• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian siaran pedesaan dan kepuasan pada media, baik media elektronik dan nonelektronik. Penelitian-penelitian tersebut disarikan dari skripsi, tesis, maupun laporan penelitian yang lain.

Penelitian yang pertama adalah penelitian mengenai Hubungan Karakteristik, Persepsi, dan Terpaan Media Komunitas dengan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas: Kasus Radio Komunitas Suara Kencana di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh Andi Fuad Hakim pada tahun 2010. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai: (1) radio komunitas Suara Kencana, (2) hubungan antara karakteristik dan persepsi dengan terpaan media radio komunitas Suara Kencana, dan (3) hubungan antara karakteristik, persepsi, dan terpaan media komunitas dengan kepuasan terhadap penyelenggaraannya. Penelitian tersebut menggunakan metode survey. Unit analisisnya adalah individu di RW 06 Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Responden terdiri atas 30 orang yang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel secara insidental.

Hasil penelitian Hakim (2010) tersebut menunjukkan radio komunitas Suara Kencana termasuk dalam tipologi community based (radio berbasis komunitas) yaitu radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah geografis tertentu. Radio komunitas Suara Kencana membatasi siarannya hanya dalam lingkup Kelurahan Kencana. Pendengar radio komunitas Suara Kencana didominasi oleh pendengar golongan umur 16-26 tahun dan termasuk pada golongan pendengar selektif dan pendengar aktif.

Hasil penelitian lainnya menyebutkan jenis kelamin dan usia pendengar tidak berhubungan nyata dengan terpaan media dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas. Faktor yang berhubungan sangat nyata dengan terpaan media komunitas antara lain kepemilikan media, persepsi responden terhadap program siaran radio komunitas Suara Kencana, dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas Suara Kencana.

Pada kajian kepuasan beberapa teori yang digunakan di antaranya tentang definisi kepuasan yakni merupakan suatu perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi terhadap pelaksanaan dengan harapannya (Kotler 2005 dikutip Hakim 2010). Jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Dalam konteks siaran radio, kepuasan dan ketidakpuasan dapat diartikan sebagai bentuk penilaian pendengar terhadap isi siaran radio terkait harapan-harapan dari khalayak dalam mendengarkan siaran radio dengan pelaksanaan siaran radio. Ketika motif pendengar dapat terpenuhi maka akan tercipta kepuasan terhadap isi siaran radio. Namun ketika motif mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan yang akan tercipta.

Penelitian Hakim (2010) tersebut melihat tingkat kepuasan pendengar dengan melakukan pengukuran terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan pada khalayak terhadap informasi, pendidikan, dan hiburan. Kemudian dilakukan pengujian hubungan pada tingkat kepuasan terhadap karakteristik pendengar, terpaan media komunitas dan persepsi pendengar.

Penelitian kedua yang relevan dengan kajian kepuasan adalah penelitian yang dilakukan oleh Asmar (2009) berjudul Motivasi, Pola, dan Kepuasan Menonton Televisi Lokal Serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi motivasi, pola, dan kepuasan menonton televisi lokal. Penelitian tersebut menggunakan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berupa pernyataan-pernyataan tentang motivasi dan kepuasan

responden yang diukur menggunakan skala. Skor-skor tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk masing-masing motivasi dan kepuasan.

Hasil penelitian Asmar (2009) dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi baik itu pada motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Motivasi paling tinggi yang dimiliki responden adalah motivasi hiburan. Responden yang memiliki motivasi tinggi di setiap jenis motivasi merasa terpuaskan dengan acara yang mereka tonton di televisi lokal. Artinya semakin tinggi motivasi, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh responden dalam menonton televisi lokal. Hal ini dipengaruhi dari program acara yang ditayangkan oleh pihak Riau Televisi. Program acara yang bertemakan budaya lokal, informasi daerah, nilai-nilai lokal banyak menarik minat responden untuk menonton televisi lokal di tengah beragamnya acara yang ditawarkan televisi nasional. Program acara yang bernuansa daerah menjadi daya tarik dan nilai tambah tersendiri dari responden.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian kepuasan di media adalah penelitian Nababan (2010) mengenai Acara Talkshow Dokter Pintar di Radio Suara Medan FM Terhadap Kepuasan Khalayak. Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi pada variabel-variabel lain. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan total sampling maka seluruh populasi digunakan sebagai responden. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa acara talkshow Dokter Pintar mempengaruhi kepuasan khalayak pendengar radio Suara Medan. Variabel kepuasan khalayak tersebut di antaranya terdapat komponen mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, mendapatkan informasi tentang permasalahan kesehatan dan dapat memahami permasalahan kesehatan.

Penelitian berikutnya yang pernah dilakukan Sisca (2009) mengenai Motif dan Kepuasan Pendengar Radio Bahtera Yudha dalam Mendengarkan Program Siaran

“Pelangi”. Penelitian tersebut menggunakan teknik analisis deskriptif dengan metode survei. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa motif yang mendasari pendengar

mendengarkan program siaran Pelangi adalah motif diversi (motif akan pelepasan dari ketegangan dan kebutuhan akan hiburan). Kepuasan yang diterima responden adalah kepuasan informasi. Sedangkan pada kesenjangan kepuasan yang terjadi antara gratification sought dan gratification obtained disimpulkan bahwa program siaran Pelangi radio Bahtera Yudha memuaskan responden.

