BAB IV. GAMBAR UMUM PERUSAHAAN
B. Hasil Peneltian
1. Penerapan Prosedur Akuntansi
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus
diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer rumah sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas rumah sakit.
Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.Akuntansi ialah system yang merupakan salah satu pokok kegiatan dalam manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua transaksi dan kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan, sehingga didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan perjalanan sebuah rekening untuk diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Akuntansi sebagai metode untuk mengungkap dan menyajikan
perlakuan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen lingkungan memerlukan tahap-tahap standar akuntasi maupu pernyataan akuntansi yang berlaku umum. Tahap-tahap akuntansi ini meliputi : Identifikasi, pencatatan, penyajian. Analisis yang dilakukan berikut ini akan membandingkan kembali tahap-tahap yang telah dilakukan oleh rumah sakit umum dompu secara umum
Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan yang berbentuk:
1. Neraca (Balance sheet)
2. Laporan keuangan (Income statement) 3. Laporan perubahan keuangan.
b. Prosedur Rumah Sakit Dompu
Prosedur yang ada di rumah sakit umum dompu adalah prosedur penerimaan pasien yang akan berkunjung ke poliklinik, unit rawat jalan, unit gawat darurat ataupun yang akan dirawat adalah bagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit.
Disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, sehingga sangat menentukan kesan baik dan buruk dari rumah sakit tersebut.
c. Siklus Akuntansi rumah Sakit Dompu
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi dan analisa transaksi dan diakhiri dengan menyusun laporan keuangan disebut siklus akuntansi. Produk utama yang dihasilkan dari siklus tersebut berupa laporan keuangan. Tahap-tahap dalam siklus tersebut berupa laporan keuangan. Siklus akuntansi merupakan rangkaian prosedur
kegiatan akuntansi selama satu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengen penyusunan laporan keuangan, penutupan pembukuan secara keseluruhan, hingga pencatatan transaksi periode selanjutnya.
Proses Akuntansi :
1. Pencatatan dan pengklasifikasi ( dalam Jurnal ) 2. Peringkasan ( dalam akun buku besar )
3. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, laporan arus kas dan laporan aktivitas organisasi.
Siklus Akuntansi adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Siklus akuntansi
d. Siklus Aktivits Rumah Sakit :
Rumah sakit juga mempunyai siklus aktivitas sebagai berikut : melakukan tindakan –tindakan medis seperti pemeriksaan,
DOKUMEN
pengobatan, dan perawatan kesehatan masyarakat. Secara lebih luas, tergantung pada sumber daya yang dipunyai, sebuah rumah sakit dapat mempunyai siklus aktivitas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kepada umum
2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga medis, ahli dan para medis, baik yang diselenggarakan sendiri maupun bersama dengan instansi lainnya,
3. Mengadakan dan melakukan penelitian.
e. Siklus Transaksi Rumah Sakit Umum Dompu Tabel 2.4 Siklus Transakis Rumah Sakit
1. Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain.
TRANSAKSI
2. Siklus pengeluran terkait dengan pengadaan barang atau jasa dari pihak lain dan pelunasan utang dan kewajibannya.
3. Siklus pelayanan terkait dengan tranformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
4. Siklus keuangan terkait dengan perlehan dan pengelolaan dana modal dan sumber dana jangka panjang.
5. Siklus laporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi sebagaimana empat siklus diatas. Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi yang lain dan memprosesnya menjadi lapran keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2. Pelaksanaan Manajemen Lingkungn Rumah sakit Umum Dompu a. Manajemen lingkungan rumah sakit umum dompu
Manajemen Lingkungan Rumah Sakit adalah sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sistem manajemen terpadu di rumah sakit yang meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.
