• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz

HENDRA PURWANA I34063092

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)

messages is agriculture. One form of agricultural extension through the medium of radio is rural broadcasts. Radio Republik Indonesia or commonly known as radio RRI is one that has a rural broadcasting program called "Desa Kita". The program "Desa Kita" is broadcast every Tuesday and Thursday at 16:30 to 17:30 through Programa 1 RRI Bogor FM 93.75 MHz. The goal of this research is to analyze the listener satisfaction of program "Desa Kita" RRI Bogor. Research method that used is survey approach using questionnaire as main data collecting tool. Respondents in this study as many as 34 people which coming from Bogor and its surroundings. Study results

showed that the listeners of program “Desa Kita” RRI Bogor is satisfied with the

contents of its program. “Desa Kita” program is able to satisfy their listeners through four aspects that is motives of surveillance, motives of personal identity, motives of personal relationship, and motives of diversion.

(3)

HENDRA PURWANA. ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia Bogor FM 93,75 MHz (Di bawah bimbingan PUDJI MULJONO)

Radio mempunyai peran yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Pesan-pesan pembangunan tersebut di antaranya dalam bidang pertanian. Salah satu bentuk produk penyuluhan dan komunikasi pertanian melalui media radio adalah siaran pedesaan. Radio Republik Indonesia atau yang umum dikenal dengan sebutan RRI merupakan salah satu radio yang memiliki program

siaran pedesaan yang disebut “Desa Kita”. Program siaran “Desa Kita” ini disiarkan

setiap hari Selasa dan Kamis pukul 16.30 – 17.30 melalui Programa 1 RRI Bogor FM 93,75 Mhz. Untuk melihat perkembangan dan respon masyarakat, khususnya

pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor ini maka perlu dilakukan pengkajian dalam hal kesenjangan kepuasan.

Penelitian ini dilakukan pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor yang beralamat di Jln. Pangrango No. 34, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan

pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz; (2) menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz dengan penggunaan media radio; (3) menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz dengan kesenjangan kepuasan pendengar; (4) menganalisis hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan pendengar program siaran

(4)

didapatkan langsung dari kantor RRI Bogor. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

pendengar yang melakukan interaktif saat acara program siaran “Desa Kita” RRI

Bogor berlangsung baik melalui telepon atau pesan singkat (SMS). Responden terdiri atas 34 orang yang diambil dari daftar pendengar yang didapatkan dari mesin operator komunikasi di RRI Bogor.

Pengujian hubungan secara statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17 for Windows dengan uji Chi-Square. Hasil pengujian tersebut di antaranya yaitu jenis kelamin pada karakteristik pendengar memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Frekuensi pada penggunaan media radio tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan penggunaan media radio. Pekerjaan pada karakteristik pendengar memiliki hubungan dengan penggunaan media radio.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor secara umum mampu memuaskan pendengarnya. Bahkan pendengar sudah sangat puas dengan materi-materi dan bahan yang disiarkan pada program siaran “Desa

(5)

Pada Radio Republik Indonesia (RRI) BogorFM 93,75 MHz

HENDRA PURWANA I34063092

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Hendra Purwana

NIM : I34063092

Judul Proposal Skripsi : Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si NIP 19621010 198903 1 005

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz” BELUM PERNAH

DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN

MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2011

(8)

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 21 Januari 1987. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah SD Negeri Ardimulyo 02, SLTP YPJ Kuala Kencana, dan SMA Assalaam, Surakarta. Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

(9)

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz”. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tertulis terhadap konsep mengenai kajian kesenjangan kepuasan, khususnya dalam media radio.

Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengkaji motif-motif pendengar serta mengetahui kesenjangan kepuasan pendengar pada program siaran

“Desa Kita” pada radio RRI Bogor. Tujuan lainnya ialah mengkaji hubungan di antara beberapa variabel seperti karakteristik pendengar, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan.

Peneliti menyadari bahwa karya ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Agustus 2011

(10)

Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan menyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannya untuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini.

3. Iman K. Nawireja, SP, MSi sebagai dosen penguji wakil Departemen SKPM atas kesediaannya menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini. 4. Bapak, Ibu, adik Devita, adik Nana dan seluruh keluarga besar Fatra Hersetijono.

yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi, dan semangat bagi penulis selama berkuliah di IPB. Terima kasih atas doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan hidup penulis.

5. Nadia Miranda, terima kasih atas motivasi yang tidak henti-hentinya.

6. Pihak Radio RRI Bogor: Pak Maryanto, Pak Basarudin, Pak John Karta, Pak Andes, Bu Rani, Pak Budi dan seluruh jajaran pengurus studio Pro I. Terima kasih atas izin, dukungan data, dan masukan-masukan bagi skripsi penulis. Selamat bekerja demi kualitas siaran yang lebih baik.

7. Sahabat-sahabat terbaikku: Isma, Adis, Jeje, Rajib, Haidar, Wira, Gian, Lemphus, Faris, Bochad, Zaki, Aji, Helmi, Bio, Kiki, Chae, Mabu, Anies, Aul yang saling memberikan semangat dan dukungan dalam masa penyelesaian skripsi ini.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN……….………..….. xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Masalah Penelitian ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II PENDEKATAN TEORETIS ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.1 Radio Sebagai Media Massa ……...… 5

2.1.2 Model Uses and Gratification …………...……... 6

2.1.3 Gratification Sought dan Gratification Obtained….. 9

2.1.4 Motif Penggunaan Media……….…….. 10

2.1.5 Audience(Khalayak Pendengar) ………...… 12

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ………….………. 14

2.3 Kerangka Pemikiran ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

2.5 Definisi Operasional ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Lokasi dan Waktu ... 27

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen……..………... 28

3.3.1 Validitas Instrumen………...……… 28

3.3.2 Reliabilitas Instrumen………...…. 29

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR………... 32

4.1 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ……. 32

4.2 Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor 34 4.3 Logo Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ……... 35

