BAB IV PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA
4.2 Penerapan Metode Mind Mapping dalam Keterampilan Menulis
Berdasarkan hasil pretest dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas siswa
control group adalah 70,1, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 69,9. Sebelum dilakukan posttest, perlu diberikan pemaparan materi pada kedua
kelompok siswa tersebut. Siswa control group memperoleh penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan metode ceramah. Sedangkan siswa
experimental group memperoleh treatment mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping (Buzan, 2008).
Treatment yang diberikan pada siswa experimental group ini dilaksanakan dalam dalam lima kali pertemuan, yaitu pada tahap observasi,
pretest, pemaparan materi, posttest, dan pemberian kuesioner posttest. Alokasi waktu untuk kegiatan observasi dan pemberian kuesioner posttest adalah 1x45 menit, sedangkan alokasi waktu untuk pretest, pemaparan materi dan posttest
adalah 2x45 menit. Selama proses pembelajaran, guru bahasa Inggris tetap mengajar di kelas sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disiapkan untuk penulisan ini, sedangkan penulis mendampingi dan membantu pemaparan materi dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama penulis mengadakan observasi sekaligus memberikankan kuesioner pretest pada siswa experimental group. Pertemuan kedua siswa diberikan pretest menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience tanpa membuat mind mapping. Pada pertemuan ketiga diberikan penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping. Kemudian pada pertemuan keempat siswa diberikan
posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya ke dalam karangan narasi dengan topik Bad Experience. Pertemuan terakhir, yakni pertemuan kelima diisi dengan pengisian kuesioner posttest untuk mengengetahui respon siwa terhadap metode yang digunakan.
4.2.1. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama 29 Agustus 2015, alokasi waktu yang diberikan adalah 1x45 menit. Pada tahap ini penulis melakukan observasi sekaligus memberikankan kuesioner pretest kepada siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut.
1. Penulis memperkenalkan diri pada siswa kemudian menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dari penulisan yang akan dilakukan di kelas tersebut.
2. Kemudian dilanjutkan dengan observasi di mana penulis mengamati bagaimana interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, bagaimana cara guru menyajikan materi mengenai karangan narasi serta bagaimana respon siswa terhadap materi tersebut.
3. Setelah pemaparan materi, guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami terkait dengan materiyang telah diberikan.
4. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan narasi.
5. Selanjutnya penulis memberikankan kuesioner pretest pada siswa untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah berlangsung.
6. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pretest guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi.
Pada pertemuan ini penulis mengobservasi bagaimana respon siswa terhadap metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, siswa terlihat kurang fokus dan tampak bosan dengan cara mengajar guru yang cenderung monoton. Karena guru hanya memberikankan ceramah mengenai bagian-bagian karangan serta bagaimana cara membuat karangan narasi tanpa disertai ilustrasi atau contoh karangan tersebut. Suasana kelas tampak kurang aktif, hal ini dibuktikan ketika guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada seorangpun siswa yang mengajukan pertanyaan.
4.2.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada 5 September 2015 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa experimental group diberikan pretest
menulis karangan narasi tanpa membuat mind mapping. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.
1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai tujuan kegiatan pretest yang akan dilaksanakan.
2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum mereka pahami terkait dengan pretest yang akan diberikan.
3. Kemudian penulis mengadakan pretest di mana siswa diminta menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap- tiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa.
5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diberikan pemaparan materi mengenai penggunaan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, siswa tampak kurang disiplin saat mengerjakan pretest. Masih ada beberapa siswa yang asik berbicara sendiri, selain itu juga terlihat beberapa siswa yang mengganggu temannya. Sebagian siswa juga menyelesaikan pekerjaannya melebihi batas waktu yang sudah ditentukan oleh guru.
4.2.3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga 11 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit. Siswa mempelajari materi mengenai langkah-langkah pembuatan mind mapping
dan unsur-unsur dalam karangan narasi dengan menggunakan slide projector.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan ketiga adalah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan pada siswa bahwa pada pertemuan tersebut akan diberikan pemaparan materi mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping sebagai panduan dalam menulis.
2. Kemudian penulis mulai memaparkan materi mengenai pengertian serta langkah-langkah pembuatan mind mapping dan implementasinya dalam penulisan karangan narasi. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai unsur-unsur yang ada dalam sebuah karangan narasi dengan bantuan slide projector.
3. Guru lalu membuka sesi tanya jawab dengan memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami mengenai metode mind mapping dan penulisan karangan narasi.
4. Kemudian siswa diminta untuk berlatih membuat sebuah mind mapping
sederhana dengan topik Bad Experience. Pada tahap ini siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman.
5. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap- tiap siswa untuk memberikan masukan dan mengontrol hasil kerja siswa.
6. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan narasi.
7. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diberikan posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi.
Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih antusias untuk belajar. Siswa juga aktif bertanya dan memberikan komentar seputar materi yang dipelajari. Respon siswa sangat baik terkait dengan materi yang diberikan. Suasana kelas terasa lebih menyenangkan dan siswa tampak senang saat mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, siswa lebih antusias saat belajar dengan menggunakan metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah yang digunakan sebelumnya. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, semangat siswa ketika berlatih membuat mind mapping dan keaktifan siswa saat berdiskusi di dalam kelas.
Adapun materi yang diajarkan pada siswa adalah unsur-unsur yang ada dalam karangan narasi serta panduan pembuatan karangan narasi dengan metode
mind mapping. Untuk lebih jelasnya contoh mind mapping yang diberikan kepada siswa sebagai penjelasan unsur-unsur karangan narasi adalah sebagai berikut.
