• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuang rating serta matriks internal factor evaluastion (IFE) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Penentuang rating serta matriks internal factor evaluastion (IFE) dan

ekternal factor evaluation (EFE).

Nilai rating dari masing-masing faktor akan dikalikan dengan bobot yang telah diperoleh berdasarkan hasil pembobotan. Pada tahap ini akan memperoleh skor pembobotan yang tercantum pada Tabel 17 dan Tabel 18.

Tabel 17 Skor pembobotan internal factor evaluastion (IFE)

Simbol Rating Total Bobot Skor

S1 4 19 0,0867580 0,347032 S2 3 19 0,0867580 0,260274 S3 3 21 0,9589041 0,287671 S4 3 14 0,0639269 0,191781 S5 4 13 0,0593507 0,237443 W1 3 25 0,1141552 0,342466 W2 3 21 0,0958904 0,287671

Peluang (opportunities) Simbol Tingkat Kepentingan

Rating

1. Tingginya lapangan pekerjaan O1 Penting 3

2. Tingginya untuk menanam

investasi

O2 Sangat Penting 4

3. Meningkatnya nilai jual lahan O3 Penting 3

4. Adanya dukungan pemerintah O4 Cukup Penting 2

Ancaman (Threats)

1. Faktor iklim dan cuaca yang tidak

menentu

T1 Cukup Penting 2

2. Tingkat kecelakaan kendaraan

tinggi yang merusak lanskap

T2 Cukup Penting 2

4,0 3,0 2,0 1,0 3,0 2,0 1,0

Kuat Sedang Lemah

Kuat

Sedang

Lemah

Tabel 17 Skor pembobotan internal factor evaluastion (IFE) (lanjutan)

Simbol Rating Total Bobot Skor

W3 2 25 0,1141553 0,228311

W4 3 19 0,0867580 0,260274

W5 2 23 0,1050228 0,210046

W6 3 20 0,0913242 0,273973

Total 219 1 2,926941

Tabel 18 Skor pembobotan ekternal factoreEvaluation (EFE)

Simbol Rating Total Bobot Skor

O1 3 8 0,1126761 0,338028 O2 4 8 0,1126761 0,450704 O3 3 9 0,1267606 0,380282 O4 2 14 0,1971831 0,394366 T1 2 11 0,1549296 0,309859 T2 2 11 0,1549296 0,309859 T3 2 10 0,1408451 0,281690 Total 71 1 2,464789

Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa faktor internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan faktor eksternal kuat. Hal ini berlaku juga untuk total skor pembobotan EFE (David 2008). Berdasarkan hasil perhitungan IFE dan EFE kondisi internal permukiman Alam Sutera sedang karena memiliki nilai total skor diatas 2,5 yaitu sebesar 2,93 untuk nilai skor IFE dan 2,46 untuk nilai skor EFE. Nilai total skor IFE dan EFE dapat dilihat pada matrik IFE dan EFE (Gambar 22).

Total Skor IFE

Gambar 22 Matriks IFE dan EFE

Berdasarkan matrik IFE dan EFE, permukiman Alam Sutera berada pada kuadran V yaitu hold and maintain. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan dan memelihara strategi pengelolaan di Alam Sutera. Alam Sutera masih terus mengembangkan luas area permukimannya sehingga dibutuhkan pengetahuan baru dalam melakukan strategi pengelolaan lanskap

I II III IV V VI VII VIII IX T ot al S k or E F E

57

untuk mempertahankan kekuatan serta peluang-peluang yang dimiliki. Selain itu, dapat meminimalisir ancaman serta kelemahan-kelemahannya. Langkah-langkah untuk menentukan strategi pengelolaan lanskap di Alam Sutera, dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Matriks SWOT

Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

1. Tigginya lapangan

pekerjaan

1. Faktor iklim dan cuaca

yang tidak menentu

2. Tigginya untuk menanam

investasi

2. Tingkat kecelakaan

kendaraan tinggi yang merusak lanskap

3. Meningkatkan nilai jual

lahan

3. Vandalisme

Internal 4. Adanya dukungan pemerintah

Kekuatan (Strenghts) S-O S-T

1 Pihak pengelola telah

membuat program kerja sebagai acuan untuk rencana kegiatan

2 pemeliharaan lanskap

1 Memberikan inovasi- inovasi baru dalam kegiatan pemeliharaan taman.

3 Melakukan pengawasan terhadap vandalisme dan tingkat kecelakaan

Pihak pengelola telah memiliki standar pemeliharaan dalam kegiatan pemeliharaan lanskap

