• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Rancangan Pembelajaran dengan

4.3.1 Penerapan Langkah-Langkah Metode

Setelah bagian I terpilih sebagai bahan ajar, sembilan langkah metode role playing dapat diterapkan sebagai berikut:

1) Pemanasan Suasana Kelompok

Pada langkah ini, topik, masalah serta tujuan pembelajaran dijelaskan oleh guru. Pada tahap ini siswa diberikan rangsangan mengenai materi yang akan dipelajari. Siswa diajak bermain tebak tokoh untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai tokoh. Guru menjelaskan pula metode dan “aturan main” yang akan digunakan pada pembelajaran guru.

Pada langkah ini sangat penting unutk memberikan penjelasan dan penyampaian “aturan main”, hal ini menghindarkan ketidakpahaman siswa. Tahap ini sangat penting untuk menciptakan atmosfer berupa semangat baru pada siswa. Semakin guru menarik dalam menjelaskan dan pandai mengajak “bermain” maka siswa akan tertantang.

Setelah guru mengkondisikan para siswa, pembelajaran dibuka dengan merangsang dan mengajak siswa. Pada tahap ini, guru melakukan rangsangan dengan memberikan naskah dramatisasi Orang-orang Proyek bagian I karya Ahmad Tohari. Naskah dramatisasi tersebut kemudian akan didemonstrasikan dan dikembangkan siswa dalam kelompoknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam langkah pemanasan suasana kelompok adalah :

a. Siswa diminta untuk mencermati naskah yang telah disiapkan guru b. Siswa mencatat pedoman pengamatan yang akan mereka lakukan (poin

penting).

Pada langkah ini, guru menyiapkan stimulus berupa ringkasan salah satu bagian novel yang kemudian diubah menjadi naskah dramatisasi. Guru harus jeli dalam mempersiapkan naskah dan siswa yang akan memainkan naskah yang telah dibuat guru. Ringkasan novel Orang-Orang Proyek tidak harus mencakup seluruh bagian novel. Guru bisa memanfaatkan salah satu bagian, seperti bagian I. Metode role playing membutuhkan media naskah, oleh karena itu bagian satu kemudian diolah menjadi sinopsis yang akan menjadi acuan pembuatan nasakah dramatisasi. Berikut sinopsis dan naskah dramatisasi novel OOP bagian I:

Sinopsis Bagian I

Diceritakan kisah hidup seorang insiyur sipil bernama Kabul yang dipercaya memegang proyek pembangunan jembatan di pinggiran Sungai Cibawor. Kabul yang idealis mengalami banyak benturan dalam proyek pekerjaannya yang dipenuhi oleh tikus-tikus kantor. Proyek yang dikerjakan Kabul seolah menjadi ajang pamer bagi partai penguasa tanpa mengindahkan ilmu kontruksi bangunan. Jembatan itu merupakan pesanan pemerintah sekaligus golongan penguasa yang didanai luar negeri. Jembatan itu dipaksa untuk segera selesai, bertepatan dengan HUT partai penguasa.

Pembangunan itu semata-mata karena desa tersebut akan dijadikan tempat perayaan ulang tahun golongan penguasa GLM (Golongan Lestari Menang). Tekanan dari golongan penguasa inilah yang membuat kualitas bahan dan konstruksi harus dibuat pada musim hujan. Pembangunan jembatan tersebut sangat berisiko, terutama kekuatan jembatan sangat dipertanyakan. Kabul begitu getir melihat penyelewengan-penyelewengan yang terjadi, seperti penggelapan bahan bangunan, pembangunan di bawah standar operasional dan juga adanya pemangkasan uang proyek yang dilakukan orang-orang pemerintah. Dia dipaksa bergelut dengan realitas masyarakat yang korup dan curang. Sementara idealismenya masih bersemayam di dalam hatinya.

Naskah Dramatisasi Bagian I

Orang-Orang Proyek

(diadaptasi dari bagian I novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari)

Peran :  Narator  Pak Tarya  Kabul  Wati  Mak Sumeh  Dalkijo

Kelas di setting menjadi warung makan Mak Sumeh. Kemudian Pak Tarya memasuki stage.

