikian, variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan terhadap usaha.

Oktafiyani (2009) melakukan analisis switching value untuk mengetahui perubahan maksimal pada variabel yang berpengaruh dalam usaha. Variabel yang dianalisis dalam switching value ialah variabel yang dianggap signifikan memengaruhi usaha. Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis yaitu jumlah produksi dan biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan penurunan penjualan produk sebagai akibat penurunan produksi. Selain itu, usaha ini juga sangat bergantung pada kulit sapi dan kerbau sebagai bahan baku utama dan lemak sebagai bahan baku penolong yang memiliki harga fluktuatif di pasar.

Penelitian terdahulu yang dilakukan di lokasi yang sama dengan penelitian ini juga dijadikan acuan dalam perolehan informasi. Rahmanto (2010) meneliti tentang strategi pengembangan usaha “Elsari Brownies and Bakery”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Elsari serta merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Elsari. Hasil penelitian memberikan rekomendasi untuk menjaga dan

mempertahankan usaha. Strategi yang paling sesuai dengan Elsari adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan kondisi perusahaan, sebaiknya perusahaan melaksanakan restrukturisasi sistem manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahaan, seperti tenaga pemasar dan keterbatasan peralatan, dan strategi meningkatkan diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan sebagai solusi masalah eksternal perusahaan.

Penelitian yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha Elsari

Brownies and Bakery pada kondisi saat ini atau tanpa pengembangan usaha

dengan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan adalah adanya penambahan inovasi dari peneliti untuk melengkapi gerai baru Elsari dengan counter penjualan kopi sebagai salah satu rencana pengembangan usaha. Selain itu, terdapat perbedaan alat analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu menggunakan metode payback period untuk menentukan periode pengembalian investasi sedangkan penelitian ini menggunakan metode discounted

payback period. Hal ini dikarenakan analisis dengan menggunakan payback period memiliki kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu uang (time value of money) dan diabaikannya cash flow setelah periode payback (Nurmalina et al

2009). Oleh karena itu, pemakaian metode discounted payback period dapat menjadi solusi untuk mengurangi kelemahan pertama. Menurut Umar (2007), nilai discounted payback period diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku. Nilai tunai bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan tingkat suku bunga yang berlaku.

Penelitian atas nama Rahmanto (2010) memiliki kesamaan lokasi dengan penelitian yang akan dilakukan. Namun, perbedaannya ialah topik yang akan dianalisis. Rahmato (2010) mengadakan penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery sedangkan penelitian yang akan dilakukan terfokus pada analisis kelayakan rencana pengembangan usaha Elsari