• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

DEWAN KOMISARIS

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

Fungsi Kepatuhan.

Bank Mandiri telah mencanangkan tahun 2008 sebagai momentum transformasi Quality Assurance & Compliance (QAC) menjadi Unit Kepatuhan Internal (Internal Compliance). Dalam konsep Internal Compliance, seluruh aktivitas unit kerja yang sifatnya teknis dan rutin akan direview secara langsung oleh Internal Compliance pada masing-masing grup, sementara aktivitas yang sifatnya policy akan dimintakan review dari Compliance Group. Demikian pula untuk rancangan keputusan yang akan diajukan kepada Direksi, review aspek kepatuhannya masih akan ditangani oleh Compliance Group. Dengan demikian, dalam konsep Internal Compliance ini Compliance Group akan bertindak sebagai pembina sistem, yang bertanggung jawab untuk

menangani tugas-tugas yang high level serta menyiapkan tools yang diperlukan oleh Internal Compliance dalam rangka review kepatuhan unit kerjanya masing-masing. Transformasi tersebut akan dilakukan secara bertahap, sehingga hasil transformasi diharapkan dapat mencapai sasaran.

Dalam rangka mempersiapkan transformasi QAC menjadi Internal Compliance, beberapa kegiatan yang dilakukan selama tahun 2007 dan akan terus dilakukan secara berkesinambungan, antara lain sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Workshop dalam rangka meningkatkan pemahaman dan wawasan serta untuk mempertajam daya analisis personil QAC. 2. Pembuatan Sistem Pelaporan QAC Secara On-line. 3. Pelaksanaan Training bagi QAC untuk

meningkatkan kompetensi dan kemampuan QAC dalam melakukan review kepatuhan di unit kerja. 4. Penyempurnaan Ketentuan QAC yang dilakukan

TFKBMBOEFOHBO1FMBLTBOBBO4FSUJmLBTJ4JTUFN

Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Fungsi Audit Intern

Fungsi audit intern Secara umum, ruang lingkup kegiatan Internal Audit Group mencakup baik PT

#BOL.BOEJSJ 1FSTFSP5CLNBVQVOBmMJBTJOZBZBOH

meliputi:

1. Penilaian kecukupan struktur pengendalian intern, untuk menentukan sampai sejauh mana sistem yang telah ditetapkan efektif dan dapat diandalkan, untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan dan sasaran Bank dapat dicapai secara efisien dan ekonomis.

2. Penilaian efektivitas struktur pengendalian intern, untuk menentukan sampai sejauhmana struktur tersebut sudah berfungsi seperti yang diinginkan. 3. Penilaian kualitas manajemen risiko untuk

menentukan sejauh mana risiko-risiko yang ada telah diidentifikasi dan dikelola secara wajar sehingga diperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Bank dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan.

4. Memperkuat Good Corporate Governance melalui pengefektifan pelaksanaan audit.

Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka penerapan sistem pengendalian intern pada manajemen risiko, antara lain :

1. mengimplementasikan risk based audit sejak tahun 2007 dalam rangka penyesuaian antara sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank.

2. memisahkan fungsi satuan kerja operasional, satuan kerja manajemen risiko dan satuan kerja audit intern dalam risk based audit. 3. melakukan review yang efektif, independen

dan obyektif terhadap prosedur penilaian kegiatan operasional Bank termasuk melakukan review terhadap profil risiko triwulanan yang dibuat oleh satuan kerja manajemen risiko.

4. mendokumentasikan secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur operasional, temuan audit, serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit.

Fungsi audit ekstern

Anggaran Dasar Bank menegaskan bahwa Dewan Komisaris wajib mengusulkan kepada RUPS Akuntan Publik yang akan memeriksa pembukuan Bank. Akuntan Publik yang diusulkan adalah yang telah memperoleh lisensi dari Departemen Keuangan RI dan terdaftar di BAPEPAM.

Akuntan Publik tersebut akan melakukan audit umum untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran Laporan Keuangan bank. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Disamping itu, Bank Indonesia sebagai pengawas telah melaksanakan pemeriksaan terhadap Bank Mandiri pada tahun 2007 dengan ruang lingkup Bidang Good Corporate Governance, Bidang Organisasi, Bidang Operasional, Bidang Treasury & Market Risk, dan Bidang Perkreditan untuk seluruh

segmen. Pemeriksaan dilakukan di unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Dalam Negeri dan Kantor Cabang Luar Negeri. Seluruh hasil pemeriksaan telah dibahas dengan Bank Indonesia dan ditindaklanjuti dengan baik.

