• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Dan Penunjukan Pemenang

Dalam dokumen SMK NEGERI 2 KARANG BARU (Halaman 28-38)

E. Materi Pembelajaran

6) Penetapan Dan Penunjukan Pemenang

Untuk proyek-proyek pemerintah, berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka Panitia pelelangan menetapkan calon-calon pemenang yang diusulkan kepada instansi yang berwenang, yang kemudian menetapkan pemenangnya.

Dari hasil keputusan pemenang tadi, panitia Pelelangan mengumumkan hasilnya.

Bila tidak ada sanggahan atau penolakan atau apabila semua sanggahan telah dijawab maka tugas panitia Pelelangan telah selesai.

Calon peserta yang telah diputuskan untuk memenangkan tender ini oleh panitia evaluasi ke-mudian diberitahu secara tertulis, dan sifat pemberitahuannya dapat terdiri dari dua hal yaitu:

- Dengan memakai SPK (Surat Perintah Kerja).

- Dengan memakai Surat Pemberitahuan (Let-ter of Award) yang isinya menjelaskan bahwa calon kontraktor telah menang.

Penetapan Pemenang Lelang

Selesai membuat Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), kemudian panitia lelang mengadakan rapat untuk menentukan pemenang lelang. Panitia akan menentapkan calon pemenang lelang yang dianggap akan memberikan keuntungan bagi negara, maksudnya:

a) Calon pemenang lelang dianggap dapat memberikan keuntungan secara finansial pada negara karena menawarkan harga pekerjaan yang berada di bawah pagu dana yang telah ditentukan.

b) Calon pemenang lelang dianggap sebagai perusahan jasa konstruksi yang telah memiliki pengalaman memadai untuk mengerjakan proyek dimaksud, memiliki reputasi baik (tidak termasuk daftar hitam perusahan), memiliki kemampuan keuangan yang memadai, memiliki peralatan yang lengkap dan sebagainya. (Suparyakir, Pelelangan Jasa Konstruksi, hal 20).

Pengumuman Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di website sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan pengumuman resmi yang memuat sekurang – kurangnya:

a) Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS b) Nama dan alamat penyedia

c) Harga penawaran terkoreksi d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

29

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

e) Hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi (Hendra Susanto & Hediana Makmur, Auditing Proyek – Proyek Konstruksi, hal 60)

Sumber Hukum Pelelangan

Pelaksanaan pelelangan di Indonesia diatur oleh keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Keppres tentang Pelaksanaan APBN). Keppres yang mengatur pengadaan barang dan jasa telah beberapa kali mengalami penyempurnaan, contohnya Keppres No.14 A Tahun 1980, tanggal 14 April 1980 di sempurnakan menjadi Keppres No. 18 Tahun 1981, tanggal 5 Mei 1981. Tahun anggaran 1984/1985 telah dikeluarkan Keppres No.29 Tahun 1984, tanggal 21 April 1984 sebagai pengganti Keppres No.14 A Tahun 1980 dan Keppres No.18 Tahun 1981.

Kemudian disempurnakan kembali dengan keluarkannya Keppres No.16 Tahun 1994 dilanjutkan Keppres No.6 Tahun 1999, Keppres No.18 Tahun 2000 dan terbaru Keppres No.80 Tahun 2003. Jika dilihat dari isi dan jiwanya, Keppres 18 Tahun 2000 telah menunjukan sikap reformis yang sejak lama didambakan oleh kalangan industri kontruksi. Salah satunya adalah masalah “kesetaraan” antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Istilah “pemberi tugas” yang bernuansa diskriminatif sudah tidak digunakan lagi dan selanjutnya disebut pengguna jasa, sedangkan untuk konsultan/kontraktor digunakan istilah “penyedia jasa”.

Dalam salah satu ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa dapat terkena sanksi jika menyalahi ketentuannya sehingga tidak ada lagi istilah warga negara kelas 1,2 dan 3. Sikap reformis yang kedua adalah adanya peran yang besar bagi asosiasi (perusahaan atau profesi) untuk melakukan sertifikasi perusahaan atau tenaga ahli yang bergerak di bidangnya. (Wulfram I. Ervianto, manajemen Proyek Konstruksi, hal 52-53).

TAHAP-TAHAP PROYEK

Seringkali sebagai pelaku Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, apalagi yang tidak memiliki pengetahuan mengenai keteknikan, tiba-tiba diminta menangani atau merencanakan suatu pengadaan pekerjaan Konstruksi, walaupun pekerjaan konstruksi tersebut berupa bangunan sederhana 3 lantai misalnya. Secara garis besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

1. Tahap perencanaan (planning) 2. Tahap perancangan (design) 3. Tahap pengadaan/pelelangan 4. Tahap pelaksanaan (construction)

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, meliputi

30

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

Rekruitment konsultan (MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik, membuat TOR, survey, feasibility study kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program dan budget, financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dan lain-lain.

