• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh

Elsari Brownies and Bakery)

SKRIPSI

RATIH KUSUMA NINGRUM H34080064

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

RATIH KUSUMA NINGRUM. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha

(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan IMAN FIRMANSYAH)

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan ekonomi rakyat Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif sedikit mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. Elsari Browniesand

Bakery merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang

pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen brownies pertama yang berdiri di Kota Bogor. Elsari saat ini mampu melakukan kegiatan produksi hingga 4.160 kotak brownies panggang per bulan. Pemasaran langsung dilayani melalui

mini counter yang lokasinya menyatu dengan pabrik Elsari. Pemasaran langsung

kurang optimal dilakukan karena lokasi mini counter yang kurang strategis. Pemasaran langsung hanya memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap total penjualan. Saluran distribusi mayoritas dilakukan melalui mitra penjualan. Oleh karena itu, manajemen Elsari memiliki rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Pemindahan lokasi pemasaran langsung diharapkan akan menarik minat konsumen sehingga mampu meningkatkan penerimaan bagi Elsari Brownies and Bakery. Rencana pengembangan usaha membutuhkan perencanaan finansial yang tepat. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis kelayakan rencana pengembangan usaha.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial (2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Browniesand Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait dan observasi secara langsung. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan, studi literatur, artikel internet, dan data dari lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, dan Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha serta untuk mengkaji aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan sosial lingkungan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansial usaha. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kepekaan usaha dalam menghadapi kemungkinan perubahan yang terjadi. Pengalaman yang pernah dialami oleh perusahaan adalah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar premium sebesar 33,33 persen. Analisis nilai pengganti atau

switching value diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan dapat

(3)

Hasil yang diperoleh yaitu Elsari Brownies and Bakery layak untuk dikembangkan apabila ditinjau dari aspek finansial dan non finansial. Elsari memiliki potensi dan prospek pasar yang baik. Elsari tidak mengalami kendala dari aspek teknis. Elsari memiliki struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas sehingga layak dijalankan dari aspek manajemen. Izin dan sertifikat pendukung seperti izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Majelis Ulama Indonesia membuat usaha ini layak dijalankan dari sisi hukum. Aspek sosial dan lingkungan menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar.

Hasil analisis terhadap kelayakan aspek finansial menunjukkan ketiga skenario layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Analisis kelayakan terhadap kondisi perusahaan saat ini menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 454.845.062, nilai Net B/C sebesar 5,64, nilai IRR sebesar 74 persen, dan

Discounted payback period (DPP) 3,55 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada

skenario usaha I dinyatakan layak dijalankan secara finansial. Analisis kelayakan finansial skenario usaha II yaitu penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 993.854.285, nilai Net B/C sebesar 5,54, nilai IRR sebesar 66 persen, dan DPP selama 3,83 tahun. Hasil analisis kelayakan kriteria investasi menunjukkan bahwa skenario usaha II layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan skenario usaha III berupa pembelian bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik dan gerai baru Elsari menghasilkan kriteria investasi sebagai berikut, yaitu NPV sebesar Rp 659.725.212,63. Nilai IRR yang dihasilkan ialah sebesar 19 persen. Perolehan Net B/C pada skenario usaha III adalah sebesar 1,66. DPP skenario usaha III ialah selama 9,6 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada skenario usaha III dinyatakan layak dijalankan secara finansial.

Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan penjualan sebesar 3,85 persen dan kenaikan harga telur sebesar 14 persen tidak akan mengubah kelayakan usaha pada seluruh skenario usaha walaupun terdapat penurunan perolehan NPV. Berdasarkan analisis switching value secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan usaha pada skenario usaha II dan III menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat ini atau skenario usaha I. Dengan demikian, rencana pengembangan usaha merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi kepekaan Elsari saat ini terhadap adanya perubahan.

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, perusahaan sebaiknya mengusahakan skenario II yaitu pengembangan usaha melalui penyewaan bangunan di wilayah yang lebih strategis sebagai gerai baru Elsari dan counter penjualan kopi. Hal ini dikarenakan skenario II merupakan kondisi yang paling banyak memberikan keuntungan bagi Elsari Brownies and Bakery.

(4)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh

Elsari Brownies and Bakery)

RATIH KUSUMA NINGRUM H34080064

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and

Bakery)

Nama : Ratih Kusuma Ningrum

NRP : H34080064

Menyetujui, Pembimbing

Drs. Iman Firmansyah, M.Si

NIP. 19620301 1988031 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.

NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2012

Ratih Kusuma Ningrum H34080064

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, pada tanggal 7 Mei 1990. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. H. Agung Susetyanto dan Hj. Tri Lestari Soniyati, SH, MM.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak pada tahun 1995 di TK. Budi Rini, Semaramg. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan III Bogor yang diselesaikan pada tahun 2002. Penulis menempuh pendidikan menengah pertama hingga tahun 2005 di SMP Negeri I Bogor kemudian dilanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri I Bogor yang diselesaikan pada tahun 2008.

Penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Penulis kemudian diterima sebagai mahasiswi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor serta mengambil program minor Komunikasi di Fakultas Ekologi Manusia IPB untuk menyelesaikan studinya.

Penulis aktif di organisasi dan beberapa kepanitiaan. Penulis merupakan salah satu anggota muda Badan Eksekutif Manusia Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (BEM FEM IPB) pada Kabinet Sahabat Ksatria periode 2009-2010. Pada tahun 2010-2011, penulis aktif sebagai sekretaris Departemen Hubungan dan Eksternal BEM FEM IPB Kabinet Orange Beraksi. Penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan, diantaranya staf Divisi Hubungan Masyarakat FEM Ambassador 2010 dan staf Divisi Dana Umum Greenation 2010. Pada tahun 2011, penulis dipercaya sebagai Ketua Divisi Hubungan Masyarakat Sportakuler FEM IPB. Penulis juga aktif bekerja sebagai salah satu tim asisten dosen Ekonomi Umum sejak tahun 2010-2011.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery)”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery yaitu rencana pembukaan gerai baru. Oleh karena itu, diperlukan analisis mendalam mengenai aspek kelayakan finansial maupun non finansial terkait kondisi perusahaan saat ini (tanpa pengembangan usaha) dan pada kondisi pengembangan usaha. Perbandingan antara dua kondisi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk melaksanakan rencana pengembangan usaha atau tetap menjalankan perusahaan dengan kondisi saat ini. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis sensitivitas perubahan biaya dan manfaat terhadap adanya perubahan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama penelitian berlangsung.