4.4 Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ………. 36

4.5 Profil Programa I LPP RRI Bogor ……… 38

(12)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK

PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION

DISCREPANCY) ………..… 42

5.1 Karakteristik Pendengar ………...……. 42

5.1.1 Jenis Kelamin ………….……….…….. 42

5.1.2 Usia ………...…………..……….. 43

5.1.3 Tingkat Pendidikan ……….……….. 43

5.1.4 Pekerjaan ……….……….. 44

5.2 Penggunaan Media Radio ………..…... 45

5.2.1 Frekuensi ……….……….. 45

5.2.2 Durasi ……..……….………. 46

5.3 Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) ... 47

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) …... 48

6.1 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Kesenjangan Kepuasan ……….…… 48

6.1.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesenjangan Kepuasan ………....….……… 49

6.1.2 Hubungan antara Usia dengan Kesenjangan Kepuasan ……….…….………. 50

6.1.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kesenjangan Kepuasan ……….……… 52

6.1.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Kesenjangan Kepuasan ………..………. 53

6.2 Hubungan antara Penggunaan Media Radio dengan Kesenjangan Kepuasan ……….…… 54

6.2.1 Hubungan antara Frekuensi dengan Kesenjangan Kepuasan …….……….……. 54

6.2.2 Hubungan antara Durasi dengan Kesenjangan Kepuasan …….……….……. 56

6.3 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Penggunaan Media Radio ………. 57

6.3.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi .. 57

6.3.2 Hubungan antara Usia dengan Frekuensi …...…….. 59

6.3.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Frekuensi ………... 60

(13)

BAB VII ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN

(GRATIFICATION DISCREPRANCY) PENDENGAR PROGRAM SIARAN “DESA KITA” PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR FM 93,75

MHz ... 63

7.1 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Informasi (Surveillance) ……… 64

7.2 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) ……… 65

7.3 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Hubungan Personal (Personal Relationship) ...…… 66

7.4 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Hiburan (Diversion) ……….. 68

7.5 Ikhtisar ………....……….. 69

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 70 8.1 Kesimpulan ………..………. 70

8.2 Saran ………..……… 71

DAFTAR PUSTAKA……….……….. 72

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1 Struktur Jabatan LPP RRI Bogor ……….. 37

Tabel 2 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Jenis Kelamin .. 42

Tabel 3 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Usia ………….. 43

Tabel 4 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Tingkat

Pendidikan ………. 44

Tabel 5 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Pekerjaan …... 44

Tabel 6 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Frekuensi

Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor ….. 45

Tabel 7 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Durasi

Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor ….. 46

Tabel 8 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Kesenjangan

Kepuasan Pendengar Program Siaran “Desa Kita” RRI

Bogor ………. 47

Tabel 9 Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar

dan Kesenjangan Kepuasan ……….. 49

Tabel 10 Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin

dan Kesenjangan Kepuasan ……….. 49

Tabel 11 Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan

Kesenjangan Kepuasan …..………...………… 51

Tabel 12 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat

Pendidikan dan Kesenjangan Kepuasan ………... 52

Tabel 13 Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan

Kesenjangan Kepuasan ………..……….…….. 53

Tabel 14 Hasil Pengujian Chi Square antara Penggunaan Media

Radio dan Kesenjangan Kepuasan ……… 54

Tabel 15 Jumlah dan Persentase Responden menurut Frekuensi dan

Kesenjangan Kepuasan ………..………... 55

Tabel 16 Jumlah dan Persentase Responden menurut Durasi dan

Kesenjangan Kepuasan ………. 56

Tabel 17 Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar

(15)

Tabel 18 Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin

dan Frekuensi ……… 57

Tabel 19 Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan

Frekuensi ..………... 59

Tabel 20 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat

Pendidikan dan Frekuensi ………. 61

Tabel 21 Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan

Frekuensi ………... 62

Tabel 22 Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Informasi

(Surveillance) ……… 64

Tabel 23 Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Identitas

Pribadi (Personal Identity) ……… 66

Tabel 24 Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hubungan

Personal (Personal Relationship) ……….. 67

Tabel 25 Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hiburan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1 Model Uses and Gratifications…... 8

Gambar 2 Model Expectancy-Values ... 10

Gambar 3 Kerangka Pemikiran ... 24

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 75

Lampiran 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………... 80

Lampiran 3 Pengolahan Data SPSS 17 ……… 81

Lampiran 4 Data Pendengar Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor ……… 85

Lampiran 5 Leaflet Profil LPP RRI Bogor ……….. 87

Lampiran 6 Struktur Organisasi LPP RRI Bogor ……… 89

Lampiran 7 Peta Jangkauan Siaran RRI Bogor ... 90

Lampiran 8 Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor Tahun 2011 91 Lampiran 9 Pola Acara Programa 2 LPP RRI Bogor Tahun 2011 92 Lampiran 10 Naskah dan Materi Siaran “Desa Kita” ……… 93

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan. Masyarakat dengan mudah mengetahui kejadian yang ada di mana-mana dengan cepat, bahkan di belahan bumi yang lain. Wujud dari perkembangan teknologi tersebut adalah di bidang media massa. Media massa telah menjadi sumber informasi bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media massa tersebut di antaranya terdiri atas media cetak dan media elektronik. Media cetak misalnya majalah, surat kabar, tabloid dan koran. Sementara itu media elektronik terdiri atas televisi, internet, radio dan sebagainya.

Beberapa media yang disebutkan di atas tentunya memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan radio adalah mampu menjangkau publik setiap waktu di wilayah jangkauannya. Radio pun mampu melibatkan siapa saja yang menjadi pendengarnya. Kelebihan yang lain adalah pesawat radio lebih banyak dimiliki oleh masyarakat kelas bawah dibandingkan televisi. Keunggulan yang lain jika dibandingkan dengan televisi adalah radio bisa dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain seperti menulis, mencuci dan memasak. Suatu hal yang tidak mungkin dapat dilakukan pada televisi. Hal ini berarti bahwa makin banyak pendengar yang dapat dijangkau sementara mereka masih tetap dapat bekerja atau beraktivitas sesuai tanggung jawabnya masing-masing.

