II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai jamur tiram putih sudah banyak dilakukan,
baik dari segi budidaya maupun ekonominya. Beberapa penelitian yang dapat
dijadikan acuan pada penelitian ini antara lain penelitian Hidayat (2011),
Herbowo (2011), Khairunisa (2011), Nasution (2010), Tria (2010) dan Nisa
(2006). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah dalam hal spesifikasi komoditas, lokasi penelitian
dan metode pengolahan data. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hidayat
(2011), Herbowo (2011) dan Nasution (2010) adalah dalam hal metode
Tabel 5. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
1. Ivan Wahyu Hidayat (2011) Prospek Budidaya Jamur Tiram Putih Studi Kasus: Kecamatan Ciampea dan Ciawi, Kabupaten Bogor. 1. Untuk mengetahui pola dan proses produksi usahatani jamur tiram
2. Mengetahui kelayakan usaha jamur tiram dari aspek finansialnya.
Analisis kelayakan (aspek finansial) dilihat dari sumber biaya, inflow dan outflow, analisis discounted dengan penilaian terhadap NPV (Net Present Value), B/C
(Benefit-Cost Ratio), dan
IRR (Internal Rate of Return) dan analisis sensitivitas.
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan budidaya ini layak diusahakan, karena memenuhi kriteria kelayakan investasi. Di Kecamatan Ciampea nilai NPV sebesar Rp 534 025 601.00, nilai BCR sebesar 1.50, nilai IRR sebesar 104.00%, sedangkan di Kecamatan Ciawi nilai NPV sebesar Rp 1 073 313 595.00, nilai BCR sebesar 1.40 dan nilai IRR sebesar 1 095%. Budidaya jamur tiram ini memiliki prospek untuk menyediakan lapangan usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan.
2. Abed Nego Herbowo (2011) Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Studi Kasus: Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). 1. Menganalisis
kelayakan usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi budaya, dan aspek lingkungan. 2. Menganalisis tingkat
sensitivitas jika terjadi penurunan harga jual log, penurunan harga jual jamur tiram putih segar.
Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya serta aspek
lingkungan, sedangkan analisis kuantitatif untuk menilai kelayakan pengembangan usaha dengan melakukan
perhitungan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C, dan payback periode.
Berdasarkan hasil penelitian skenario I menghasilkan kriteria investasi yaitu NPV sebesar Rp 708 104 697.01, nilai, Net B/C sebesar 2.32, nilai IRR 45.00% dan PP selama 3 tahun, 6 bulan, 29 hari. Skenario II menghasilkan kriteria investasi yaitu NPV sebesar Rp 403 502 827.98, nilai Net B/C sebesar 1.69, nilai IRR 27 %, dan PP selama 4 tahun, 3 bulan, 11 hari. Skenario III menghasilkan kriteria investasi yaitu NPV sebesar Rp 2 095 013 894.70, nilai Net B/C sebesar 2.77, nilai IRR 59.00%, dan PP selama 2 tahun, 10 bulan, 6 hari.
Tabel 5. Lanjutan
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
3. Vidya Khairun isa (2011) Analisi Daya Dukung Lingkungan dan Kelayakan Ekonomi Unit Pengelolaan Sampah “Mutu Elok” di Perumahan Cipinang Elok Jakarta Timur. 1.Memperoleh gambaran pengelolaan samapah 3R masyarakat yang diterapkan di Perumahan Cipiang Elok. 2.Menganalisis daya dukung lingkungan UPS “Mutu Elok” terhadap daya dukung lingkingan Perumahan Cipinang Elok. 3.Menganalisis
kelayakan ekonomi UPS “Mutu Elok”.
Untuk memperoleh gambaran tentang
pengelolaan sampah 3R dan analisis daya dukung menggunakan metode deskriptif. Analisis
kelayakan UPS “Mutu Elok” secara ekonomi
menggunakan kriteria kelayakan (NPV, Net B/C, IRR) dan analisis
sensitivitas.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat daya dukung lingkungan rendah dengan indeks sebesar 0.60 untuk timbulan dan 0.31 untuk mesin. Secara ekonomi UPS layak untuk dijalankan dengan NPV sebesar Rp 966 559 206.00, Net B/C sebesar 3.76, IRR sebesar 58.21% dan setelah dilakukan analisis sensitivitas proyek UPS semakin layak untuk dijalankan. 4. Puspa Herawati Nasution (2010) Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor). 1. Mendiskripsikan usahatani jamur tiram putih di Komunitas Jamur Ikhlas. 2. Menganalisis biaya
dan pendapatan usahatani jamur tiram putih di Komunita Petani Jamur Ikhlas. 3. Menganalisis efisisensi
usahatani jamur tiram putih di Komunitas Petani Jamur Ikhlas.