Bogor, Juni2012

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. Iman Firmansyah, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Tintin Sarianti, SP, MM. selaku dosen penguji utama dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan Departemen Agribisnis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji serta memberikan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan skripsi ini.

3. Etriya, SP. selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis FEM IPB.

4. Kedua orang tua tercinta serta kedua saudari tersayang Fitri Kartika Sari dan Tri Wahyuni Puspa Dewi yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi persembahan terbaik yang membanggakan untuk ayah dan ibu. 5. Rafili Muhammad Hilman sebagai motivator terbaik yang telah memberikan

kasih sayang, dukungan, dan semangat selama proses penyusunan skripsi. Terima kasih untuk semuanya.

6. H. Maman Surahman dan Tommy selaku pemilik Elsari Brownies and Bakery yang telah meluangkan waktu untuk bersedia diwawancara demi kelancaran penyelesaian skripsi. Terima kasih untuk kerjasama dan bantuan yang telah diberikan.

7. Risty Puspitasari dan Sheila Santika Putri sebagai sahabat terbaik yang selalu setia memberikan dukungan.

8. Nurul Utami, Nimah Rahmadiyani, Karina Randani, dan Lina Zahira atas keceriaan yang diberikan.

(10)

9. Regina Prameisa, Amelia, dan Tsamaniatul Khusnia sebagai sahabat seperjuangan Gladikarya Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Terima kasih untuk kenangan dan keceriaan yang telah diberikan selama Gladikarya.

10. Emil Fatmala, Steffi Fikri, Anggarini Dianing Safitri, Herawati, Ni Putu Ayuning, Andika Yuli Sutrisno, dan teman-teman Agribisnis angkatan 45 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

11. Teman-teman satu bimbingan Andina Gemah Pertiwi, Eva Apriliani, dan Aklima Dhiska Suwanda yang telah memberikan dukungan.

12. Ryan Iga Septiawan, Fawzia Defrida S, Adnan Azhari Rimbawan, Diki More Sari, Shafiyyatul Ghina, dan Niear Rindy selaku Expansion Team AIESEC IPB. Terima kasih atas pengertian yang telah diberikan.

13. Rekan-rekan BEM FEM IPB 2010 khususnya teman seperjuangan Departemen Hubungan Eksternal, Nuning Indriyasari, Niear Rindy Afrilia, Andini Kusumawardani, Erlinda, dan Liber Damanik atas kerja keras dan dedikasinya. Terutama kepada Rafili Muhammad Hilman selaku ketua departemen atas bimbingan dan arahannya.

14. Semua pihak yang telah bersedia membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Bogor, Juni 2012 Ratih Kusuma Ningrum

(11)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 6 1.3. Tujuan ... 10 1.4. Manfaat Penelitian ... 11

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Pengertian Roti ... 12

2.2. Variasi Roti ... 13

2.3. Pengertian Brownies ... 14

2.4. Penelitian Terdahulu ... 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 23

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 23

3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah ... 23

3.1.2. Teori Investasi ... 25

3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat ... 26

3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis ... 30

3.1.5. Analisis Finansial ... 45

3.1.6. Analisis Sensitivitas ... 47

3.1.7. Laporan Laba Rugi ... 48

3.1.8. Incremental Net Benefit ... 48

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 49

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 52

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 52

4.3. Metode Penentuan Responden ... 52

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 53

4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial ... 53

4.6. Analisis Kelayakan Finansial ... 54

4.6.1. Net Present Value ... 54

4.6.2. Net Benefit-Cost Ratio ... 55

4.6.3. Internal Rate of Return ... 56

4.6.4. Discounted Payback Period ... 57

4.6.5. Incremental Net Benefit ... 58

4.7. Analisis Sensitivitas dan (Switching Value) ... 58

(12)

4.10. Asumsi Dasar ... 60

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 64

5.1. Sejarah ... 64

5.2. Produksi ... 64

5.3. Pemasaran ... 66

5.4. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 67

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

6.1. Analisis Aspek Non Finansial ... 68

6.1.1. Aspek Pasar ... 68

6.1.1.1. Analisis Potensi Pasar ... 68

6.1.1.2. Pemasaran ... 72

6.1.1.3. Perkiraan Penjualan ... 79

6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar ... 80

6.1.2. Aspek Teknis ... 81 6.1.2.1. Lokasi Usaha ... 81 6.1.2.2. Skala Usaha ... 85 6.1.2.3. Kapasitas Produksi ... 86 6.1.2.4. Proses Produksi ... 86 6.1.2.5. Layout ... 90

6.1.2.6. Pemilihan Jenis Teknologi ... 92

6.1.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis ... 93

6.1.3. Aspek Manajemen ... 93

6.1.3.1. Struktur Organisasi ... 94

6.1.3.2. Manajemen ... 95

6.1.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 99

6.1.4. Aspek Hukum ... 99

6.1.4.1. Bentuk Badan Usaha ... 99

6.1.4.2. Izin Usaha ... 100

6.1.4.3. Hasil Analisis Aspek Hukum ... 102

6.1.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ... 102

6.1.5.1 Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ... 102

6.2. Analisis Aspek Finansial ... 103

6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) ... 104

6.2.2. Pinjaman ... 107

6.2.3. Arus Pengeluaran (Outflow) ... 108

6.2.3.1. Biaya Investasi ... 108

6.2.3.2. Biaya Reinvestasi ... 110

6.2.3.3. Biaya Operasional ... 111

6.2.3.4. Bunga ... 124

6.2.3.5. Pajak Restoran ... 126

6.2.4. Analisis Laba Rugi ... 127

6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial ... 128

6.2.6. Analisis Sensitivitas ... 132

6.2.7. Analisis Switching Value ... 135

(13)

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 139

7.1. Kesimpulan ... 139

7.2. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun

2006-2010 ... 3

2 Kontribusi Sektor dalam Perekonomian Kota Bogor pada Tahun 2009-2010 ... 4

3 Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri Makanan di Kota Bogor pada Tahun 2008-2010 ... 4

4 Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor ... 5

5 Komposisi Gizi Roti dibanding Nasi dan Mie Basah ... 13

6 Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 Gram Brownies ... 16

7 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Sejak Tahun 2005 Hingga Tahun 2009 ... 69

