• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

DARMA LESTARI HUTAPEA 060904001

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH: NAMA : DARMA LESTARI HUTAPEA

NIM : 060904001

JUDUL : PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO

(Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar

terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU

Pembimbing Ketua Departemen

Drs.Hendra Harahap,M.Si Drs.Amir Purba,M.A

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tim Penguji:

1. Ketua :

2. Anggota 1 :

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan

karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih

karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu

menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayah M.M.M Hutapea dan Ibu D. Situmorang yang

selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Terimakasih untuk

curahan kasih sayanng yang tak pernah luntur dan berkurang pada saya.

2. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU.

3. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga

selama membimbing penulis.

5. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen wali penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal

pengetahuan selama masa perkuliahan.

(5)

8. Kak Hanim, Kak Puan, dan staf Laboratorium Ilmu Komunikasi.

9. Pihak radio Kiss dan Prambors yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis.

Dan untuk setiap keramahannya dan kebaikannya sehingga mau menolong

penulis untuk memberikan data-data tentang radio tersebut

10.Abang dan kakak penulis, Syahmaida, Ripe Oloan, Alfonso, Martina, Saut yang

memberikan semangat dan doa yang tak putus-putusnya untuk penulis. Untuk

setiap keceriaan, kesedihan yang dilalui bersama, terimakasih untuk segalanya.

11.Sahabat penulis: Elisa Monika Bangun, Sierra Putri Ardani, dan Imaniuri Silaban,

yang telah menjadi sahabat selama 4 tahun di perkuliahan. Sahabat yang selalu

ada menolong, memberikan saran, kritik, dan canda tawa. Terimakasih untuk

setiap kebersamaan kita selama ini. Semoga persahabatan yang telah dijalin

semakin erat dan kita bisa menjadi apa yang kita cita-citakan.

12.Teman teman Beswan Djarum, terimakasih untuk setiap dukungan, doa, masukan,

dan keceriaan yang penulis rasakan selama ini.

13.Bapak dan ibu penjaga perpustakaan, untuk keramahannya kepada penulis, dan

untuk setiap motivasi yang diberikan

14.Kelompok Kecil Miracle, Kak Mery, Elisa, Erin, Nelvita, Esther, dan Mei yang

selalu memberikan motivasi tanpa henti untuk penulis. Untuk setiap doa dan

sharing yang telah dilalui bersama, untuk setiap pelayanan yang dinikmati

bersama. Terimakasih telah menjadi bagian dari hidup penulis. Semoga setiap

doa yang telah mengalir takkan berhenti sampai disini.

15.Teman-teman angkatan 2006, Pina, Andi, Yuli, Hendra, Ropesta, Diana, Ira,

(6)

dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk setiap kebersamaan, keceriaan,

canda tawa yang akan penulis ingat terus sepanjang masa.

16.Semua pengarang buku yang telah memotivasi dan menjadi narasumber bagi

penulis dan untuk responden penulis yang berada di FISIP USU, terimakasih

untuk waktu dan kesabarannya dalam mengisi kuesioner penulis yang cukup

banyak pertanyaannya.

17.Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari ataupun

tidak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan,

namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan

baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun

kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah

kepada kita semua. Terima kasih.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Pembatasan Masalah

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.2 Teori Uses and Gratification Approach 1.5.3 Kepuasan

1.5.4 Motif Penggunaan Media 1.5.5 Media Habit

1.5.6 Gratification Sought dan Gratification Obtained 1.6 Kerangka Konsep

1.7 Model Teoritis

1.8 Operasional Variabel

1.9 Definisi Operasional

1.10 Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

2.1.1 Definisi Komunikasi 2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi 2.1.3 Fungsi Komunikasi

2.1.4 Definisi Komunikasi Massa 2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa 2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa 2.1.7 Fungsi Komunikasi Massa 2.2 Teori Uses and Gratification

(8)

2.2.2 Dimensi Teori

-. Kepuasan

-. Motif Penggunaan Media

-. Media Habit

-. Gratification Sought dan Gratification Obtained

2.2.3 Kelemahan Teori Uses and Gratification

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3.1.2 Program Studi

3.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3.1.4 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU

3.1.5 Struktur Organisasi International Education Centre 3.2 Sekilas tentang Radio Kiss FM

3.3 Sekilas tentang Radio Prambors

3.4 Metodologi Penelitian

3.4.1 Metode Penelitian

3.4.2 Lokasi Penelitian

3.4.3 Waktu Penelitian

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

3.5.2 Sampel

3.6 Teknik Penarikan Sampel

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.8 Teknik Analisis Data

3.9 Langkah-langkah Pengumpulan Data

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 Analisis Tabel Tunggal

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Operasional Variabel

Tabel 2 Tipologi Gratifikasi yang Dicari dan Diperoleh dari Media

Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2006-2007

Tabel 4 Gratification sought untuk motif mendengar musik

Tabel 5 Gratification sought untuk motif informasi

Tabel 6 Gratification sought untuk motif identitas pribadi

Tabel 7 Gratification sought untuk motif integrasi dan interaksi social

Tabel 8 Gratification sought untuk motif hiburan

Tabel 9 Gratification obtained untuk Kepuasan mendengar musik

Tabel 10 Gratification obtained untuk Kepuasan Informasi

Tabel 11 Gratification obtained untuk Kepuasan Identitas Pribadi

Tabel 12 Gratification obtained untuk Kepuasan integrasi dan interaksi sosial

Tabel 13 Gratification obtained untuk Kepuasan Hiburan

Tabel 14 Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Motif Musik dan Informasi

Tabel 15 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Motif Indentitas Sosial, Integrasi Sosial dan Hiburan

Tabel 16 Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Pemuasan Kebutuhan Motif , dan Informasi

