• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Lapas Terbuka Jakarta

Awal mula pembangunan Lapas Terbuka, menggunakan lahan kosong milik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM yang pada tahun 2003 yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03. Tahun 2003, tanggal 16 April 2003. Pada awalnya, dibangun 6 (enam) kamar Warga Binaan Pemasyarakatan dengan kapasitas 30 orang, 1 (satu) ruangan Kalapas (yang sekarang menjadi kamar 01 lantai 1), 1 (satu) ruangan Kepala Sub Bagian Tata usaha (TU) bersama dengan Kelapa Urusan Keuangan & Kepegawaian dan Kepala Urusan Umum, 1 (satu) ruangan Kepala Seksi Pembinaan Kegiatan Kerja. Kemudian, pada akhir 2004 sekitar bulan Oktober dilakukan pembangunan gedung perkantoran, gedung kegiatan kerja (yang berlokasi di depan) dan penambahan kamar blok hunian menjadi 10 kamar dengan kapasitas 50 orang.

Pada tahun anggaran 2008/2009 telah dilakukan peningkatan gedung perkantoran menjadi 2 (dua) lantai dan penambahan kamar hunian menjadi 20 kamar yang kapasitasnya menjadi 100 orang hingga sekarang. Kamar hunian yang ada di Lapas Terbuka berbeda dengan kamar hunian yang terdapat di Lapas tertutup, perbedaan terdapat pada bentuk bangunannya, di Lapas Terbuka kamar

38

hunian berbentuk seperti kamar asrama atau kost yang tidak dilengkapi dengan jeruji besi seperti yang biasa digunakan oleh kamar hunian Lapas tertutup.

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka adalah salah satu institusi di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang secara khusus melaksanakan pembinaan lanjutan terhadap narapidana pada tahap asimilasi yaitu dengan masa pidana antara 1/2 sampai dengan 2/3 dari masa pidana yang harus dijalani oleh narapidana yang bersangkutan. Asimilasi yang dimaksud menurut penjelasan Undang – Undang No.12 tahun 1999 tentang Pemasyarakatan pasal demi pasal, pasal 6 ayat 1 alinea ke 2, Pembinaan secara ekstramural yang dilakukan di LAPAS disebut asimilasi, yaitu proses pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah memenuhi persyaratan tertentu dengan membaurkan mereka ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembentukan Lapas Terbuka didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. No : M.03.PR.07.03. Tahun 2003, tanggal 16 April 2003, perihal pembentukan Lapas Terbuka Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram dan Waikabubak yang ditandatangani oleh Bapak Prof.Dr. Yusril Ihza Mahendra dan merupakan pengejawantahan dari konsep

Community-Based Correction.39 Peresmian Lapas Terbuka Jakarta dilakukan

oleh Bapak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berikutnya yaitu Dr. Hamid Awaludin, SH.LLM , pada tanggal 14 Mei 2005. Lapas Terbuka Jakarta

39

Pola Pembinaan yang diterapkan di Lapas Terbuka diambil darihttps://lapasterbukajakarta.wordpress.com/ 16 Oktober 2015 pukul 15:19 WIB

berlokasi di belakang komplek Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. dengan alamat, Jl. Raya Gandul, Desa Gandul, Kecamatan Limo, Kabupaten Depok.

Kapasitas hunian dari Lapas Terbuka Jakarta saat pertama didirikan mampu menampung 50 orang yang dibagi dalam 10 kamar hunian dan sejak tahun anggaran 2008/2009 telah dilakukan peningkatan kapasitas hunian menjadi 100 orang, yang dibagi menjadi 20 kamar. Kamar hunian yang ada di Lapas Terbuka berbeda dengan kamar hunian yang terdapat di Lapas tertutup, perbedaan terdapat pada bentuk bangunannya, di Lapas Terbuka kamar hunian berbentuk seperti kamar asrama atau kost yang tidak dilengkapi dengan jeruji besi seperti yang biasa digunakan oleh kamar hunian Lapas tertutup sebagai penghalang bagi narapidana agar tidak melarikan diri.

1. Alamat Lapas Terbuka

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta berlokasi di belakang Komplek Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM dengan alamat di Jalan Raya Gandul, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok 16512, Telepon/Faks : (021)7540122

2. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN LAPAS TERBUKA JAKARTA

Pembentukan Lapas Terbuka didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03. Tahun 2003, tanggal 16 April 2003, perihal pembentukan Lapas Terbuka Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram dan Waikabubak yang ditandatangani oleh Bapak Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dan merupakan pengejawantahan dari

konsep Community-Based Correction. Peresmian Lapas Terbuka Jakarta dilakukan oleh Bapak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berikutnya yaitu Dr. Hamid Awaludin, SH. LLM, pada tanggal 14 Mei 2005.

3. Dasar Hukum Lembaga

a. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

b. Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

c. Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

d. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

e. Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 1999 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

f. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. M.01-PR.07.03 tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.

g. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. M.01-PK.04.01 tahun 1989 tentang Asimilasi, Cuti Menjelang Bebas, dan Pembebasan Bersyarat.

h. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. M.01-PR.07.01 tentang Organnisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.

i. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.03.PR.07.03 tahun 2003 tentang Pembentukan Lapas Terbuka Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram, dan Wakaibubak. j. Keputusan Direktur Jendral Pemasyarakatan No. E.PK.04.10-115 tahun

2004 tentang Penempatan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka.

Tugas :

Melaksanakan pemasyarakatan narapidana. Fungsi :

a. Melakukan pembinaan narapidana.

b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil karya.

c. Melakukan bimbingan sosial/kerohanian narapidana. d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib. e. Melakukan tata usaha dan rumah tangga.

4. VISI DAN MISI LAPAS TERBUKA JAKARTA.

Visi dari Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta memiliki kesamaan dengan visi dari Pemasyarakatan, yaitu :

Pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan YME (Membangun Manusia Mandiri).40

Sedangkan misi dari Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta adalah :

Melaksanakan pembinaan dan pembimbingan tahap lanjutan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dalam Kerangka integrasi social, penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).

5. STATUS LUAS TANAH DAN BANGUNAN

Luas keseluruhan tanah Lapas Terbuka Jakarta 4.415 m2. Status tanah di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta adalah milik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM yang beralamat di Jalan Raya Gandul, Kel.Gandul, Kec.Cinere, Depok. Sedangkan status bangunan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta merupakan milik Lapas Terbuka yang pembangunannya menggunakan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Lapas Terbuka.

Dokumen terkait