• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai transmisi keuangan global sudah banyak dilakukan oleh para akademisi di berbagai negara, dengan menggunakan metode analisis yang sama maupun berbeda, dan juga dengan menggunakan variabel yang berbeda-beda. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dees et al. pada tahun 2005, yang meneliti mengenai hubungan internasional yang dilakukan oleh kawasan Eropa dengan menggunakan analisis global vector autoregression. Variabel yang digunakan yaitu suku bunga jangka pendek, pengembalian saham, index VIX, US TED, dan US treasury. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor perdagangan merupakan saluran utama dalam mentransmisikan efek menular guncangan. Hal ini terjadi ketika guncangan negatif terjadi mengakibatkan penurunan permintaan dunia, hal ini juga memberikan dampak pada penurunan ekspor dunia, sehingga hubungan perdagangan merupakan saluran transmisi yang paling utama dalam menyebarkan efek guncangan. Guncangan keuangan (harga saham dan obligasi) cenderung menyalurkan lebih cepat dampak guncangannya daripada guncangan output riil atau inflasi, hal ini disebabkan karena

investasi portofolio merupakan investasi jangka pendek yang mudah akan penarikan kembali investasinya, sehingga cepat dalam menularkan efek dari suatu guncangan.

Perdagangan merupakan saluran utama dalam menstransmisikan efek menular juga ditemukan dari hasil penelitian Kriljenko, et al., (2014) tentang bagaimana guncangan dari variabel keuangan global masuk ke dalam perekonomian negara kawasan Sub-Sahara Afrika dengan menggunakan model global vector autoregression, menemukan bahwa dampak volatilitas VIX memengaruhi signifikan terhadap perekonomian SSA melalui saluran perdagangan. Namun guncangan kredit AS dan Eropa tidak memengaruhi secara signifikan terhadap kondisi kredit negara kawasan SSA dengan menggunakan variabel domestik yaitu real GDP, suku bunga nominal jangka pendek, kredit swasta riil domestik dan total ekspor, dan variabel eksternalnnya yaitu VIX, harga minyak dunia.

Pandangan berbeda dari hasil penelitian Yamamoto (2014) dengan menggunakan pendekatan vector autoregression, meneliti transmisi pada guncangan keuangan dan perdagangan Amerika Serikat tahun 2007-2009 ke ekonomi Asia dan menemukan bahwa guncangan keuangan AS memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Asia. Meskipun dampak spillovers dari guncangan perdagangan tidak sebesar dampak spillovers guncangan keuangan yang lebih signifikan. Karena memang hubungan keuangan antara Asia dengan Amerika Serikat dan terintegrasi sangat kuat, sehingga tindakan yang diambil oleh investor Asia tergantung pada kondisi pasar keuangan Amerika Serikat. Dari hasil penelitian ini diversifikasi ekspor menjadi penting sebagai strategi dalam menghindari adanya guncangan eksternal yang memengaruhi kegiatan perdagangan. Di sisi lain, jika hubungan keuangan yang relevan, suatu negara perlu untuk menerapkan kontrol modal atau menyiapkan lender of last resort sebagai jaringan keamanan untuk mengantisipasi terjadinya guncangan didalam negeri. Dalam hal ini pengaruh ke negara-negara maju di Asia jauh lebih kuat dibandingkan pengaruh di negara-negara sedang berkembang di Asia.Chudik dan Fratzscher (2011) juga mengidentifikasi transmisi global pada krisis keuangan 2007-2009 dengan objek penelitian yang membandingkan negara berkembang dan

negara maju, menggunakan model global vector autoregression, menemukan bahwa guncangan pada kondisi likuiditas telah relatif lebih penting bagi negara maju daripada EME.

Sebaliknya, Emerging Market Economy (EME) telah lebih dipengaruhi oleh guncangan minat asset risiko daripada kebanyakan negara maju, dengan pengecualian dari kawasan euro. Harga aset riil merupakan indikator utama yang signifikan mentransmisikan efek guncangan finansial pada sektor riil dan kemudian mengarah perkembangan pinjaman, pernyataan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hubrich et al., (2013) yang meneliti tentang transmisi guncangan keuangan untuk kinerja makroekonomi dengan menggunakan variabel riil (PDB, konsumsi swasta, total investasi), tiga variabel harga (harga konsumen, harga saham, dan harga rumah), tingkat suku bunga (suku bunga jangka panjang, pendek, serta penyebarannya) dan tiga variabel pinjaman bank (pinjaman kepada perusahaan- perusahaan non keuangan, pinjaman rumah tangga dan total pinjaman).