Tabel 17 Tabel silang antara Jenis Kelamin dengan pemuasan kebutuhan Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan

(11)

Tabel 19 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan motif Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan

Tabel 20 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan kepuasan Kebutuhan Mendengar Musik dan Informasi

Tabel 21 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan Kepuasan akan Kebutuhan Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan

Tabel 22 Tabel rata-rata penilaian Gratification Sought dan Gratification Obtained terhadap stasiun radio Kiss dan Prambors

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Teori Uses and Gratification

Gambar 2 Model Teoritis

Gambar 3 Jenis Kelamin

Gambar 4 Hobbi

Gambar 5 Frekuensi Mendengar Radio

Gambar 6 Tempat Mendengar Radio

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Media Habit pendengar Kiss FM

Grafik 2 Media Habit pendengar Prambors FM

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian

Lampiran II Tabel SPSS

Lampiran III Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan

Ilmu Politik USU

Lampiran V Lembar catatan bimbingan skripsi

(14)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepuasan ynag dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jumlah sampel yang diambil sebesar 90 orang dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 76 buah. Analisis data menggunakan bentuk tabel tunggal dan table silang. Selanjutnya uji hipotesis dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 10.0.

Dari hasil penelitian, terbukti bahwa gratification sought Kiss FM sejumlah 3.09 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS > GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Dan gratification sought Prambors FM sejumlah 2.96 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS < GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Penjabaran Independent samples Test untuk Gratification Sought :Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.027 dengan probabilitas sebesar0,869. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan motif yang dicari oleh pendengar Kiss dan Prambors

(15)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepuasan ynag dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jumlah sampel yang diambil sebesar 90 orang dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 76 buah. Analisis data menggunakan bentuk tabel tunggal dan table silang. Selanjutnya uji hipotesis dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 10.0.

Dari hasil penelitian, terbukti bahwa gratification sought Kiss FM sejumlah 3.09 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS > GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Dan gratification sought Prambors FM sejumlah 2.96 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS < GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Penjabaran Independent samples Test untuk Gratification Sought :Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.027 dengan probabilitas sebesar0,869. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan motif yang dicari oleh pendengar Kiss dan Prambors

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak ada satu individu pun yang bisa lepas dari media massa, baik itu media

massa cetak, maupun media massa elektronik. Media massa telah merasuk (persuasive)

ke dalam kegidupan modern. Karena media massa sangat berpengaruh, kita perlu tahu

sebanyak mungkin bagaimana media massa bekerja. Melalui media massa kita

mengetahui hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang dunia di luar lingkungan dekat

kita. Orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke

khalayak luas. Negara-negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan

ideologinya dan untuk tujuna komersial (Vivian, 2008: 4).

Radio sebagai salah satu media massa dengan segala kekurangan dan

kelebihannya dalam memberikan akses untuk mendapatkan informasi, saat ini juga telah

mendapat tempat dan memiliki kekuatan tersendiri dalam memberikan informasi.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan,

jika ada lambang-lambang non-verbal yang digunakan jumlahnya sangat minim,

umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi

telegrafi atau bunyi salah satu alat musik (Effendy, 1983: 14).

Dibandingkan dengan media massa lain, radio memiliki keunggulan yang tidak

dimiliki oleh media massa lain, yaitu kecepatan dalam menyampaikan informasi,

kemudahan dalam mengakses siaran radio, biaya yang murah, luasnya jangkauan siar,

(17)

komunikator ialah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil

makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak

demikian dengan media massa lainnya.

Keefektifan media penyiaran radio tergantung pada seberapa banyak pendengar

yang menikmati dan mendengarkan program-program radio. Tidak ada sistem penyiaran

radio yang dapat bertahan tanpa pendengar. Pendengar merupakan orang-orang yang

loyal dan bersahabat serta memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun

radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah stasiun tidak memuaskan

pendengarnya, para pendengar akan segera mematikan gelombang radio tersebut, dan

mereka akan pindah ke stasiun radio yang lain. Pendengar yang akan dikatakan

benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan

sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Tetapi, bisa saja pendengar hanya

loyal terhadap satu acara pada stasiun penyiaran radio tersebut.

Jaringan merupakan salah satu konsep yang diusung radio-radio swasta guna

merebut hati pendengar dan pengiklan. Selain jaringan, konvergensi media juga menjadi

daya tarik tersendiri bagi radio. Radio jaringan menjadi sebuah pilihan karena memiliki

sejumlah kelebihan. Radio yang memiliki keterbatasan jangkauan siar, berkat jaringan

keterbatasan tersebut bisa diatasi. Lewat jaringan siaran radio di suatu daerah dapat

didengar di daerah lain.

Salah satu stasiun radio yang mendapat tempat di hati pendengarnya adalah Kiss

FM. Kiss FM adalah radio yang merupakan salah satu media bagi masyarakat luas dan

rekan sebaya pada khususnya yang menyajikan acara hiburan, informasi dan berita.

(18)

Dien No.16 Medan . Pada awalnya gelombang radio yang dipakai adalah adalah AM.

Namun dengan perubahan dan perkembangan informasi maka telah terjadi pertukaran

gelombang ke FM. Target audience yang utama dari radio Kiss FM adalah umur 15 – 29

tahun dan disamping itu juga yang berusia 30 – 48 tahun dan pendidikannya

sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Atas dan statusnya mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai

kantor sampai pada professional.

Untuk mencapai targetnya ini Kiss FM menggunakan format hottest hits dimana

lagu-lagu yang disajikan adalah hits terbaru dari berbagai jenis aliran musik yang di

favoritkan saat ini seperti : pop, pop-rock, alternative, R & B, hiphop, punk, dan lain

sebagainya, baik produksi dalam negeri dan terutama mancanegara yang semuanya

terkoleksi dalam acara KISS weekly Hot 40 dan KISS info musik Indonesia. Selain itu PT.