Gambar 4.3 Contoh Mind Mapping Unsur-Unsur Narasi
Contoh panduan menulis karangan narasi menggunakan metode mind mapping dengan topik Bad Experience adalah sebagai berikut.
Plot Characterization Point of View Setting Characteristic Place Time Observer Participant Framework
Gambar 4.4 Contoh mind mapping dengan topik Bad Experience
Dari mind mapping di atas dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi seperti berikut ini.
Late for Work
I had a bad experience. It happened last week. I woke up late because my alarm clock didn’t ring. I got up quickly and had a shower in a hurry. I was driving my car fast in hoping I wouldn’t be late for work, and that prevented me from taking a good look at the traffic lights. I failed to stop when the light was red.
I was still driving fast when suddenly a policeman on his huge motorbike overtook me and told me to stop. The policeman just stopped his motorbike right in front of my car. He got down his motorbike and approached me. He told me to show my driving license and paper. I tapped my back pocket trying to find my wallet where I have my driving license and paper. But the wallet was not there. Then the policeman told me to get back home and fetch the driving license and paper. He said I could leave my car there and he would wait.
So I caught a public transport and went back home. 30 minutes later I got back to my car. I showed the policeman my driving license and paper. He gave
Late for Work What How Who Why Where When Me The Policeman Last week On the street Woke up late Ran the red
light Went back home Took my driving license Alarm didn’t ring Forgot my driving license Drove fast
me a ticket for running the red light and for failing to produce my driving license and paper. That was the experience that I have never forget.
4.2.4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat pada 12 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa diberikan posttest membuat mind mapping secara individu dan mengembangkannya ke dalam karangan naras dengan topik Bad Experience. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan keempat adalah sebagai berikut.
1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai tujuan kegiatan posttest yang akan dilaksanakan.
2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum mereka pahami terkait dengan posttest yang akan diberikan.
3. Kemudian penulis mengadakan posttest di mana siswa diminta menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap- tiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa.
5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya merupakan pertemuan terakhir di mana penulis hanya akan memberikankan kuesioner posttest kepada siswa.
Adapun Langkah-langkah pembuatan mind mapping yang dilakukan oleh siswa pada saat posttest adalah sebagai berikut.
1. Siswa menuliskan central topic dari karangan yang akan dibuat. Central topic ini bisa berupa judul karangan, diletakkan ditengah kertas berupa foto atau gambar berwarna sehingga menarik perhatian pembaca.
2. Kemudian membuat basic ordering ideas untuk central topik yang telah dipilih. Semua basic ordering ideas merupakan cabang utama dari central topik dan dibuat dengan warna yang berbeda untuk membedakan tiap-tiap unsur yang dicantumkan. Basic ordering ideas di sini berupa unsur 5WH
(what, why, where, when, who, dan how) dari karangan yang akan dibuat.
3. Selanjutnya siswa melengkapi setiap basic ordering ideas dengan cabang- cabang kecil yang berisi data-data pendukung yang terkait. Data yang dibuat berupa kata kunci yang merupakan pengembangan ide dari tiap-tiap
basic ordering ideas. Cabang-cabang ini dibuat sewarna dengan tiap-tiap
basic ordering ideas, hanya saja garis yang digambarkan lebih tipis.
4. Setelah itu siswa melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada
basic ordering ideas yang saling terkait satu dengan lainnya. Image yang dibuat sesuai dengan kreativitas siswa. Penambahan image ini membuat
mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti dan diingat oleh siswa.
5. Setelah siswa selesai membuat mind mapping, barulah siswa mengembangkan mind mapping tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh. Pengembangan isi karangan disesuaikan dengan poin-poin yang telah dibuat dalam mind mapping tersebut.
Selama posttest berlangsung siswa tampak antusias dalam mengaplikasikan metode mind mapping yang telah diapelajari sebelumnya. Mind
mapping yang dibuat oleh siswa tampak bervariasi dan menarik karena dilengkapi dengan image sesuai dengan kreativitas siswa. Berdasarkan pengamatan, dengan adanya mind mapping sebagai acuan, siswa tampak lebih mudah menuangkan pokok pikiran ke dalam karangan secara lebih terstruktur. Unsur-unsur narasi dalam karangan yang dibuat siswa tampak lebih lengkap dan pengembangan isi karangan lebih luas apabila dibandingkan dengan hasil karangan saat pretest.
4.2.5. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada 19 September 2015, dengan alokasi waktu 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Pada pertemuan ini penulis memberikankan kuesioner posttest untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan kelima adalah sebagai berikut.
1. Penulis datang 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir.
2. Sebelum proses pembelajaran berakhir, guru menjelaskan pada siswa bahwa penulis akan memberikankan kuesioner posttest untuk mengetahui respon siswa terkait dengan aplikasi metode mind mapping.
3. Penulis membagikan kuesioner posttest untuk diisi oleh siswa.
4. Setelah pengisian kuesioner selesai, penulis mengakhiri proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama penulisan berlangsung. Penulis juga menyampaikan saran agar siswa tetap berlatih menggunakan metode mind mapping dalam setiap proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan selama proses penulisan ini berlangsung, dapat dilihat perbedaan respon siswa. Siswa tampak lebih antusis saat belajar dengan
menggunakan metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil kuesioner posttest siswa yang lebih tinggi setelah penerapan metode mind mapping.
4.3 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Setelah