• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pencocokan

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 40-47)

2.9 Perencanaan Strategi

2.9.2 Tahap Pencocokan

Didalam tahap pencocokan ini terdapat beberapa teknik yang dapat dipergunakan yaitu : Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dalam teknik ini mengandalkan informasi dari tahap input dan akan digunakan untuk mencocokan peluang dan ancaman pada faktor eksternal, juga kekuatan dan kelemahan pada faktor internal perusahaan. Dalam mencocokan faktor keberhasilan pada kunci eksternal dan internal akan didapat hasil alternative strategi yang layak dan efektif bagi kelangsungan perusahaan (David, 2011: 177).

a. Matriks SWOT

Matriks SWOT yaitu merupakan suatu alat pencocokan yang sangat pending yang digunakan untuk membantu seorang manager untuk mengembangkan 4 strategi yang terdiri dari strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Contoh matriks SWOT ditunjukkan pada tabel 2.4 (David, 2011: 178-180).

Strategi SO merupakan kekuatan-peluang yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari peluang eksternal. Keseluruhan organisasi akan selalu menggunakan strategi WO, strategi ST, atau Faktor

Penting Keberhasilan

Bobot Perusahaan Pesaing 1 Pesaing 1

Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor bobot 1,0

strategi WT untuk mengarahkan perusahaan ke keadaan dimana mereka dapat menggunakan strategi SO.

Strategi WO merupakan kelemahan – peluang yang dimana strategi ini mengincar peningkatan kelemahan internal dengan mengambil peluang eskternal. Salah satu cara penggunaan strategi WO yaitu akuisisi teknologi dengan membuat gabungan suatu perusahaan yang berkompeten dalam industri terkait tersebut. Dan strategi alternatif WO yaitu dengan merekrut dan melatih orang yang memiliki kapabilitas teknis yang diperlukan.

Strategi ST merupakan kekuatan – ancaman yaitu strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari dan mengurangi dampak dari ancaman eksternal.

Strategi WT merupakan kelemahan – ancaman yaitu suatu taktik bertahan yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eskternal.

8 tahap dalam melakukan matriks SWOT yaitu :

1. Membuat daftar kunci peluang eksternal perusahaan 2. Membuat daftar kunci ancaman eksternal perusahaan 3. Membuat daftar kunci kelemahan iternal perusahaan 4. Membuat daftar kunci kelemahan internal perusahaan

5. Mencocokan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal dan menyimpan hasil dalam strategi SO

6. Mencocokan kelemahan internal perusahaan dengan peluang eksternal dan menyimpan hasil dalam strategi SO

7. Mencocokan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal dan menyimpan hasil dalam strategi ST

8. Mencocokan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal dan menyimpan hasil di dalam strategi WT

Tabel 2.4 Contoh Matriks SWOT

b. Matriks Internal Eksternal

Matriks Internal Eksternal yaitu merupakan matriks yang didasarkan pada dua dimensi yaitu total nilai IFE pada sumbuh x dan total nilai EFE pada sumbuh y. Didalam Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian besar yang memiliki strategi implikasi yang berbeda satu sama lainnya. Ketentuan untuk setiap divisi yang masuk ke dalam bagian sel I, II atau IV digambar sebagai tumbuh dan membangun. Divisi yang masuk ke dalam bagian sel III, V dan VII diatasi dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan. Divisi yang masuk ke dalam bagian sel VI, VIII dan IX yaitu panen dan divestasi. Strategi yang cocok ada;ah penciutan dan divestasi. Contoh gambar Matriks Internal Eksternal ditunjukkan pada gambar 2.13 (David, 2011: 189).

Kekuatan – S Kelemahan – W Peluang – O Strategi SO Strategi WO Ancaman – T Strategi ST Strategi WT

Gambar 2.13 Matriks Internal Eksternal (David, 2011: 189) Keterangan dari gambar 2.13 Matriks Internal Eksternal :

a) Bagian I, II, IV : Pertumbuhan dan Membangun b) Bagian III, V, VII : Menjaga dan Mempertahankan c) Bagian VI, VIII, IX : Panen atau Divestasi

c. Matriks Grand Strategy

Menurut David (2011: 191) matrik Grand Strategy dapat menjadi alat untuk merumuskan strategi alternatif. Sebuah organisasi dapat diposisikan disalah satu dari empat kuadaran strategi pada matrik Grand Strategy. Matrik Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi yaitu posisi kompetitif dan petumbuhan industri. Pada setiap industri yang pertumbuhan pernjualan setiap tahunnya melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat.

Setiap perusahaan yang berada pada posisi Kuadran I pada matrik Grand Strategy berarti perusahaan dalam posisi strategis yang sangat baik. Strategi yang tepat bagi perusahaan ini yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Perusahaan yang berada di kuadran I memiliki sumber daya yang berlebih, sehingga integrasi mundur, integrasi maju atau integrasi horizontal dapat menjadi strategi yang efektif. Perusahaan yang berada pada kuadran I dapat mampu memanfaatkan peluang eksternal dan dapat mengambil resiko apabila diperlukan.