Kidung Indah Selaras Suara juga memproduksi acara-acara seperti KISS in the morning,

noizertortion, love always, forcesting interaktif, road show from your campus, after

shool, danceholic dan menyajikan acara yang bekerja sama dengan radio maupun produk

lainnya. Radio ini juga memproduksi sendiri berita lokal seputar kota Medan dan

dikemas dalam KISS Hot Information yang disajikan 6 kali sehari.

Demikian halnya dengan Prambors 97,5 FM.Prambors adalah radio siaran yang

pada saat ini telah mengudara di enam kota, yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Manado,

Medan dan Surabaya. Nama lengkap Prambors adalah Prambors Rasisonia, yang

merupakan singkatan dari Prambanan, Mendut, Borobudur, dan Sekitarnya (Prambors)

dan Radio Siaran Sosial Niaga (Rasisonia).

(19)

target pendengarnya berusia 15-25 tahun. (www.pramborsfm.com). Salah satu program

andalan stasiun ini yakni, “Putuss bareng Om Rangga”. Program ini bertujuan untuk

memberi semangat pada kawula muda dalam melalkukan aktivitasnya di pagi hari. Acara

yang disiarkan pada pukul 6-10 pagi di hari Senin hingga Jumat ini mempunyai unsur

pertunjukan, mendidik, dan menginspirasi. Seperti memberi info menarik dan didukung

oleh lagu-lagu yang menjadi penyemangat di pagi hari, rekomendasi dalam segala hal

yang sangat dekat dengan aktivitas kawula muda, membahas fenomena yang tidak asing

lagi di lingkungan sekitar juga penyampaian cerita yang lebih santai tetapi tetap memiliki

nilai untuk lebih memotivasi kawula muda.

Pada siaran radio, penyiar radio bisa mendapat komentar atau feedback pada saat

itu juga mengenai penampilan si penyiar, bagus atau jelek, ataupun musik-musik yang

ingin didengarkan oleh audiens. Penyiar radio dapat melibatkan masyarakat

pendengarnya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pendengar lainnya

misalnya informasi tentang kemacetan lalu lintas, informasi untuk membeli

barang-barang tertentu hingga ke perjodohan dan seterusnya (Morrisan, 2008: 23).

Sebagian besar perilaku audiens akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan

kepentingan individu. Penggunaan media itu terdiri dari, misalnya jumlah waktu yang

digunakan untuk mengikuti media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi dan

berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi

atau dengan media secara keseluruhan. Berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap

media ini disebabkan oleh kondisi sosial psikologis yang menyebabkan adanya

(20)

sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya

akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya termasuk yang tidak

diharapkan sebelumnya.

Berdasarkan pengalamannya, seseorang mengharapkan bahwa konsumsi atau

penggunaan media tertentu, akan memberikan sejumlah pemenuhan bagi kebutuhannya.

Penggunaan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun menurut Palmgreen,

konsep ini tidak berhenti di situ, yaitu dengan menanyakan apakah khalayak puas setelah

menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought)

dan GO (Gratification Obtained). Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau

diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau

koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi

media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh

seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. Dengan kata lain,

gratification obtained dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media

dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Gratification obtained

mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah

menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik

(Kriyantono, 2008: 208). Pendekatan ini berbeda dari perspektif teoretis lain yang

menganggap khalayak sebagai pengguna media yang aktif sebagai lawan dari penerima

pasif informasi. Berbeda dengan teori-teori efek media tradisional yang berfokus pada

"apa yang media lakukan untuk rakyat" dan berasumsi khalayak adalah homogen,

(21)

untuk menggunakan media dan menanggapi media, yang ditentukan oleh latar belakang

sosial dan psikologis.

Kedua stasiun radio ini merupakan stasiun yang membuat program acara yang

memfokuskan pada generasi muda. Mahasiswa, adalah elemen yang memiliki wawasan

yang cukup luas dan selalu berusaha menjalani hidup lebih luwes dan peka terhadap

orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Mahasiswa juga merupakan khalayak yang

sangat aktif dalam menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik, dan

merupakan generasi yang tidak lepas dari segala rutinitas yang sering melepaskan segala

kepenatannya dengan mendengarkan musik yang disenanginya. Salah satu caranya adalah

dengan mendengarkan radio, musik yang disajikan oleh stasiun radio sangat beragam,

tergantung pada pendengarnya apakah menginginkan genre musik pop atau rock. Kiss

dan Prambors merupakan dua stasiun radio yang mengusung tema kawula muda dalam

target sasaran pendengarnya. Alasan peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) adalah mahasiswa yang

berada di fakultas ini dapat lebih ekspresif dalam menyikapi media yang menerpanya.

Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti dan membandingkan motivasi

dan kepuasan yang didapat dari mahasiswa dalam mendengarkan program dari stasiun

radio, khususnya Kiss FM dan Prambors yang sarat dengan musik kawula muda.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

(22)

dan Gratification Obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan

Prambors Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Guna menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti.

Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

1.4Penelitian ini merupakan studi perbandingan, yaitu hanya untuk mengetahui

perbandingan Gratification Sought dan Gratification Obtained pendengar

terhadap program stasiun radio, yang dibandingkan yaitu motif dan kepuasan

yang didapat setelah mendengar kedua stasiun radio tersebut.

1.5Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU angkatan

2006-2007 yang mendengarkan program acara Kiss FM dan Prambors Medan.

1.6Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif mahasiswa FISIP USU dalam

mendengarkan program acara Kiss FM dan Prambors dan kepuasan yang

didapat.

2. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan cara pengemasan yang dibuat

(23)

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan stasiun radio Kiss FM

dan Prambors dalam memenuhi kebutuhan informasi musik di kalangan

mahasiswa FISIP USU Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai

Ilmu Komunikasi.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan referensi

penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan

sumbangan pemikiran bagi para pembacanya.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi stasiun

radio Kiss FM dan Prambors Medan.

1.5 KERANGKA TEORI

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam

memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 40).

Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi

dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan

menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut

(24)

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi dan

komunikasi massa, teori uses and gratification approach, kepuasan, motif penggunaan

media, media habit, gratification sought dan gratification obtained.

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Pada tahun 1960, Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social

Communication memunculkan istilah Science of Communication yang didefinisikan

sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang

setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy,

2003: 13).

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek

komunikasi terhadap seseorang. Kita ingin memiliki kemampuan untuk meramalkan efek

yang timbul pada komunikan.

Sedangkan Bungin (2006: 35), mengatakan bahwa tujuan komunikasi adalah:

o Perubahan sikap (attitude change)

o Perubahan pendapat (opinion change)

o Perubahan perilaku (behaviour change)

o Perubahan sosial (social change)

Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya

dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat, termasuk konten

interaksi komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan

(25)

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik

yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1).

Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan

anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadualkan untuk bisa

mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya

sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang

kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Severin, Warner J

& James W. Tankard, 2005: 4).

1.5.2 Teori Uses and Gratification Approach

Teori Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawai di

dalam melihat media. Artinya manusia punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan

media (Nurudin, 2004: 181). Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya satu jalan bagi

khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen media mempunyai

kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas

memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta

bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri.

Katz menggambarkan sejumlah logika yang mendasari penelitian uses and

(26)

adanya (2) kebutuhan yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa

dan sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media

yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi

lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Ardianto, 2004: 72).

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media

oleh seseorang (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Gratifikasi yang

sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan

emosional, perolehan informasi dan kontak sosial.

Mengapa khalayak aktif memilih media? Alasannya adalah karena masing-masing

orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Televisi Metro TV tentu akan banyak

dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita

dibanding dengan khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian dari rasa khawatir.

Orang yang menyenangi sinetron akan memanfaatkan dan mencari kepuasan pada media

yang bisa memberikan kebutuhannya tersebut dibanding media lain. Ini berarti pemirsa

menjadi pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa.

Keefektifan khalayak terlihat jelas dalam pemilihan media yang digunakan,

dimana khalayak akan mengontrol apa yang mereka dengarkan, saksikan dan baca.

Khalayak bebas dalam mengontrol media yang digunakan. Pengontrolan disesuaikan

dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak

disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis

media baik media cetak maupun media elektronik. Unsur motif dalam tindakan seleksi

(27)

Uses and gratification menjelaskan suatu proses dimana kondisi sosial psikologis

seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan yang menciptakan harapan-harapan

terhadap media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola

penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan

menghasilkan pemenuhan kebutuhan (Sendjaja, 1994: 5.46).

Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat

dalam bagan berikut (Nurudin, 2004: 183):

Gambar 1. Bagan Teori Uses and Gratification

(28)

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebahagian penting dari penggunaan media

massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan

kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhan khalayak.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan

oleh khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan

kepentingan atau motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum

diteliti dahulu orientasi khalayak.

1.5.3 Kepuasan

Yang dimaksud dengan “puas” adalah merasa senang (lega, gembira) karena

sudah terpenuhinya hasrat hati. Kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif

pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media, seperti yang

dikemukakan oleh Richard Oliver “Kepuasan adalah respon pemenuhan dari konsumen.

Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat

kepuasan, kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan

merupakan persepsi terhadap acara yang telah memenuhi harapannya belum terpenuhi,

khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.

(29)

terhadap harapan khalayak. Kepuasan khalayak ditentukan oleh persepsi khalayak atas

acara dalam memenuhi kebutuhan khalayak. Khalayak merasa puas apabila harapannya

terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan khalayak terlampaui.

Kepuasan khalayak terhadap suatu program siaran radio tergantung dari kualitas

acara itu sendiri. Khalayak akan merasa puas terhadap radio yang menayangkan program

acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk itu kualitas acara sangat penting

peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, karena kualitas acara yang baik

juga ditentukan oleh bagaimana cara menyajikan sesuatu yang berbeda dari program

acara yang lain dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayaknya,

sehingga khalayak akan terus mendengarkan siaran tersebut. Radio Kiss FM didirikan

untuk memenuhi kebutuhan anak muda. Pedoman yang mendasari kegiatan ini adalah

untuk mendapatkan segmentasi khalayak yaitu anak muda, demikian pula halnya dengan

stasiun radio Prambors.

1.5.4 Motif Penggunaan Media

Sebelumnya kita perlu memahami apa itu motif. Motif merupakan suatu

pengertian yang meliputi penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri

manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki

motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku

dalam perilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan

media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam

menggunakan media. Semakin sesuai peran komunikasi dengan motivasi, semakin besar

(30)

Motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan

pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan

tujuannya menggunakan media tersebut, seleksi terhadap media yang dilakukan oleh

khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk

semua jenis media baik cetak ataupun media elektronik. Unsur motif dalam tindakan

seleksi media ini biasanya dilakukan untuk memuaskan kebutuhan.

Penyiaran, pada hakikatnya adalah salah satu keterampilan dasar manusia ketika

berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara

efektif untuk berkomunikasi. Penyiaran dalam konteks ini adalah alat untuk

mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa. Di Indonesia, radio

merupakan alat komunikasi penting sejak negara ini baru berdiri, yang merupakan alat

untuk mengumumkan berita tentang kemerdekaan Indonesia, berita politik dan

lain-lainnya.

