• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK

4.6 Profil Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor

Siaran pedesaan ditujukan kepada seluruh warga pendengar khususnya bagi warga pedesaan yang memiliki masalah dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan sosial ekonomi. Siaran pedesaan bersifat informatif dan solutif. Berusaha mengangkat permasalahan aktual yang sedang terjadi di masyarakat. Siaran pedesaan merupakan icon siaran RRI yang telah mengudara sejak tahun 1969 hingga kini masih mengudara. Ketika rezim orde baru meluncurkan program swasembada pangan, tak dapat dipungkiri peran siaran pedesaan sangat signifikan. Siaran pedesaan mampu menjadi agen pembangunan di daerah pedesaan terutama di bidang pertanian, sehingga swasembada pangan dapat tercapai.

Khusus di RRI Bogor, program siaran pedesaan bernama “Desa Kita”. Disiarkan setiap hari Selasa dan Kamis pada pukul 16.30 – 17.30. Program siaran “Desa Kita” ini termasuk dalam format on air pendidikan. Persentase pembagian format on air pada Programa 1 tersebut adalah sebagai berikut: hiburan (35%), berita dan informasi (25%), pendidikan (15%), kebudayaan (10%), iklan dan pelayanan masyarakat (15%).

Program siaran “Desa Kita” mengetengahkan berbagai topik seputar pertanian,

kesehatan, peternakan, perkebunan, kehutanan dan lainnya yang berkaitan dengan masalah perekonomian, sosial budaya, HAM dan pertahanan keamanan dengan atau tanpa nara sumber. Format siarannya adalah magazine/feature/uraian dengan siaran langsung (live) atau rekaman.

Program siaran “Desa Kita” juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk

membuat bahan siaran. Seperti kerja sama dengan BP4K (Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) Kabupaten Bogor, Sekolah Tinggi Penyuluhan,

Institut Pertanian Bogor, serta kelompok-kelompok tani yang sukses di bidangnya. Bahan siaran tersebut dapat berupa materi tertulis atau kerja sama dalam pengisian acara yang disiarkan baik secara langsung maupun rekaman.

4.7 Hasil Pengamatan di Lapangan Pada Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor

Berikut beberapa hal di lapangan yang penulis temukan saat penelitian berlangsung. Hal-hal tersebut di atas paling tidak dapat dikategorikan dalam beberapa permasalahan yang antara satu dan lainnya saling berkaitan, yakni (1) ketidakjelasan

penanggung jawab program siaran “Desa Kita”, (2) jadwal siaran tidak sesuai dengan

materi, (3) tidak adanya siaran ketika nara sumber berhalangan hadir, dan (4) petugas harian tidak tertib dalam administrasi siaran. Beberapa hal tersebut akan dijelaskan secara rinci berikut ini.

Pertama, ketidakjelasan penanggung jawab program siaran “Desa Kita”. Pada saat

penelitian ini dilakukan terjadi perubahan penanggung jawab program siaran “Desa Kita” di RRI Bogor. Hal tersebut dikarenakan penanggung jawab sebelumnya telah

habis masa kerjanya atau pensiun. Untuk menggantikan posisi ini, pihak RRI Bogor tampaknya kesulitan mendelegasikan tugas ini kepada petugas/penyiar yang lain. Hal tersebut dimungkinkan karena petugas yang lain telah memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang lain pula. Sehingga agak keberatan ketika diberikan tanggung jawab lagi.

Kedua, jadwal siaran tidak sesuai dengan materi. Penanggung jawab program siaran telah merancang materi dan nara sumber sesuai dengan jadwal yang berlaku. Namun, terkadang hal tersebut diubah oleh penyiar/operator yang sedang bertugas. Bahkan ironisnya jika tidak ada siaran “Desa Kita” maka secara mendadak penyiar/operator yang bertugas menggantinya dengan acara hiburan.

