• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

2. Penerapan Pembinaan Oleh Lembaga Pemasyarakatan

Pembinaan yang diberikan oleh Lapas Terbuka Jakarta terhadap para WBP dibagi menjadi tiga kategori yaitu pembinaan kepribadian, pembinaan kemandirian dan pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat. Pembinaan yang dilakukan oleh Lapas Terbuka merupakan program yang dirancang sedemikian sehingga dapat mengembalikan keberfungsian sosial warga binaan pemasyarakatan. Warga binaan pemasyarakatan diberikan pelatihan berupa pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian, sehingga dapat mengintegrasikan diri dengan masyarakat. Berikut pernyataan yang disampaikan oleh Bapak AR yaitu :

“Pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Kepribadian nih contohnya kaya sekolah, trus ee.. pembinaan rohani, kaya dimasjid masjid gitu kan, kaya apa lagi ya? Pokoknya konseling-konseling gitu, itu pembinaan kepribadian ya. Ini dilakukan pada tahap awal, jadi mereka dibekali dulu dengan pembinaan kemandirian. Setelah itu nanti ini ada proses nya lagi nih (nunjuk gambar). Setelah itu.. eee.. diberikan pembinaan kemandirian. Kemandirian tuh kaya.. ini tuh ada dua, misalnya pelatihan dan..

pelatihan dan apa itu kegiatan kerja. Pelatihan itu, misalnya dia itu kan misalnya dia belum bisa jahit, dilatih jahit. Dia belum bisa sablon, dilatih sablon. Setelah itu, ini baru pelatihan nanti setelah berlatih dia bisa, baru dikaryakan didalem itu. ..Nah pembinaan, pembinaan ini pun ada tahapannya. Ini kan tadi baru jenis-jenis kegiatan pembinaan nih kaya nyablon, jahit, laudry dan sebagainya itu baru jenisnya saja. Belum tahapannya, tahapannya eee.. tahapannya gini (membuat tabel) ini maksimum, ini medium, ini minimum. Maksimum tuh 0 sampe sepertiga ya kan. Udah tau yakan ya? Nah terhadap mereka bisa diberikan asimilasi, asimilasi tentunya yang sudah di tahapan ini (nunjuk table medium) tahapan medium.. ya tapi nanti dilihat lagi tentang detail kapan dia bisa diberikan

asimilasi.49

Pembinaan yang dilakukan berupa keterampilan pelatihan kerja, pembekalan mental spiritual, kesadaran berbangsa dan bernegara, kecerdasan intelektual, mengintegrasikan diri dengan masyarakat, dan lain-lain. Seperti yang dipaparkan menurut Bapak AWR berikut :

“Pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Kepribadian nih contohnya kaya sekolah, trus ee.. pembinaan rohani, kaya dimasjid masjid gitu kan, kaya apa lagi ya? Pokoknya konseling-konseling gitu, itu pembinaan kepribadian ya. Ini dilakukan pada tahap awal, jadi mereka dibekali dulu dengan pembinaan kemandirian. Setelah itu nanti ini ada proses nya lagi nih (nunjuk gambar). Setelah itu.. eee.. diberikan pembinaan kemandirian. Kemandirian tuh kaya.. ini tuh ada dua, misalnya pelatihan dan.. pelatihan dan apa itu kegiatan kerja. Pelatihan itu, misalnya dia itu kan misalnya dia belum bisa jahit, dilatih jahit. Dia belum bisa sablon, dilatih sablon. Setelah itu, ini baru pelatihan nanti setelah berlatih dia bisa, baru dikaryakan didalem itu. ..Nah pembinaan, pembinaan ini pun ada tahapannya. Ini kan tadi baru jenis-jenis kegiatan pembinaan nih kaya nyablon, jahit, laudry dan sebagainya itu baru jenisnya saja. Belum tahapannya, tahapannya eee.. tahapannya gini (membuat tabel) ini maksimum, ini medium, ini minimum. Maksimum tuh 0 sampe sepertiga ya kan. Udah tau yakan ya? Nah terhadap mereka bisa diberikan asimilasi, asimilasi tentunya yang sudah di tahapan ini (nunjuk table medium) tahapan medium.. ya

49

Waw ancara dengan Bapak AR selaku Kasubsie Regist rasi dan Bim kem asy, 08 Sept em ber 2015

tapi nanti dilihat lagi tentang detail kapan dia bisa diberikan

asimilasi.”50

Pada pelaksanaan kegiatan ini tentunya warga binaan pemasyarakatan sebagai penerima pelayanan di Lapas Terbuka Jakarta. Program pembinaan di Lapas Terbuka Jakarta merupakan usaha kesejahteraan sosial dalam mengatasi masalah kejahatan yang bertujuan untuk meciptakan kesejahteran sosial bagi warga binaan pemasyarakatan agar terpenuhi hak dan kebutuhannya. Selain itu, dibahas juga tentang peran pekerja sosial dalam menangani atau menyikapi warga binaan pemasyarakatan.

Pelayanan sosial sebagai bentuk dari usaha kesejahteraan sosial ini memiliki fungsi untuk mendukung kegiatan yang dilakukan oleh lembaga fungsi-fungsi dari kesejahteraan sosial tersebut ada empat, yaitu :

2.1Fungsi Pencegahan (Preventif)

Kesejahteraan sosial di tujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Dalam masyarakat transisi, upaya pencegahan di tekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.

2.2Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditunjukkan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang

50

Waw ancara dengan AWR. selaku Kepala Bidang Kegiat an Kerja di Lapas Klas I Cipinang, t anggal 10 Juni 2015)

mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat. Dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan rehabilitasi.