Jelaslah bahwa penyiaran merupakan wahana komunikasi massa dasar yang telah

terbukti efektivitasnya. Tanpa media komunikasi dasar, manusia tidak mungkin

mendistribusikan satu pesan ke banyak penerima secara global.

Adanya kebutuhan akan menimbulkan dorongan atau motif tertentu untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Ada beberapa motif individu dalam menggunakan media

(Cespur, 2004: 184) yaitu:

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

(31)

2. Kebutuhan Afektif

Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi secara Integratif

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,

stabilitas dan status individual. Hal ini dapat diperoleh dari hasrat akan harga

diri.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,

teman dan dunia. Hal ini didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Kebutuhan akan Pelarian

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari

kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan, masalah, dan kebutuhan akan

hiburan.

Motif tersebut yang menjadikan khalayak aktif dalam memilih atau menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan motif akan mempengaruhi perbedaan

pola khalayak dalam menggunakan media.

1.5.5 Media Habit

Media yang sangat bervariasi kini dihadapi konsumen berita mungkin berpikir

untuk merangsang seleksi aktif sumber berita lebih dari sebelumnya, hanya dengan

(32)

setiap saat siang dan malam. Namun, teori baru kehadiran media (LaRose & Eastin,

2004) telah mengusulkan agar menunjukkan persis yang sebaliknya: Ketika dihadapkan

dengan berbagai pilihan media, konsumen menyimpang dalam pola-pola kebiasaan

konsumsi media agar menghemat sumber daya mental dan terlibat dalam seleksi aktif.

Seiring waktu, kebiasaan membangun kekuatan, mungkin dibantu oleh proses

pengkondisian klasik di mana konsumen berita kembali ke sumber berita yang mereka

sukai untuk menghilangkan perasaan gelisah karena tidak mengetahui apa yang "terjadi"

di dunia. Kebiasaan bertahan sampai ada perubahan dalam rutinitas sehari-hari mereka

yang lain, misalnya, ketika orang-orang muda meninggalkan rumah untuk pergi ke

perguruan tinggi atau bila ada perubahan pada kebutuhan informasi terjadi, mungkin

disebabkan oleh acara berita besar seperti Perang Irak, atau oleh seorang pematangan

perubahan. Jika peneliti menggunakan dan Pemenuhan Kepuasan itu untuk bertanya

apakah perilaku konsumsi berita terbaru memenuhi kebutuhan "untuk mencari tahu

tentang kehidupan sehari-hari," misalnya, responden mungkin dengan beberapa upaya

mengingat hari di masa lalu di mana mereka dianggap secara aktif terakhir media berita

mereka pilihan. Atau, jika mereka tidak ingat hari itu semua mereka mungkin muncul

dengan rasionalisasi bagi peneliti: Mereka adalah orang-orang rasional, yang terdengar

seperti penjelasan yang masuk akal untuk konsumsi berita, sehingga mereka setuju

dengan itu. Namun, jawaban itu hanya akan cenderung menghasilkan korelasi lemah

dengan konsumsi media, konsisten dengan temuan-temuan dari penelitian menggunakan

dan pemenuhan kepuasan. Jawaban yang lebih nyata mungkin sering terjadi bahwa

(33)

Kebiasaan perilaku konsumsi media membedakan fenomena ini dari apa yang

disebut kepuasan-kepuasan ritualistik yang terakhir masih menganggap pemrosesan

informasi aktif (misalnya, untuk memuaskan kebutuhan untuk mengisi waktu)

berlangsung. Pembentukan kebiasaan media terkait dengan pengembangan kecanduan

media, media yang lebih tepat disebut dependensi, atau penggunaan media bermasalah

(LaRose & Eastin, 2004). Proses ini dikonseptualisasikan dalam kaitannya dengan

mekanisme peraturan diri dari teori kognitif sosial (Bandura, 1991), melibatkan

diri-pengamatan perilaku, menilai perilaku dalam hubungannya dengan pribadi atau

norma-norma sosial, dan menerapkan insentif reaktif diri untuk mengatur media sendiri

konsumsi. Formulasi ini sehingga mengunjungi kembali konseptualisasi awal kebiasaan

dalam menggunakan dan Pemenuhan Kepuasan tradisi, di mana kebiasaan adalah

membangun berbeda dari kepuasan-kepuasan dicari / kepuasan-kepuasan yang diperoleh.

Kebiasaan perilaku media dapat direncanakan dimulai secara aktif dan secara

aktif beralasan pilihan sebagai model yang menggunakan dan kepuasan akan

memilikinya. Namun, dengan pengulangan, perilaku media menjadi kurang tunduk pada

pengamatan diri aktif sebagai media melestarikan konsumen energi mental bagi yang

lain, yang lebih mendesak, kekhawatiran sehari-hari. Selama konsumen media hakim

tingkat konsumsi mereka secara keseluruhan berada dalam tingkat yang dapat diterima

dan konteks penggunaan media tetap relatif tidak berubah, mereka mungkin berhenti

untuk memberikan pertimbangan aktif terhadap pola konsumsi dan akan tidak berlaku

reaktif diri insentif (seperti perasaan bersalah ) dalam upaya untuk mengubah pola

(34)

1.5.6 Gratification Sought dan Gratification Obtained

Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika

mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought

adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification

obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi

suatu jenis media tertentu (Palmgreen, 1982: 27). Dengan kata lain menurut Palmgreen,

gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat

berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Contoh, jika anda percaya acara

Seputar Indonesia dapat memberikan informasi dan anda mengevaluasi informasi itu

menarik, anda akan mencari kepuasan dari kebutuhan informasi anda dengan menonton

Seputar Indonesia RCTI. Sebaliknya, jika percaya bahwa Seputar Indonesia memberikan

pandangan tentang kehidupan yang tidak realistik dan mengevaluasi isi seperti itu kurang

bermutu, maka anda akan mungkin tidak akan menontonnya. Gratification obtained

mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah

menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik.