Secara operasional manajemen keuangan dirumah sakit umum dompu harus dapat menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan. Rumah sakit dalam merencanakan,
mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan dapat di pertahankan/ diinginkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.
b. Konsep manajemen lingkungan rumah sakit umum dompu
Berbagai konsep tentang pengelolaan lingkungan mempunyai arti dan tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menghasilkan limbah yang ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar (Wiku Adisasmito, 2014: 9-12). Ada beberapa konsep pengelolaan lingkungan, antara lain :
1. Reduksi Pada Sumber (Source Reduction)
Reduksi atau menghilangkan limbah dari sumber dilaksanakan dalam suatu proses. Pelaksanaan dalam Source Reduction meliputi modifikasi proses operasional, mendesain ulang produk yang dihasilkan, substitusi bahan, peningkatan kemurnian bahan, housekeeping yang baik dan perubahan praktik manajemen, meningkatkan efisiensi dan perubahan peralatan dan teknologi, serta pelaksanaan daur ulang.
2. Minimisasi Limbah
Minimisasi limbah merupakan suatu teknik yang memfokuskan kegiatannya pada reduksi sumbernya ataupun melakukan aktivitas daur ulang yang dapat mereduksi baik volume ataupun toksisitas limbah yang dihasilkan. Minimisasi limbah juga mencakup pengembangan proses produksi yang lebih efisien.
3. Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (Total Quality Environmental Management/TQEM).
Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (PKLM) merupakan konsep yang mengawinkan ide dan Teknik Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Management) dengan manajemen lingkungan.
c. Manfaat system manajemen lingkungan rumah sakit umum dompu Dengan mengikuti prosedur yang ada dalam sistem manajemen lingkungan rumah sakit, maka sekaligus akan membantu dalam meatuhi peraturan perndang-undangan dan sistem manajemen yang efektif (Wiku Adisasmito, 2014).
Menurut ISO 14001, Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian dari seri ISO 14000 yang merupakan suatu sistem yang mengorganisasikan kebijakan lingkungan, perencanaan, implementasi, pemeriksaan, tindakan koreksi dan tinjauan manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan sehingga tercapai perbaikan lingkungan yang bersifat terus-menerus atau berkesinambungan.
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan suatu bagian dari studi manajemen yang memasukkan unsur-unsur kepedulian lingkungan dalam aktivitas sehari-hari, dan merupakan suatu proses manajemen yang menekankan upaya peningkatan efisiensi perusahaan dengan meminimalisasi keluaran limbah melalui proses produksi atau teknologi bersih lingkungan.
Tujuan secara menyeluruh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 sebagai standar internasional adalah untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.
1) Manfaat terhadap lingkungan
Dampak positif terbesar terhadap lingkungan adalah berkurangnya limbah yang berbahaya. Bukan hanya pengelolaan limbah yang menjadi bagian utama dari sertifikasi ISO, tetapi juga meminimalisasi limbah. Minimalisasi limbah adalah langkah untuk masa depan dalam perlindungan lingkungan dan berlaku baik untuk limbah yang berbahaya atau tidak.
2) Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif
Dengan adanya bermacam-macam tuntutan terhadap perusahaan sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidupdan sistem manajemen lingkungan, hal itu menuntut perusahaan untuk melakukan pengelolaan dengan lebih efektif sehingga mampu berkiprah dalam dunia peraturan internasional.
3) Penurunan biaya
Dasar utama dalam penghematan baiaya adalah sedikitnya bahan kimia dan limbah yang perlu ditangani atau dibersihkan. Berkurangnya bahan kimia berarti berkurang pula penggunaan bahan kimia yang berkualitas rendah, berkurang pula tumpahan bahan kimia, yang berarti mengurangi jumlah limbah yang berbahaya yang harus dilacak dan di buang.