(19)

memadukan unsur audio dan visual, tidak pernah memberikan kebebasan untuk berimajinasi dari setiap deskripsi yang diberikan (Vivian 2008).

Radio mempunyai peran yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Pesan-pesan pembangunan tersebut di antaranya dalam bidang pertanian. Selama ini cenderung terdapat kesenjangan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, khususnya di pedesaan. Oleh karena itu radio diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif media untuk mengisi kesenjangan tersebut.

Salah satu bentuk produk penyuluhan dan komunikasi pertanian melalui media radio adalah siaran pedesaan. Strategi penyebaran dan pengenalan suatu produk pertanian, adopsi inovasi teknologi pertanian serta penyuluhan dan komunikasi pertanian dalam bentuk siaran pedesaan telah menjadi satu kesatuan proses. Radio Republik Indonesia atau yang umum dikenal dengan sebutan RRI merupakan salah satu Lembaga Penyiaran Publik yang dimiliki pemerintah. RRI memiliki program siaran pedesaan tersebut. Selaku Lembaga Penyiaran Publik, RRI diharapkan dapat menjadi corong penyampai kebijakan dari pemerintah kepada masyarakat.

Format siaran pedesaan melalui radio ini sangat efektif ketika teknologi komunikasi masih terbatas. Namun ketika perkembangan teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seperti saat ini di mana telepon genggam dan internet menjadi media komunikasi utama, maka format siaran pedesaan melalui radio menjadi kehilangan daya tariknya. Belum lagi ditambah kehadiran televisi-televisi dan radio-radio swasta yang perkembangan acaranya lebih beragam. Dahulu sempat ada kekhawatiran akan munculnya media-media baru tersebut akan mematikan media yang ada lebih dulu. Misalnya dengan munculnya televisi dikhawatirkan akan mematikan media radio. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata hal tersebut tidak terbukti. Masing-masing media tersebut memiliki fungsi dan khalayak tersendiri.

(20)

kajian kesenjangan kepuasan pendengar. Hal ini penting dilakukan untuk melihat bagaimana respon pendengar terhadap program siaran pedesaan “Desa Kita” RRI Bogor tersebut. Selain itu, kajian kesenjangan kepuasan secara tidak langsung juga dapat mencerminkan kualitas siaran sebuah radio tersebut.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab di atas, maka rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz?

2. Sejauhmana hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa

Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan penggunaan media radio?

3. Sejauhmana hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa

Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar?

4. Sejauhmana hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz?

5. Bagaimana kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar

program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

(21)

2. Menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa

Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan penggunaan media radio.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa

Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar.

4. Menganalisis hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz.

5. Menganalisis kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar

program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini menambah literatur dalam bidang kajian komunikasi massa, khususnya dalam penelitian kajian kepuasan pada media radio.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi para pengambil kebijakan dalam meningkatkan perbaikan kualitas program siaran RRI Bogor, khususnya siaran pedesaan.

(22)

BAB II

PENDEKATAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Berikut akan diuraikan beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan kajian kepuasan pada media radio. Beberapa di antaranya adalah radio sebagai media massa, model uses and gratification, kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained), motif penggunaan media dan konsep audience (khalayak pendengar).

2.1.1 Radio Sebagai Media Massa

Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Maka dari itu radio juga memiliki ciri-ciri media massa. Ciri khas radio adalah tidak menuntut pendengarnya untuk memiliki kemampuan membaca dan melihat, namun hanya diperlukan kemampuan mendengar. Beberapa ciri khas atau kelebihan radio antara lain (Effendy 2002):

a. Radio siaran bersifat langsung.

Untuk mencapai sasaran pendengarnya, dapat dilakukan tanpa mengalami proses yang rumit. Radio tidak memerlukan waktu yang lama untuk penyebarannya. Selain itu, penyampaian pesan lewat radio lebih efektif, efisien dan langsung dapat disampaikan.

b. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan.

Bagi radio tidak ada masalah dengan jarak dan waktu. Sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang penyiar, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio juga tidak ada masalah dengan jarak ruang. Radio mampu mencapai seberapa jauh sasaran yang dituju.

c. Radio siaran memiliki daya tarik.

(23)

menjadi hidup. Bila media lain membutuhkan waktu khusus untuk bisa dinikmati, mendengarkan radio dapat dinikmati sambil melakukan hal-hal lainnya. Radio merupakan media yang sangat fleksibel di mana pendengar radio tidak harus berada di depan pesawat radionya.

Sementara itu Alwi Dahlan seorang pakar komunikasi Indonesia yang dikutip Kasali (2007) menyebutkan bahwa kebudayaan radio telah mengakar pada masyarakat luas. Masyarakat bawah pun telah terbiasa ditemani radio pada setiap kesempatan, seperti waktu bertani dan menangkap ikan. Potensi masyarakat pendengar radio dewasa ini lebih besar lagi karena sekarang siaran atau stasiun radio berpangkal pada lokasi setempat. Dengan demikian, radio dapat mengacu pada keadaan sosial budaya dan perkembangan masyarakat yang bersangkutan.

2.1.2 Model Uses and Gratifications

Herbert Blumler dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumler dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

(24)

akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono 2008).

Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang (what media do to people), tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media (what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala (stubborn) karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai (Rakhmat 2002).

Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz, Blumler dan Gurevitch (Morissan 2010) adalah:

1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

(25)

Untuk lebih jelasnya teori uses and gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini (Rakhmat 2002).

