• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Metode AHP

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 49-55)

2.9 Perencanaan Strategi

2.10.2 Penentuan Metode AHP

Langkah-langkah AHP dalam mengahasilkan sebuah keputusan dan memecahkan masalah. Metode AHP terdiri dari :

a. Penentuan Kriteria

Melakukan identifikasi kriteria dan subkriteria apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan juga menentukan alternatif lain yang dinilai baik oleh perusahaan. Contohnya sebagai berikut :

• Untuk masalah dalam keterlambatan pengiriman barang dapat dimasukan dalam kriteria delivery.

• Untuk masalah kualitas barang yang kurang memuaskan dapat dimasukan kedalam kriteria quality.

b. Penentuan Hirarki

Hirarki merupakan alat yang dapat memahami masalah yang kompleks dimana masalah tersebut diuraikan kedalam elemen-elemen yang bersangkutan. Menyusun elemen tersebut secara hirarkis dan melakukan penilaian atas elemen tersebut sekaligus menentukan keputusan mana yang akan diambil. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara kompoenen dan juga dampaknya pada sistem. Abstraksi mempunyai bentuk saling berkaitan yang tersusun dan suatu puncak sasaran utama turun ke sub tujuan tersebut. Sedangkan kepelaku yang memberikan dorongan, turun ke tujuan pelaku dan juga kebijakan-kebijakan strategi tersebut. Sehingga hirarki

adalah sistem yang tingkatan-tingkatan keputusanya berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada setiap tingkatan keputusan.

c. Langkah Penilaian

Didalam mengisi pairwise comparison matrix tersebut akan digunakan nilai dalam skala 1-9 yang ditetapkan bagi pertimbangan dalam masing-masing elemen yang sejenis. Penilaian dapat dilakukan dengan empat decision maker, yang setelah mengisi lembar penilaian digunakan rumus rata-rata geometrik. Contohnya : jika untuk aktifitas i mendapat suatu angka bila dibandingkan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibandingkan dengan i.

d. Mencari rata-rata Geometrik

Rumus dalam mencari rata-rata geometrik yaitu X1.X2...Xn

Dari hasil rata-rata geometrik ini dimasukan kedalam pairwise comparison matrix.

e. Langkah Prioritas

Dalam mengambil keputusan hal penting yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengambilan data dan dimana data tersebut dapat mendekati nilai yang sesungguhnya. Derajat kepentingan konsumen dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan perbandingan berpasangan. Di dalam perbandingan berpasangan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari elemen dan kriteria yang ada. Perbandingan berpasangan tersebut diulang untuk semua elemen dalam tiap tingkat dan elemen dengan bobot paling tinggi adalah pilihan keputusan yang layak dipertimbangkan untuk diambil. Melakukan perbandingan berpasangan yaitu dengan membandingkan setiap elemen dengan elemen yang lain pada setiap tingkat hirarki secara berpasangan sehingga didapai nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Selanjutnya yaitu dengan menetapkan prioritas dengan membuat suatu pairwise comparison matrix, dengan elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan.

Contoh Pairwise Comparison Matrix ditunjukkan pada tabel 2.7. A1 A2 A3 A4 A5 A1 1 A2 1 A3 1 A4 1 A4 1

Tabel 2.7 Pairwise Comparison Matrix

Contoh perhitungan Pairwiser Comparison Matrix ditunjukkan pada tabel 2.8.

A1 A2 A3

A1 1 0.5 0.25

A2 2 1 0.5

A3 4 2 1

Tabel 2.8 Perhitungan Pairwise Comparison Matrix

f. Normalisasi Matriks

Setelah matriks tersebut diisi maka normalisasikan matriks tersebut dengan cara menjumlahkan nilai-nilai dalam setiap kolom, lalu membagi setiap entri pada

setiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut untuk dapat memperoleh matriks yang dinormalisasikan.

Contoh mencari jumlah kolom ditunjukkan pada tabel 2.9.

