• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALAH SATU BENTUK USAHA PENDAMPINGAN HIDUP ROHANI PARA SUSTER USIA LANJUT

D. Contoh Pertemuan Katekese Model Biblis dalam Pendampingan Para Suster SFD Usia Lanjut

5) Penerapan dalam Hidup

a) Pengantar

Para suster yang dicintai Tuhan, setelah mendengar, dan merenungkan

cerita dari beberapa orang yang berusia lanjut, maka marilah para suster

menggali kembali pesan-pesan apa saja yang mau disampaikan dalam cerita

tersebut.

b) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

Gorgias dari Leontini menjalani hidupnya selama 170 tahun dan itu

bukan perjalanan yang singkat melainkan sangat panjang dan ia lalui dengan

sangat berbahagia tanpa kebosanan. Kunci dari kebahagian Gorgias salah

satunya adalah tidak menyalahkan bahwa dia berada dalam usia lanjut (Maurus.

2007: 136).

Lain halnya dengan Seneca, dia mengatakan bahwa usia lanjut sangat

sarat akan kesenangan apabila tahu caranya. Menurut Seneca usia lanjut harus

dipeluk dan dicintai. Semakin bertambah tua merupakan masa yang terindah dan

dipertahankan walaupun dalam keterbatasan namun tetap masih ada kesenangan

yang tersisa. Ciri khas utama usia lanjut yaitu keinginan untuk hidup yang

memampukan merek menjalin komunikasi dengan orang lain, menerima semua

yang dimiliki, dengan segenap kesabaran, kebaikan, pengertian dan kedewasaan

yang berlimpah (Maurus, 2007: 136-137).

Maria Fuston menulis bahwa masa lalu telah menjawab pertanyaan dan

menyelesaikan banyak masalah yang tidak pernah dapat diselesaikan, jika bukan

karena hadiah paling indah dari bertambahnya usia yang dikaruniakan Tuhan.

tersendiri: pendekatan yang lebih intim atas hidup, cinta dan persahabatan sangat

berharga, kepastian bahwa tidak akan lama lagi beroleh kebahagian dan

kenikmatan abadi di tempat yang lebih baik yang telah dijanjikan Tuhan kepada

kita (Maurus, 2007: 137).

Hampir semua orang tua bersyukur atas masa yang silam dengan

kemampuan yang terbaik, dan tetap sanggup memuji Tuhan dengan kelimpahan

berkah sehari-hari. Di hari tua dosa berkurang, kebaikan bertambah banyak,

dengan sakit derita yang tak tertahankan membuat pertobatan, pengetahuan

perihal hati manusia menjadi titik perhatian, pengunduran diri dari dunia menjadi

kesalehan, ketidakmampuan psikologis menjadi kerendahan hati,

ketidakberdayaan menjadi kesabaran, kekecewaan menjadi pengharapan,

kematian yang menjelang menjadi keimanan (Maurus, 2007: 137-138).

6) Penutup

a) Para suster diajak untuk hening sejenak melihat kembali perjalanan

pendalaman iman yang sudah dilalui bersama. Sambil mengingat

permenungan tentan pokok-pokok renungan yang baru saja diolah dan digali

bersama lewat proses katekese pendamping mempersiapkan instrument

meditatif.

b) Para suster dihantar kedalam permenungan tentang hal-hal apa saja yang

menghambat atau kesulitan-kesulitan apa yang diihadapi dalam kesetiaan

dan kataatan melaksanakan perintah Bapa pada masa tuanya ini.

c) Pendamping mengajak para suster usia lanjut untuk mengungkapkan

d) Pendamping mengajak para suster untuk meneguhkan seluruh niat dan doa

dengan doa yang diajarkan oleh Kristus kepada kita yaitu Doa Bapa Kami

e) Pendamping menyampaikan inti sari dari seluruh rangkaian proses katekese

pada kali ini, dan menutup pertemuan dengan lagi penutup dari teks yang

2. Contoh 2

a. Tema : Semangat doa yang mendalam dari tokoh Zakaria dan

Elisabet

b. Tujuan : Para suster SFD usia lanjut menghidupi semangat doa

dari Zakaria dan Elisabet

c. Peserta : Para suster SFD usia lanjut

d. Waktu : 90 menit

e. Tempat : Komunitas San Damiano Pati Jawa Tengah

f. Metode : - Renungan -Penggalian pengalaman -Sharing -Refleksi -Informasi -Peneguhan

g. Sarana : - Teks lagu

-Konstitusi

-Kitab suci

h. Model : Katekese Biblis

i. Sumber bahan : - Lukas, 1:5-25

Pemikiran dasar:

Injil Lukas memperkenalkan tokoh pasangan yang sudah menikah dan

sudah lanjut umur yaitu Zakaria dan Elisabet. Ketika Elisabet dikunjungi oleh

Maria, maka dipenuhilah dengan Roh Kudus sambil berkata “Diberkatilah

engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!”(bdk. Luk.1:

42). Demikianlah ketika Yohanes Pembaptis lahir Zakaria mengajungkan pujian

“Benedictus”. Dari situlah menunjukkan bahwa Zakaria dan Elisabet merupakan

pasangan lanjut usia yang istimewa, dipenuhi semangat doa yang mendalam

(Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, 2002: 15).

Menurut keyakinan iman, usia tua merupakan saat untuk menerima

perutusan baru yaitu secara utuh berdoa bagi keselamatan manusia. Usia tua juga

bisa dikatakan sebagai pendoa maksudnya, bahwa orang tua semakin

dipersatukan dengan karya keselamatan Allah melalui doa-doa Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus menyelamatkan bukan hanya dengan tindakan-tindakan dan

kegiatan-kegiatan-Nya melainkan dengan doa-doa-Nya. Doa Tuhan Yesuslah

yang memaknai seluruh kegiatan-Nya dalam karya keselamatan. Maka doa para

orang tua memaknai semua kegiatan Gereja dalam berjuang demi karya

keselamatan dunia. Kerasulan doa orang tua merupakan merupakan daya

efektivitas kegiatan kerasulan seluruh Gereja. Doa orang tua merupakan

kerasulan yang ditandai dengan iman, bahwa kekuatan manusia yang

menyelamatkan manusia, namun dalam kerapuhan manusia kuasa penyelamatan

Allahlah yang bertindak. Kerasulan manusia memuncak dalam doa. Doa

merupakan puncak kerasulan. Disitulah orang tua berada secara apostolis

Mere Joseph menekankan kepada para suster untuk memiliki semangat

doa harus mendominasi. Mere Jose menulis kepada para pengikutnya bahwa

semangat doa merupakan roh dan kehidupan jiwa. Berpedoman pada hidup doa

para rasul yang bertekun, bersatu, menyendiri dalam doa, berdoa tiada

henti-hentinya dan semua kegiatan bertumpu pada doa. Selebihnya juga mencari

bantuan pada doa yang bermanfaat dan memenuhi tujuan luhur yang telah

menggerakkan Allah untuk menerima dalam perkumpulan, membahagikan jiwa,

dan bekerjasama demi keselamatan orang lain (Judith de Rat. 2000: 61).

Kesempatan yang berharga diterima oleh para suster lanjut usia yang

telah sekian lama berkarya dalam tugas-tugas kongregasi yang memerlukan

tanggung jawab yang penuh, maka dalam masa tua inilah para suster lanjut usia

mulai menarik diri dan kembali pada Tuhan sang pencipta yang senantiasa

memelihara mereka dengan cara berdoa serta mendoakan kongregasi dan banyak

orang yang membutuhkan. Itulah anjuran kongregasi untuk para suster lanjut

usia sebagai kerasulan utama yang harus mereka jalankan (Pedoman Pembinaan

dan Pendidikan, 2007: 92e).

Pengembangan langkah:

1) Pembuka

a) Introduksi

Para suster yang terkasih dalam Kristus, dalam pertemuan sebelumnya

kita menggali pengalaman panggilan Abraham beserta Sarai untuk melaksanakan

tugas dan perutusan Allah Bapa pergi ke tempat yang dijanjikan Bapa kepada

melaksanakan perintah Bapa. Demikianlah para suster walaupun usia senja

namun tetap memiliki semangat takut akan Tuhan dengan taat dan setia

melaksanakan kehendak Tuhan kendatipun kondisi fisik terbatas namun

semampu yang boleh diperbuat, tetap dilaksanakan.

Menginjak pada pertemuan yang kedua ini marilah bersama-sama

menggali kekayaan hidup dari pasangan yang sungguh berpengaruh dalam karya

keselamatan manusia yaitu Zakaria dan Elisabet. Pada masa tuanya mereka

mendapatkan rahmat istimewa yang tak terkira oleh manusia pada umumnya.