Gambar 1 Model Uses and Gratifications

Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut. 1. Variabel anteseden terbagi atas dua dimensi yaitu:

a. Individual. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan. Dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem

sosial dan struktur sosial.

2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu:

a. Kognitif. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas.

b. Diversi. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

c. Personal identity. Dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni:

a. Hubungan. Dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan

(26)

c. Jumlah waktu. Dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media.

4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu:

a. Kepuasan. Dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

b. Pengetahuan. Dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.

c. Dependensi media. Dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.

2.1.3 Gratification Sought dan Gratification Obtained

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification sought dan gratification obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan) (Kriyantono 2008).

Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen dikutip Kriyantono 2008).

(27)

Beliefs

Evaluations

Gratifications Sought

Media Consumption

Perceived Gratifications

Obtained

(gratifications discrepancy) dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu (Kriyantono 2008).

Gambar 2 Model Expectancy-Values

Dalam hal menyangkut gratification sought dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan audience yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Sedangkan gratification obtained adalah preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu dengan yang lainnya.

Levy dan Windahl dikutip Kardiman (1993) dalam studinya menyatakan bahwa gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara aktivitas dengan motif penggunaan media. Terutama yang menonjol adalah motif news watching berkorelasi dengan tingkat aktivitas khalayak. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity.

2.1.4 Motif Penggunaan Media

(28)

1. Informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu meliputi:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Mencari tambahan pengetahuan.

e. Belajar, pendidikan diri sendiri.

2. Identitas pribadi (personal identity) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya meliputi: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan dan meniru perilaku yang berkaitan dengan tindakan atau mode tertentu.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media untuk memuaskan egonya dengan menambah peranan yang memuaskan konsep dirinya.

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Hubungan personal (personal relationship) yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan, meliputi:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan empati sosial.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan pembicaraan dan interaksi sosial.

(29)

4. Pengalihan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi, meliputi:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologi individu membutuhkan penyelesaian.

b. Bersantai.

c. Mengisi waktu luang. d. Penyaluran emosi.

Selanjutnya, motif-motif ini akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula.

2.1.5 Audience (Khalayak Pendengar)

Dalam komunikasi massa pihak penerima pesan dinamakan audience. Cangara (2003) menjelaskan bahwa khalayak sasaran biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dalam proses komunikasi. Khalayak pada bidang komunikasi dapat berupa individu, kelompok dan masyarakat. Pada radio siaran, khalayak sasaran adalah individu yang berada dalam jangkauan gelombang radio komunitas dan mendengarkan siaran radio komunitas (Hakim 2010).

Lebih lanjut Morrisan (2008) mengatakan bahwa tujuan utama para pendengar adalah untuk menyaksikan atau mendengarkan isi program yang dapat memuaskan kebutuhan mereka pada waktu tertentu. Pendengar adalah orang-orang yang menginginkan diri mereka terekspos oleh informasi atau hiburan yang ditawarkan media penyiaran. Dalam hal ini pendengar melakukan suatu proses yang disebut selection exposure, artinya pendengar secara aktif memilih mau atau tidak mengekspos dirinya terhadap informasi tersebut.

(30)

a. Audience sebagai kumpulan.

Fokusnya pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim.

b. Audience sebagai massa.

Pandangan tentang audience ini menekankan ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran dan anonimitas lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan (eksistensi) yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ini memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin.

c. Audience sebagai publik atau kelompok sosial.

Unsur penting dalam versi audience ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak bergantung pada media.

Masduki (2004) mengklasifikasikan empat jenis pendengar radio menurut skala partisipasi yaitu:

1. Pendengar spontan

Merupakan pendengar yang bersifat kebetulan, tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu dan perhatiannya mudah beralih ke aktivitas lain.

2. Pendengar pasif

Merupakan pendengar yang suka mendengarkan radio siaran untuk mengisi waktu luang, menghibur diri dan menjadikan radio sebagai teman biasa. 3. Pendengar selektif

(31)

4. Pendengar aktif

Merupakan pendengar yang secara regular tak terbatas mendengarkan siaran radio dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian siaran pedesaan dan kepuasan pada media, baik media elektronik dan nonelektronik. Penelitian-penelitian tersebut disarikan dari skripsi, tesis, maupun laporan penelitian yang lain.

Penelitian yang pertama adalah penelitian mengenai Hubungan Karakteristik, Persepsi, dan Terpaan Media Komunitas dengan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas: Kasus Radio Komunitas Suara Kencana di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh Andi Fuad Hakim pada tahun 2010. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai: (1) radio komunitas Suara Kencana, (2) hubungan antara karakteristik dan persepsi dengan terpaan media radio komunitas Suara Kencana, dan (3) hubungan antara karakteristik, persepsi, dan terpaan media komunitas dengan kepuasan terhadap penyelenggaraannya. Penelitian tersebut menggunakan metode survey. Unit analisisnya adalah individu di RW 06 Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Responden terdiri atas 30 orang yang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel secara insidental.

(32)

Hasil penelitian lainnya menyebutkan jenis kelamin dan usia pendengar tidak berhubungan nyata dengan terpaan media dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas. Faktor yang berhubungan sangat nyata dengan terpaan media komunitas antara lain kepemilikan media, persepsi responden terhadap program siaran radio komunitas Suara Kencana, dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas Suara Kencana.

Pada kajian kepuasan beberapa teori yang digunakan di antaranya tentang definisi kepuasan yakni merupakan suatu perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi terhadap pelaksanaan dengan harapannya (Kotler 2005 dikutip Hakim 2010). Jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Dalam konteks siaran radio, kepuasan dan ketidakpuasan dapat diartikan sebagai bentuk penilaian pendengar terhadap isi siaran radio terkait harapan-harapan dari khalayak dalam mendengarkan siaran radio dengan pelaksanaan siaran radio. Ketika motif pendengar dapat terpenuhi maka akan tercipta kepuasan terhadap isi siaran radio. Namun ketika motif mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan yang akan tercipta.