8 Perkembangan Penawaran Brownies di Kota Bogor pada Tahun 2006-2011 ... 79

9 Perhitungan Proyeksi Perkembangan Brownies di Kota Bogor Tahun 2006-2011 ... 79

10 Harga Pokok Produksi Brownies Panggang Elsari per Satu Kocok Adonan ... 88

11 Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I ... 110

12 Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III ... 111

13 Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I ... 112

14 Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III ... 115

15 Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 125

16 Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman pada Skenario Usaha III (dalam Rp)... 126

17 Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario II dan III (dalam Rp) ... 121

18 Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha (dalam Rp) ... 127

(15)

19 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada

Skenario Usaha I ... 130 20 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada

Skenario Usaha II ... 131 21 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada

Skenario Usaha III ... 132 22 Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan Sebesar3,85

Persen ... 134 23 Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur Sebesar 14

Persen ... 134 24 Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Bahan Bakar

Sebesar 33,33 Persen ... 130 25 Perbandingan Hasil Switching Value pada Ketiga Skenario

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ... 51

2 Hubungan Antara NPV dan IRR ... 57

3 Alur Distribusi Tidak Langsung Elsari Brownies and Bakery .... 76

4 Alur Distribusi Langsung Elsari Brownies and Bakery ... 77

5 Proses Pembuatan Brownies Panggang Elsari ... 90

6 Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine ... 95

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Layout pabrik Elsari Brownies and Bakery ... 143

2 Layout Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery ... 144

3 Daftar Permintaan Counter Elsari Brownies and Bakery per Bulan ... 145

4 Daftar Permintaan Agen Elsari Brownies and Bakery per Bulan ... 147

5 Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario I ... 148

6 Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario II ... 149

7 Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario III ... 150

8 Analisis Laba Rugi pada Skenario I (dalam Rp) ... 151

9 Analisis Laba Rugi pada Skenario II (dalam Rp) ... 152

10 Analisis Laba Rugi pada Skenario III (dalam Rp) ... 153

11 Cash Flow Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 154

12 Cash Flow Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 155

13 Cash Flow Skenario Ushaha III (dalam Rp) ... 156

14 Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 157

15 Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 158

16 Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 159

17 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 160

18 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 161

19 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 162

20 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 163

21 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 164

(18)

22 Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen

pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 165 23 Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,53087785

Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 166 24 Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 7,358089013

Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 167 25 Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,880103089

Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 168 26 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 44,2432689

Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 169 27 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 71,8586154

Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 170 28 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 47,6587638

Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 171 29 Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 188,4845185

Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ... 172 30 Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 290,91261

Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ... 173 31 Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 193,9402435

Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ... 174 32 Dokumentasi ... 175

(19)

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rancangan terstruktur yang mencakup perbaikan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi terpusat dan tidak merata serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan adil akan menghasilkan fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh. Perekonomian nasional yang rapuh telah mengakibatkan Indonesia terjebak dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan pada tahun 1997 serta menurunkan daya saing ekonomi nasional.

Krisis global pada tahun 2008 yang melanda perekonomian Amerika Serikat turut mengakibatkan goncangan pada berbagai sektor bisnis di seluruh dunia. Sektor industri skala besar mengalami stagnasi bahkan kebangkrutan. Industri dengan orientasi ekspor memiliki berbagai hambatan untuk mengembangkan usahanya akibat adanya krisis global. Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu bertahan dari ancaman krisis global. Ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif walau hanya sebesar 3-4 persen1 akibat kontribusi dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan ekonomi rakyat yang tetap tangguh walau dilanda krisis global.

UKM di Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif sedikit mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. UKM sebagai cerminan ekonomi kerakyatan merupakan industri mikro yang tidak bergantung kepada perdagangan internasional sehingga tidak terpengaruh dampak krisis global. Eksistensi UKM tersebut dikarenakan berbagai faktor, antara lain UKM tidak mengandalkan bahan baku impor dalam menjalankan kegiatan produksinya. Pangsa pasar dalam negeri yang masih sangat prospektif menjadikan UKM tidak berkontribusi aktif dalam kegiatan perdagangan internasional. UKM juga tidak memiliki pinjaman dalam jumlah besar kepada perbankan dikarenakan

(20)

nilai investasi yang digunakan relatif kecil. Kegiatan UKM sebagian besar digerakkan dengan modal milik pribadi. Oleh karena itu, risiko UKM relatif kecil dalam memanfaatkan dana perbankan. Faktor-faktor tersebut membuat UKM mampu melewati krisis global dengan baik.

UKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perolehan PDB Nasional. Peran UKM terhadap penciptaan PDB Nasional pada tahun 2007 menurut harga berlaku adalah sebesar Rp 2.121,31 triliun atau 53,60 persen dari total PDB Nasional2. Sumbangan UKM terhadap pembentukan PDB Nasional pada tahun 2009 mencapai 56,5 persen. Oleh karena itu, UKM berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta terbukti mampu menjadi garda depan pewujudan stabilitas perekonomian nasional.

UKM merupakan kelompok usaha yang memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Hal ini dapat ditinjau dari semakin banyaknya UKM di Indonesia yang berdiri dari tahun ke tahun. Populasi UKM pada tahun 2006 ialah 48,9 juta unit usaha. Eksistensi UKM pada tahun 2007 sejumlah 49,84 juta unit. Pada tahun 2009, jumlah UKM mencapai 52,8 juta unit usaha atau meningkat sebesar 2,9 persen dari tahun 2008. Selain itu, UKM memiliki potensi cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan setiap unit investasi pada sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Dalam hal penyerapan kerja, peran UKM pada tahun 2007 tercatat sebesar 88.739.744 orang atau 96,95 persen dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Pada tahun 2008, UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04 persen dari total tenaga kerja yang ada. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar 2,43 persen3. UKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 96,2 juta orang pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 2,3 persen dari tahun sebelumnya4. Dengan demikian, UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja serta memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat.

2http://smecda.com/deputi7/menu/files/berita_resmi_statistik_ukm_bps_2008.pdf [Diakses 15

Januari 2012]

3

http://mediahki.wordpress.com/vol-viino-01februari-2010/kolom-hki-2-2/ [Diakses 15 Januari 2012]

4http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/222000/20207750/bab-i.pdf [Diakses 15 Januari

(21)

UKM telah menjadi kelompok usaha penggerak pertumbuhan Indonesia pasca krisis global yang melanda dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2010 ialah 51,26 juta unit usaha. Kontribusi UKM terhadap Pendapatan Nasional Bruto (PDB) Nasional mencapai Rp 2.609 triliun atau hampir seperempat dari total PDB Indonesia5.