Penelitian yang lain adalah mengenai Kepuasan Pembaca Terhadap Rubrik DBL Pada Harian Jawa Pos yang dilakukan oleh Kanti Wahyuning Tias pada tahun 2010. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kesenjangan antara kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dari motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial dan hiburan pada pembaca di wilayah Surabaya ketika membaca rubrik DBL pada harian Jawa Pos. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan uses and gratification di mana khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Ada empat motif menggunakan media massa yang digunakan McQuail yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan analisis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan ini bertujuan menggambarkan kepuasan terhadap penggunaan media Harian Jawa Pos. Kepuasan tersebut kemudian diukur dengan melihat kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) setelah membaca Harian Jawa Pos.

Hasil penelitian Tias (2010) tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada dua motif yaitu pada motif informasi dan motif hiburan, rubrik DBL pada harian Jawa Pos sudah dapat memuaskan pembacanya dengan berita yang disajikan. Sedangkan untuk dua motif yang lainnya, yaitu motif identitas pribadi dan motif integrasi dan interaksi sosial, rubrik DBL pada harian Jawa Pos belum dapat memuaskan pembacanya. Ini semua dapat dilihat dari perbedaan mean sebelum membaca (gratification sought) dengan sesudah membaca (gratification obtained) rubrik DBL pada harian Jawa Pos.

Penelitian berikutnya yang mengkaji mengenai kepuasan adalah Susila (2009) dengan judul Kepuasan Pendengar Terhadap Program Siaran M Radio 98,8 FM

Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan di M Radio 98,8 FM Surabaya karena melihat perkembangan radio tersebut yang sangat baik. M Radio 98,8 FM Surabaya merupakan stasiun radio baru di Surabaya yang didirikan pada tahun 2007 dan satu- satunya yang mempunyai format musik Indonesia pop, tanpa penyiar dan berhasil masuk dalam Top 10 Radio di Surabaya dalam waktu satu tahun. Untuk itu penelitian Susila (2009) tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dengan rating yang tinggi tersebut M Radio 98,8 FM Surabaya telah memuaskan pendengarnya di kota Surabaya. Penelitian tersebut menggunakan metode survei. Pengukuran kepuasan dilakuan dengan membandingkan nilai mean antara gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif pendengar pada hubungan personal terpuaskan. Sementara motif pendengar pada pengawasan, identitas pribadi, dan pengalihan tidak terpuaskan pada program siaran M Radio 98,8 FM Surabaya.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Hutapea (2010) dengan judul Perbandingan Gratification Sought dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU). Penelitian tersebut bertujuan membandingkan kepuasan yang dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif uses and gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.

Hasil penelitian Hutapea (2010) tersebut menyatakan gratification sought Kiss FM sejumlah 3,09 dan gratification obtained yang diperoleh 3,01. Jika GS>GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapatkan kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Pada gratification sought Prambors FM sejumlah 2,96 dan gratification obtained yang diperoleh 3,01. Jika GS<GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar mendapat kepuasan dari stasiun radio Prambors FM.

Penelitan lainnya adalah Kepuasan Pemirsa Surabaya dalam Menonton Tayangan

“Termehek-mehek” di Trans TV. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2009) tersebut melakukan kajian kesenjangan kepuasan dengan cara melihat gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada kesenjangan kepuasan meskipun kesenjangan itu hanya sedikit sehingga dapat disebut tidak signifikan yaitu lebih besar jumlah rata-rata kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dengan kepuasan yang dicari (gratification sought). Lebih lanjut hasil penelitian Yunita (2009) tersebut jika dilihat dari deskripsi perbandingan antara kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh didapatkan bahwa kategori hiburan lebih mendominasi atau lebih banyak.

Penelitian berikutnya mengkaji mengenai Perilaku Anggota Kelompencapir terhadap Siaran Pedesaan Bidang Pertanian oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Regional Malang (Kasus di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu). Penelitian yang dilakukan oleh Nurdiansya (2007) tersebut bertujuan mendeskripsikan proses komunikasi pada siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio sampai dengan pemirsa (masyarakat pedesaan), menganalisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio.

Metode penelitian Nurdiansya (2007) tersebut dalam pengumpulan data yakni melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan penggunaan skala Likert. Hasil penelitian diketahui bahwa RRI Regional Malang mempunyai potensi kredibilitas yang tinggi dalam membentuk komitmen untuk menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio dengan optimal. Hal tersebut merupakan modal awal yang dapat dijadikan potensi peran RRI Regional Malang sebagai lembaga legal dalam menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio terhadap perilaku masyarakat pedesaan.