Namun karena semangat doa yang mendalam dari Zakaria dan Elisabet, maka

Roh Kudus berkarya dalam hidup mereka dan menganugerahkan anak yaitu

Yohanes Pembaptis yang akan menyiapkan jalan keselamatan bagi Tuhan Yesus

Kristus. Marilah para suster kita satukan hati dan pikiran kita dalam

permenungan ini dengan mengawalinya dengan lagu pembuka.

b) Lagu pembuka: teks “Yang Berteduh dalam Tuhan” (lampiran, 1d)

c) Doa pembuka

Bapa yang mahakasih, terimakasih atas penyelenggaraan hidup yang

Kau anugerahkan kepada kami, sehingga mampu melanjutkan permenungan

kami pada hari ini. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk menerangi hati dan budi kami

sehingga kami mampu terbuka melihat pengalaman doa kami selama ini.

Berikanlah semangat doa yang mendalam bagi kami masing-masing agar boleh

merasakan relasi yang dekat, hangat dan bersatu bersama-Nya. Semoga hari

demi hari kamipun semakin kuat dalam menjalankan kehidupan ini serta

mengalami penghiburan yang berasal dari pada-Mu. Marilah kita bersama-sama

ini kami haturkan ke hadapan-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan

kami.

2) Pembacaan Kitab Suci

a) Pendamping mengajak masing-masing para suster untuk membuka Kitab

Suci dari Injil Lukas 1: 5-25. Kemudian secara bergiliran tiap satu ayat

dibacakan oleh masing-masing para suster.

b) Lagu antarbacaan: “Sabda-Mu Bagai Air Segar” (lampiran, 1e).

c) Pendamping memberi kesempatan kepada para suster untuk hening sejenak

membaca perikop tersebut serta meresapkan bacaan Kitab Suci tersebut

dalam hati.

3) Pendalaman teks Kitab Suci

a) Pengantar

Para suster yang di dalam Kristus, setelah kita mendengarkan dan

meresapkan

sabda Tuhan dalam hati kita masing-masing marilah secara besama-sama berbagi

pengalaman bersama para suster yang lainnya agar kitapun semakin diperkaya

akan iman kita kepada Tuhan, dan dapat saling meneguhkan satu sama lain.

b) Para suster diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya dari

teks

Kitab Suci tersebut serta pengalaman yang baru saja direfleksikan secara

pribadi. Adapun panduan pertanyaan sebagai berikut:

(1) Ayat mana saja yang menunjukkan hal-hal mengenai doa?

c) Rangkuman Pendalaman kitab suci

Perjanjian Baru juga mengisahkan tentang pasangan yang sudah menikah

yaitu Zakaria dan Elisabet. Mereka hidup sampai lanjut umurnya dan tidak

memiliki anak oleh karena Elisabet mandul. Kehidupan sehari-hari Zakaria

sebagai imam dalam Bait Suci. Zakaria dan Elisabet di mata Tuhan adalah benar

karena hidup menurut perintah dan ketetapan Tuhan serta tidak bercacat (bdk.

Luk. 1: 5-7).

Zakaria sebagai imam yang hidup begitu saleh mendapat penampakan

dari malaikat Tuhan yang memberitahukan bahwa doanya terkabul dan isterinya

Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yohanes.

Berkat ketekunan doa yang dijalankan oleh Zakaria dan Elisabet sampai pada

masa tuanya sehingga Tuhan memberikan anugerah istimewa kepada mereka

dengan memberikan kegembiraan dan sukacita atas kehadiran seorang anak.

Anak yang dilahirkan oleh Elisabat akan menjadi besar di hadapan Tuhan dan

akan penuh dengan Roh Kudus semenjak dari buah rahim ibunya. Kehadiran

Yohanes Pembaptis akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan

Allah mereka (bdk. Luk. 1: 8-17).

Begitu besar anugerah yang akan diterima oleh Zakaria dan Elisabet

membuat Zakaria tidak percaya akan kabar baik yang beritakan oleh Malaikat

Gabriel. Maka dari itu Malaikat Gabriel membuat Zakaria menjadi bisu dan tak

dapat berkata-kata sesuatu apapun juga sampai akan dinyatakan kebenaran pada

waktunya. Berkat kesucian Zakaria, iapun memperoleh anugerah penglihatan

dalam Bait Suci dan Elisabetpun bersyukur atas perbuatan Tuhan terhadapnya

Dokumen terkait