Liu, et al., (2014) menyatakan yang didasarkan dari hasil penelitiannya yaituresesi pada masa kini (krisis 1998 dan krisis 2008) melampaui resesi yang terjadi pada tahun 1970-an, resesi ini memberikan dampak negatif terhadap perekonomian negara Inggris yaitu penurunan PDB dan kegiatan sektor riil, akibat dari dampak guncangan yang berasal dari penurunan permintaan dunia. Hal yang sama juga dialami oleh perekonomian Negara Inggris ketika resesi terjadi pada tahun 1970-an. Namun hal ini dapat diatasi dengan melalui kebijakan penurunan pasokan uang asing, sehingga memicu peningkatan pada sektor riil di Inggris. Temuan lain dalam penelitian ini adalah guncangan suku bunga asing yang memberikan pengaruh terhadap kondisi iternal ekonomi Inggris. Guncangan suku bunga asing yang ditandai dengan penurunan tingkat suku bunga asing akan memengaruhi permintaan dunia yang nantinya akan berdampak teradap aktifitas ekonomi inggris. Peristiwa-peristiwa ini memengaruhi secara signifikan. Penelitian ini menggunakan model FAVAR dengan menggunakan variabel harga, kegiatan ekonomi dan indikator moneter.

Keberadaan bank asing atau kegiatan perusahaan multinasional juga merupakan saluran transmisi yang mudah dalam menyebarkan efek dari suatu guncangan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Jeon et al.,(2013) menemukan bahwa modal internal bank induk merupakan saluran transmisi yang dapat menyalurkan efek dari suatu kejadian, baik menularkan efek menguntungkan maupun efek merugikan melalui anak perusahaannya disuatu negara tuan rumah, karena pada umumnya dana yang ada di anak perusahaan yang disalurkan atau digunakan dalam kegiatan intermediasinya sebagian besar bergantung pada dana yang dimiliki perusahaan induknya.

Mekanisme transmisi internasional dari guncangan keuangan bervariasi ketika periode stabil (tenang) dan periode krisis di berbagai negara. hal ini juga sama seperti hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Allen et al., (2014), yaitu guncangan finansial dapat ditransmisikan melalui cabang bank multinasional, dengan penurunan penyaluran kredit dikarenakan induk bank mengurangi aktifitas pinjaman antar bank. Dalam hal ini sebenarnya bukan berasal dari cabang banknya yang mengurangi penyaluran kredit kepada masyarakat di negara tuan rumah, melainkan tindakan dari kebijakan yang diambil oleh bank induk yang sengaja mengurangi pasokan dananya dari kegiatan pinjaman antar bank, sehingga dengan terpaksa cabang bank tersebut harus mengurangi penyaluran kreditnya akibat kekurangan dana yang dimiliki bank induknya, karena memang kebanyakan dana yang dimiliki oleh cabang bank tergantung dari dana yang dimiliki oleh bank induknya. Dalam penelitian-penelitian ini variabel yang digunakan dalam meneliti pengaruh keberadaan bank asing terhadap efek penularan dari suatu guncangan adalah hampir sama yaitu mempertimbangkan kondisi variabel makro negara host country, untuk variabel lain dalam Jeon et al., (2013) yaitu memasukkanvariabel makro home country, total kredit, likuiditas, tingkat risiko, dan untuk Allen et al.,(2014) total pinjaman, karakteristik anak perusahaan dan induk perusahaan, tingkat bunga, kondisi makro host country.

Aktifitas bank internasional adalah sumber dari efek spillovers internasional dengan melalui permintaan kredit yang memengaruhi harga aset dan kekayaan bersih perusahaan. Disisi lain guncangan suku bunga yang terjadi di AS bukan dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS melainkan melalui kendala pinjaman bank yang memainkan peran penting dalam memperkuat respon EMU sehingga memengaruhi suku bunga AS, pernyataan ini dikemukakan oleh Alpanda dan Aysun (2014) dalam penelitiannya tentang transmisi internasional dari guncangan keuangan dengan menggunakan pendekatan Model DSGE, Estimasi Bayesian dan VAR dan variabel- variabelnya adalah konsumsi, investasi, tenaga kerja, suku bunga nominal jangka pendek, inflasi. Awalnya dengan menggunakan pendekatan pertama yaitu dengan Model DSGE gagal dilakukan karena hasil yang diperoleh adalah antara variabel makroekonomi dan keuangan tidak mempunyai korelasi, namun setelah menggunakan pendekatan yang kedua yaitu Estimasi Bayesian dan VAR menemukan hasil yang konsisten.

Paltalidis et al., (2015) dalam penelitiannya yaitu menganalisa transmisi keuangan yang menyebar di dalam sistem keuangan di kawasan Euro dengan menggunakan metode Maximum Entropy. Penelitian ini menangkap beberapa snapshot dari jaringan keuangan yang dinamis dan menggunakan simulasi kontrafaktual untuk menyebarkan guncangan yang muncul dari tiga sumber risiko sistemik, antara lain: antar bank, harga aset, dan pasar risiko kredit default. Saluran- saluran ini memicu lansung tidak langsung dan juga dapat menyebabkan kondisi yang sangat buruk. Namun hasil juga menemukan yaitu bahwa risiko kredit sovereign merupakan saluran transmisi yang dapat menyalurkan efek guncangan lebih cepat melalui jaringan perbankan di kawasan Euro, namun efeknya bervariasi disetiap negara tergantung ukuran dan keterikatan di hubungan keuangan internasional.