Kota Bogor merupakan salah satu daerah yang memberdayakan UKM sebagai komponen pembangunan daerah. Perkembangan perekonomian Kota Bogor dari tahun ke tahun dapat ditinjau berdasarkan perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor. PDRB Kota Bogor sebagai potret keadaan perekonomian memberikan gambaran situasi serta merupakan alat untuk mengkaji dan mengevaluasi kondisi perekonomian Kota Bogor. Perolehan nilai PDRB Kota Bogor mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Nilai PDRB Kota Bogor pada tahun 2010 secara umum mengalami kenaikan sebesar 18,19 persen dibanding tahun 2009, yaitu dari Rp 11.904.599,66 juta menjadi Rp 14.070.351,26 juta di tahun 2010.

Tabel 1. PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB

(juta rupiah)

7.257.742,09 8.558.035,70 10.089.943,96 11.904.599,66 14.070.351,26

Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)

Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor didukung oleh berbagai macam subsektor, diantaranya ialah industri pengolahan. Kontribusi subsektor industri pengolahan dalam perolehan PDRB Kota Bogor pada tahun 2010 ialah sebesar 25,90 persen. Peran serta industri pengolahan ini meningkat sebesar 1,3 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2009. Lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran merupakan subsektor yang memberikan andil terbesar dalam penyusunan komponen PDRB Kota Bogor dengan persentase sebesar 37,16 persen. Kontribusi berbagai sektor penyusun perekonomian Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

5

(22)

Tabel 2. Kontribusi Sektor Dalam Perekonomian Kota Bogor Tahun 2009-2010

Lapangan Usaha

PDRB Atas Dasar Harga yang Berlaku (persen)

2009 2010

Pertanian 0,2 0,19

Industri Pengolahan 25,57 25,90

Listrik, Gas dan Air Bersih 2,06 2,00

Bangunan 5,49 5,29

Perdagangan, Hotel dan Restoran 38,40 37,16

Angkutan dan Komunikasi 14,45 15,35

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

10,22 10,39

Jasa-Jasa 3,97 3,72

Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)

Industri pengolahan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam menopang roda perekonomian Kota Bogor. Industri makanan ialah salah satu komponen penyusun dalam industri pengolahan non migas di Kota Bogor. Industri makanan ini mencakup industri besar, sedang, industri kecil dan rumah tangga. Potensi industri pengolahan non migas khususnya industri makanan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri Makanan

di Kota Bogor tahun 2008-2010

Jenis Industri 2008 2009 2010 Jumlah Usaha (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Usaha (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Usaha (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Industri menengah atau besar 22 1402 25 1422 25 1422 Industri kecil formal 213 2.062 225 2.167 240 2.213

Industri kecil non formal

1.017 4.693 1.037 4.793 1.057 4.895

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2011)

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bogor yang bergerak di bidang industri makanan, baik yang berupa industri kecil formal maupun non-formal, mengalami peningkatan dari segi jumlah unit usaha dan tenaga kerja. Hal ini membuktikan bahwa UKM merupakan industri yang sangat potensial untuk diberdayakan lebih lanjut karena mampu menyerap tenaga kerja serta tidak membutuhkan modal yang terlalu besar dalam menjalankan kegiatan produksinya.

(23)

UKM merupakan usaha yang fleksibel dengan penerapan jiwa wirausaha sehingga memiliki ketahanan yang relatif tinggi dalam menghadapi krisis global yang melanda Indonesia.

Industri roti di Kota Bogor merupakan salah satu jenis industri pengolahan makanan yang prospektif untuk dikembangkan. Roti merupakan produk makanan yang bahan utamanya tepung (kebanyakan tepung terigu) dan dalam pengolahannya melibatkan proses pemanggangan. Produk roti contohnya adalah

bakery, pie, bagel, pastry, cake dan cup cake, biskuit, kue kering (cookies), crackers, muffin, rolls, pretzel, donat, dll. Brownies sebagai bagian dari cake

merupakan kue bantat yang berwarna cokelat pekat dengan berbagai aneka variasi

topping yang menarik. Pertumbuhan industri brownies di Kota Bogor ditunjukkan

dengan semakin banyaknya usaha pengolahan brownies yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dari tahun ke tahun. Daftar nama produsen brownies di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor

Nama Perusahaan Alamat Tahun Daftar

Elsari Brownies & Bakery

Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 2006

Brownies Kukus

“Bie&Bie”

Jl. Batu Tulis Gg. Lurah No 12 RT 04/04 Kec. Bogor Selatan

2007 Monika Kebon Pedes RT 02/10 Kec.

Tanah Sareal

2007

Ramana Kebon Pedes RT 02/10 2007

Brownies “Keisha” Jl. Sukasari III No. 35 RT 07/RW

01 Kelurahan Sukasari

2010 Brownies Lapis Bogor Jl. Dr. Semeru Blok 102 No 7 RT

1/11

2011

Akasia Cake Kedung Waringin 2011

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2012)

Elsari Brownies and Bakery merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen

brownies pertama di Kota Bogor. Elsari telah melakukan kegiatan pemasaran

hingga ke daerah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Karawang, Cibubur, Sukabumi, dan Bandung. Elsari juga memiliki berbagai agen perseorangan dan

(24)

Perkembangan Elsari Brownies and Bakery dari tahun ke tahun tidak lepas dari peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor yang secara rutin memberikan pembinaan kepada manajemen Elsari untuk meningkatkan kompetensinya. Persaingan industri brownies yang relatif ketat di Kota Bogor menuntut manajemen Elsari untuk terus mencari inovasi agar mampu memenangkan pasar serta tetap mendapatkan perhatian dari pecinta brownies.

1.2. Perumusan Masalah

Elsari Brownies and Bakery merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tergolong cukup berkembang di Kota Bogor. Elsari merupakan salah satu UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Berdasarkan informasi dari Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor diperoleh informasi bahwa pemilik Elsari rutin menghadiri pelatihan dan pembinaan bagi pengembangan kompetensi UKM di wilayah Kota Bogor serta sangat kooperatif dalam melakukan kerjasama dengan Disperindag Kota Bogor. Pemilik Elsari juga sering mendapat kunjungan dari berbagai instansi bahkan dari luar Kota Bogor, seperti Pekalongan, Kediri, Surabaya, bahkan Palembang. Permintaan dari luar Kota Bogor pun meningkat seiring dengan kunjungan tersebut. Elsari sebagai percontohan UKM sukses telah mampu memberikan inspirasi bagi perkembangan bisnis lain baik di lingkup Kota Bogor maupun luar Kota Bogor.

