• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan

memberikan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan

praktik dan proses belajar mengajar (Susilo, 2007: 16). Sejalan dengan

Susilo, PTK menurut Wijaya (2009:9) adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Arikunto (2006:2-3), terdapat tiga kandungan isi PTK/

Classroom Action Research, yaitu :

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.

Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di

dalam suatu kelas yang sama.

Tidak berbeda dengan pendapat Arikunto, Sarwiji Suwandi

(2010:10) juga memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan guru yang dilakukan oleh siswa.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Masnur Muslich.

Beberapa kata kunci yang terkait dengan PTK menurut Masnur

Muslich (2011:9-10) yaitu:

a. PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas- tugas pembelajaran di kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.

b. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru yang bersangkutan.

c. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).

d. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan

dalam PTK harus dilakukan dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek- aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompetensi yang ditargetkan.

e. PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.

Berdasarkan pengertian- pengertian PTK tersebut dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan pembelajaran yang bersifat reflektif, pelaku tindakan adalah

guru, dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipasif, dan dengan

tujuan memperbaiki kinerja guru (kondisi pembelajaran).

2. Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Beberapa prinsip dasar PTK menurut Wijaya (2009:11) adalah

sebagai berikut :

a. Berkelanjutan

PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklustis. b. Integral

PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti. c. Ilmiah

Diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata. d. Motivasi dari dalam

Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam. e. Lingkup

Masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan luar ruang kelas.

Sedangkan menurut Sarwiji Suwandi (2010:21), beberapa

prinsip PTK antara lain sebagai berikut:

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar b. Tidak terlalu menyita waktu

c. Masalah nyata dihadapi guru

e. Metodenya andal (identifikasi dan rumusan hipotesis meyakinkan, strategi dapat diterapkan di kelas)

f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan g. Terikat oleh waktu (terencana) h. Konsisten terhadap prosedur etika i. Berorientasi pada perbaikan masalah j. Proses belajar sistematik

k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan l. Guru memiliki kemampuan reflektif

3. Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2006: 17-20), PTK memiliki beberapa alur

atau tahap yaitu menyusun rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Berikut ini diuraikan tahap- tahap tersebut:

a. Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang melakukan pengamatan proses jalannya tindakan.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan rencana yang telah dirancang. Hal yang perlu diingat adalah guru harus menaati apa yang telah direncanakan, berlaku wajar, dan tidak boleh dibuat-buat.

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini dikemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan.

Berikut ini merupakan gambar mengenai tahap-tahap penelitian

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Kurt Lewin (Sarwiji Suwandi, 2010:27) menggambarkan

penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk

spiral. Tahap-tahap di atas membentuk satu siklus dan dapat

dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan rencana, tindakan

pengamatan serta refleksi ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada

siklus sebelumnya. Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan

bergantung pada apakah permasalahan penelitian yang dihadapi

sudah dapat dipecahkan.

Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penelitian

tindakan kelas (Arikunto, 2006:23-24):

a. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran, dengan demikian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan terus menerus, objektif, dan sistematis, sehingga diketahui secara pasti tingkat keberhasilan dan penyimpangan yang terjadi.

c. Penelitian tindakan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam dua siklus. Hal ini bertujuan agar kekurangan-kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dalam siklus kedua, begitu pula seterusnya.

d. Penelitian tindakan terjadi secara wajar. Dalam hal ini PTK tidak dilakukan dengan mengubah aturan dan jadwal yang sudah ada, dan tidak merugikan siswa.

e. Penelitian harus benar-benar disadari oleh peneliti maupun pihak yang menjadi pelaku. Hal ini bertujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana yang ada.

f. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan. Jadi, dalam PTK siswa benar-benar ikut berperan dalam penelitian bukan hanya guru.

5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa manfaat PTK bagi guru dan siswa. Menurut

Kunandar (2012:68), manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

a. Manfaat PTK dari segi akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan. Dalam hal ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat praktis dari PTK adalah: 1) Inovasi pembelajaran

Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun, oleh sebab itu melalui PTK guru melakukan inovasi pembelajaran di kelas. 2) Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Pada saat melaksanakan PTK, guru berarti mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui pembelajaran yang aktif dan kreatif.

Menurut Masnur Muslich (2011:11), banyak manfaat yang

dapat dipetik dari pelaksanaan PTK. Beberapa diantaranya adalah:

a. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.

b. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru.

c. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.

d. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

e. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu mengajar, dan sumber belajar lainnya.

f. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

g. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangan pribadi siswa di sekolah.

h. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum.

Dokumen terkait