• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan prinsip keadilan dalam pelaksanaan pembangunan Bendungan Nglinggis

Dalam ketentuan umum dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 yaitu pemberian Ganti Kerugian haruslah memperhatikan kata layak dan adil. Secara umum dalam aktivitas pengadaan tanah “layak” yang diartikan merupakan memberikan harga yang normal kepada pihak yang berhak. Selanjutnya

“adil” yang diartikan merupakan memberikan jaminan penggantian yang layak serta tidak memberikan kerugian kepada para pihak dalam proses pengadaan tanah sehingga mampu melaksanakan kehidupan yang lebih baik. Prinsip-prinsip/asas-asas

pengadaan tanah telah diuraikan dalam penjelasan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012:

a. Kemanusiaan b. Keadilan c. Kemanfaatan d. Kepastian e) Keterbukaan f) Kesepakatan g) Keikutsertaan h) Kesejahteraan i) Keberlanjutan j) Keselarasan

Dari asas/prinsip pengadaan tanah untuk kepentingan umum maka di dalam pelaksanaannya haruslah sepadan dengan asas/prinsip berbangsa dan bernegara.

Serta dalam proses pemberian ganti kerugian prinsip atau asas yang paling utama adalah pada asas keadilan dan asas kesejahteraan. Didalam kedua asas tersebut bertujuan untuk memberikan dampak yang sangat baik terhadap pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Karena didalam pengertian asas keadilan dan asas kesejahteraan itu pada intinya memberikan penggantian yang layak serta memberikan nilai tambah kepada pihak yang berhak untuk dapat melangsungkan kehidupan dan menaikkan taraf hidup yang lebih baik lagi sebelum diadakannya pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini.

Pada dasarnya palaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan untuk memberikan keadilan dalam memberikan ganti rugi kepada pihak yang berhak serta harus mampu memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada masyarakat yang khususnya terkena dampak dari pengadaan tanah ini. Didalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 juga manyatakan bahwa tujuan pengadaan tanah untuk kepentingan umum ialah untuk menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, serta masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum kepada

Di dalam realita yang terjadi dilapangan pada saat pemberian ganti kerugian kepada Pihak yang Berhak atas tanah tersebut panitia pelaksana pengadaan tanah memberikan besarya ganti kerugian berdasarkan perhitungan nilai yang sudah ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) tersebut dan panitia pelaksana pengadaan tanah sudah memberikan usaha yang terbaik dan selalu melakukan musyawarah ataupun negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama dari kedua belah pihak yang tujuannya untuk memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini.

John Rawls memberikan pandangan bahwa makna keadilan adalah kesetaraan dalam ketidaksetaraan. Keadilan dalam kesetaraan maksudnya terdapat kebebasan yang sama bagi setiap manusia tanpa memandang kelebihan atau kekurangan yang dimiliki, dimana kebebasan disini tidak bisa dirubah, dikurangi maupun digantikan dengan yang lainnya. Artinya bahwa, hukum akan menjadi adil apabila keadilan dilakukan dengan setara tanpa membedakan status sosialnya20.

Jika pelaksanaan prinsip keadilan yang dirumuskan oleh John Rawls dihubungkan dengan pelaksanaan Ganti Kerugian pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Nglinggis, maka pemberian Ganti Kerugian yang berada di Desa Nglinggis merupakan pemberian ganti rugi yang adil, karena melalui kesepakatan bersama dalam musyawarah tersebut tidak ada yang merasa di rugikan karena menurut panitia pelaksana pengadaan tanah sudah melakukan proses ganti rugi yang sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku tanpa membeda-bedakan status sosial dari pemegang hak atas tanah tersebut. walaupun dalam pemberian nilai besarnya Ganti Kerugian yang diterima masyarakat itu berbeda karena penilai menilai tanah tersebut dari status tanah, penggunaan tanah, berdasarkan SPPT, dan letak tanahnya. Namun, sudah memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat yang mendapatkan ganti kerugian tersebut.

Berdasarkan uraian prinsip keadilan yang diisyaratkan oleh John Rawls. Untuk megukur keadilan yang diterima oleh masyarakat yang terkena dampak pengadaan

20 Hery Zarkasih, “Pelaksanaan Prinsip Keadilan Dalam Pemberian Ganti Rugi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum ( Studi Kasus Pelebaran Jalan Raya di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah )”

(Universitas Mataram, 2015).

tanah dalam pembangunan Bendungan Nglinggis, penulis berpendapat bahwa sistem atau penerapan yang yang dilakukan oleh panitia pelaksana pengadaan tanah sudah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Keadilan yang diterima oleh masyarakatpun bisa langsung di rasakan, begitu juga dengan penerimaan Ganti Kerugian yang diberikan kepada Pihak yang Berhak. Serta tidak memberikan kerugian dalam kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah untuk Pembangunan Bendungan Nglinggis. Keadilan yang diharapkan adalah keadilan yang setara tanpa memandang status sosial dari para pihak penerima ganti rugi. Artinya, keadilan yang dimaknai sebagai keadilan yang secara langsung dan nyata dapat diterima dan dirasakan oleh para pihak, serta berorientasi pada keadilan yang telah dirumuskan oleh hukum dalam bentuk hak dan kewajiban tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakatnya.

