• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pengadaan tanah adalah perbuatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan memberikan ganti rugi berupa uang, fasilitas atau lainnya yang terlebih dahulu melalui musyawarah yang bertujuan untuk mencapai kata sepakat atara pemilik hak atas tanah dengan pihak yang membutuhkan berikut penjelasan dari Boedi Harsono11.

Sedangkan pengadaan tanah menurut Gunanegara ialah merupakan proses/cara melepaskan hak atas atas tanahnya dan/atau benda yang berada diatasnya yang dilakukannya secara ikhlas dan tulus untuk kepentingan umum12.

Untuk istilah pada proses pengadaan tanah pertama kalinya dikenal pada saat lahirnya Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Didalam Keppres ini telah menjelaskan tentang pengertian pengadaan tanah yaitu setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan Ganti Kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut. lalu muncul peraturan lagi dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2005 pengganti Keppres di atas, bahwasannya pengadaan tanah ialah setiap kegiatan yang untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada pihak yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanahnya. Lalu muncul Perpres No. 65 Tahun 2006 yang mengubah lagi tentang pengertian pengadaan tanah yaitu setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberi ganti rugi kepada pihak yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanahnya.

Pada tahun 2012 lahirlah Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang didalamnya

11 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi

menyatakan bahwa pada pasal 1 ayat (2) pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti rugi kepada ppihak yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah tersebut.

Peraturan selanjutnya ialah Peraturan Menteri ATR/BPN Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum bahwa Pengadaan Tanah ialah kegiatan untuk menyediakan tanah dengan cara memberikan ganti rugi yang layak dan adil kepada Pihak yang berhak.

Jadi kesimpulannya bahwasannya pengadaan tanah ialah setiap kegiatan untuk kepentingan umum yang tujuannya untuk memperoleh tanah namun dengan cara memberikan ganti rugi kepada pihak yang berhak atas tanah tersebut.

Pembebasan tanah dalam pengadaan untuk kepentingan umum bersifat memaksa (compulsory land acquisition). Karena pemerintah dapat membebaskan tanah dari si pemilik tanah meskipun si pemilik tanah tidak menginginkan menjual tanahnya.

Namun harus berdasarkan asas keadilan yaitu walaupun pengadaan tanah tersebut bersifat memaksa, namun dalam ganti rugi yang diberikan tidak boleh mengakibatkan penurunan taraf kehidupan pemilik tanah sebelum dilakukannya pengadaan tanah tersebut.

Namun tidak semua aktivitas pembangunan dapat digolongkan menjadi pembangunan untuk kepentingan umum. Semua yang termasuk dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum telah dijelaskan pada pasal 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, ialah:

1) Pertanahan dan keamanan nasional;

2) Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;

3) Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;

4) Pelabuhan, bandar udara, dan terminal.

5) Infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;

6) Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;

7) Jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;

8) Tempat pembuangan dan pengolahan sampah;

9) Rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;

10) Fasilitas keselamatan umum;

11) Tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;

12) Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;

13) Cagar alam dan cagar budaya;

14) Kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/Desa;

15) Penataan pemukiman kumuh perkotaan dan/atupun kantor konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;

16) Prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah;

17) Prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan 18) Pasar umum dan lapangan parkir.

Dalam setiap penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum haruslah memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dengan kepentingan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum haruslah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan nasional/daerah, rencana strategis serta rencana kerja setiap instansi yang membutuhkan tanah tersebut. Ada pula langkah-langkah dalam pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum meliputi13:

1) Penyiapan pelaksanaan;

2) Inventarisasi dan identifikasi;

3) Penetapan penilai;

4) Musyawarah penetapan bentuk Ganti Kerugian;

5) Pemberian Ganti Kerugian;

6) Pemberian Ganti Kerugian dalam keadaan khusus;

7) Penitipan Ganti Kerugian;

8) Pelepasan objek pengadaan tanah;

9) Pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak dengan objek pengadaan tanah; dan

10) Pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data administrasi pengadaan tanah.

Pada pelaksanaan pengadaan tanah harus sesuai dengan peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang terdapat pada saat ini. Gunanya ialah untuk menggapai kata mufakat supaya tidak terjadi permasalahan di kemudian hari serta dapat berjalan dengan mudah tanpa adanya suatu hal yang bisa merugikan dari beberapa pihak.

b. Tujuan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Tujuan pengadaan tanah merupakan menyediakan tanah untuk melaksanakan pembangunan guna untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran bangsa, negara, serta masyarakat yang senantiasa menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak14.

Semakin banyaknya pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini pada dasaranya sangatlah penting dilakukan untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum, dimana untuk membutuhkan bidang tanah dalam jumlah yang besar. Tetapi tetap saja, penerapannya butuh dilakukan secara cepat serta transparan dengan mencermati prinsip penghormatan serta perlindungan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.

Dokumen terkait