Corporate Secretary

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemodal, Bank Mandiri sebagai perusahaan publik membentuk Sekretaris Perusahaan yang berperan sebagai satu-satunya penghubung Bank dengan para investor, pelaku pasar modal, regulator dan juga para pengamat. Sekretaris Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank, BAPEPAM dan publik.

Bank Mandiri telah melaporkan penunjukan Sekretaris Perusahaan kepada BAPEPAM dan Bursa

&GFL*OEPOFTJB EI#VSTB&GFL+BLBSUBEBO#VSTB&GFL

Surabaya) serta mengumumkannya di salah satu harian nasional.

Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern

Implementasi manajemen risiko dilakukan dengan

CFSQFEPNBOQBEB1#*/P1#*UBOHHBM

19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen

3JTJLPCBHJ#BOL6NVNEBO4&#*/P%1/1

tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank, melalui tahapan

QSPTFTNBOBKFNFOSJTJLPZBJUVJEFOUJmLBTJ

pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada semua level. Cakupan laporan berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko Bank Mandiri adalah sebagai berikut:

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Penerapan manajemen risiko didukung oleh pengawasan aktif dari pihak manajemen Bank terhadap aktivitas pengelolaan risiko, yang diwujudkan dengan dibentuknya

Komite Manajemen Risiko (Risk & Capital Committee) pada tanggal 10 Oktober 2001, yang bertanggung jawab atas penetapan kebijakan manajemen risiko Bank secara menyeluruh seperti penetapan limit internal, penetapan kebijakan suku bunga dana dan kredit, penetapan kebijakan kredit, peluncuran produk baru serta memonitor pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

VOUVLNFOHJEFOUJmLBTJNFOHVLVSNFNBOUBV

dan mengelola risiko. Pelaksanaan atas kebijakan dan penerapan proses manajemen risiko dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap satuan kerja operasional (risk-taking unit), sehingga pengelolaan risiko menjadi lebih menyeluruh terpadu, terukur dan terkendali.

Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya, cakupan tugas dan fungsi dari komite (RCC) ini telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir mulai diterapkan pada semester I-2006 yang memfokuskan RCC menjadi tiga sub komite yaitu: Asset & Liability Committee, Risk Management Committee, dan Capital & Investment Committee. Dengan adanya penyempurnaan ini maka cakupan kontrol dan tanggung jawab terhadap setiap risiko menjadi lebih fokus dan efektif. Setiap komite ini didukung oleh grup kerja (working group) yang anggotanya terdiri dari grup-grup yang terkait langsung dengan permasalahan risiko yang masuk dalam cakupan komite dimaksud.

Kecukupan kebijakan dan prosedur

Dalam rangka melakukan pengelolaan risiko yang lebih menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali, Bank telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah Direktorat Manajemen Risiko (Risk Management Directorate). Direktorat Manajemen Risiko bertanggung jawab dalam

NFOHFMPMBNFOHLPPSEJOBTJLBOTFMVSVISJTJLP

yang dihadapi Bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan termasuk menetapkan kebijakan

dan pedoman pengelolaan risiko.

Kerangka kerja penerapan manajemen risiko sendiri dijabarkan dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) yang menjadi acuan bagi kebijakan dalam pengelolaan risiko

ZBOHMFCJITQFTJmLZBJUV,FCJKBLBO1FSLSFEJUBO

Bank Mandiri (KPBM), Kebijakan Treasury Bank Mandiri (KTBM), Kebijakan Asset & Liability Management, dan Kebijakan Operasional Bank Mandiri (KOBM).

Salah satu bentuk pelaksanaan pengelolaan

SJTJLPBEBMBIQFOZVTVOBOQSPmMSJTJLP#BOL

setiap triwulan yang dilaporkan kepada Bank Indonesia sesuai jadual yang ditetapkan

PMFI#BOL*OEPOFTJB-BQPSBOQSPmMSJTJLPJOJ

menggambarkan risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank (inherent risk) termasuk sistem pengendalian risiko (risk control system) untuk masing-masing jenis risiko. Selain laporan kepada BI secara triwulan, Bank juga secara

JOUFSOBMNFOHVQBZBLBOQFOZVTVOBOQSPmM

risiko (khususnya pemantauan pelaksanaan action plan) dengan periode yang lebih pendek yaitu secara bulanan, sehingga kinerja risiko terdeteksi lebih awal dan akurat.

Rencana strategis bank

Aspirasi strategis Bank Mandiri sebagaimana telah ditetapkan dalam visi jangka panjang adalah menjadi “Dominant Multi-specialist Bank”, yaitu menjadi bank lokal yang mampu menguasai pangsa pasar revenue 20%-30% di setiap segmen yang menguntungkan dan menjadi Top Player di segmen yang dimasuki tersebut.