Penelitian Hakim (2010) tersebut melihat tingkat kepuasan pendengar dengan melakukan pengukuran terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan pada khalayak terhadap informasi, pendidikan, dan hiburan. Kemudian dilakukan pengujian hubungan pada tingkat kepuasan terhadap karakteristik pendengar, terpaan media komunitas dan persepsi pendengar.

(33)

responden yang diukur menggunakan skala. Skor-skor tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk masing-masing motivasi dan kepuasan.

Hasil penelitian Asmar (2009) dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi baik itu pada motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Motivasi paling tinggi yang dimiliki responden adalah motivasi hiburan. Responden yang memiliki motivasi tinggi di setiap jenis motivasi merasa terpuaskan dengan acara yang mereka tonton di televisi lokal. Artinya semakin tinggi motivasi, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh responden dalam menonton televisi lokal. Hal ini dipengaruhi dari program acara yang ditayangkan oleh pihak Riau Televisi. Program acara yang bertemakan budaya lokal, informasi daerah, nilai-nilai lokal banyak menarik minat responden untuk menonton televisi lokal di tengah beragamnya acara yang ditawarkan televisi nasional. Program acara yang bernuansa daerah menjadi daya tarik dan nilai tambah tersendiri dari responden.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian kepuasan di media adalah penelitian Nababan (2010) mengenai Acara Talkshow Dokter Pintar di Radio Suara Medan FM Terhadap Kepuasan Khalayak. Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi pada variabel-variabel lain. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan total sampling maka seluruh populasi digunakan sebagai responden. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa acara talkshow Dokter Pintar mempengaruhi kepuasan khalayak pendengar radio Suara Medan. Variabel kepuasan khalayak tersebut di antaranya terdapat komponen mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, mendapatkan informasi tentang permasalahan kesehatan dan dapat memahami permasalahan kesehatan.

Penelitian berikutnya yang pernah dilakukan Sisca (2009) mengenai Motif dan Kepuasan Pendengar Radio Bahtera Yudha dalam Mendengarkan Program Siaran

(34)

mendengarkan program siaran Pelangi adalah motif diversi (motif akan pelepasan dari ketegangan dan kebutuhan akan hiburan). Kepuasan yang diterima responden adalah kepuasan informasi. Sedangkan pada kesenjangan kepuasan yang terjadi antara gratification sought dan gratification obtained disimpulkan bahwa program siaran Pelangi radio Bahtera Yudha memuaskan responden.

Penelitian yang lain adalah mengenai Kepuasan Pembaca Terhadap Rubrik DBL Pada Harian Jawa Pos yang dilakukan oleh Kanti Wahyuning Tias pada tahun 2010. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kesenjangan antara kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dari motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial dan hiburan pada pembaca di wilayah Surabaya ketika membaca rubrik DBL pada harian Jawa Pos. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan uses and gratification di mana khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Ada empat motif menggunakan media massa yang digunakan McQuail yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan analisis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan ini bertujuan menggambarkan kepuasan terhadap penggunaan media Harian Jawa Pos. Kepuasan tersebut kemudian diukur dengan melihat kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) setelah membaca Harian Jawa Pos.

Hasil penelitian Tias (2010) tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada dua motif yaitu pada motif informasi dan motif hiburan, rubrik DBL pada harian Jawa Pos sudah dapat memuaskan pembacanya dengan berita yang disajikan. Sedangkan untuk dua motif yang lainnya, yaitu motif identitas pribadi dan motif integrasi dan interaksi sosial, rubrik DBL pada harian Jawa Pos belum dapat memuaskan pembacanya. Ini semua dapat dilihat dari perbedaan mean sebelum membaca (gratification sought) dengan sesudah membaca (gratification obtained) rubrik DBL pada harian Jawa Pos.

(35)

Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan di M Radio 98,8 FM Surabaya karena melihat perkembangan radio tersebut yang sangat baik. M Radio 98,8 FM Surabaya merupakan stasiun radio baru di Surabaya yang didirikan pada tahun 2007 dan satu-satunya yang mempunyai format musik Indonesia pop, tanpa penyiar dan berhasil masuk dalam Top 10 Radio di Surabaya dalam waktu satu tahun. Untuk itu penelitian Susila (2009) tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dengan rating yang tinggi tersebut M Radio 98,8 FM Surabaya telah memuaskan pendengarnya di kota Surabaya. Penelitian tersebut menggunakan metode survei. Pengukuran kepuasan dilakuan dengan membandingkan nilai mean antara gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif pendengar pada hubungan personal terpuaskan. Sementara motif pendengar pada pengawasan, identitas pribadi, dan pengalihan tidak terpuaskan pada program siaran M Radio 98,8 FM Surabaya.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Hutapea (2010) dengan judul Perbandingan Gratification Sought dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU). Penelitian tersebut bertujuan membandingkan kepuasan yang dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif uses and gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.

(36)

Penelitan lainnya adalah Kepuasan Pemirsa Surabaya dalam Menonton Tayangan

“Termehek-mehek” di Trans TV. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2009) tersebut melakukan kajian kesenjangan kepuasan dengan cara melihat gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada kesenjangan kepuasan meskipun kesenjangan itu hanya sedikit sehingga dapat disebut tidak signifikan yaitu lebih besar jumlah rata-rata kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dengan kepuasan yang dicari (gratification sought). Lebih lanjut hasil penelitian Yunita (2009) tersebut jika dilihat dari deskripsi perbandingan antara kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh didapatkan bahwa kategori hiburan lebih mendominasi atau lebih banyak.