3. Telah memiliki nursery

dan pemasok tanaman tetap dalam kegiatan

pemeliharaan lanskap

4. Mengutamakan pelayanan

dan kepuasan penghuni Alam Sutera

2 Mempertahankan kualitas pelayanan terhadap complaint penghuni.

Kelemahan (Weaknesses) W-O W-T

1. Tenaga kerja bukan tenaga

kerja ahli pada bidangnya yang mengerti tentang kegiatan pemeliharaan taman

4 Menambah tenaga kerja pemeliharaan lanskap.

2. Masih ada pekerja yang

kurang disiplin

5 Meningkatkan pengawasan dan kualitas TKH.

3. kurangnya TKH kegiatan

Tabel 19 Matriks SWOT (lanjutan)

Kelemahan (Weaknesses) W-O W-T

4. Peralatan, armada, dan

bahan masih belum memadai dalam kegiatan pemeliharaan lanskap

6 Meningkatkan kuantitas dan kualitas peralatan dan nursery.

5. Kurangnya pengawasan di

lapangan kepada para TKH pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan lanskap

Alternatif strategi pengelolaan telah diperoleh, selanjutnya akan dilakukan penentuan prioritas terhadap alternatif strategi rencana pengelolaan lanskap di permukiman Alam Sutera yang kemudian dilakukan pembuatan peringkat. Pembuatan peringkat ini dengan cara menjumlahkan setiap faktor-faktor internal dan eksternal yang saling terkait. Peringkat ditentukan dari skor tertinggi hingga skor terendah (Tabel 20).

Tabel 20 Peringkat alternatif strategi pengelolaan lanskap Alam Sutera

No Alternatif Strategi

Keterkaitan dengan unsur

SWOT

Skor Peringkat

1 Memberikan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pemeliharaan taman.

S1, S2, S3, O1, O2, O3,

O4

2,21 2

2 Mempertahankan kualitas pelayanan S5, O2, O3 1,10 5

3 Melakukanpengawasan terhadap vandalisme dan tingkat kecelakaan.

S1, S2, S5, T2,

T3 1,52 4

4 Menambah tenaga kerja pemeliharaan lanskap.

W1, W3, W6

O1, O2, O4 2,41 1

5 Meningkatkan pengawasan dan kualitas TKH

W1, W2,

W5,W6 O2 1,56 3

6 Meningkatkan kuantitas dan kualitas

peralatan dan nursery. S4, W4, O2 0,75 6

Hasil analisis yang telah dilakukan untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan lanskap kawasan permukiman Alam Sutera, yaitu

1. menambah tenaga kerja pemeliharaan lanskap;

2. memberikan inovasi baru dalam kegiatan pemeliharaan di Alam Sutera; 3. meningkatkan pengawasan dan kualitas TKH;

4. melakukan pengawasan terhadap vandalism dan tingkat kecelakaan; 5. mempertahankan kualitas pelayanan;

59

Rekomendasi Pengelolaan lanskap Permukiman Alam Sutera

Rekomendasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas dari pengelolaan lanskap kawasan permukiman Alam Sutera agar lebih efektif dan efisien dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. Rekomendasi pengelolaan lanskap meliputi: 1. Menambah tenaga kerja pemeliharaan lanskap, seperti bagian administrasi

dan mandor, dan TKH pemeliharaan. Penambahan tenaga kerja pemeliharaan ini yaitu 1 bagian administrasi, 1 mandor untuk area perumahan bagian selatan dan kebersihan, dan 117 orang tenaga kerja harian pemeliharaan lanskap. Penambahan tenaga kerja harian ini akan dialokasikan pada bagian- bagian pemeliharaan lanskap yang masih kurang dan membutuhkan TKH dan akan dilakukan pergantian hari libur kerja agar para TKH dapat bekerja selama lima hari kerja dan dapat mencapai kapasitas kerja yang efektif dan efisien serta tidak adanya kerja rodi bagi para TKH lanskap.