3. Analisis akuntansi dan manajemen penglolaan lingkungan rumah sakit umum dompu
Analisis Akuntansi dan Manajemen Pengelolaan Manajemen Rumah Sakit Umum Kota Dompu sebagai Rumah sakit yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat, dalam melaporkan biaya lingkungannya diakui sebagai biaya administrasi dan umum. Pengukuran biaya lingkungan tersebut dinyatakan dalam rupiah berdasar pengeluaran Unit Sanitasi Lingkungan dalam pengelolaan limbahnya. Rumah Sakit Umum Kota Dompu dalam mengelolaan lingkungannya terutama masalah penanganan limbahnya dilakukan sepenuhnya oleh Unit Sanitasi Lingkungan yang merupakan bagian dari Sarana Panunjang Medis. Unit ini memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) mulai beroperasi pada bulan Maret 1999 dan menjadi bagian yang penting dalam menjaga keadaan lingkungan agar tetap sesuai dengan peruntukkannya.
Analisis akuntansi dan pengelolaan manajemen lingkungan cocok diterapkan pada rumah sakit umum kota Dompu. Untuk itu penulis tertarik melakukan suatu analisis untuk mengetahui akuntansi dan pengelolaan manajemen lingkungan dirumah sakit tersebut. Rumah sakit umum kota Dompu merupakan rumah sakit yang bergerak pada sector public dimana rumah sakit ini merupakan bagian dari ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan pemerintah.
Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi lingkungan sebagai metode untuk mengungkap dan menyajikan perlakuan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan memerlukan tahap tahap yang runtut dan
rinci dengan tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi yang berlaku umum. Tahap-tahap akuntansi ini meliputi:
Identifikasi, Pengakuan, Penyajian ,Pengungkapan, dan Pelaporan.
Antara lain :
a. Mengidentifikasi
Identifkasi yang dilakukan oleh rumah sakit umum dompu dalam melakukan tahap-tahap perlakuan biaya lingkungan khususnya pengelolaan limbah diperlakukan sebagai biaya umum.
b. Pencatatan
Rumah sakit umum dompu tersebut menunjukan bahwa rumah sakit umum dompu sudah melakukan pencatatan atas terjadinya pengelolahan limbah mereka sehingga dapat dikatakan bahwa rumah sakit umum dompu sudah melakukan pencatatan atas transaksi atau kegiataan mereka tentang kegiatan pengelolaan limbahnya.
c. Penyajian/Pelaporan
Rumah sakit umum dompu melakukan penyajian alokasi biaya lingkungan tersebut secara bersama-sama dengan biaya unit-unit lain yang sempurnah. Penyajian tersebut dilakukan bersama sebagai sub-sub biaya dalam rekening biaya administrasi dan umum. Penyajian pelaporan yang berasal dari pendapatan kegiatan usaha (operating revenues) yaitu semua penghasilan (bruto) yang timbul dari aktivitas utama Rumah Sakit seperti pelayanan jasa medis dan kesehatan di Unit Rawat Inap, Rawat Jalan, penunjang medik dan lain-lain.
58 A. Hasil Analisis Penelitian
a. Karakteristik Pegawai
Pegawai yang berasal dari berbagai daerah. Tabel 4.1 dibawah ini menunjukkan daerah asal pegawai rumah sakit umum daerah kabupaten dompu. Tabel 4.1 Kota Asal Pegawai
Daerah asal Responden Presentase (%)
Dompu 9 18
Simpasai 7 14
Bali 5 10
Kandai 4 8
Kareke 5 10
Woja 7 14
Bali Bunga 7 14
Doro Bara 6 12
Total 50 100
Sumber: data primer diolah
Responden pegawai rumah sakit umum daerah kabupaten dompu secara umum berasal dari daerah dompu (18%), simpasai (14%), bali (10%), kandai (8%), kareke (10%), woja (14%), bali bunga (14%), doro bara (12%). Ini menandakan bahwa responde pegawai dating dari berbagai daerah.