2.3Fungsi Pengembangan (Development)

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat. 2.4Fungsi penunjang (Supportive)

Kesejahteraan sosial ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.51

Dari penjelasan diatas dapat dilihat, bahwa fungsi usaha kesejahteraan sosial yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Terbuka Jakarta adalah fungsi penyembuhan (curative), yaitu mencakup fungsi rehabilitasi atau pemulihan. Untuk mengembalikan keberfungsian sosial warga binaan pemasyarakatan (WBP) secara wajar. Dan fungsi penunjang (supportive),

yaitu dengan kegiatan pembinaan untuk memberikan bekal pada WBP agar kelak setelah bebas memiliki kemampuan.

Pembinaan yang diberikan terhadap WBP dilakukan di masyarakat dengan cara membaurkan kembali WBP dikehidupan bermasyarakat agar terciptanya integrasi sosial dikehidupan masyarakat sehingga keberfungsian

51

sosial dapat tercipta. Pembinaan yang dilakukan merupakan tahapan asimilasi, Dari penjelasan diatas terkait dengan penelitian yang penulis lakukan, asimilasi yang dimaksud adalah menyatukan narapidana kembali ke dalam kehidupan masyarakat dengan kegiatan sosial dan interaksi sosial terhadap masyarakat, juga sebagai pembentukan sikap dan mental serta kesadaran untuk tidak mengulang kembali tindak kejahatan yang telah dilakukan. Alasan disatukannya WBP ke dalam masyarakat, karena terisolasi dari masyarakat membuat tingkah laku dan peran secara sosial berubah.

Asimilasi yang dimaksud menurut ilmu sosiologi sosial adalah “suatu proses sosial dalam yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama”.

Asimilasi yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu bentuk pembinaan, seperti halnya kerja sama dengan pihak ketiga. Asimilasi ini bentuk integrasi sosial terhadap masyarakat. Seperti penjelasan yang dikemukakan oleh Bapak AWR berikut :

iyaa.. salah satu bentuk pembinaan tuh asimilasi. Jadi

pembinaan tuh, kalo ini rumpun besar nya pembinaan, lapas kan tugas utamanya pembinaan kan ya. Nah itu macem-macem, pembinaan kemandirian pembinaan kepribadian kan gitu. Pembinaan kemandirian ini macem-macem gitu kan, dengan jenis jenis sekian. Nih kalo misalkan jenis ya kaya tadi, jenis kaya apa itu tadi.. jenis kegiatannya apa, trus kalo berdasarkan waktunya maka ehem.. ada

yang uda setengah itu bisa CMK, yang sudah dua pertiga bisa PB,

ada CMB, CMB tuh minimal eh maksimal sebesar remisi terakhir.”52

Jadi dapat disimpulkan bahwa asimilasi dapat di lakukan di Lapas Tertutup dan juga Lapas Terbuka, hanya saja pada Lapas Terbuka merupakan tahap lanjutan dari asimilasi yang dilakukan oleh Lapas Tertutup. Seperti yang di jelaskan oleh Bapak AWR berikut :

sebenarnya ngga ada bedanya ya, Cuma kalo yang di lapas

terbuka itu ehem.. eee… karna tidak semua kabupaten kota ini kan punya lapas terbuka jadi hanya tertentu saja. Jadi eee.. ehem.. mereka-mereka sudah mau memenuhi syarat untuk diasimilasikan, asimilasi itu kan ehem.. sudah setengah masa pidana ya.. dia bisa dipindah asimilasikan ke luar, salah satunya bisa dipindahkan ke lapas terbuka. Jadi lapas terbuka itu adalah salah satu bentuk tempat dilakukan asimilasi, selain dengan pihak ketiga gitu dilapas terbuka salah satu tempat melakukan asimilasi, jadi ada asimilasi dengan pihak ketiga ada asimilasi di lapas terbuka jadi kaya gitu. Jadi lapas

terbuka jadi salah satu tempat untuk melakukan asimilasi”53

Jelas bahwa seseorang yang sedang menjalani hukuman pidana karena melanggar hukum sangat membutuhkan apresiasi masyarakat, berupa dukungan sosial untuk kembali ke dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menerima kembali bekas narapidana untuk bermasyarakat, karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Tanpa dukungan yang diberikan, tujuan dari pemasyarakatan tidak akan tercapai. Seperti yang dikemukakan informan ahli berikut :

52

Waw ancara dengan AWR. selaku Kepala Bidang Kegiat an Kerja di Lapas Klas I Cipinang, t anggal 10 Juni 2015)

53

Waw ancara dengan AWR. selaku Kepala Bidang Kegiat an Kerja di Lapas Klas I Cipinang, t anggal 10 Juni 2015)

kalo dukungan itu kan ada 3 pilar, yang pertama petugasnya, yang kedua masyarakat dan ketiga narapidana itu sendiri. Jadi ya ketiga pilar itu harus selalu ada harus bekerja sama. Kalo salah satunya ngga ada ya berarti kan ngga optimal. Kalo misalnya narapidana mau bekerja nih punya keinginan yang kuat, petugasnya lapasnya bisa memfasilitasi ternyata diluar ngga ada yang menerima ngga bisa jalan masyarakat ngga bisa. Walaupun asimilasi itu kan bukan hanya narapidana yang keluar, masyarakat kedalem pun itu

sebagai bentuk mengenalkan masyarakat dengan narapidana”54

Dokumen terkait