Brownies merupakan makanan ringan yang disukai oleh semua kalangan,

baik tua maupun muda. Produk brownies memiliki berbagai variasi harga dan rasa sehingga konsumen memiliki beragam pilihan untuk menentukan keputusan pembeliannya. Proses produksi brownies yang relatif mudah membuat banyak industri mengusahakan produk ini. Faktor sosial budaya juga menentukan tingginya permintaan terhadap brownies di Kota Bogor. Budaya yang mengakar di masyarakat terkait dengan budaya oleh-oleh membuat bisnis brownies di Kota Bogor masih merupakan bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kota Bogor merupakan kota satelit yang menunjang perekonomian ibukota Indonesia, yaitu Jakarta. Kota Bogor memiliki lokasi yang strategis serta menyimpan berbagai potensi wisata yang beragam seperti aneka produk kuliner khas Bogor dan koleksi fashion yang unik. Kota Bogor tumbuh menjadi kota wisata yang

(25)

menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada tahun 2010 berjumlah 2,97 juta jiwa. Angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding kunjungan pada tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta jiwa. Oleh karena itu, banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor turut mendukung tingginya permintaan brownies sebagai salah satu produk oleh-oleh khas dari Bogor.

Elsari merupakan perusahaan yang jeli menangkap peluang pasar sehingga produk browniesnya mampu berkembang menjadi salah satu buah tangan khas Kota Bogor. Brownies Elsari mampu bersaing karena harga yang ditawarkan relatif lebih murah dibanding produk pesaing.

Elsari Brownies and Bakery berdiri pada tahun 2003. Elsari telah mampu bertahan dari ketatnya persaingan di industri makanan jadi, khususnya brownies. Perkembangan Elsari dapat ditinjau melalui peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Elsari telah memproduksi 49.000 kotak brownies pada tahun 2010. Produksi Elsari pada tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 49.920 kotak

brownies.

Elsari melakukan kegiatan pemasaran melalui penjualan langsung dan agen distributor. Elsari memiliki 120 distributor yang terdiri dari agen perorangan,

counter, dan instansi. Agen perorangan merupakan ibu rumah tangga dan

karyawan. Sistem penjualan melalui agen perorangan ialah jual lepas. Hal ini berarti risiko produk ditanggung oleh agen tersebut. Counter yang bekerja sama dengan Elsari terdiri dari toko oleh-oleh dan toko roti. Counter tersebut tersebar di berbagai wilayah pemasaran Elsari Brownies and Bakery antara lain Bogor, Bandung, Karawang, Cibubur, Depok, Sukabumi, dan Tangerang. Sistem penjualan yang diterapkan pada counter ialah konsinyasi atau titip jual. Produk Elsari yang mengalami kerusakan atau tidak laku dijual akan menjadi tanggungan pihak Elsari.

Instansi yang bekerja sama dengan Elsari dalam memasarkan produknya ialah PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). PT KAI memasok brownies Elsari untuk dimanfaatkan sebagai salah satu komponen dalam konsumsi yang disajikan kepada penumpang kereta api. Selain itu, pelayanan juga diberikan dalam bentuk

(26)

pembelian langsung brownies Elsari di Kafetaria. Armada yang melakukan kerja sama dengan Elsari ialah Kereta Api Argo Lawu dengan trayek Surabaya-Jakarta. Permintaan terhadap brownies Elsari mencapai 40 kotak per minggu dengan sistem perjanjian konsinyasi. Kerja sama ini sangat menguntungkan Elsari karena mampu memperluas jaringan pemasaran bahkan hingga ke luar Jawa.

Permintaan terhadap brownies panggang Elsari masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari permintaan distributor per bulan mencapai 5.184 kotak sedangkan kapasitas produksi Elsari saat ini ialah 4.160 kotak per bulan (Lampiran 3 dan 4). Adanya gap antara permintaan dan penawaran mengindikasikan potensi pasar yang masih prospektif untuk dikembangkan.

Kegiatan pemasaran secara langsung dilakukan di mini counter yang terletak di depan pabrik Elsari di wilayah Pondok Rumput. Aneka produk bakery Elsari dengan berbagai variasi rasa dan ukuran dipajang di rak-rak agar konsumen lebih mudah melakukan keputusan pembeliannya. Konsumen yang membeli secara langsung di pabrik Elsari akan memperoleh potongan harga khusus sebesar Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00 apabila membeli lebih dari tiga kotak. Namun seringkali pihak manajemen Elsari memberikan potongan harga walaupun konsumen hanya membeli lebih dari dua kotak. Hal ini diterapkan untuk menarik minat konsumen terhadap produk Elsari.

Proporsi penjualan langsung Elsari sangat tidak signifikan apabila dibandingkan dengan penjualan melalui agen distributor. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan pemilik usaha, proporsi penjualan langsung hanya memiliki kontribusi sebanyak 20 persen terhadap pendapatan penjualan perusahaan. Lokasi pabrik yang tidak terletak di jalur utama Kota Bogor membuat konsumen kurang mengenal produk Elsari secara langsung. Konsumen dari luar kota Bogor akan kesulitan mengakses pabrik Elsari karena

mini counter Elsari berada di wilayah perumahan sehingga kegiatan pemasaran

secara langsung lebih banyak dilakukan oleh konsumen yang berada di sekitar lokasi pabrik. Hal ini tentu menghambat proses pemasaran langsung produk Elsari. Kelemahan inilah yang mendorong pemilik Elsari untuk membuka gerai baru pada tahun 2012 di kawasan yang lebih strategis sehingga akan memudahkan akses konsumen yang ingin membeli produk Elsari secara langsung.

(27)

Rencana pengembangan usaha akan dilakukan di Jalan Raya Padjadjaran. Lokasi tersebut merupakan jalan utama yang dilewati oleh masyarakat sebagai akses keluar dan masuk Kota Bogor serta pusat industri kuliner dan fashion. Oleh karena itu, lokasi tersebut dinilai strategis sebagai lokasi pembukaan gerai baru Elsari.

Konsep pengembangan usaha ialah pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Budaya meminum kopi sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat saat ini. Masyarakat gemar untuk berkumpul dengan komunitasnya sembari ditemani dengan secangkir kopi. Bahkan, aktivitas rapat pun saat ini dilakukan di coffee shop. Oleh karena itu, pengembangan usaha

counter penjualan kopi ini sangat prospektif untuk dikembangkan.