Ketiga, tidak adanya siaran ketika nara sumber berhalangan hadir. Hal ini kerap

juga terjadi semenjak penanggung jawab program siaran “Desa Kita” pensiun dari tugasnya. Koordinasi dengan nara sumber tidak ada yang melakukan, baik dalam hal

mengingatkan untuk hadir ke studio memberikan siaran maupun untuk penyesuaian jadwal. Hal ini juga kerap dikeluhkan oleh para responden. Mereka sudah menunggu akan adanya siaran, namun ternyata siarannya urung karena nara sumber tidak hadir ke studio. Untungnya operator/penyiar yang kreatif terkadang mereka memutarkan kembali rekaman dari siaran-siaran sebelumnya. Ketika hal ini berlangsung, maka tidak ada interaktif antara radio dan pendengarnya.

Terakhir, petugas harian tidak tertib dalam administrasi siaran. Petugas harian yang bertugas, seyogyanya melengkapi administrasi siaran dengan baik. Hal ini menyangkut dokumentasi siaran siaran seperti menyalakan alat perekam digital untuk merekam siaran yang sedang berlangsung atau mengisi borang harian yang di dalamnya terdapat beberapa data mengenai nara sumber, ringkasan materi siaran, nama petugas, dan nama dan no telepon pendengar yang melakukan interaktif.

BAB V

DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR,

PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

5.1 Karakteristik Pendengar

Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) dalam mendengarkan

program siaran “Desa Kita” Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor. Karakteristik

pendengar tersebut terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Sebaran data dan deskripsi mengenai karakteristik pendengar diuraikan di bawah ini.

5.1.1 Jenis Kelamin

Responden pada penelitian ini terdiri atas laki-laki dan perempuan yang berjumlah 34 orang. Sebaran data mengenai jenis kelamin responden berdasarkan pembedaan secara biologis yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel2 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Pendengar

Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki – laki 21 61,8

Perempuan 13 38,2

Total 34 100

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dalam penelitian ini sebanyak 21 orang, sedangkan responden perempuan berjumlah 13 orang. Jumlah

responden laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang ini dikarenakan jumlah perempuan yang terbilang cukup sedikit pada populasi.

5.1.2 Usia

Pendengar program siaran “Desa Kita” dikategorikan dalam 3 kategori yaitu

muda, setengah baya dan dewasa. Usia muda adalah responden golongan usia ≤ 27 tahun, usia setengah baya adalah responden golongan usia 28 – 42 tahun, dan usia dewasa adalah responden dengan usia ≥ 43 tahun. Sebaran data mengenai usia responden dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel3 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Usia

Usia Pendengar

Jumlah (orang) Persentase (%)

Muda 9 26,5

Setengah Baya 9 26,5

Dewasa 16 47,1

Total 34 100

Terlihat dari Tabel 3 di atas bahwa jumlah responden paling banyak adalah yang masuk dalam kategori usia dewasa yakni sebanyak 47,1%. Hal ini sesuai dengan

segmentasi pendengar program siaran “Desa Kita” bahwa ditujukan kepada

pendengar dengan kategori usia utama yakni umur 30 – 49 tahun.

5.1.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi 3 yaitu dasar, menengah, tinggi. Tingkat pendidikan dasar adalah SD, MI, SMP dan MTS atau sederajat; tingkat pendidikan menengah adalah SMA, SMK dan MA atau sederajat, dan tingkat pendidikan tinggi adalah Diploma 3, Diploma 4, Sarjana Strata 1 dan Strata 2 atau

sederajat. Sebaran data mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel4 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Pendengar

Jumlah (orang) Persentase (%)

Dasar 0 0

Menengah 14 41,2

Tinggi 20 58,8

Total 34 100

Pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa pendengar dengan kategori tingkat pendidikan tinggi menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini yakni sebanyak 58,8%.

5.1.4 Pekerjaan

Pekerjaan dikategorikan dalam 2 kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja. Responden yang bekerja adalah yang berprofesi baik sebagai pegawai negeri (PNS), pegawai swasta, wirausaha. Sedangkan responden yang tidak bekerja adalah mahasiswa dan ibu rumah tangga. Sebaran data mengenai pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel5 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Pekerjaan

Pekerjaan Pendengar

Jumlah (orang) Persentase (%)

Bekerja 29 85,3

Tidak Bekerja 5 14,7

Tampak pada Tabel 5 di atas bahwa sebagian besar responden (85,3%) adalah bekerja. Sementara itu 5 orang responden atau sekitar 14,7% tidak bekerja.

Dokumen terkait