Analisis kuantitatif menggunakan analisis usahatani yang terdiri terdiri dari analisis Pendapatan (I = R – C) dan analisis efisiensi (R/C) dan analisis kualitatif digunakan untuk
menguraikan hasil analisis kuantitatif yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan tunai petani Rp 117 404 544.00 dan pendapatan biaya total Rp 116 514 988.70. Diperoleh nilai R/C atas biaya tunai adalah 1.63 dan R/C atas biaya total sebesar 1.58. Petani jamur Ikhlas dapat dikatan efisien dan layak diusahakan kerena memiliki nilai R/C>1.
Tabel 5. Lanjutan
No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
5. Edo Natunas Tria (2010) Analisis Pendapatan dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Jamur Tiram Putih Di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor: Pendekatan Stochastic Production Frontier. 1. Menganalisis pendapatan usahatani jamur tiram putih kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. 2. Mengidentifikasi faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi produksi jamur tiram di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.
3. Menganalisis efisensi teknis, alokatif, dan ekonomis dari produksi jamur tiram putih di kawasan puncak, Kabupaten Bogor.
Analisis pendapatan usahatani, analisis fungsi produksi stochastic frontier, dan fungsi dual cost. Fungsi produksi
stochastic frontier
digunakan untuk mengidentifikasi faktor- faktor produksi dan tingkat efisiensi teknis, sedangkan fungsi dual cost digunakan untuk menentukan efisiensi alokatif dan ekonomis.
Hasil penelitian diperoleh biaya total yang dikeluarkan dalam satu periode produksi sebesar Rp 68 705 848.00 dengan biaya tunai Rp 59 965 379.00 dan tidak tunai Rp 8 740 468.00. Diperoleh R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1.58 dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1.38. Variabel yang berpengaruh nyata pada fungsi produksi jamur tiram model A serta model B adalah serbuk gergaji, tenaga kerja, dan dummy
tepung jagung, sedangkan variabel bag log
hanya pada model A. Faktor manajemen berpengaruh nyata terhadap efek inefisiensi teknis. 6. Khoiru Nisa (2006) Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani “Mitra Gemah Ripah” di Desa Siyujaya Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut.
1. Untuk mengetahui dan mempelajari kegiatan usaha budidaya Udang galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah. 2. Mengetahui pemanfaatan
sumberdaya lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran untuk usaha pembesaran dan
pendederan udang galah dari segi perolehan manfaat dengan analisis ekonomi.
Analisis manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, analisis biaya dan manfaat Net Present Value dan Benefit Cost Ratio.
Berdasarkan hasil penelitian nilai manfaat tanpa proyek, yaitu keuntungan total yang hilang dari usaha sawah dan budidaya ikan campuran adalah Rp12 887 490.00/tahun. Analisis biaya dan manfaat langsungnya adalah nilai manfaat tanpa proyek, yaitu Rp32 451 400.00/tahun. Biaya total yang hilang akibat peralihan fungsi lahan adalah Rp16 545 910.00/tahun, keuntungan total yang hilang usaha sawah dan budidaya ikan campuran adalah Rp12 887 490.00/tahun.
NPV Rp 288 149 354.53 .
26 Analisis usaha yang dilakukan Hidayat (2011), Herbowo (2011) dan
Nasution (2010) adalah analisis finansial usahatani jamur tiram putih sedangkan
dalam penelitian ini analisis usahatani yang dilakukan adalah analisis ekonomi.
Lokasi penelitian Hidayat (2011) yaitu di Kecamatan Ciampea dan Ciawi,
Kabupaten Bogor. Nasution (2010) di Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor sedangkan lokasi penelitian ini di Desa Tugu Utara, Desa Tugu
Selatan, Desa Kopo dan Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua serta Desa Cipayung,
Desa Sukaresmi dan Desa Sukakarya Kecamatan Megamendung, Kabupaten
Bogor, sedangkan penelitian Herbowo (2011) hanya dilakukan di Desa Tugu
Selatan.
Nasution (2011) dan Tria (2010) melakukan analisis efisiensi usahatani
jamur tiram putih sedangkan dalam penelitian ini dilakukan analisis sensitivitas
usahatani jamur tiram putih. Perbedaan penelitian ini dengan Nisa (2006) dalam
hal komoditas dan analisis maanfaat langsung dan tidak langsung. sedangkan pada
penelitian Khairunisa (2011) yang dianalisis adalah UPS “Mutu Elok” dan
penelitian Nisa (2006) komoditas yang digunakan adalah Udang Galah sedangkan
dalam penelitian ini adalah jamur tiram putih. Analisis manfaat langsung dan
tidak langsung dalam penelitian Nisa (2006) dihitung dari sumberdaya lahan
sawah yang digunakan untuk budidaya ikan campuran untuk usaha pembesaran
dan pendederan udang galah sedangkan dalam penelitian ini manfaat langsung
dihitung dari pendapatan usahatani dan manfaat tidak langsung dihitung dari