Misalnya, setelah membaca acara Pojok Kampung atau membaca halaman olahraga

Kompas (Kriyantono, 2008: 209).

Banyak faktor, baik personal maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan

dan evaluasi seseorang. Littlejohn (dalam Kriyantono) mengatakan bahwa kepercayaan

seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh (1) budaya dan institusi sosial

seseorang, termasuk media itu sendiri; (2) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan

(35)

kebutuhan-kebutuhan, dan (3) variabel-variabel psikologis. Kepercayaan-kepercayaan

dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku

konsumsi terhadap media seseorang. Tergantung pada apa yang dikonsumsi dan apa

alternatif-alternatif media yang diambil, pengaruh media tertentu akan dirasakan, dan

pada gilirannya akan memberikan umpan balik kepada kepercayaan seseorang mengenai

media.

6. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah sebagai hasil pemikiran yang rasional. Merupakan uraian

yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai,

dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995: 40).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau Independent Variable (X1)

Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/variabel/unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut

variabel terikat (Y) (Nawawi, 1995: 57).

Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Gratification Sought (motif

yang mendorong orang mengkonsumsi media).

2. Variabel Bebas atau Independent Variable (X2)

Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/ variabel/ unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut

variabel terikat (Y) (Nawawi, 1995: 57).

Variabel bebas (X2) dalam penelitian ini adalah Gratification Obtained (apa

(36)

3. Variabel terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel

bebas (X) dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995: 57).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah program acara stasiun radio.

4. Variabel antara atau Intervening Variable (Z)

Variabel antara adalah yang menjembatani atau yang menghubungkan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel intervening ini mempengaruhi

hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen,

sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung (Umar, 2002: 61).

Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

5. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU

angkatan 2006-2007.

7. MODEL TEORITIS

Gambar 2. Model Teoritis

Gratification Sought

Gratification Obtained

(37)

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka

untuk lebih memudahkan dalam penelitian, perlu dibuat operasional konsep-konsep yang

terkait sebagai berikut.

Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep

1.Variabel Gratification Sought

(X1)

a. Motif Informasi

 Mengetahui berbagai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan masyarakat terdekat

 Mengetahui berbagai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan keadaan

dunia.

 Memperoleh rasa damai melalui

penambahan pengetahuan.

b. Motif Identitas Pribadi

 Menemukan penunjang nilai-nilai yang

berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu

sendiri.

 Mengidentifikasikan diri dengan

nilai-nilai lain dalam media.

 Memperoleh nilai lebih sebagai

mahasiswa.

c.Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

(38)

berkenaan dengan empati sosial.

 Menemukan bahan percakapan dan

interaksi sosial dengan orang lain di

sekitarnya.

 Menjalankan peran sosial sebagai

mahasiswa.

 Keinginan untuk dekat dengan orang

lain.

 Keinginan untuk dihargai oleh orang

lain.

d. Motif Hiburan

 Dapat melepaskan diri dari

permasalahan.

 Bisa bersantai dan mengisi waktu

luang.

 Bisa menyalurkan emosi

 Bisa mendapatkan hiburan dan

kesenangan

2.Variabel Gratification Obtained

(X2)

a. Kepuasan Informasi

 Mengetahui berbagai peristiwa dan

(39)

 Mengetahui berbagai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan keadaan

dunia.

 Memperoleh rasa damai melalui

penambahan pengetahuan.

b. Kepuasan Identitas Pribadi

 Menemukan penunjang nilai-nilai yang

berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu

sendiri.

 Mengidentifikasikan diri dengan

nilai-nilai lain dalam media.

 Memperoleh nilai lebih sebagai

mahasiswa.

c.Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial

 Memperoleh pengetahuan yang

berkenaan dengan empati sosial.

 Menemukan bahan percakapan dan

interaksi sosial dengan orang lain di

sekitarnya.

 Menjalankan peran sosial sebagai

mahasiswa.

 Keinginan untuk dekat dengan orang

(40)

 Keinginan untuk dihargai oleh orang

lain.

d. Kepuasan Hiburan

 Dapat melepaskan diri dari

permasalahan.

 Bisa bersantai dan mengisi waktu

luang.

 Bisa menyalurkan emosi

 Bisa mendapatkan hiburan dan

kesenangan.

Tabel 1. Operasional Variabel

9. DEFENISI OPERASIONAL

Dalam penelitian lapangan, konsep yang relevan dan berkedudukan sentral dalam

penelitian terlebih dahulu harus dioperasionalkan. Pengarahan yang tepat atau prosedur

penelitian, menuntut ketegasan apakah gugus realita yang akan diteliti, sebagaimana

digambarkan menurut konsepnya memang betul-betul ada. Defenisi operasional tidaklah

mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk sama sekali pada suatu realitas

tertentu. Sebuah konsep baru akan disebut konsep yang operasional jika konsep itu sudah

menyatakan secara eksplisit konsekuensi metode operasinya.

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang

(41)

merupaka suatu informasi alamiah yang sangant membantu peneliti lain yang akan

menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Defenisi operasional dari variable-variabel penelitian ini adalah:

1.Variabel Gratification Sought (X1)

a. Motif Informasi

Yang dimaksud dengan motif informasi adalah alasan-alasan dalam diri

pendengar yang menyebabkan dirinya mencari informasi.

b. Motif Identitas Pribadi

Yang dimaksud dengan motif identitas pribadi adalah alasan-alasan pendengar

untuk menemukan jati dirinya atau penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi

mahasiswa itu sendiri.