2. Memberikan inovasi baru dalam kegiatan pemeliharaan di Alam Sutera, seperti pengelolaan sampah terpadu. Pengelolaan sampah terpadu dengan cara para penghuni membedakan sampah-sampah yang dapat di daur ulang seperti kertas, kantong plastik, dan botol. Kemudian akan diambil oleh petugas tenaga kerja lanskap yang kemudian akan dipilih sampah yang bisa didaur ulang dan akan dilakukan daur ulang terhadap sampah-sampah tersebut menjadi barang menarik yang menghasilkan nilai jual barang tersebut. dalam mendaur ulang sampah tersebut akan melibatkan warga sekitar yang akan diajarkan keterampilan dalam mengolah sampah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi permasalahan sampah di Alam Sutera dan menerapkan budaya mencintai lingkungan agar para warga tidak merusak kawasan lingkungan Alam Sutera.

3. Meningkatkan pengawasan dan meningkatkan kualitas TKH, seperti memberikan motivasi dan pengetahuan, melakukan pengarahan dan pelatihan tentang kegiatan pemeliharaan taman agar para TKH dapat lebih maksimal dalam melakukan pekerjaannya, menerapkan budaya disiplin agar menjadi orang yang disiplin karena jika seseorang dapat disiplin waktu dalam bidangnya maka dapat meningkatkan kualitas kerja. Meningkatkan pengawasan di lapangan pada saat pelasanaan kegiatan pemeliharaan lanskap agar para TKH dapat lebih disiplin pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan para TKH tidak ada lagi yang bermalas-malasan, mengadakan briefing setiap hari dan merotasi tempat kerja para TKH setiap tahun serta memberikan hari libur kerja kepada para TKH secara bergiliran agar para TKH tidak merasa jenuh dan bosan dalam bekerja. Menaikkan upah kerja bagi para TKH sesuai dengan UMR Tangerang Selatan. Meningkatnya kualitas kerja dan pengawasan kepada para TKH maka dapat memperbaiki kapasitas kerja TKH pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan menjaga kualitas kondisi lanskap dan lingkungan di kawasan permukiman Alam Sutera.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas peralatan dan nursery, seperti menambah peralatan dan armada agar dapat memenuhi kebutuhan pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan lanskap, memberikan pelindung kerja

bagi para TKH (sepatu boot, seragam pelindung kerja, dan topi kerja) karena para TKH ini mendapatkan pelindung kerja pada saat kegiatan pemeliharaan taman karena tanpa pelindung yang memadai dapat menghambat kerja pada saat pelaksanaannya. Perawatan peralatan kerja agar tetap terjaga kualitas alat dengan cara segera membersihkan peralatan yang telah digunakan agar tidak berkarat, menjaga ketajaman peralatan dengan pengasahan alat seminggu sekali. Memperbaiki pengelolaan nursery untuk meningkatkan kualitas

nursery agar dapat menyuplay bahan-bahan baku kegiatan pemeliharaan lanskap,dan memperluas kawasan nursery atau memanfaatkan lahan sempit untuk menambah tanaman-tanaman serta dapat memenuhi kebutuhan bahan bagi LEM dan dapat dilakukan dengan cara menstek tanaman-tanaman utama agar dapat memperbanyak persediaan tanaman di nursery untuk memenuhi kebutuhan tanaman LEM di kawasan Alam Sutera. Meningkatnya kualitas dari nursery, maka dapat memenuhi kebutuhan persediaan bahan-bahan kegiatan pemeliharaan lanskap. Meningkatnya meningkatkan kualitas dan kuantitas peralatan dan bahan-bahan kegiatan pemeliharaan lanskap dapat meningkatkan efektivitas kerja dan dapat mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan pemeliharaan.

5. Pengawasan terhadap vandalisme dan tingkat kecelakaan, seperti membuat papan peringatan atau signage bagi para pengguna agar berhati-hati di area yang rawan kecelakaan serta papan peringatan bagi pengguna agar tidak melakukan vandalisme, memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang merusak taman, memberikan lampu pada malam hari pada signage atau papan peringatan area yang rawan kecelakaan, dan pengawasan rutin di kawasan lingkungan Alam Sutera.

6. Mempertahankan kualitas pelayanan, seperti memperbanyak pusat pelayanan untuk menangani complaint, dan pengadaan kotak pengaduan suara untuk

complaint. Hal ini dilakukan untuk memuaskan pelayanan serta memudahkan bagi para penghuni Alam Sutera dalam melakukan complaint.

61