PENUTUP Kesimpulan

a. Pelaksanaan pemberian ganti kerugian sudah dilakukan sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku pada saat itu yaitu dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Panitia pelaksana sudah menerapkan pelaksanaan pengadaan tanah khususnya pada saat pemberian ganti kerugian yang sesui dengan peraturan tersebut. Alhasil, masyarakat dapat menerima ganti kerugian yang diberikan oleh panitia pelaksana tanpa adanya konflik diantara kedua belah pihak. Fakta dilapangan yang terjadi sebenarnya ini bukan pemberian ganti kerugian namun ganti keuntungan. Karena, yang diberikan oleh panitia pelaksanaan pengadaan tanah sudah jauh memberikan kesejahteraan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam pembangunan Bendungan Nglinggis.

b. Masyarakat sudah merasakan keadilan secara langsung dan nyata dalam pemberian ganti kerugian tanah mereka yang digunakan untuk pembangunan Bendungan Nglinggis. Ini disebabkan karena panitia pelaksana pengadaan tanah sudah

diberikan berupa tidak adanya perbedaan sosial diantara mereka. Panitia pelaksana memberikan ganti kerugian sesuai dengan penilaian objek tanah tersebut.

Saran

a. Sebaiknya jika sudah ditetapkannya pengadaan tanah di suatu tempat pemerintah setempat dan kantor instansi yang terkait dalam proses pengadaan tanah sesegera mungkin memberikan sosialisasi terhadap masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah agar supaya masyarakatpun bisa mengerti tentang prosedur hukum pengadaan tanah.

b. Dalam proses pemberian Ganti Kerugian sebaiknya panitia pelaksana pengadaan tanah harus berpedoman pada kata pemberian Ganti Kerugian yang layak dan adil serta melindungi hak dan kewajiban para Pihak yang Berhak. Memberikan Perlindungan Hukum yang layak terhadap Pihak yang Berhak atas tanah. Selalu mengedepankan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Boedi. (1995). Hukum Agraria Nasional: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi, Dan Pelaksanaannya. Jilid 1-Ed. Rev. Cetakan keenam.

Jakarta: Djambatan.

Harsono, Boedi. (1997). Hukum Agraria Nasional: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi, Dan Pelaksanaannya. Jilid 1-Ed. Rev. Cetakan ketujuh.

Jakarta: Djambatan.

Santoso, M. Agus. (2014). Hukum, moral dan keadilan sebuah kajian filsafat hukum.

Cetakan kedua. Jakarta: Kencana.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara 1960-104.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 156.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 156.

Jurnal

Alam, Wahyu Candra. (2010). Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Kurang Dari Satu Hektar Dan Penetapan Ganti Kerugiannya (Studi Kasus Pelebaran Jalan Gatot Subroto Di Kota Tangerang). Universitas Diponegoro.

Mulyanti, Rini. (2013). Analisis Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum: Studi Kasus Pembangunan Jalan Tol Jorr West 2. Universitas Indonesia.

Paurindra Ekasetya, Mohammad. (2015). Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Studi Analisis Pada Pembangunan Jaln Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes). Universitas Negeri Semarang.

Safidah, Nur. (2016). Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Gedung Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Universitas Lampung.

Sahya Anggara. (2013). Perspektif Teorii Keadilan John Rawlss Terhadap Demokrasii

Subekti, Rahayu. (2016), Kebijakan Pemberian Ganti Kerugian Dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Universitas Negeri Surakarta.

Suhadak, Feronika. (2012). Problematika Yuridis Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol (Studi Penetapan Pengadilan Negeri Jombang Tentang Konsinyasi Uang Ganti Rugi (UGR) Tanah Ruas Jalan Tol Kertosono-Mojokerto Di Kabupaten Jombang).

Universitas Negeri Surabaya.

Wahyu Adhie, Citraningtyas. (2010). Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Jaln Tol Lingkar Kota Oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Zarkasih, H. (2015). Pelaksanaan Prinsip Keadilan Dalam Pemberian Ganti Rugi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus Pelebaran Jalan Raya Di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah). Universitas Mataram.

Internet

Damunhari Fattah, “Teori Keadilan Menurut John Rawls”, terdapat dalam http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1589, diakses pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 08.30 WIB.

Di akses di https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/ diakses pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 08.00 WIB

Vidya Prahassacitta, “Makna Keadilan Dalam Pandangan John Rawls”, terdapat dalam https://business-law.binus.ac.id/2018/10/17/makna-keadilan-dalam-pandangan-john-rawls/ , di akses pada tanggal 14 Juli 2021 pada pukul 13.15 WIB.

LAMPIRAN

FOTO LOKASI PEMBANGUNAN BENDUNGAN NGLINGGIS

Dokumen terkait