• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan kebugaran jasmani dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan sebagai berikut:

1. Penelitian Dwi Nugroho dengan judul, “Studi Tentang Daya Tahan Kardiovaskuler Pada Anggota Fitness Center Primadona Di Banjarnegara Tahun 2006 ”. Dari penelitian ini diperoleh simpulan yaitu: Daya tahan kardiovaskuler anggota fitness center Primadona Banjarnegara tahun 2006 yang memiliki kategori sangat baik 1 orang (3.125%), yang memiliki kategori baik 9 orang (28.125%), yang memiliki kategori sedang 19 orang (59.375%) dan yang memiliki kategori buruk 3 orang (9.375%).

2. Penelitian Catur Priambodo dengan judul, “Studi Tentang Status Kesegaran Jasmani dan Status Gizi Pada Siswa Putra Kelas IV dan V Sekolah Dasar Ta’mirul Islam Surakarta Tahun 2005/2006 ”. Dari penelitian ini diperoleh simpulan yaitu: (1) Status kesegaran jasmani siswa putra kelas IV dan V Sekolah Dasar Ta’mirul Islam Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata adalah kurang. (2) Status gizi siswa putra kelas IV Sekolah Dasar Ta’mirul

commit to user

Islam Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata adalah kurang. Sedangkan status gizin siswa putra kelas V Sekolah Dasar Ta’mirul Islam Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata normal.

C. Kerangka Pemikiran

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang muntuk kualitas kebugaran jasmani yang baik. Karena dalam permainan sepakbola setiap pemain dituntut selalu bergerak dengan memainkan teknik dasar dalam waktu yang lama. Dengan kesegaran jasmani yang dimilikinya, maka seorang pemain sepakbola dapat melaksanakan tugas dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan energi untuk aktivitas selanjutnya.

Tingkat kebugaran jasmani pada umumnya ditampilkan dengan unjuk kerja fisik yang baik. Orang yang memiliki kondisi fisik yang baik berarti mencerminkan tingkat kebugaran jasmaninya baik pula. Olahraga secara teratur atau melakukan aktivitas fisik secara ajeg merupakan usaha untuk menjaga dan memelihara kebugaran jasmani. Salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani pemain sepakbola dengan melakukan latihan fisik secara sistematis dan kontinyu.

Latihan fisik merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam melakukan latihan fisik harus memberi pembebanan pada kerja jantung, paru-paru, peredaran darah dan sistem pernapasan. Latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani harus dilakukan dalam intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu relatif lama.

Banyak manfaat yang diperoleh dari latihan kebugaran jasmani. Dengan latihan fisik secara teratur, maka akan terjadi beberapa perubahan setelah melakukan latihan kebugaran jasmani yaitu: perubahan kardiorespiratori, peningkatan daya tahan otot dan, perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan. Bentuk-bentuk latihan yang efektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani seperti jalan, jogging, bersepeda atau olahraga lainnya yang membutuhkan waktu relatif lama. Dengan latihan yang dilakukan secara baik dan teratur akan meningkatkan

commit to user

kualitas kerja jantung dan paru-paru, sehingga akan diperoleh kebugaran jasmani yang baik.

Dalam pelaksanaan latihan kebugaran jasmani hendaknya selalu diadakan evaluasi. Evaluasi sangat penting, hal ini untuk mengetahui apakah ingkat kebugaran jasmaninya dalam kondisi sudah baik atau belum. Tanpa adanya evaluasi, maka tidak diketahui hasil dari latihan. Jika dari evaluasi diketahui kebugaran jasmaninya buruk, maka harus ditingkatkan, jika dalam kondisi baik, maka harus dipertahankan.

Banyak macam cara untuk mengukur kebugaran jasmani, baik dengan cara yang sederhana atau melalui laboratorium. Bentuk tes kebugaran jasmani yang sederhana di antaranya, naik turun bangku, tes dalam bentuk jalan atau lari. Dari macam-macam bentuk tes kebugaran jasmani yang sederhana tersebut dapat memberikan penaksiran terhadap kualitas kerja jantung, paru-paru, peredaran darah dan pernapasan yang mendekati tes laboratorium. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan latihan kebugaran jasmani harus selalu dilakukan kontrol, agar diketahui tingkat kebugaran jasmaninya.

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola SSB Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan dua kali pengambilan data yaitu tes dan re-test dan dilaksanakan pada bulan Sepetember 2010.

B. Bentuk dan Startegi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka bentuk dan strategi penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi kasus. Sugiyanto (1995: 53) menyatakan, “Studi kasus pada dasarnya merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif atau secara mendalam tentang suatu kasus. Kasus ini bisa mengenai individu, sekumpulan keluarga, suatu perkumpulan olahraga, sekolah atau kelompok-kelompok lain yang memiliki cakupan yang relatif kecil”. Dalam hal ini ingin mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa Sekolah Sepakbola Pesat Lawu Kabupaten Karanganyar tahun 2010.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 berjumlah 34 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Untuk mendapatkan data dari variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan tes lari multitahap (multistage fitness test) dari M. Furqon H. (2003: 57). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

commit to user E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif. Adapun analisis data yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmnai. Langkah-langkah analisis yang dilakukan meliputi:

1. Uji Reliabilitas

Untuk mencari reliabilita, dalam penelitian dilakukan dengan uji reliabilitas intraklas dengan rumus sebagai berikut:

MSA - MSW R =

MSA Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Mengklasifikasikan Tingkat Kebugaran Jasmani

Langkah-langkah untuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani sebagai berikut:

1. Melakukan tes kebugaran jasmani dengan multistage fitness test.

2. Dari hasil tes kebugaran jasmani hasilnya dikonsultasikan dengan norma penilaian kebugaran jasmani.

3. Dari hasil yang telah dicapai, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya yaitu: baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.

commit to user BAB IV

Dokumen terkait