Perusahaan yang berada pada posisi Kuadran II pada matrik Grand Strategy merupakan industri yang tumbuh, namun perusahaan tidak dapat bersaing secara efektif dan perusahaan perlu menentukan mengapa pendekatan perusahaan pada saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat mengubah untuk dapat meningkatkan daya saing tersebut. Karena pada posisi Kuadran II perusahaan berada dalam pertumbuhan pasar yang cepat industri, dan

strategi intensif merupakan pilihan utama bagi perusahaan yang harus dipertimbangkan. Integrasi horizontal merupakan alternatif yang dapat menjadi pilihan perusahaan jika perusahaan kurang kompetensi atau keunggulan kompetitif. Selain itu, divestasi atau likuidasi harus dipertimbangkan, karena divestasi dapat menyediakan dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi bisnis lain.

Perusahaan yang berada pada posisi Kuadran III pada matrik Grand Strategy perusahaan bersaing dalam industri pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang lemah. Perusahaan harus dapat membuat perubahan yang drastis untuk dapat menghindari penurunan dan kemungkinan likuidasi. Biaya ekstensif dan penghematan atau pengurangan aset harus segera dikerjakan. Strategi alternatif untuk memindahkan sumber daya bisnis saat ini ke daerah yang berbeda. Jika semua gagal, maka pilihan terakhir yaitu divestasi atau likuidasi.

Perusahaan yang berada pada posisi Kuadran IV pada matrik Grand Strategy memiliki posisi yang kompetitif yang kuat namun berada pada industri yang pertumbuhannya tergolong lambat. Perusahaan memiliki kekuatan untuk meluncurkan diversifikasi ke area pertumbuhan yang lebih menjanjikan. Perusahaan memiliki tingkat arus tinggi dan kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering dapat melakukan diversifikasi terkait atau tidak terkait. Perusahaan juga dapat menjalin usaha patungan atau joint ventures. Contoh gambar matriks Grand Strategy ditujukkan pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Matriks Grand Strategy (David, 2011: 191). 2.9.3 Tahap Keputusan

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Quantitative Strategic Planning Matrix merupakan tahap penting dari 3 kerangka analitis perumusan strategi yang bertujuan untuk mengindikasikan strategi alternatif mana yang terbaik. QSPM menggunakan masukan analisis dari tahap 1 dan hasil pencocokan analisis dari tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan dan digunakan. Contoh tabel QSPM ditunjukkan pada tabel 2.5 (David, 2011: 224).

Enam langkah dalam mengembangkan QSPM yaitu :

1. Membuat sebuah daftar peluang eksternal dan kekuatan ataupun kelemahan internal pada kolom kiri tabel QSPM. Informasi tersebut harus di ambil dari matriks EFE dan matriks IFE, dan di dalam QSPM harus terdapat 10 faktor sukses internal dan 10 faktor sukses eksternal.

2. Menentukan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal, yang dimana bobot ini sama dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE, dan bobot tersebut dimasukan ke kolom sebelah kanan yang merupakan kolom faktor keberhasilan eksternal dan internal.

3. Memeriksa matriks pada tahap 2 pencocokan dan mengindentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk nantinya diterapkan. Strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.

4. Menentukan nilai daya tarik yang ditampilkan sebagai angka, yang ditentukan dengan memeriksa masing faktor eksternal ataupun internal, dengan mengajukan pertanyaan, “apakah faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?”, jika jawaban dari pertanyaan adalah “ya”, maka strategi itu harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Cangkupan nilai daya tarik yaitu 1 = tidak menarik, 2 = sedikit menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik dan tanda (-) untuk menandakan bawah faktor tersebut tidak mempengaruhi pemilihan strategi yang dibuat. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak,

mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap pilihan yang dibuat, sehingga jangan memberikan nilai skor daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut. Pergunakan tanda hubung yang menunjukan bahwa suatu faktor utama tidak akan mempengaruhi pilihan yang telah dibuat.

5. Hitung nilai skor data tarik total yang didefinisikan sebagai hasil kali antara bobot langkah 2 dengan nilai skor daya tarik langkah 4 di setiap barisnya. Semakin tinggi nilai skor daya tarik total, maka semakin menarik pula strategi alternatif tersebut, hanya dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan penting yang berdekatan.

6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total dan jumlahkanlah nilai skor daya tarik total di setiap kolom strategi dari QSPM. Nilai skor yang tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mengingat semua faktor eksternal dan internal yang mampu mempengaruhi keputusan strategis dan besarnya selisi strategis menunjukan ketertarikan relatif satu strategi lainnya.

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Faktor utama Bobot AS TAS AS TAS Peluang Ancaman 1,00 Kekuatan Kelemahan Total 1,00

Tabel 2.5 QSPM 2.10 Analytical Hierachy Process (AHP)

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 40-47)

Dokumen terkait