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

Yang dimaksud dengan motif integrasi dan interaksi sosial adalah alasan- alasan

pendengar untuk mendapatkan peran sosial sebagai mahasiswa, seperti mendapatkan

bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya.

d. Motif Hiburan

Yang dimaksud dengan motif hiburan adalah alasan-alasan pendengar untuk dapat

melepaskan diri dari permasalahan, menyalurkan emosi dan mendapatkan hiburan dan

kesenangan.

(42)

a. Kepuasan Informasi

Yang dimaksud dengan kepuasan informasi adalah respon pendengar dari

penilaiannya tentang media yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya.

b. Kepuasan Identitas Pribadi

Yang dimaksud dengan kepuasan identitas pribadi adalah respon pendengar dari

penilaiannya tentang media yang dapat menemukan jati dirinya atau penunjang nilai-nilai

yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu sendiri

c. Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial

Yang dimaksud dengan kepuasan integrasi dan interaksi sosial adalah respon

pendengar dari penilaiannya tentang media yang dapat menjalankan peran sosial

seseorang sebagai mahasiswa, seperti mendapatkan bahan percakapan dan interaksi sosial

dengan orang lain di sekitarnya.

d. Kepuasan Hiburan

Yang dimaksud dengan kepuasan hiburan adalah respon pendengar dari

penilaiannya tentang media yang dapat melepaskan dirinya dari permasalahan,

menyalurkan emosi dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.

(43)

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua

variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori

dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti

(Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification

obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan

Prambors Medan.

Ha: Terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification

obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara

merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Prakarsa

pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial,

Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum

pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. Adham Nasution, Asma Affan

MPA, Dr. AP. Parlindungan,SH. , M. Solly Lubis,SH dan beberapa dosen lainnya.

Berdasarkan proposal tersebut, Rektor USU Dr. AP Parlindungan, SH memperjuangkan

agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan JUrusan

Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat

untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli

1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa

melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980

yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan, SH di

(45)

Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan

perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum

USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang

sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983

kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang

merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan

“embrio” (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun

kemudian, yaitu tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. dalam Surat Keputusan tersebut

dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan

fakultas ke-9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan

Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan

Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982, tanggal 7 September

1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat

keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Sumatera

Utara merupaka fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan

dengan itu, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas

Hukum USU berubah statusnya menjadi fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada

jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU, belum dibagi ke dalam

(46)

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan

dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat fakultas Hukum USU ditetapkan

menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara

otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa

jabatannya dan FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai dekan. Dalam rangka

pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan

Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82

tertanggal 19 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk

memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara

bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang

Pengangkatan Drs. M. Adham Nasution sebagai pejabat sementara Dekan FISIP USU

dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83, sedangkan Pejabat Sementara para Pembantu Dekan

yang diangkat sebagai pejabatnya adalah :

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, SH

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik

sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981, sedangkan

pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas kampus USU

(47)

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu Fakultas, FISIP USU

mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83

tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU

terdiri dari lima jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap,

hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera

Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan

terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan

yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2001/2002 FISIP USU

mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik.

Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001

tanggal 31 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FIFIP USU kembali mengusulkan ke

Rektor USU agar FISIP USU membuka Program baru yaitu Program Extention yang

(48)

3.1.2 Program Studi

Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas-Fakultas di lingkunagn

Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan

dengan urutab sebagai berikut.

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/ 1996, FISIP USU membuka Program Diploma I

(D-I) dan Program Diploma III (D-II(D-I), bekerjasama dengan direktorat Jenderal Pajak. Pada

tahun ajaran 2000/2001 program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa

baru lagi, dengan jumlah alumni D-I seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik

berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa,

3.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

a. Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan

bidang ilmu sosial di Asia Tenggara.

b. Misi yang diemban FISIP USU adalah menghasilkan alumni yang mampu

(49)

3.1.4 Tujuan, Tugas, dan Fungsi FISIP USU Tujuan:

Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademika dan atau professional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan/atau

menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur,

mencintai bangsa dan sesame yang sesuai dengan falsafah.

2. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas:

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas dengan

berpedoman pada :

1. Tujuan pendidikan nasional

2. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan

3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan, dan prakarsa

pribadi.

Fungsi:

(50)

2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu

pengetahuan sosial.

3. Melaksanakan pengabdian pada msyarakat

4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif

3.2 Sekilas tentang Radio Kiss FM

PT Kidung Indah Selaras Suara atau yang sering disebut dengan Kiss FM adalah

radio yang juga merupakan salah satu media bagi masyarakat luas dan rekan sebaya pada

khususnya yang menyajikan acara hiburan, informasi dan berita. Radio Kiss FM berada

pada frekuensi 105 MHz yang beralamat pada Jalan Cut Nyak Dien No.16 Medan 20125.

Pada awalnya gelombang radio yang dipakai adalah adalah AM. Namun dengan

perubahan dan perkembangan informasi maka telah terjadi pertukaran gelombang ke FM.

PT. Kidung Indah Selaras Suara mulai berdiri tanggal 11 Desember 1968 di

Medan dan sebelumnya PT. Kidung Indah Selaras Suara menggunakan nama Echo Lima

41 dan kemudian pada bulan Januari 1992 resmi menggunakan nama Kidung Indah

Selaras Suara ( KISS ). Target audience yang utama dari radio Kiss FM adalah umur 15 –

29 tahun dan disamping itu juga yang berusia 30 – 48 tahun dan pendidikannya

sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Atas dan statusnya mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai

kantor sampai pada professional.