Penelitian berikutnya mengkaji mengenai Perilaku Anggota Kelompencapir terhadap Siaran Pedesaan Bidang Pertanian oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Regional Malang (Kasus di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu). Penelitian yang dilakukan oleh Nurdiansya (2007) tersebut bertujuan mendeskripsikan proses komunikasi pada siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio sampai dengan pemirsa (masyarakat pedesaan), menganalisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio.

Metode penelitian Nurdiansya (2007) tersebut dalam pengumpulan data yakni melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan penggunaan skala Likert. Hasil penelitian diketahui bahwa RRI Regional Malang mempunyai potensi kredibilitas yang tinggi dalam membentuk komitmen untuk menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio dengan optimal. Hal tersebut merupakan modal awal yang dapat dijadikan potensi peran RRI Regional Malang sebagai lembaga legal dalam menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio terhadap perilaku masyarakat pedesaan.

(37)

peranan yang penting dalam kaitannya dengan penyebaran informasi-informasi baru ke petani. Proses produksi yang terjadi dalam rangka program siaran pedesaan ini sudah berjalan dengan baik tetapi perlu diberikan perbaikan-perbaikan yang mengarah pada sempurnanya program acara. Sehingga para pendengar bisa mendapatkan informasi dalam bidang pertanian dengan lebih baik. Informasi yang mereka dapat bisa dipergunakan untuk meningkatkan produksi pertanian yang berujung pada bertambahnya tingkat kesejahteraan mereka. Oleh karena itu paket acara siaran pedesaan ini harus berlangsung secara berkesinambungan demi tercapainya tujuan bersama. Analisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian oleh RRI Regional Malang menunjukkan bahwa perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan dilihat melalui tiga indikator yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan memiliki hasil yang rata-rata sudah baik.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian siaran pedesaan adalah Respon Peternak Domba Terhadap Siaran Pedesaan RRI Programa I Cabang Pratama Bogor,

Jawa Barat (Kasus Kelompok Tani “Mina Lestari” di Desa Cinagara, Kecamatan

Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian Haribowo (2004) tersebut bertujuan melihat karakteristik individu peternak di Desa Cinagara, mengetahui daya tarik siaran pedesaan dan mengetahui respon peternak terhadap siaran pedesaan.

(38)

Penelitian berikutnya adalah Indriani (1984) mengenai Mekanisme Kerjasama dalam Pengadaan Bahan Siaran Pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk melihat dan menganalisis mekanisme kerjasama diantara RRI sebagai pihak penyelenggara siaran, instansi/dinas dan lembaga, PPL dan tokoh masyarakat sebagai pihak pendukung serta kelompok pendengar sebagai sasaran dalam pengadaan bahan siaran pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus siaran pedesaan di RRI Stasiun Regional II Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden dan penggunaan data sekunder. Data diolah secara tabulasi dan dianalisis secara kualitatif. Parameter yang diukur adalah (1) keikutsertaan instansi/dinas dan lembaga, RRI, PPL dan tokoh masyarakat dalam pengadaan bahan siaran, (2) keikutsertaan kelompok pendengar dalam pengadaan bahan siaran pedesaan dan (3) kesesuaian materi siaran pedesaan dengan kebutuhan kelompok pendengar.

Hasil penelitian Indriani (1984) menunjukkan bahwa secara keseluruhan kerjasama yang terjadi selama ini antara pihak penyelenggara, pihak pendukung, dan sasaran siaran pedesaan sudah berjalan dengan baik. Akibat dari hal tersebut adalah materi siaran yang dihasilkan juga dapat memenuhi kebutuhan pasaran. Hal ini dapat dilihat dari materi siaran yang telah disiarkan oleh RRI Stasiun Regional II Bogor sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kelompok pendengar yang ada di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.

Penelitan berikutnya mengenai Aktivitas Khalayak dan Kepuasan yang Diperolehnya Melalui Media TVRI dan RCTI atas Siaran Berita Dalam Negeri. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agustinus Kardiman pada tahun 1993. Penelitian ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak.

(39)

yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah menggunakan software SPSS PC+.

Hasil penelitian Kardiman (1993) menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya.

Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv) dengan variabel kepusan yang diperolehnya (gratification obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan).

Kajian yang relevan berikutnya adalah mengenai Efektivitas Siaran Acara „Siaran

Pedesaan‟ di RRI Bandung Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pertanian

(40)

2.3 Kerangka Pemikiran

Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor merupakan salah satu Lembaga Penyiaran Publik di kota Bogor. Layaknya media penyiaran publik, RRI Bogor mempunyai peranan dalam penyebarluasan informasi di tingkat lokal yaitu di wilayah jangkauan siarannya yaitu Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Keberadaan pendengar menjadi kian penting di mana pendengar memiliki kontribusi aktif dalam merespon program-program siaran tersebut, di antaranya adalah siaran pedesaan “Desa Kita”.

Pada kerangka pemikiran di bawah ini variabel karakteristik pendengar terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Pada variabel penggunaan media radio terdiri atas frekuensi dan durasi. Pada variabel gratification sought memuat komponen yang sama pada gratification obtained yakni motif-motif surveillance (informasi), personal identity (identitas pribadi), personal relationship (hubungan pribadi) dan diversion (hiburan). Komponen pada variabel tersebut seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya yakni motif informasi (surveillance) terkait dengan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu, komponen motif identitas personal (personal identity) terkait dengan penguatan nilai atau penambah keyakinan dan pemahaman diri, komponen motif hubungan pribadi (personal relationship) terkait dengan manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan dan terakhir komponen motif pengalihan/hiburan (diversion) yakni terkait dengan pelarian dari rutinitas dan masalah serta pelepasan emosi.

(41)

didapat hasilnya mengenai kepuasan pendengar. Teknik operasionalisasinya dijelaskan lebih lanjut pada subbab pengolahan dan analisis data. Penelitian ini

mencoba menganalisis kesenjangan kepuasan pendengar pada program siaran “Desa Kita” yang disiarkan Programa I Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor.