Penelitian-penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa terdapat dua saluran transmisi yang mana dengan mudah dan cepat menyalurkan efeknya terhadap negara lain, yaitu perdagangan dan sektor keuangan itu sendiri. Saluran perdagangan akan ditransmisikan melalui kegiatan ekspor, berawal dari adanya ketidakpastian

ekonomi yang kemudian menurunkan minat investasi sehingga menurunkan kinerja ekspor, disisi lain juga dari perekonomian negara pengimpor dimana dengan perekonomiannya menurun akibatnya mereka tidak mempunyai cadangan devisa lebih untuk membeli barang luar negeri sehingga menurunkan permintaan agregat bagi negara pengekspor. Akan tetapi perlu diingat, sektor keuangan merupakan faktor utama dalam mentransmisikan efek dari kegiatan ekonomi keuangan ataupun non keuangan, meskipun terdapat dua saluran utama yang dapat menyalurkan efek spillovers, namun dari kedua sektor tersebut pemeran utama yang menjadi penyebab penularan adalah keuangan, hal ini juga dikarenakankegiatan dalam sektor keuangan, misalkan dalam kegiatan cross-border lending antar bank ataupun kegiatan utang non-bank.

Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu

NO. Peneliti dan Judul Metode Variabel Hasil 1. Dees etal. (2005) Global

VAR

GDP Nominal, IHK, Index harga nominal ekuitas, nilai tukar, suku bunga nominal jangka pendek dan jangka panjang

Perdagangan merupakan saluran utama dalam mentransmisikan efek menular guncangan keuangan.

2. Chudik dan Fratzscher (2011)

Global VAR

Suku bunga jangka pendek, pengembalian saham, indeks VIX, US TED, US treasury.

Guncangan kondisi likuiditas telah relatif lebih penting bagi negara maju daripada EME. Sebaliknya, EME telah lebih sangat dipengaruhi oleh guncangan minat asset risiko daripada kebanyakan negara maju, dengan pengecualian dari kawasan euro

3. Hubrich et. al. (2013)

VAR PDB, konsumsi swasta, total investasi, harga, suku bunga, pinjaman.

Harga aset riil merupakan indikator utama yang signifikan mentransmisikan efek guncangan finansial pada kegiatan nyata dan kemudian mengarah perkembangan pinjaman. 4. Jeon, Olivero

dan Wu (2013)

GMM Variabel makro negara host country, variabel makro

home country, total kredit, likuiditas, tingkat risiko

Mekanisme transmisi internasional dari guncangan keuangan bervariasi ketika peridoe stabil (tenang) dan periode krisis. Modal internal bank induk saluran transmisi yang menyalurkan baik guncangan merugikan maupun menguntungkan, karena dana anak perusahaan tergantung pada dana yang ada di bank induk

5. Kriljenko,

Hosseinkouchack, Cirkel (2014)

Global VAR

real GDP,suku bunga nominal jangka pendek, kredit swasta riil domestik dan total ekspor, VIX, harga minyak dunia

Dampak volatilitas VIX memengaruhi signifikan terhadap perekonomian SSA melalui saluran perdagangan. Namun guncangan kredit AS dan Eropa tidak memengaruhi secara signifikan terhadap kondisi kredit negara kawasan SSA.

6. Yamamoto (2014)

SVAR Produksi industri AS, indeks keuangan AS, Volume Impor, produksi industri tunggal Asia,

Guncangan keuangan AS memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Asia. Meskipun dampak spilover dari guncangan perdagangan tidak sebesar dampak spilover guncangan keuangan yang lebih signifikan. 7. Liu, Mumtaz,

Theophilopoulou (2014)

FAVAR Harga, kegiatan

ekonomi,indikator moneter

Resesi pada masa kini memberikan dampak terhadap perekonomian UK yaitu penurunan PDB dan kegiatan sektor riil UK, yang guncangan berasal dari penurunan permintaan dunia. 8. Alpanda dan Aysun (2014) DSGE Model, Estimasi Bayesian dan VAR

Konsumsi, investasi, tenaga kerja, suku bunga nominal jangka pendek, inflasi.

Aktifitas bank internasional adalah sumber dari efek

spillovers internasional dengan melalui permintaan kredit yang memengaruhi harga aset dan kekayaan bersih perusahaan. Disisi lain guncangan suku bunga yang terjadi di AS bukan dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS melainkan melalui kendala pinjaman bank yang memainkan peran penting dalam memperkuat respon EMU sehingga memengaruhi suku bunga AS

9. Allen et. al

(2014)

GMM-SYS Total pinjaman, karakteristik anak perusahaan dan induk perusahaan, tingkat bunga, kondisi makro host country.

Guncangan finansial ditransmisikan melalui cabang bank multinasional, dengan penurunan penyaluran kredit dikarenakan induk bank mengurangi aktifitas pinjaman antar bank. 10. Paltalidis et. al (2015) Maximum Entropy method

Risiko kredit dan harga aset Risiko kredit sovereign merupakan saluran transmisi yang dapat menyalurkan efek guncangan lebih cepat melalui jaringan perbankan di kawasan Euro, namun efeknya bervariasi disetiap negara tergantung ukuran dan keterikatan di hubungan keuangan internasional.

Dokumen terkait