1. Narator : Ini adalah kisah seorang Kabul. Kabul merupakan kepala pelaksana proyek pembangunan jembatan. Ia adalah Insinyur muda yang pintar dan juga ramah. Ia lah yang memimpin pembangunan jembatan di sungai cibawor.

2. Mak Sumeh : “Selamat pagi Pak Insinyur. Duh makin ganteng aja! Tumben, kok pagi-pagi sudah ke warung? “ (Mak Sumeh menyapa dengan riang gembira dan sedikit terkejut) 3. Kabul : ” Gatau Mak Sumeh, saya tiba-tiba lapar. Mungkin karena

saya mencium bau ikan yang digoreng dari warung ini.” (sambil celingukan melihat dapur Mak Sumeh)

4. Mak Sumeh : “Ah, Pak Insinyur ini bisa saja. Wong belum matang kok. Kalau begitu saya siapkan dulu makanannya.” (keluar dari arah stage 2)

Pak Tarya masuk dari stage 1 sembari membawa alat pancingnya.

manusia. Saya senang makan disini saya bisa ngobrol dengan tukang dan kuli, atau bisa tambah teman ngobrol seperti Mak Sumeh.” (bicara dengan rendah hati)

7. Pak Tarya :” Pak Insinyur!!!! Anda terlalu rendah hati. Biasanya orang sukses tidak mau kumpul dengan bawahan. Apalagi berteman dengan yang levelnya rendah.” (menggelengkan kepala)

8. Kabul : “ Tidak Pak Tarya. Pak tarya lebih rendah hati daripada saya. Oh iya, saya dengar Pak Tarya ternyata pensiunan pegawai Kantor Penerangan. Dan bahkan sewaktu di Jakarta sempat bekerja sebagai wartawan ?” (nada bertanya)

9. Pak Tarya : “Ah, informasi itu ada yang benar tapi banyak salahnya. Saya hanya sebentar jadi wartawan.”

10.Kabul : “Pak Tarya tidak mancing hari ini?”

11.Pak Tarya : “Tadinya mau mancing, tapi sungai masih keruh. Bekas banjir kemarin. Tapi karena sudah telanjur keluar rumah, saya mampir sini niatnya mau pesan es teh saja untuk ngademin awak.” (medok jawa)

12.Kabul : “Banjir kemarin itu membuat saya stres berat Pak Tarya!” (wajah sendu)

13.Pak Tarya : “Iya, saya lihat. Tiang jebol karna tak kuat menahan sampah ranting. Tapi masalah banjir ini kan karena masalah alam, jadi tidak usah terlalu menyalahkan diri.”

14.Kabul : “Sebenarnya masalah seperti ini bisa dicegah bila para

penguasa mau ikuti saran saya untuk memulai pembangunan saat musim kemarau tiba.

Tapi mereka memaksa saya segera menyelesaikan jembatan itu untuk kepentingan kampanye penguasa golongan partai.” (wajah kecewa sedikit marah)

15.Pak Tarya : “Hahahahhaa…. Saya paham nak Kabul. Tapi saya yakin tidak semua temanmu sedih karena banjir itu. Justru ini adalah kesempatan untuk meminta dana tambahan.”

16.Kabul : “Ya begitulah, belum lagi warga yang menyogok mandor untuk mengambilkan semen atau sisa besi.”

17.Pak Tarya : “Sudah, jangan terlalu ambil pusing. Ngomong-ngomong Seorang Insinyur hebat seperti Anda kok ga pernah bawa calon istri ke sini?”

18.Kabul : “Dulu ada, mungkin karena saya telalu sibuk demo jadi dia memilih untuk meninggalkan saya.”

19.Pak Tarya : “Oh. jadi sampeyan dulu mantan aktivis?”

20.Kabul : “Dulu, dan berhenti karena saya harus bekerja untuk adik adik dan biyung.”