Keterangan:

[image:41.612.98.523.133.729.2]

: berhubungan : menghasilkan

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik pendengar dengan penggunaan media radio.

2. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik pendengar dengan kesenjangan kepuasan pendengar.

Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) Surveillance (Informasi)

Personal Identity (Identitas Pribadi)

Personal Relationship (Hubungan Personal)

Diversion (Hiburan)

Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) Surveillance (Informasi)

Personal Identity (Identitas Pribadi)

Personal Relationship (Hubungan Personal)

Diversion (Hiburan)

Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) Karakteristik Pendengar

Jenis Kelamin Usia

Tingkat Pendidikan Pekerjaan

Penggunaan Media Radio Frekuensi

(42)

3. Diduga terdapat hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan pendengar.

2.5 Definisi Operasional

Berikut diuraikan rumusan batasan dan operasionalisasi dari masing-masing variabel yang akan digunakan untuk memudahkan dalam menguji hipotesis penelitian. Variabel-variabel yang akan dioperasionalisasikan tersebut adalah:

1. Jenis kelamin adalah pengkategorian responden berdasarkan faktor biologis yang tercatat dalam tanda pengenal. Jenis kelamin dikategorikan menjadi dua yaitu:

a. Laki-laki b. Perempuan

2. Usia adalah satuan umur responden dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan. Usia dikategorikan menjadi tiga yaitu :

a. Muda (≤ 27 tahun)

b. Setengah baya (28 – 42 tahun) c. Dewasa (≥ 43 tahun)

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari responden pada saat penelitian dilakukan. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga yaitu:

a. Dasar (SD, MI, SLTP dan MTS atau sederajat) b. Menengah (SMA, MA dan SMK atau sederajat)

c. Tinggi (Diploma 3, Diploma 4, Strata 1, dan Strata 2 atau sederajat)

4. Pekerjaan adalah penggolongan status kegiatan yang dilakukan responden dalam mendapatkan uang. Pekerjaan dikategorikan menjadi dua yaitu :

(43)

5. Frekuensi adalah tingkat keseringan responden dalam mendengarkan program

siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor FM 93,75 MHz selama seminggu terakhir.

a. Sering (2 kali dalam seminggu) b. Jarang (1 kali dalam seminggu)

6. Durasi adalah rata-rata total waktu yang dipakai untuk mendengarkan

program siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor FM 93,75 MHz selama seminggu terakhir.

a. Tinggi (40 – 60 menit per siaran per minggu) b. Rendah (≤ 39 menit per siaran per minggu)

7. Kesenjangan kepuasan adalah hasil perhitungan atas selisih masing-masing kategori motif kepuasan yang dicari (gratificationsought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) oleh seluruh pendengar yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil kesenjangan kepuasan dikategorikan menjadi tiga yaitu:

a. Sangat Puas (nilai mean GS < GO) b. Puas (nilai mean GS = GO)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran (coverage area) RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur. Karena keterbatasan biaya maka hanya responden yang bertempat tinggal di Kabupaten dan Kota Bogor saja yang menjadi responden penelitian ini. Data mengenai lokasi pendengar didapatkan dari pesan singkat (SMS) atau telepon interaktif ke RRI Bogor pada saat program siaran “Desa Kita” berlangsung. Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan April dan Mei tahun 2011.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data secara dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Jumlah pertanyaan dibatasi maksimum dua puluh pertanyaan setiap bagian untuk meminimalisir kejenuhan responden dalam menjawab pertanyaan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang tersebar di Kota Bogor.

Data responden tersebut mengacu dari daftar pendengar yang melakukan

interaktif ketika program siaran pedesaan “Desa Kita” sedang berlangsung, baik

melalui telepon maupun pesang singkat (SMS). Peneliti kemudian menghubungi satu per satu responden untuk meminta kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data-data mengenai profil RRI Bogor, profil pendengar RRI Bogor serta data-data lainnya

(45)

3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan pengisian kuesioner. Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden penelitian kemudian diuji terlebih dahulu agar kuesioner tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur serta konsisten. Oleh karena itulah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Pemilihan responden tersebut didasarkan pada karakteristik responden uji yang sama dengan sampel asli penelitian.

3.3.1 Validitas Instrumen

Validitas dalam penelitian ini didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori yang ada dan pendapat dari ahli. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Hal ini dilakukan agar data yang didapat valid. Priyatno (2008) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi. Adapun rumus yang digunakan dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

(46)

Setelah dilakukan uji validitas pada kuesioner kepada 34 responden maka diperoleh hasil validitas instrumen. Dari 40 pernyataan yang diajukan terdapat 4 pernyataan yang tidak valid oleh karena itu 4 pernyataan tersebut diganti.

3.3.2 Reliabilitas Instrumen

Uji reabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Priyatno 2008). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua, di mana pada teknik ini setiap butir pernyataan-pernyataan yang valid dibagi menjadi belahan genap dan ganjil. Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus pada persamaan berikut:

Keterangan:

= angka koefisien reliabilitas keseluruhan item = angka korelasi belahan pertama dan kedua

Setelah dilakukan uji kuesioner pada 34 responden, maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,812 untuk pernyataan kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dan nilai sebesar 0,881 untuk pernyataan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained).

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(47)

nominal dan ordinal, sehingga untuk menganalisis hubungan antar data tersebut digunakan analisis Chi-Square.

Data kuantitatif diuji dengan menggunakan uji statistik nonparametrik melalui uji Chi-Square untuk melihat hubungan yang nyata antara variabel-variabel dengan skala nominal. Hasil uji Chi-Square kemudian digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel-variabel dengan koefisien kontingensi (C). Makin besar C berarti hubungan antar dua variabel semakin erat. C berkisar antara 0 - 1.

