• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Sebagai Tindakan Antisipasi pada Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar

Dalam dokumen SKRIPSI ERWIN ANTASARI (Halaman 84-90)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H. Penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Sebagai Tindakan Antisipasi pada Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar

Berdasarkan jawaban dari responden H. ALIMUDDIN ARSYAD, S.Sos selaku kepala sub. Bagian umum dan kepegawaian memaparkan pentingnya penerapan SOP pada instansi Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar sebagai standarisasi langkah-langkah kerja bagi aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi tugasnya, kemudian meminimalisir terjadinya kesalahan dan kelalaian yang mengkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan, dan mengurangi adanya intervensi manajemen/atau melewati kewenangannya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, sehingga meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas, maka diciptakanlah ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan, kemudian memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi, dan menjamin konsistensi pelayanan kepadamasyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur.

Berikut penjelasan dari pemaparan responden oleh H. ALIMUDDIN, S.Sos maka diuraiankanlah penerapan SOP sebagai berikut :

Setiap bisnis atau usaha tentunya memiliki rangkaian proses pada tiap pekerjaan. Proses pada pekerjaan ini harus dirancang dan dikembangkan dengan baik. Hal ini untuk menghindari kecelakaan atau kerusakan selama pekerjaan itu dilaksanakan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar, sehingga siapa saja dan dimana saja dilakukan langkah-langkahnya tidak berubah. Prosedur ini dirasa perlu apalagi dengan perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada. Prosedur yang bersifat standar itu juga sebagai tindakan antisipasi agar sumber daya manusia (karyawan) baik yang baru maupun yang lama dapat menjalani pekerjaan mereka sesuai prosedur.

Prosedur standar seperti yang disebutkan diatas dapat disebut Standard Operating Prosedure atau biasa disingkat SOP. SOP memiliki

beberapa pengertian menurut para ahli. Pengertian SOP menurut Istyadi Insani, dalam bukunya yang berjudul Standar Opersional Prosedur (SOP) sebagai pedoman pelaksanaan administrasi perkantoran dalam rangka peningkatan pelayanan. Pada buku United States Environmental protection Agency menyatakan bahwa pada hakikatnya miskomunikasi, konflik dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan pada suatu organisasi.

Selanjutnya menurut Gareth R. Jhones dalam buku Organiszational Theory, menyatakan bahwa SOP merupakan bagian peraturan tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota organisasi.

Intinya, SOP mengatur bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggungjawab, siapa yang memberi persetujuan, kapan dilakukan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan keterangan pendukung lainnya. Pada dasarnya, SOP merupakan sebuah alat manajemen untuk membuat keseragaman pola bisnis, keseragan pola kerja dan keseragaman kualitas dari sebuah proses atau produk yang akan dibuat atau laksanakan.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kerja atau kondisi tertentu dan petugas dan lingkungan dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu.

2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja dan supervisor.

3. Untuk menghindari kesalahan dan kegagalan. Dengan demikian akan mengurangi konflik, keraguan, pemborosan, duplikasi, dalam proses melaksanakan pekerjaan.

4. Merupakan parameter atau tolak ukur untuk menilai mutu pelayanan.

5. Untuk lebuh menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari petugas yang bersangkutan.

7. Sebagai dokumen yang menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bilamana terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administrasi lainnya. Sehingga bersifat melindungi rumah sakit dan petugas.

8. Sebagai dokumen yang dipakai untuk pelatihan.

9. Sebagai dokumen sejarah bilamana telah dibuat revisi SOP yang baru.

Fungsi SOP sebagai acuan kerja adalah sebagai berikut:

1. Mempermudah pekerjaan petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bilamana terjadi penyimpangan.

3. Untuk mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang dialami.

4. Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-sama lebih disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan.

BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar mengenai sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin dalam rangka penerbitan Surat Perintah Membayar dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin telah sesuai dengan

mekanisme pembayaran anggaran pendapatan dan belanja negara yang didasarkan oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 217/KMK. D3/1990 yang antara lain ditetapkan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembayaran atas beban APBN oleh Disnaker (Dinas Keteaga Kerjaan Kota Makassar) dilakukan berdasarkan bukti-bukti tagihan/pembayaran yang sah, antara lain surat/dokumen yang membuktikan bahwa orang atau badan yang bersangkutan berhak memperoleh pembayaran dari negara.

b. Pembayaran untuk tagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 dilakukan dengan penerbitan SPM langsung kepada yang berhak.

2. Pembayaran anggaran rutin untuk penerbitan SPM telah sesuai dengan peraturan Menteri dalam Negeri no. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan yang disempurnakan dengan peraturan Menteri Dalam Negeri no. 21 tahun 2011

3. Sistem dan prosedur Keuangan yang dilakukan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Walikota Makassar No. 69 tahun 2009.

B. Saran

1. Guna terwujudnya pemantapan pelaksanaan sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku, diperlukan ketaatan dan disiplin yang tinggi dari aparat pelaksana dan para bendaharawan, serta ditunjang pula dengan sarana dan fasilitas kerja yang memadai, dengan demikian akan tercipta kelancaran penerbitan Surat Perintah Membayar pada Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar.

2. Dalam hal sarana dan prasarana agar diadakan penambahan atas sarana yang ada seperti komputer printer dan Ac, sedangkan untuk sarana yang dalam kondisi rusak segera diadakan perbaikan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

3. Peningkatan kemampuan para bendaharawan, kiranya mendapatakan perhatian dalam rangka lebih memantapkan pelaksanaan sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin dengan jalan memberikan pengarahan dan pembinaan secara berkala dan terus menerus, utamanya dalam pengurusan SPP/SPM.

Dalam dokumen SKRIPSI ERWIN ANTASARI (Halaman 84-90)

Dokumen terkait