Untuk mencapai targetnya ini PT Kidung Indah Selaras Suara

menggunakan format hottest hits dimana lagu-lagu yang disajikan adalah hits terbaru dari

(51)

mancanegara yang semuanya terkoleksi dalam acara KISS weekly Hot 40 dan KISS info

musik Indonesia. Selain itu PT. Kidung Indah Selaras Suara juga memproduksi

acara-acara seperti KISS in the morning, noizertortion, love always, forcesting interaktif, road

show from your campus, after shool, danceholic dan menyajikan acara yang bekerja sama

dengan radio maupun produk lainnya. Radio ini juga memproduksi sendiri berita lokal

seputar kota Medan dan dikemas dalam KISS Hot Information yang disajikan 6 kali

sehari.

Perkembangan-perkembangan ini terus ditingkatkan, yaitu diantaranya sarana

komputerisasi dan komunikasi yang baik, serta pengembangan kepribadian bagi seluruh

karyawan dan kesejahteraan karyawan, dimaksudkan untuk menunjang kelanjutan dan

pengoperasian dan masa depan KISS FM terutama dalam hal komunikasi yang baik bagi

setiap pendengar.

3.3 Sekilas tentang radio Prambors

Berbicara mengenai Prambors, sama saja kita berbicara tentang anak muda yang

penuh gaya dan trend. Prambors selalu mempunyai semangat untuk membuat sesuatu

yang baru, segar, kreatif, dan khas anak muda. Prambors pernah punya WarKop yang

ngetop dengan Dono, Kasino, Indro plus Catatan si Boy. Itu baru beberapa karya

Prambors yang jadi legenda. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas

pendengar, yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan

dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun

makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan.

Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off

(52)

bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah

satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui

games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup

sensasional, misalnya mobil.

Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh

pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987. Karena

adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen

Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3

menjadi FM 102,2. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors kini ada di

Semarang, Jogja, Makkasar, Solo, Bandung dan Medan.

Karakteristik Radio Prambors FM

Nama Perusahaan : PT. Radio Swara Kencana Yudha

Gelombang Radio : 97.5 FM

Jangkauan Siar : Medan, Binjai, Kab.Deli Serdang

Station Call/ Brand Name : RADIO PRAMBORS

Panggilan untuk pendengar : KAWULA MUDA

Slogan : PRAMBORS RASISONIA

Alamat : Mandiri Building Lt.3,Jl.Imam Bonjol 16-D Medan

(53)

1.Psikografis

Gaya Hidup :

Anak muda yang dinamis, aktif, berani dan mencoba sesuatu yang baru, open minded,

hura-hura tapi tetap cinta keluarga.

Up to date dalam segala hal,baik informasi, gadget dan tren.

 Mereka menghargai seni dan budaya, termasuk juga ikut serta dalam aktivitas

komunitas. Pendapat mereka pada umumnya sangat didengar oleh kelompok

mainnya.

Kepribadian

 Kawula muda dengan gaya hidup yang kreatif, gesit, dan jujur.

 Mereka memiliki pemikiran yang positif, seru, percaya diri, terkini, peduli, berada

dalam kelompok (tidak individualis), membumi, menghargai nilai-nilaipersahabatan.

2. Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

Status Sosial Ekonomi : Menengah ke atas

Rentang Usia : 15- 25 tahun

Area Cakupan : Sumatera Utara

Status Marital : Belum menikah

(54)

3.4 Metodologi Penelitian

Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara

pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam

kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara

teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil

langkah-langkah sehingga diketahui tentang:

3.2.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif. Metode ini digunakan

untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari suatu kelompok dengan kelompok

lainnya. Misalnya perbedaan kecemasan antara kelompok pria dan wanita serta

perbedaan motivasi kerja antara bagian produksi, pemasaran dan keuangan (Nifsiannoor,

2009: 4).

3.2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, yang berada di Jalan Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU

3.2.3 Waktu Penelitian

(55)

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian

(Namawi, 1995: 141).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa program regular S-1

angkatan 2006-2007 yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2006-2007

Departemen

Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan

cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek

(56)

Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan

cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek

benar-benar sama (Arikunto, 2006: 134).

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka peneliti menggunakan

rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan dengan tingkat kepercayaan 90 %

(Rakhmat, 2004: 82). Adapun rumus tersebut adalah :

1

Keterangan : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau d=0,1

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:

1

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Purposive sampling yaitu pengambilan sampling yang disesuaikan dengan tujuan

Gambar

Gambar 1.  Bagan Teori Uses and Gratification
Tabel 1. Operasional Variabel
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2006-2007
Grafik 1. Media Habit pendengar Kiss FM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1) tingkat kesenjangan antara motif dan kepuasan pendengar radio Gapura Klewer 107,7 FM Surakarta dilihat dari aspek

Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh pendengar terhadap program / acara campur sari di 88,9 radio JT FM berdasarkan pada perbandingan antara

Sampel yang diambil sebanyak 100 responden pendengar Apresiasi Musik di radio GERONIMO 106.1 FM dan 100 responden pendengra ICHIGO di radio Swaragama 101.7 FM Yogyakarta.

Berdasarkan data – data yang didapat peneliti pada penelitian yang berjudul “Profil Pendengar Apresiasi Musik di Radio GERONIMO 106.1 FM dan di ICHIGO di Radio SWARAGAMA 101.7 FM

kepuasan pendengar terhadap siaran Edan Bola pada radio RCB FM

Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz;

Sampel yang diambil sebanyak 100 responden pendengar Apresiasi Musik di radio GERONIMO 106.1 FM dan 100 responden pendengra ICHIGO di radio Swaragama 101.7 FM Yogyakarta.

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana strategi Marketing Public Relations Radio Prambors 102,2 FM Jakarta dalam mempertahankan loyalitas pendengar, serta