Kopi yang ditawarkan oleh Elsari ialah espresso, cappuccino, dan coffee

latte. Pemilihan produk tersebut disesuaikan dengan target pasar Elsari. Kopi yang

dijual tidak hanya mengandung unsur kopi hitam murni namun memiliki tambahan komposisi berupa busa susu dan susu sehingga cocok dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Kopi yang dijual memiliki kualitas terbaik, karena menggunakan bahan baku yang sama dengan coffee shop internasional, namun dengan harga yang terjangkau.

Pengaturan lay out di gerai baru Elsari dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan konsumen. Gerai ini akan dilengkapi dengan sejumlah sofa nyaman berikut fasilitas internet gratis sehingga menunjang kebutuhan konsumen terhadap informasi terkini. Selain itu, konsumen akan dimanjakan dengan alunan musik lembut melalui speaker. Dengan demikian, konsumen akan merasa nyaman menghabiskan waktu di gerai baru Elsari dengan sajian brownies ditemani secangkir kopi baik dingin maupun hangat.

Rencana pengembangan usaha membutuhkan analisis keuangan yang tepat. Kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit membuat studi kelayakan sangat penting untuk dilakukan. Kelayakan usaha Elsari baik dari sisi finansial maupun non finansial akan membuka peluang bagi pemilik untuk memperluas jangkauan pemasarannya dengan membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis.

Penelitian ini akan membandingkan kondisi kelayakan usaha saat ini dan saat pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilakukan dengan menggunakan

(28)

dua buah skenario. Skenario pengembangan usaha pada dasarnya akan meningkatkan jumlah produksi, bahan baku, dan tenaga kerja guna pemenuhan kebutuhan di gerai baru. Skenario pengembangan usaha dibagi menurut kepemilikan bangunan. Skenario pengembangan usaha pertama ialah penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi. Skenario pengembangan usaha yang lain ialah membeli bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari. Hal ini dilakukan agar proses produksi hingga pemasaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien karena berada di lokasi yang sama.

Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami perubahan akan memengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Elsari pernah menghadapi pengalaman terhadap berbagai perubahan, yaitu penurunan penjualan, kenaikan harga telur, dan kenaikan harga bahan bakar. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis untuk mengetahui pengaruh perubahan tersebut terhadap kelayakan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimana kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial?

2) Bagaimana sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial.

(29)

2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut: 1) Bagi Elsari Brownies and Bakery, analisis ini dapat digunakan sebagai

masukan dan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan operasional usaha dan dalam membuat rencana pengembangan usaha lebih lanjut, yaitu pembukaan gerai baru.

2) Bagi pemerintah, analisis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk turut mendukung usaha Elsari Brownies and Bakery.

3) Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan kuliah.

4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan informasi mengenai kelayakan pengembangan usaha brownies.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kelayakan aspek-aspek non finansial dan finansial dari usaha Elsari Brownies and Bakery. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek finansial meliputi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini (skenario usaha I) dan setelah pengembangan usaha (skenario usaha II dan III). Selain itu, sensitivitas melalui pendekatan switching value terhadap penurunan penjualan, kenaikan harga telur, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

(30)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Roti

Roti sebagai panganan alternatif yang mengandung karbohidrat semakin berkembang di Indonesia. Roti merupakan panganan yang praktis sehingga dapat dikonsumsi saat sarapan maupun waktu selingan saat beraktifitas. Roti mampu memenuhi kecukupan gizi dengan cara yang singkat dan mudah didapat sehingga disukai oleh masyarakat di era globalisasi ini.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution (2006) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil pada Perusahaan Roti Venus di Kota Bogor, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan aktifitas pembangunan di berbagai bidang membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Hal tersebut berdampak pada adanya perubahan konsumsi masyarakat dimana jenis makanan instan dan siap saji menjadi alternatif yang dipilih. Perubahan konsumsi yang terjadi salah satunya adalah peningkatan konsumsi makanan yang diolah dari tepung terigu, yaitu roti.

Nusawanti (2009) memaparkan bahwa roti merupakan produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lainnya kemudian dipanggang. Roti pada awalnya dihasilkan melalui bahan dan cara pembuatan yang sederhana, yaitu gandum yang digiling menjadi terigu murni dan dicampur air kemudian dibakar di atas batu panas. Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini roti lebih bervariasi baik dari segi ukuran, penampilan bentuk, tekstur, rasa, dan bahan pengisiannya. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan pembuatan roti yang meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan.

Roti merupakan makanan pokok pendamping sebagai pengganti nasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2006) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti dan Kue), masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar lebih memilih roti sebagai makanan pokok pendamping dibandingkan jagung, ketela, ubi jalar, atau sagu. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti memiliki nilai gizi yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain itu, roti juga lebih

(31)

praktis, memiliki banyak variasi, harganya relatif terjangkau, mudah diperoleh, dan lebih mengenyangkan. Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mie basah, maka 100 gram roti akan memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, dan besi yang lebih banyak. Komposisi gizi roti apabila dibandingkan dengan nasi dan mie basah dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mie Basah6

Zat Gizi Satuan Roti Putih Roti Cokelat Nasi Mie Basah

Energi kkal 248 249 178 86 Protein gr 8,0 7,9 2,1 0,6 Lemak gr 1,2 1,5 0,1 3,3 Karbohidrat gr 50,0 49,7 40,6 14,0 Kalsium mg 10 20 5 14 Fosfor mg 95 140 22 13 Besi mg 1,5 2,5 0,5 0,8 Vitamin A SI 0 0 0 0 Vitamin B1 mg 0,1 0,15 0,02 0 Vitamin C mg 0 0 0 0 Air gr 40 40 57 80

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2002)

2.2. Variasi Roti

Brownies merupakan salah satu variasi dari roti yang termasuk ke dalam

golongan cake, yaitu jenis roti yang rasanya manis dengan tambahan rasa tanpa menggunakan isi. Delfani dalam Nasution (2006) memaparkan bahwa terdapat lima jenis variasi roti, yaitu:

1) Bakery

Bakery merupakan jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigum

mentega, telur, susu, dan ragi. Jenis roti ini biasa diisi dengan cokelat, keju, srikaya, selai buah, kelapa, pisang, fla, daging sapi atau ayam, dan sosis. Bakery memiliki bentuk yang beragam seperti bulat, lonjong, keong, gulung, sampai dengan bentuk-bentuk hewan.