Lebih lanjut Nurdiansya (2007) menjelaskan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai suatu media yang menyebarkan informasi dan komunikasi, radio dalam hal ini RRI Malang memegang

peranan yang penting dalam kaitannya dengan penyebaran informasi-informasi baru ke petani. Proses produksi yang terjadi dalam rangka program siaran pedesaan ini sudah berjalan dengan baik tetapi perlu diberikan perbaikan-perbaikan yang mengarah pada sempurnanya program acara. Sehingga para pendengar bisa mendapatkan informasi dalam bidang pertanian dengan lebih baik. Informasi yang mereka dapat bisa dipergunakan untuk meningkatkan produksi pertanian yang berujung pada bertambahnya tingkat kesejahteraan mereka. Oleh karena itu paket acara siaran pedesaan ini harus berlangsung secara berkesinambungan demi tercapainya tujuan bersama. Analisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian oleh RRI Regional Malang menunjukkan bahwa perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan dilihat melalui tiga indikator yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan memiliki hasil yang rata-rata sudah baik.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian siaran pedesaan adalah Respon Peternak Domba Terhadap Siaran Pedesaan RRI Programa I Cabang Pratama Bogor,

Jawa Barat (Kasus Kelompok Tani “Mina Lestari” di Desa Cinagara, Kecamatan

Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian Haribowo (2004) tersebut bertujuan melihat karakteristik individu peternak di Desa Cinagara, mengetahui daya tarik siaran pedesaan dan mengetahui respon peternak terhadap siaran pedesaan.

Hasil penelitian Haribowo (2004) menyatakan daya tarik siaran pedesaan terhadap peternak domba di desa Cinagara dari segi penggunaan bahasa, cara penyajiannya dan penempatan waktu dianggap sudah sesuai sedangkan untuk kesesuaian materi ada sebagian yang sesuai, tapi ada juga yang ragu-ragu tergantung kebutuhan informasi tersebut. Hasil penelitian lainnya adalah mengenai respon peternak terhadap siaran pedesaan yang terbagi atas tiga bagian yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa perhatian cenderung berkategori rendah dengan intensitas mendengarkan siaran pedesaan 1-4 kali per bulan. Kemampuan peternak dalam memahami dan mengerti materi siaran pedesaan yang diartikan pengertian sangat baik hasilnya. Tahap terakhir dari tingkatan peternak untuk dapat merespon siaran pedesaan secara keseluruhan dengan baik adalah penerimaan, ditunjukkan dengan kategori sedang.

Penelitian berikutnya adalah Indriani (1984) mengenai Mekanisme Kerjasama dalam Pengadaan Bahan Siaran Pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk melihat dan menganalisis mekanisme kerjasama diantara RRI sebagai pihak penyelenggara siaran, instansi/dinas dan lembaga, PPL dan tokoh masyarakat sebagai pihak pendukung serta kelompok pendengar sebagai sasaran dalam pengadaan bahan siaran pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus siaran pedesaan di RRI Stasiun Regional II Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden dan penggunaan data sekunder. Data diolah secara tabulasi dan dianalisis secara kualitatif. Parameter yang diukur adalah (1) keikutsertaan instansi/dinas dan lembaga, RRI, PPL dan tokoh masyarakat dalam pengadaan bahan siaran, (2) keikutsertaan kelompok pendengar dalam pengadaan bahan siaran pedesaan dan (3) kesesuaian materi siaran pedesaan dengan kebutuhan kelompok pendengar.

Hasil penelitian Indriani (1984) menunjukkan bahwa secara keseluruhan kerjasama yang terjadi selama ini antara pihak penyelenggara, pihak pendukung, dan sasaran siaran pedesaan sudah berjalan dengan baik. Akibat dari hal tersebut adalah materi siaran yang dihasilkan juga dapat memenuhi kebutuhan pasaran. Hal ini dapat dilihat dari materi siaran yang telah disiarkan oleh RRI Stasiun Regional II Bogor sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kelompok pendengar yang ada di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.

Penelitan berikutnya mengenai Aktivitas Khalayak dan Kepuasan yang Diperolehnya Melalui Media TVRI dan RCTI atas Siaran Berita Dalam Negeri. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agustinus Kardiman pada tahun 1993. Penelitian ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak.

Penelitian Kardiman (1993) tersebut menggunakan metode survei. Daftar pertanyaan dikirimkan kepada 350 khalayak sasaran penelitian, yakni pemirsa televisi

yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah menggunakan software SPSS PC+.

Hasil penelitian Kardiman (1993) menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya.

Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv) dengan variabel kepusan yang diperolehnya (gratification obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan).

Kajian yang relevan berikutnya adalah mengenai Efektivitas Siaran Acara „Siaran

Pedesaan‟ di RRI Bandung Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pertanian

Kelompok Tani Sayur Mayur Dataran Tinggi (Sadati) Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Nugroho (2010) tersebut tipe penelitiannya adalah kuantitatif dengan metode penelitian survei. Teknik pengumpulan datannya melalui penyebaran angket, wawancara, studi kepustakaan dan internet searching. Populasi penelitian berjumlah 60 orang anggota kelompok tani sadati. Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara intensitas acara, kredibilitas komunikator, dan isi pesan siaran pedesaan di RRI Bandung terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pertanian kelompok tani sayur mayor dataran tinggi Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Dokumen terkait