b. Tingkat pendidikan Pegawai
Tingkat pendidikan para pegawai rumah sakit umum deaerah kabupaten dompu berbeda-beda. Tabel 4.2 dibawah ini menunjukan tingkat pendidikan pegawai. Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Pegawai
Pendidikan Responden Presentase (%)
SMA 1 5
Serjana Ekonomi 20 40
D3 kebidanan 12 20
S1 keperawatan 15 25
D3 keperawatan 2 10
Total 50 100
Sumber: data Prime diolah
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran tingkat pendidikan responden sangat beragam. Tabel 4.2 menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang ditemui SMA (5%), Serjana Ekonomi (40%), D3 kebidanan (20%), S1 keperawatan (25%), D3 keperawatan (10%)
c. Jenis Kelamin Responden
Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Dompu terdiri dari semua jenis kelamin, baik jenis kelamin perempuan maupu jenis kelamin pria. Tabel 3.1 dibawah ini menunjukkan jenis kelamin pegawai rumah sakit daerah kabupaten dompu. Tabel 3.1 Jenis kelamin responden
Jenis Kelamin Responden Presentase ( % )
Wanita 27 55
Pria 23 45
Total 50 100
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden, sebagian besar respnden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 27 atau sebesar 55% dan sebanyak 23 orang atau sebesar 45% berjenis kelamin pria.
d. Usia Responden
Dari segi usia, rumah sakit umum daerah kabupaten dompu hampir semua kelompok usia mulai dari usia muda sampai usia tua.
Pegawai rumah sakit umum daerah kabupaten dompu yang di jadikan responden hanya mereka yang berusia 25 sampai 45 tahun keatas. Hal ini berdasarkan dengan pertimbangan bahwa usia 25 sampai 45 tahun telah memehami pernyataan yang ditanyakan. Daftar usia responden dapat dilihat pada table 3.2. Tabel 3.2 Usia Responden
Usia Responden Presentase (%)
25-30 13 25
31-40 35 65
41-50 1 5
51-60 1 5
Total 50 100
Sumber: data primer diolah
Tabel 3.2 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu 65%
berumur antara 31-40. Selanjutnya adalah responden yang berusian
25-30 sebanyak 25%. Tingginya pegawai dari golongan yang berusia antara 25-30 tahun ini mengindikasikan bahwa rumah sakit umum daerah kabupaten dompu diminati oleh kalangan yang berusia muda.
Sedangkan responden yang berusia 41-60 sebanyak 5%.
1. UJI Validitas
a. Hasil Uji Validitas Variabel X ( Akutansi )
Validitas sebuah instrumen penelitian ditunjukan oleh nilai korelasi antara pernyataan dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian
).
Maka hasil uji validitas X ( Akuntansi) dapat ditampilkan sebagai berikut.
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel X ( Akuntansi )
Item r- hitung t- table Ket
Pernyataan 1 0,119 0,3 Valid
Pernyatan 2 0,017 0,3 Valid
Pernyatan 3 0,099 0,3 Valid
Pernyatan 4 0,270 0,3 Valid
Pernyatan 5 0,619 0,3 Valid
Pernyatan 6 0,743 0,3 Valid
Pernyatan 7 0,562 0,3 Valid
Pernyatan 8 0,639 0,3 Valid
Pernyatan 9 0,522 0,3 Valid
Pernyatan 10 0,574 0,3 Valid
Sumber : diolah data kuesioner SPSS
Berdasarkan hasil uji diatas, dapat dilihat bahwa semua nilai r-hitung (korelasi) di atas 0.3. Di sisi lain, nilai korelasi antara pernyataan dalam kuesioner signifikan pada taraf 1% (0.01) dan 5%
(0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item pernyataan dalam variabel X (Akuntansi) pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.
b. Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pengelolaan Manajemen Lingkungan)
Berikut hasil ujian validitas untuk item pernyataan variabel Y : Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Y (Manajemen Lingkungan)
Item r- hitung t- table ket
Pernyataan 1 0,414 0,3 valid
Pernyatan 2 0,367 0,3 valid
Pernyatan 3 0,569 0,3 valid
Pernyatan 4 0,504 0,3 valid
Pernyatan 5 0,199 0,3 valid
Pernyatan 6 0,170 0,3 valid
Pernyatan 7 0,518 0,3 valid
Pernyatan 8 0,413 0,3 valid
Pernyatan 9 0,137 0,3 valid
Pernyatan 10 0,359 0,3 valid
Sumber : diolah data kuesioner SPSS
Berdasarkan hasil uji duatas, dapat dilihat bahwa semua nilai r-hitung (korelasi) di atas 0.3. Di sisi lain, nilai korelasi antara
pernyataan dalam kuesioner signifikan pada taraf 1% (0.01) dan 5%
(0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item pernyataan dalam variabel X (Akuntansi) pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.
2. UJI RELIABILITAS
a. Hasil Uji Variabel X (Akuntansi)
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Variabel X (Akuntansi)
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Berdasakan hasil uji statistic di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’Alpha sebesar 0.649, atau lebih dari 0.50. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa item pernyataan dalam kuesioner untuk variabel X ( Akuntansi) dinyatakan reliable sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian tingkat berikutnya.
b. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Pengelolaan Manajemen Lingkungan)
Hasil pengujian item pertanyaan dalam kuesioner pada variabel Y dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 50 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,649 11
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Y (Pengelolaan Manajemen Lingkungan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 50 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,593 11
Berdasarkan hasil uji statistic diatas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’sAlpha sebesar 0,593, atau lebih dari 0,50.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item pernyataan dalam kuesiner untuk variabel Y (Pengelolaan manajemen lingkungan ) dinyatakan reliabel sehingga dapat ditunjukan pada pengujian tingkat berikutnya.
3. UJI REGRESI
a. UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .23714145
Most Extreme Differences
Absolute .162
Positive .107
Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z 1.145
Asymp. Sig. (2-tailed) .145
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji statistik atas normalitas data yang disajikan dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.145, lebih besar dari 0.05. Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam penelitian ini terdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian berikutnya.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas disajikan dalam bentuk grafik/plot.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik/plot di bawah ini.
Gambar 4.8 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji statistik yang disajikan dalam gambar di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. Oleh karenanya dapat dilanjutkan pada tahapan pengujian selanjutnya.
b. Uji Hipotesis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berisi tentang informasi variabel yang diteliti berupa nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviatio n
Akuntansi 50 25 45 35.40 3.933
Mana jemen Lingkungan
50 35 37 35.86 .495
Valid N (listwise) 50
Hasil uji statitstik deskriptif pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai maksimum variabel akuntansi (X) adalah sebesar 45, nilai minimum sebesar 25, nilai rata-rata sebesar 35.40, dan standar deviasi sebesar 3.933. Sedangkan nilai maksimum variabel manejemen lingkungan (Y) adalah sebesar 37, nilai minimum sebesar 35, nilai rata-rata sebesar 35.86, dan standar deviasi sebesar 0.495.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (Akuntansi) terhadap variasi variabel dependen (Manejemen Lingkungan). Hasil pengujian statistik koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .878a .771 .766 .240
a. Predictors: (Constant), Akuntansi
b. Dependent Variable: Manajemen Lingkungan
Berdasarkan hasil uji statistik dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar. Hal ini berarti besar kekuatan pengaruh dari variabel akuntansi (X) terhadap manajemen lingkungan (Y) adalah sebesar 0.771 atau 77,1%.