(32)

2) Roti Tawar

Roti tawar ialah salah satu jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu, dan air. Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan lain serta memiliki bentuk kotak, panjang, dan tabung.

3) Cake

Cake adalah jenis roti yang memiliki rasa manis dengan tambahan rasa

(essense) rhum, jeruk, atau cokelat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu, telur, susu, mentega, serta tanpa menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi spikuk, roll tart, zebra cake, fruit cake, brownies, muffin, tart cake, cake siram, dan caramel.

4) Pastry

Pastry merupakan salah satu jenis roti kering yang dapat berupa kue sus,

grem, dan croissant. Roti ini dapat diisi dengan kacang, keju, cokelat, daging ayam dan sapi, sosis, fla, atau tidak diisi apapun.

5) Donat

Donat adalah jenis roti tawar atau manis yang proses pematangannya dengan cara digoreng atau dipanggang. Roti ini dikenal dengan bentuknya yang khas yaitu terdapat lubang pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang sudah dikenal secara umum, antara lain donat siram, donat keju, donat meisses, donat kacang, dan donat isi.

2.3. Pengertian Brownies

Brownies merupakan kue khas Amerika yang pertama kali dikenal pada

tahun 1987. Seorang koki di Amerika yang sedang membuat cake cokelat lupa memasukkan baking powder sehingga terciptalah cake bantat yang tidak mengembang namun lezat rasanya. Kegagalan membuat cake ini justru menciptakan jenis cake baru yang menjadi terkenal hingga sekarang. Tekstur

brownies dianggap unik karena seperti persilangan antara cake dengan cookies

yang renyah. Pada tahun 1907, Maria Willet Howard dalam Lowney’s Cook Book memunculkan resep Brownies dengan ekstra telur dan cokelat batangan. Menurut situs The Amazing of Brownies, resep brownies pertama kali diterbitkan pada tahun 1897 dalam Sears, Roebuck Catalogue. Pertama kali resep ini dibukukan di

(33)

The Boston Cooking School Cook Book oleh Fannie Merritt Farmer pada edisi

1906.

Nama brownies sendiri diambil karena cake tersebut dominan berwarna cokelat pekat (brown), ditambah lagi karena bahan bakunya juga terdiri dari aneka cokelat seperti dark chocolate, cokelat pasta, dan cokelat bubuk. Dalam perkembangannya, banyak sekali brownies dengan aneka kreasi dan rasa yang variatif. Penampilannya pun lebih cantik dan mengundang selera walaupun tidak meninggalkan ciri khas asli brownies yang kaya akan rasa cokelatnya. Variasi tersebut biasanya dengan menambah topping di atasnya seperti krim keju,

chocolate ganache, marshmellow, chocolate chip, atau taburan aneka jenis

kacang-kacangan.

Brownies tergolong jenis kue yang memiliki indeks glikemik tinggi artinya

dengan mengonsumsi brownies, gula darah dapat cepat naik sehingga sesaat setelah mengonsumsi brownies badan akan lebih segar. Brownies juga mengandung vitamin yang cukup lengkap seperti vitamin C, thiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, vitamin B6, dan vitamin B12. Komposisi angka kecukupan gizi untuk setiap 100 gram brownies dapat dilihat pada Tabel 6.

Brownies dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu brownies panggang dan brownies kukus. Berdasarkan penelitian dari Saragih (2011), secara umum tidak

terdapat perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya terletak pada kandungan kadar air di dalamnya. Brownies kukus memiliki kadar air yang lebih tinggi dibanding brownies panggang sehingga memiliki daya simpan yang lebih rendah. Apabila ditinjau dari segi rasa, brownies panggang lebih gurih. Namun, dari segi kesehatan, brownies kukus lebih aman karena tidak terbentuk radikal bebas akibat proses pemanggangan. Meskipun demikian, kekhawatiran berlebih terhadap konsumsi brownies panggang tidaklah perlu. Hal ini dikarenakan secara alami manusia juga selalu memproduksi radikal bebas di dalam tubuhnya. Selama jumlah radikal bebas di dalam tubuh masih dalam batasan yang terkendali, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

(34)

Tabel 6. Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 gram Brownies7

Komponen Gizi Satuan Kadar

Air gr 2,80 Energi kkal 434,00 Protein gr 4,00 Lemak gr 14,00 Karbohidrat gr 76,60 Kalsium mg 19,00 Besi mg 1,99 Magnesium mg 40,00 Fosfor mg 82,00 Kalium mg 219,00 Natrium mg 303,00 Seng mg 0,64 Tembaga mg 0,27 Mangan mg 0,35 Selenium mcg 2,60 Vitamin C mg 0,30 Thiamin mg 0,16 Riboflavin mg 0,16 Niasin mg 1,88 Asam pantotenat mg 0,13 Vitamin B6 mg 0,01 Asam folat mcg 35,00 Vitamin A IU 11,00 2.4. Penelitian Terdahulu

Referensi melalui penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian ini. Hal yang dikaji dalam penelitian terdahulu diantaranya ialah produk yang diteliti, periode pembangunan investasi, alat analisis yang digunakan, tingkat diskonto yang digunakan, penetapan umur usaha, asumsi aspek finansial, dan indikator perubahan pada analisis sensitivitas.

Proses pemasaran produk olahan roti salah satunya dilakukan melalui restoran. Death by Chocolate (DBC) merupakan restoran yang mengusung panganan berbasis cokelat dalam menunya, antara lain brownies. Heidyningsih (2009) melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha Death by Chocolate di Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kelayakan berdasarkan produk agribisnis tidak hanya dilakukan pada produk brownies. Penelitian terdahulu menunjukkan

(35)

berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan

brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu

(2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani (2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Syafrul (2010) meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi sebelum kegiatan operasional usaha dilakukan. Heidyningsih (2009) menggunakan tahun ke-0 sebagai tahun pembangunan investasi. Hal ini dikarenakan pembangunan investasi restoran Death by Chocolate (DBC) relatif lama sehingga diasumsikan investasi dibangun selama tahun ke-0. Penelitian Napitupulu (2009), Oktafiyani (2009), dan Syafrul (2010) menggunakan tahun pertama untuk pembangunan investasi usaha. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, peneliti menggunakan tahun pertama sebagai tahun pembangunan investasi usaha. Investasi yang digunakan dalam usaha ini tidak memerlukan periode yang lama untuk membangunnya. Oleh karena itu, investasi dilakukan pada tahun pertama usaha.