Mak Sumeh masuk melalui stage 2 sembari membawa makanan dan dua es teh. 21.Mak Sumeh : “Monggo Pak Insinyur dan Pak Tarya, maaf agak lama. Tadi

gasnya sempet habis. Jadi lama buat minumnya. Maaf Pak Insinyur, aku tadi ga sengaja nguping sedikit. Kalau masih jomblo, saya bisa lho carikan

pasangan untuk Pak Insinyur!”(nada bicara centil) 22.Kabul : “Mak Sumeh ini ngomong apa sih?”

23.Mak Sumeh : “ Sebenarnya ada yang sudah lama naksir Pak Insinyur. Tapi Pak Insinyurnya cuek.”

24.Kabul : “Mak Sumeh ini tukang gosip!!!”

25.Mak Sumeh : “Ah, Pak Insinyur. Saya itu terkenal gak hanya sebagai

penggosip, sebagai mak comblang juga. Kalau Pak Insinyur mau sama Wati. Saya akan bantu jodohkan. Ehhh… maafkan mulut saya ini Pak Insinyur!”(menutup mulutnya dengan kedua tangan)

28.Pak Tarya : “Mak Sumeh, nak Kabul saya tak pergi ke bawah pohon sana dulu. Mau main seruling dulu. Es tehnya saya bawa kesana ya Mak.” (membawa es teh kemudian keluar dari stage 1) 29.Mak Sumeh : “Iya Pak Tarya, silahkan!”

30.Kabul : “Mak Sumeh sendiri yang cerita kalau Wati sudah punya pacar. Artinya sudah tidak bisa diganggu lagi kan? Kok malah dijodoh-jodohkan sama saya?”

31.Mak Sumeh : “Namanya juga manusia, selama janur kuning belum melengkung. Masih boleh memilih to?”

Dalkijo masuk melalui stage 1 dengan mimik kelelahan mencari Kabul.

32.Dalkijo :” Nah, disini rupanya Insinyur kita. Haduhhhh dek Kabul. Masa mau makan di tempat seperti ini sih? Ini kan tempat makan kuli dan tukang. Kita ga level makan di sini. Kita ini pemain yang beda kasta.” (nada sombong sambil melihat jijik ke sekeliling)

33.Kabul : “Maksud Pak Dal?”

34.Dalkijo : “Ah, Dik Kabul ini. Kita ini atasan, tunjukkan sedikit

wibawa kita. Jangan merendahkan dirilah, kita ini yang punya kuasa! Kalau bukan karena kita, mereka ga akan hidup enak. Kamu tau to? Permainan anggaran kita lah yang menghidupi mereka. Lihat saya, bisa ganti Harley Davidson model terbaru setiap selesai mengerjakan satu proyek. Semua itu halal Dik Kabul

35.Kabul : “Maksud Pak Dal apa?”

36.Dalkijo : “Dik Kabul, kita ini mantan orang kere. Harus tobat melarat. Jauh-jauh sama yang namanya kemiskinan. Contohnya, tiang jebol akibat banjir kemarin itu. Itulah makanan kita. Keruk kekayaan dik, lupakan dosa. Hahahaha….”(menunjukkan wajah sombong dan jijik dan keluar dari stage 1 sambil tertawa)

37.Mak Sumeh : “Lihat, Pak Insinyur. Wati datang. Lihat, cantik,kan?

Aku dan semua orang di sini bilang Pak Insinyur dan Wati adalah pasangan yang cocok. Pas. Semua orang disini tau kalau aku ini mak comblang. Khusus untuk Wati dan Pak Insinyur aku gratiskan.”

38.Wati : “Makan gasik ya mas?”(masuk dari stage 1) 39.Kabul : “Pekerjaanmu sudah selesai?”