Sisanya sebesar 22,9% ditentukan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai sebesar adalah cukup baik karena mendekati 1 atau 100%. Dengan demikian, model penelitian ini dapat disimpulkan baik dan bisa dilanjutkan pada pengujian lainnya.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh variabel akuntnasi (X) terhadap variabel Y (Manejemen lingkungan). Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ( Ujit )
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 31.946 .310 103.076 .000
Akuntansi
.111 .009 .878 12.704 .000
a. Dependent Variable: Manajemen Lingkungan
Persamaan regresi yang terbentuk dari hasil uji di atas adalah sebagai beriku:
Y = 31.946 + 0.111X + e Y= Pengelolaan Manajemen Lingkungan X= Akuntansi
e= Eror
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang disajikan dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (sig) yang diperoleh adalah sebesar 0.000, lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0.05. sementara nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 0.111 (positif). Oleh karena nilai sig lebih kecil dari nilai alpha dengan koefisien regresi positif, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif variabel akuntansi terhadap manajemen lingkungan. Oleh karenanya hipotesis diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen lingkungan. Berdasarkan hasil analisis yang di peroleh ,diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan akuntansi terhadap manajemen lingkungan. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa semakin baik dan efektif system akuntansi yang ditetapkan dirumah sakit dompu, maka semakin baik atau efektif manajemen lingkungannya. Dalam penelitian ini akuntansi berperan penting bagi manajemen lingkungan rumah sakit dompu.
Dari hasil pengujian statistic regresi sederhana, koefisien untuk variabel akuntansi sebesar 0,111, selain itu nilai alpha (0,000<0,05). Sehingga disimpulkan bahwa wariabel akuntansi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengelolaan manajemen lingkungan (Y).
Secara umum hasil pengujian akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengelolaan manajemen lingkunga pada rumah sakit dompu. Hal ini berartiHipotesis diterima.
Hasil penelitian ini di perkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hy, Sri Widodo (2014) yang menunjukan bahwa akuntansi berpengaruh positive dan signifikan terhadap manajemen lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik akuntansi maka semakin baik tingkat manajemen lingkungannya.
71 BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan olah data yang telah diuraikan dibab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Terdapat Tiga Tahap-tahap/prosesdalam akuntansi yaitu a. Mengidentifikasi
Identifkasi yang dilakukan oleh rumah sakit umum dompu dalam melakukan tahap-tahap perlakuan biaya lingkungan khususnya pengelolaan limbah diperlakukan sebagai biaya umum.
b. Pencatatan
Rumah sakit umum dompu tersebut menunjukan bahwa rumah sakit umum dompu sudah melakukan pencatatan atas terjadinya pengelolahan limbah mereka sehingga dapat dikatakan bahwa rumah sakit umum dompu sudah melakukan pencatatan atas transaksi atau kegiataan mereka tentang kegiatan pengelolaan limbahnya.
c. penyajian
Rumah sakit umum dompu melakukan penyajian alokasi biaya lingkungan tersebut secara bersama-sama dengan biaya unit-unit lain yang sempurnah.
Penyajian tersebut dilakukan bersama sebagai sub-sub biaya dalam rekening biaya administrasi dan umum.
2. Rumah sakit sudah melakukan pengolahan limbahnya dengan baik. Rumah sakit juga sudah menerapkan akuntansi biaya lingkungannya. Biaya lingkungan tersebut dimaksukan pada biaya belanja pegawai langsung dan
tidak langsung. Namun rumah sakit belum menyajikan laporan khusus mengenai akuntansi lingkunganyan secara lebih rinci.
3. Hasil olah data SPSS terdapat pengaruh positif dan signifikan antara akuntansi terhadap pengelolaan manajemen lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari hasil uji regresi sederhana.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukkan saran sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit umum dompu apabila ingin meningkatkan akuntansi lingkungan dengan lebih baik, Maka rumah sakit dapat membuat lapora biaya lingkungan sederhana yang bisa mengungkap seluruh biaya yang berkaitan dengan pengolahan limbah dengan lebih terperincih. Laporan
1. Bagi Rumah Sakit umum dompu apabila ingin meningkatkan akuntansi lingkungan dengan lebih baik, Maka rumah sakit dapat membuat lapora biaya lingkungan sederhana yang bisa mengungkap seluruh biaya yang berkaitan dengan pengolahan limbah dengan lebih terperincih. Laporan