Pada dasarnya, tidak terdapat perbedaan mengenai alat analisis yang digunakan dalam penelitian mengenai studi kelayakan bisnis. Alat analisis yang digunakan ialah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Penelitian terdahulu yang

dijadikan referensi pada penelitian ini menggunakan alat analisis yang sama. Namun, terdapat perbedaan pada salah satu kriteria investasi yang digunakan, yaitu payback period. Penelitian Oktafiyani (2009) menggunakan metode

(36)

discounted payback period dalam penentuan periode pengembalian investasi.

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and

Bakery ini menggunakan metode yang sama yaitu discounted payback period

untuk menentukan periode pengembalian investasi. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan manfaat yang diperoleh usaha di masa mendatang dengan nilai uang saat ini. Oleh karena itu, nilai manfaat bersih yang digunakan merupakan manfaat bersih yang telah didiskonto.

Tingkat diskonto dalam penelitian terdahulu memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal ini didasarkan melalui sumber permodalan yang digunakan dalam pengembangan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heidyningsih (2009), sumber permodalan pada restoran DBC berasal dari modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat diskonto yang digunakan sebesar tujuh persen dari tingkat suku bunga deposito tahun 2009. Napitupulu (2009) menggunakan tingkat diskonto sebesar 14 persen karena sumber modal diperoleh melalui pinjaman kepada Bank Jabar Banten. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penelitian Oktafiyani (2009) ialah sebesar 8,38 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga deposito bank yang terdekat dengan pengusaha, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta modal usaha berasal dari modal sendiri. Syafrul (2010) menggunakan tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai ini diperoleh melalui tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia (BI) pada bulan November 2009 karena usaha ini dijalankan melalui modal sendiri. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, tingkat diskonto yang digunakan ialah rata-rata BI rate pada bulan Februari 2012 hingga Maret 2012 pada skenario usaha I. Tingkat diskonto pada skenario usaha II dan III ialah

opportunity cost of capital (OCC) berdasarkan rata-rata tertimbang antara BI rate

dan tingkat suku bunga pinjaman BRI selama Februari 2012 hingga Maret 2012. Hal ini dikarenakan modal yang digunakan dalam skenario usaha II dan III berasal dari pinjaman bank.

Umur bisnis ditetapkan melalui dasar yang berbeda-beda. Pada penelitian Heidyningsih (2009), umur bisnis yang digunakan ialah selama sepuluh tahun berdasarkan umur ekonomis peralatan yang digunakan perusahaan. Umur bisnis pada penelitian Napitupulu (2009) didasarkan pada usia bangunan yaitu selama

(37)

sepuluh tahun. Umur ekonomis bangunan digunakan sebagai dasar penetapan umur bisnis karena bangunan merupakan investasi yang memerlukan biaya terbesar setelah lahan. Oktafiyani (2009) menentukan umur bisnis berdasarkan umur ekonomis investasi terlama, yaitu bangunan. Umur bisnis yang digunakan ialah sepuluh tahun. Penelitian Syafrul (2010) menggunakan umur bisnis selama sepuluh tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin inkubator dan mesin pasteurisasi. Umur ekonomis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah 10 tahun. Hal ini berdasarkan pada umur ekonomis mixer sebagai peralatan produksi yang paling krusial dalam usaha Elsari Brownies and Bakery.

Analisis aspek finansial dapat menggunakan berbagai macam asumsi dan skenario usaha. Penentuan asumsi pada aspek finansial akan turut memengaruhi perhitungan pada analisis laba rugi dan laporan arus kas. Penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009) menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua CV. WPIU berproduksi sebesar 70 persen dari kapasitas yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan pada tahun-tahun awal produk yang dihasilkan dipasarkan di supermarket sehingga produk belum dikenal konsumen secara luas. Pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, CV WPIU telah melakukan kegiatan produksi sebesar 100 persen karena telah memiliki pengalaman dan produk telah dikenal di pasaran.

Oktafiyani (2009) melakukan perbandingan antara pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dan kerbau. Analisis finansial dari penelitian ini menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua masing-masing berproduksi sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini dikarenakan usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha membatasi jumlah produksinya. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, jumlah produksi telah mencapai 100 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul (2010) menggunakan dua skenario usaha. Analisis kelayakan finansial skenario I mengacu pada kondisi usaha saat ini dimana usaha belum berproduksi dengan memanfaatkan kapasitas maksimal mesin produksi. Nilai tersebut diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir. Pada analisis finansial skenario II, jumlah input produksi setiap bulannya

(38)

meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur usaha.

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari

Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha

satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha. Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktor-faktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan. Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009) berdasarkan pengalaman perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima persen.

Syafrul (2010) melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5 persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial.

Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan

Gambar

Tabel 6.  Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 gram Brownies 7
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Gambar 2.  Hubungan Antara NPV dan IRR   (Sumber: Nurmalina et al 2009)
Gambar 5.  Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine  6.1.2.5. Layout Usaha
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Perusahaan Saudara masuk sebagai Calon Pemenang e-lelang Pelelangan Sederhana Pembangunan Biogas 6 M3 di Desa Wee Londa Kecamatan Kota Tambolaka di

Sehubungan dengan Pengadaan Jasa Konstruksi tersebut diatas maka dengan ini kami mengundang saudara (i) untuk. menghadiri pembuktian kualifikasi dan

Sehubungan dengan evaluasi Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Fisik Pembangunan Convention Hall/Auditorium Tahap IV, bersama ini dengan hormat kami mengundang

Upaya yang dilakukan adalah dengan monitoring kehadiran menggunakan piranti absensi sidik jari dan juga aplikasi pelaporan kinerja.. Namun permasalahan yang dihadapi saat ini

Handoko (2001:31) desain pekerjaan adalah fungsi penerapan kegiatan- kegiatan kerja seorang individu atau kelompok pegawai secara organisasional. Jadi yang dimaksud dengan

Format kelembagaan (Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap) UPTSA, difungsikan sebagai frontline dari dinas-dinas yang ada untuk menjadi satu-satunya lembaga yang berhubungan dengan

Tetapi pada hasil uji pengaruh parsial menunjukan bahwa variabel kuantitas air bersih tidak memiliki pengaruh sangat berarti ( non significant ) terhadap tingkat

Particle-hole hopping may drive a transition to a 3D in- sulating state with density wave order only if the density in neighboring tubes are equal or very similar: for a par- ticle