Rumus Chi-Square (Rakhmat 2002) yang digunakan dapat dilihat pada persamaan berikut:

Di mana:

= Chi kuadrat observasi = frekuensi observasi = frekuensi harapan

Untuk menghitung tingkat kesenjangan kepuasan maka dilakukan dengan membandingkan skor yang diperoleh gratification sought (GS) dengan gratification obtained (GO), di mana:

a. Jika mean (rata-rata) skor GS lebih besar dari mean skor GO (GS > GO), maka terjadi selisih mean negatif, karena kepuasan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kepuasan yang diinginkan. Dengan demikian, RRI Bogor tidak memuaskan pendengarnya.

b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS = GO), maka tidak terjadi selisih mean karena jumlah kepuasan yang diinginkan semuanya terpenuhi. Dengan demikian, RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya.

(48)
(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR

4.1 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara. RRI berdiri pada tanggal 11 September 1945. Siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang bersifat independen, netral dan tidak komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestari budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. RRI sampai saat ini memiliki 62 stasiun penyiaran yang tersebar di seluruh Indonesia ditambah 1 stasiun penyiaran Siaran Luar Negeri yang dikenal dengan Voice of Indonesia serta 114 stasiun produksi yang terletak di perbatasan Indonesia.

LPP RRI Bogor berawal dari Radio Daerah Bogor (RDB) yang dikelola oleh AURI LANUD Atang Sanjaya Bogor. Radio Daerah Bogor resmi menjadi Radio Republik Indonesia Bogor pada tanggal 25 Juli 1968. Pada tanggal tersebut, Walikota Bogor menyerahkan Radio Daerah Bogor (RDB) kepada Direktorat Radio. Sejak saat inilah RDB menjadi RRI Bogor yang diresmikan oleh Dirjen RTF atas nama Menteri Penerangan RI pada tanggal 4 Agustus 1968. Walikota Bogor dengan SK No. 2360/6/1968 tertanggal 13 Mei 1968 menyerahkan penguasaan atas seluruh gedung di Jalan Pangrango No. 30 Bogor kepada Direktorat RRI Deppen Jakarta untuk dipergunakan RRI Studio Bogor.

Sejak tahun 1968 hingga saat ini LPP RRI Bogor terus berkembang dengan penambahan daya pancar yang meliputi Wilayah II Bogor (Bogor, Sukabumi dan Cianjur). LPP RRI Bogor mengudara dari Jalan Pangrango No. 34 Bogor selama 19 jam sehari melalui Programa 1 dan Programa 2 dengan segmentasi yang berbeda.

(50)

untuk semua kalangan tanpa membedakan status dan strata sosial masyarakat. Dalam format siarannya, RRI Bogor menampilkan kemasan serba ada di mana semua jenis dan warna musik yang diperkuat dengan berbagai berita aktual dapat didengar oleh pendengar.

RRI Bogor mengoperasikan 3 unit pemancar, 2 buah pemancar MW berkekuatan masing-masing 5 KW (FM) dan 10 KW (AM) di studio Jalan Pangrango 34 Bogor dan 1 buah pemancar MW berkekuatan 5 KW yang ditempatkan di komplek pemancar Sukmajaya, Depok. Piranti siaran yang dimiliki menunjang operasional siaran menggunakan sistem dan program komputerisasi terbaru dan terpadu dengan system link serta mampu memproduksi spot iklan dan produk promo lainnya. Di samping siaran di dalam studio, RRI Bogor juga melaksanakan kegiatan siaran di luar studio/outside broadcast dengan menggunakan perangkat mobil OB Van yang dilengkapi dengan peralatan siar luar.

Pro 1 dengan format siaran informasi, pendidikan, budaya dan hiburan mengudara melalui frekuensi FM 93,75 MHz & AM 1242 KHz, selalu berusaha untuk menjadi media yang mampu menjawab kebutuhan publik. Menawarkan kombinasi musik, informasi kesehatan, bisnis, politik, sosial, budaya dan religi yang proporsional. Dengan cara ini RRI Bogor hadir dengan konsep baru memiliki diferensiasi dengan radio lain yang telah ada di kota Bogor.

(51)

4.2 Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor

Visi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) adalah menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional.

Pada visi tersebut kemudian dikembangkan budaya organisasi yang dilandasi

motto: “Sekali di Udara Tetap di Udara, Unggul dan Sejahtera”.

Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor: 1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna

memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme profesional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian.

2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap suprastruktur politik guna mendorong terciptanya penyelengga

Gambar

Gambar 3 Kerangka Pemikiran
Tabel 1 Struktur Jabatan LPP RRI Bogor
Tabel 11 Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Kesenjangan Kepuasan
Tabel 20 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Frekuensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem database yang dijalankan di stasiun radio Most FM (99,1 Mhz) Medan sebenarnya sangat luas, namun dalam tugas akhir ini penulis membatasi pada masalah pengolahan SMS

Analisis Deskriptif Produksi Program Siaran Cahaya Pagi Pada Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor.. Radio merupakan media elektronik yang tertua dan luwes, radio

Pramana Jati, coordinator Keagamaan di Radio Mustang 88 FM, wawancara pribadi, Jakarta 6 Mei 2008.. Untuk itulah setiap siaran keagamaan dibutuhkan manajerrial yang

kepuasan pendengar terhadap siaran Edan Bola pada radio RCB FM

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa persepsi kualitas siaran berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pendengar

Apakah menurut Anda penggunaan siaran radio Noon2Nite di KISS FM sesuai dengan jenis media yang digemari anak muda Kota Medan..

Dengan dasar uraian diatas solo_radio FM merupakan satu- satunya radio yang mengadakan siaran dengan format selalu interaktif atau berkomunikasi.. dengan pendengar secara

Penulisan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi sebagai upaya meningkatkan minat pendengar untuk mendengarkan bahasa Mandarin melalui siaran radio program “Wo Ai Metta” di Radio Metta