Untuk mencapai aspirasi strategis tersebut Bank Mandiri telah mengembangkan 5 (lima) strategic business unit yang memiliki strategi yang fokus di masing-masing segmen yaitu: Treasury & International, Corporate, Commercial, Consumer Finance dan Micro & Retail serta satu business unit untuk penyelesaian NPL yaitu Special Asset Management.

korporasi.

2. Melakukan percepatan penyelesaian NPL secara substansial.

3. Menyempurnakan business & operating model disetiap segmen sejalan dengan implementasi Strategic Business Units SBU untuk mendorong

QSPmUBCJMJUBTCJTOJT

4. Meningkatkan pertumbuhan, pengelolaan dan monitoring kualitas dan produktivitas kredit (kolektibilitas dan pricing strategy) untuk mempertahankan yield of loan seoptimal mungkin dan meningkatkan pertumbuhan pendapatan bunga kredit.

5. Meningkatkan pengelolaan dan pertumbuhan dana murah untuk memperkuat struktur pendanaan dan mempercepat penurunan Cost of Funds.

6. Meningkatkan pertumbuhan fee based income melalui produk dan layanan yang lebih

UFSEJWFSTJmLBTJEBOLPNQFUJUJG

7. Menyempurnakan dan memperkuat organisasi dan berbagai perangkat kebijakan Sumber Daya Manusia, Corporate Culture dan Performance Management System dalam rangka implementasi SBU.

8. Memperkuat pengembangan berbagai sarana dan infrastruktur untuk meningkatkan kehandalan proses operasional dan pelayanan.

.FOJOHLBULBOQFOHFMPMBBOFmTJFOTJ

operasional secara berkelanjutan. 10. Melanjutkan upaya untuk lebih memperkuat

penerapan GCG dan Manajemen Resiko.

Dalam rangka pencapaian target jangka pendek dan jangka menengah sebagaimana tersebut di atas, Bank Mandiri telah menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) 2007-2009. Penyusunan RBB 2007-2009 ini telah mempertimbangkan beberapa asumsi makro dan mikro yang berpengaruh terhadap jalannya operasional Bank.

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank yang belum diungkap dalam laporan lainnya :

Bank Mandiri telah menyampaikan seluruh laporan kondisi keuangan dan non keuangan secara transparan kepada publik melalui

berbagai sarana media cetak maupun elektronik, termasuk publikasi laporan keuangan di website Bank Mandiri, BI dan BUMN online.

spesifik, pencapaian aspirasi strategis jangka panjang Bank Mandiri juga dilakukan melalui perubahan atau transformasi yang fundamental yang mencakup 4 (empat) tema utama, yaitu : budaya, pertumbuhan bisnis, aliansi strategis dan pengendalian Non Performing Loan (NPL).

Dalam jangka menengah, empat tema transformasi tersebut diimplementasikan dalam 3 (tiga) horizon waktu, yaitu :

1 'BTF UBIVO4UBCJMJ[F1MBUGPSNmY

the leaks and lay down the foundation. Tahap ini merupakan tahapan yang akan dilakukan untuk mengembalikan Bank Mandiri ”back on track” dengan targetnya menjadi dominant bank berkaitan dengan berbagai permasalahan dan tantangan internal yang dihadapi Bank Mandiri saat ini.

2. Fase 2 (2008-2009): Consolidate and Build Momentum.

Tahap ini merupakan tahapan yang akan dilakukan Bank Mandiri untuk mengembangkan kemampuan pengembangan bisnis secara organik dan non-organik sehingga diharapkan pada akhir tahapan ini Bank Mandiri telah mampu menempatkan posisinya sebagai leader dalam

CFSCBHBJEJNFOTJ NBSLFUTIBSFQSPmUBCJMJUZ

maupun talent management yang dimiliki). 4. Fase 3 (2010) : Accelerate and Grow.

Tahap ini merupakan tahapan akhir Bank Mandiri dalam 12 bulan ke depan setelah fase kedua yang ditujukan untuk menempatkan Bank Mandiri menjadi regional champion bank. Tahapan ini merupakan tahapan pengembangan pertumbuhan non-organik secara lebih agresif, khususnya dalam mengakuisisi bank dengan skala yang substansial.

Selanjutnya dalam jangka pendek Bank Mandiri telah merumuskan 10 Key Milestones dari implementasi program kerja yang terintegrasi di tahun 2007 (sebagai akhir dari fase 1) sebagai berikut :

1. Meningkatkan value of company perusahaan melalui perbaikan kinerja keuangan dan citra