40.Wati : “Sudah lama selesai. Makanya aku jenuh, mau apa terus jadi lapar. Kali ini aku yang bayar, Mas. Malu terus terusan ditraktir.” (nada manja)

41. Narator : Tiba-tiba Kabul teringat jati diri Wati. Wati adalah satu satunya karyawati yang bisa dikatakan berasal dari keluarga yang berada. Ayahnya adalah anggota DPRD dan konon kakaknya petinggi polisi. Kabul melebar. Ah, bagaimana bila uang Wati berasal dari gaji ayahnya yang anggota DRPD itu? Namun Kabul segera meminum es tehnya dan membayar dan meninggalkan Wati.

Naskah Dramatisasi inilah yang nanti akan menjadi media ajar dalam pembelajaran unsur tokoh-penokohan novel OOP dengan metode pembelajaran role playing.

2) Seleksi Partisipan

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima anggota. Guru membagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penampil dan pengamat. Guru bisa memilih partisipan penampil berdasarkan pengamatan kemampuan siswa dalam kelas untuk menghemat waktu. Namun,

3) Pengaturan Setting

Para pemain menggambarkan garis besar skenario. Gambaran sederhana setting (pengaturan) dan aksi pemeran salah satu peran. Guru membantu kelompok penampil untuk menghadirkan pentas yang ada dalam naskah. Guru juga dapat membantu pemeran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peran tersebut.

Hal itu penting agar siswa merasa aman dalam melaksanakan role playing dan memulai aksi pemeranan. Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk pertama-tama mengimajinasikan latar atau setting yang terdapat dalam naskah drama, kemudian imajinasi itu dihidupkan melalui penghadiran property yang dibantu juga oleh guru.

4) Persiapan Pemilihan Siswa sebagai Pengamat

Pengamat terlibat aktif seperti kelompok pemeran dan menganalisis pemeranan. Guru disarankan untuk terlibat menjadi pengamat dalam role playing dengan menetapkan tugas untuk siswa, seperti mengevaluasi jalannya role playing, memberi komentar terhadap keefektifan dan rangkaian sikap pemeran. Pada langkah ini, kelompok pengamat diberikan bekal dan dipersiapkan agar jeli melihat poin yang akan dibahas.

5) Pemeranan

Guru memberikan kesempatan untuk pemeran mengekspresikan ide mereka sesuai dengan tujuan. Apabila tindak lanjut yaitu diskusi menunjukkan kekurangpahaman siswa terhadap alur cerita yang diperankan, guru dapat meminta pemeranan ulang. Tujuan sederhana pemeranan adalah untuk mendirikan kejadian dan peran, yang kemudian peran dapat diselidiki, dianalisis, dan dikerjakan kembali.

6) Diskusi dan Evaluasi

Dengan mengajukan sebuah pertanyaan, siswa akan segera terpancing untuk segera mengeluarkan pendapatnya. Spontanitas diskusi hanya terjadi karena siswa mengerti apa yang baru saja diperankan.

7) Pemeranan Kembali

Siswa melakukan pementasan kembali dengan merubah peran yang ia miliki sesuai dengan saran atau masukkan dari kelompok pengamat yang dibimbing guru dalam memberikan peniliaian.

8) Diskusi dan Evaluasi

Pada tahap ini, guru dan siswa melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi, maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat melihat perbandingan pementasan pertama dan kedua. Siswa

9) Sharing dan Generalisasi Pengalaman

Berbagi pengalaman dan generalisasi. Guru hendaknya membentuk diskusi sehingga siswa setelah mengalami role playing dapat menggeneralisasi situasi masalah dan konsekuensinya. Bentuk diskusi yang mencukupi akan sampai pada kesimpulan yang tepat. Siswa dibantu oleh guru untuk menghubungan situasi dalam naskah terhadap kenyataan-kenyataan di dunia nyata.

Metode role playing merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktik menempatkan diri mereka dalam peran-peran dan situasi yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Langkah-langkah praktis pembelajaran novel Orang-Orang Proyek dengan menggunakan metode role playing

a. Guru menyusun / menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksaan kegiatan pembelajaran

c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lima orang

d. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan

e. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan

f. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok

g. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan h. Guru memberikan kesimpulan secara umum

i. Evaluasi dan penutup

4.3.2 Rancangan Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel OOP

Dokumen terkait