Tabel 2.9 Mencari Jumlah Kolom Contoh normalisasi matrix ditunjukkan pada tabel 2.10.

Tabel 2.10 Normalisasi Matrix

g. Penentuan Prioritas Relatif

Tahap selanjutnya melakukan proses merata-ratakan sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai dalam setiap baris dari matriks yang dinormalisasi itu dan membagi banyaknya entri dari setiap baris tersebut :

(0.14 + 0.14 + 0.06) : 3 = 0.14 (0.29 + 0.29 + 0.16) : 3 = 0.29 A1 A2 A3 A1 1 0.5 0.25 A2 2 1 0.5 A3 4 2 1 Jumlah 7 3.5 1.75 A1 A2 A3 A1 0.14 0.14 0.06 A2 0.29 0.29 0.16 A3 0.57 0.57 0.57 Jumlah 7 3.5 1.75

(0.57 + 0.57 + 0.57) : 3 = 0.57

Dari contoh tersebut sintesis menghasilkan prioritas relatif menyeluruh atau preferensi untuk S1, S2, S3 tersebut yang masing-masing adalah 0.14, 0.29 dan 0.57.

h. Konsistensi

Nilai-nilai perbandingan berpasangan kemudian diperiksa konsistensinya, misalnya dalam melakukan perbandingan kita menilai A>B dan B>C, maka seharusnya A>C, sehingga untuk menghitung konsistensi ini rumus yang dapat digunakan untuk menghitung konsistensi mengandung dua arti yaitu :

• Suatu pemikiran atau objek yang serupa dikelompokan menurut persamaan dan pertalianya.

• Suatu intensitas relasi antar gagasan atau antar objek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu akan saling membenarkan secara logis.

Dalam menghitung konsistensi, dilakukan dengan pinsip eigen value (λ max), jika max dekat dengan n (n yaitu jumlah elemen yang dibandingkan satu sala lain), hal ini berarti matrix konsisten. Namun jika λ max tidak dekat dekat n, berarti matrix tidak konsisten. Sebuah index diperlukan untuk mengukur konsistensi dari suatu bobot. Consistency Index adalah index yang dapat mengukur berapa banyak konsistensi matrix yang dibandingkan berbeda dengan konsistensi sempurna. Selain itu AHP juga dapat mengukur konsistensi secara umum dengan menggunakan Consistency Ratio, yang dimana Consistency Ratio didapat dengan membanginya dengan Consistency Index dengan Random Index.

i. Langkah Iterasi

Proses selanjutnya mengulangi langkah dari langkah ke-2 sampai langkah ke-6 untuk setiap matriks dari setiap level hierarki yang ada.

j. Langkah Penentuan Prioritas Final

Selanjutnya kalikan setiap Vector Priority pada level yang paling bawah dengan kriteria pada level yang lebih tinggi dan begitu seterusnya. Kemudian menambahkan hasilnya untuk mendapatkan Overall Priority.

2.11 PHP

Hypertext Prepocessor yaitu merupakan bahasa script yang dapat digunakan atau ditanamkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk melakukan pemograman situs website dinamis dan PHP juga dapat digunakan untuk membangun sebuah CMS (Anonymouls, 2013).

Kelebihan PHP dibandingkan bahasa pemograman lain yaitu :

1. Bahasa pemograman PHP yaitu merupakan bahasa script yang tidak melakukan kompilasi dalam penggunaannya.

2. PHP merupakan bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin dan juga dapat dijalankan secara runtime dan dapat menjalankan perintah system.

3. Dalam sisi pengembangan PHP lebih mudah karena banyak milis dan developer yang siap untuk membantu pengembangan.

4. Dalam sisi pemahaman PHP adalah bahasa scrip yang paling mudah karena memiliki banyak referensi.

5. Web server yang mendukung PHP dapat dengan mudah ditemukan dari mulai apache, IIS, Lighttpd, dan Xitami.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 49-55)

Dokumen terkait