• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

Anggraeni (2004) meneliti Strategi Pengembangan Usaha Kecil Moci Lampion di Kotamadya Sukabumi. Penelitian ini menggunakan alat analisis matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Hasil analisis matriks

13 EFE menunjukkan bahwa faktor yang paling penting mempengaruhi industri moci adalah tingkat pengeluaran rata-rata per kapita terhadap kelompok bahan makanan yang ditunjukkan dengan bobot 0,269. Pengeluaran terhadap bahan makanan ini membuka peluang bagi industri pengolahan makanan untuk mengembangkan usahanya. Namun munculnya pedagang asongan moci di sekitar terminal dan tempat rekreasi merupakan ancaman bagi perusahaan Lampion. Hasil total matriks EFE yang terboboti adalah 2,992, berarti perusahaan berada diatas rata-rata sebesar 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini perusahaan mampu merespon terhadap peluang dan ancaman yang ada. Hasil analisis matriks IFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama bagi perusahaan adalah pengalaman usaha yang sudah lama, yang ditunjukkan oleh nilai rating 4.

Pengalaman usaha yang dimiliki perusahaan menjadi kekuatan perusahaan dalam menghasilkan moci yang berkualitas. Sementara itu keterbatasan modal menjadi kelemahan bagi perusahaan. Secara umum total nilai matriks IFE yang terboboti adalah sebesar 2,693. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal perusahaan berada di atas rata-rata 2,50, yang artinya perusahaan mampu menggunakan kekuatannya untuk mengatasi kelemahan yang ada.

Hasil analisis matriks IE menunjukkan posisi perusahaan sekarang berada pada kuadran V yang berarti inti strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan adalah Hold and Maintain Strategy. Selanjutnya strategi tingkat perusahaan yang dapat diterapkan adalah market penetration dan product development strategy.

Hasil analisis matriks SWOT menunjukkan terdapat enam alternatif strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan Lampion. Keenam alternatif strategi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks QSP dengan hasil prioritas

14 sebagai berikut: (1) melakukan penetrasi pasar, (2) meningkatkan kualitas produk, (3) memanfaatkan bantuan pemerintah, (4) meningkatkan pelayanan konsumen, (5) memperbaiki sistem manajemen perusahaan, dan (6) menjaga hubungan baik dengan pemasok.

Utari (2007) meneliti tentang Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Roti Manis Tan Ek Tjoan kota Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di Toko Roti Tan Ek Tjoan Jalan Siliwangi No. 176 Bogor Selatan dengan jumlah responden 100 orang yang sudah pernah mengkonsumsi roti manis minimal dua kali. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Utari adalah menganalisis karakteristik konsumen roti manis Tan Ek Tjoan, menganalisis proses keputusan konsumen dalam pembelian roti manis Tan Ek Tjoan, dan menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk roti manis Tan EK Tjoan, serta menganalisis implikasi tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap bauran pemasaran produk roti manias Tan Ek TJoan.

Alat analisis yang digunakan adalah Importance-Performance Analysis dan Piramida Loyalitas. Dari penelitian tersebut, diperoleh bahwa karakteristik responden produk roti manis Tan Ek Tjoan didominasi oleh responden yang berusia 18-24 tahun (36 persen), berjenis kelamin perempuan (67 persen), status responden sebagian besar sudah menikah (59 persen), berdomisili di Bogor (67 persen), tingkat pendidikan terakhir sarjana (37 persen), dan berprofesi sebagai pegawai swasta (40 persen).

Berdasarkan hasil analisis Importance-Performance Analysis menunjukkan bahwa atribut yang perlu mendapatkan perhatian dan harus diprioritaskan perbaikan kinerjanya yaitu atribut usaha promosi, kemudahan

15 memperoleh produk, harga produk, kemudahan proses pembayaran, kecepatan pelayanan, dan kemasan bawa pulang. Atribut yang harus dipertahankan kinerjanya adalah atribut penyajian produk, aroma, kandungan gizi, kenyamanan took, citarasa kelezatan, dan kehalalan produk. Atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah dan pelaksanaan kinerja perusahaan terhadap atribut tersebut biasa saja atau cukup, meliputi atribut bentuk dan ukuran, keragaman dan variasi produk, kemudahan menghubungi perusahaan, manfaat yang dirasakan serta lokasi took. Atribut yang meliputi waktu buka toko, daya tahan produk, merek, keramahan dan kesopanan karyawan serta areal parkir merupakan atribut yang dinilai berlebihan tingkat kinerjanya oleh konsumen dan berada pada kuadran keempat.

Berdasarkan analisis piramida loyalitas, diperoleh bahwa konsumen yang benar-benar menyukai roti manis Tan Ek Tjoan (liking the brand) dengan persentase sebesar 62 persen, untuk switcher sebesar 24 persen, habitual buyer sebesar 15 persen, satisfaction buyer sebesar 51 persen, dan committed buyer sebesar 24 persen. Hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa konsumen terhadap roti manis Tan Ek Tjoan belum dapat dikatakan berada pada tahap pembeli loyal.

Rekomendasi yang diberikan adalah terus melakukan inovasi rasa, menjaga kehalalan produk, dan mencantumkan label halal dalam kemasan (strategi produk), memperhatikan persepsi konsumen terhadap harga roti dan memberikan potongan atau bonus roti dalam pembelian jumlah besar (strategi harga), mengadakan promosi melalui brosur, pamflet ataupun selebaran (strategi promosi), dan menjalin hubungan baik dengan pedagang pengecer serta membuka cabang di tempat lain yang strategis (strategi distribusi).

16 Panjaitan (2007), melakukan penelitian Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Roti Unyil Venus di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses keputusan konsumen dalam mengkonsumsi roti unyil Venus, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut produk dan pelayanan roti unyil Venus, dan mengkaji loyalitas konsumen terhadap roti unyil Venus.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh atribut yang menjadi prioritas utama dan harus dilaksanakan sesuai harapan konsumen adalah kecepatan karyawan dalam melayani proses pembelian, penanganan keluhan pengunjung, keamanan dan kenyamanan toko serta kenyamanan ruangan. Atribut yang perlu dipertahankan pelaksanannya adalah kemudahan dalam proses pembelian, kesesuaian menu dengan pesanan, kemudahan mencapai lokasi, keramahan, perhatian dan kesopanan karyawan, kebersihan dan kerapihan penampilan karyawan, kebersihan dalam ruangan, pilihan rasa, kandungan gizi serta kebersihan. Atribut yang pelaksanaannya dilakukan baik oleh perusahaan tetapi dinilai berlebihan oleh konsumen adalah prestasi dan reputasi, kemudahan dalam menghubungi took, kemudahan cara pembayaran, dan tingkat kehalalan produk.

Atribut yang dinilai kurang penting oleh konsumen tetapi dilakukan cukup baik oleh perusahaan adalah kemampuan karyawan berkomunikasi dengan konsumen, fasilitas parker, kemudahan memperoleh informasi, bentuk, dan kemasan dari produk. Hasil analisis diperoleh bahwa secara keseluruhan atribut pelayanan dan atribut produk yang dinilai menunjukkan bahwa responden belum mencapai kepuasan maksimal. Hal ini terlihat dari nilai kinerja dari atribut pelayanan (3,25)

17 lebih kecil dari nilai kepentingannya (4,13) dan untuk atribut produk, tingkat kinerjanya (3,57) lebih kecil dari tingkat kepentingannya (4,2).

Tingkat loyalitas konsumen terhadap roti unyil Venus dinyatakan loyal.

Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya konsumen roti unyil Venus yang termasuk kriteria Client sebanyak 60 persen yaitu yang teratur membeli roti unyil Venus dan sudah menjalin hubungan yang kuat dan berlangsung lama dengan perusahaan sehingga sulit bagi konsumen untuk pindah mengkonsumsi roti unyil lainnya.

Tidak terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik konsumen dengan tingkat loyalitas terhadap roti unyil venus. Terlihat dari uji Square, Chi-Square hitung lebih kecil dari Chi-Chi-Square tabel untuk setiap kategori karakteristik konsumen yang tidak menunjukkan hubungan yang nyata.

Andika (2008), melakukan penelitian Analisis Diferensiasi Produk dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Martabak Air Mancur. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi atribut diferensiasi produk yang diterapkan Martabak Air Mancur, menganalisis hubungan antara atribut-atribut tersebut dengan loyalitas konsumen serta memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Alat analisis yang digunakan adalah Importance-Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan Korelasi Rank Spearman terhadap 100 responden.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa konsumen Martabak Air Mancur terbagi tiga yaitu repeat customers sebanyak 17 persen, clients sebanyak 75 persen dan advocates sebanyak 8 persen. Analisis tingkat kesesuaian yang merupakan bagian dari IPA menunjukkan perbandingan antara nilai kinerja produk dengan kepentingan atribut menurut konsumen. Secara keseluruhan

18 diferensiasi produk memiliki nilai tingkat kesesuaian (Tki) sebesar 102,23 persen.

Hasil analisis korelasi rank spearman, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara diferensiasi secara keseluruhan dengan loyalitas konsumen. Hal ini dikarenakan perbedaan peran antara reference products dengan produk variasi.

Lemahnya hubungan ini menyebabkan tingkat loyalitas konsumen yang kecil.

Dokumen terkait