Hasil dari tahap ini adalah

Laporan survey

Studi kelayakan

Program dan bugdet

TOR (Term Of Reference)

Master plan

Study Kelayakan (Feasibility Study)

Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan Pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah :

Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial)

Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.

Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan.

Tahap Penjelasan (Briefing)

Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli

Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.

Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya, serta rencana pelaksanaan

Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan batas-batas proyek.

2. Tahap Desain /Perancangan (Design)

Tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu :

31

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

tahap Pra-Desain (Preliminary Design) dan

tahap pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail Design).

P RE L IM INA RY DE S IG N (P RA RANC AN GA N )

Yang mencakup kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost.

D ES IGN DE VE LOP ME NT ( PE NG EM B AN GAN RA NC AN G A N )

Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitungan-perhitungan yang lebih detail, mencakup :

Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci

Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanal, dsb)

Outline specification (garis besar)

Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci

D ES A IN A KH IR DA N PE N Y IAP AN DO KU MEN P EL AK SA NAA N (F IN AL D ES IGN & C ON ST RU CT IO N D OCU ME N )

Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan, mencakup :

Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan

Detail spesifikasi

Bill of quantity (daftar volume)

Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)

Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)

Tujuan dari tahap ini adalah :

Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat.

Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah :

Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.

Memeriksa masalah teknis

Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek

Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya, rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume, taksiran baiaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.

3. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

32

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai pelaksanan atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :

P RA KU AL IF IKA S I

Seringkali dalam tahap pelelangan diadakan beberapa prosedur agar kontraktor yang berpengalaman dan berkompeten saja yang diperbolehkan ikut serta dalam pelelangan. Prosedur ini dikenal sebagai babak prakualifikasi yang meliputi pemeriksaan sumber daya keuangan, manajerial dan fisik kontraktor yang potensial, dan pengalamannya pada proyek serupa, serta integritras perusahaan.

Untuk proyek-proyek milik emerintah, Kontraktor yang memenuhi persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM)

D OK UM EN KO NT RA K

Dokumen kontrak sendiri didefinisikan sebagai dokumen legal yang menguraikan tugas dan tangjung jawab pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dokumen kontrak akan ada setelah terjadi ikatan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Sebelum hal itu terjadi terdapat proses pengadaan atau proses pelelangan dimana diperlukan Dokumen lelang atau dokumen tender.

4. Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsuktan Perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional di lapangan.

Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi :

Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan

Perencanaan dan pengendalian organisasai lapangan

Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja

Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Sedangkan koordinasi seluruh operasi di lapangan meliputi :

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang terpasanag.

Mengkoordinasikan para Sub-Kontraktor

Penyeliaan umum.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk gedung berbeda dengan pekerjaan konstruksi jalan atau konstruksi bendungan, pelabuhan dsb. Pada pekerjaan konstruksi, 4 target yang harus dicapai kontraktor :

33

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

Selesai dengan mutu/kualitas paling tidak sama dengan yang ditentukan dalam spec/perencanaan

Selesai dengan waktu lebih kecil atau sama dengan waktu perencanaan

Selesai dengan biaya paling tidak sama dengan biaya yang direncanakan

Selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan administratif)

Setelah pra lelang, suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka proses lelang dimana pengumumannya akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan owner.

Proses lelang pada suatu proyek konstruksi terdiri dari:

1. Pengambilan Dokumen Lelang

Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2. Pembentukan Tim Pelaksana Lelang

Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3. Membaca dan Mempelajari Dokumen Lelang

Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb:

1. Bill of Quantity (BoQ)

2. Technical Specification (Spek Teknis) 3. Drawings (Gambar)

4. Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat Perjanjian, Spek Umum & Khusus)

5. Attachments (Lampiran) 6. Addendum

7. Peraturan terkait

4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan

Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam rangka mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sbb :

1. Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi

2. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia / owner.

3. Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll sehingga proyek ini dapat dilaksankan dengan baik.

34

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU 4. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut

dibangun, berkaitan dengan hal-hal sbb:

a. Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan kerja, dll) b. Akses jalan masuk proyek

c. Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki d. Keamanan

e. Kondisi tanah

5. Pelajari Lebih Mendalam Dokumen Lelang

Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesesuaian BQ dengan gamba, spek dan dokumen lainnya.

2. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek).

Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur (WBS) sehingga secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek, berkaitan dengan hal-hal sbb :

• Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)

• Penghitungan Volume Pekerjaan

• Gambar Detail / Sketsa

• Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.

WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan menetapkan lingkup total dari proyek.

Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.

6. Survey Lapangan Detail

Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam setelah mempelajari secara mendalam dokumen lelang seperli diuraikan pada point 5.

Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll.

Pada survei ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti penyelidikan tanag, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti alat, tenaga, bahan material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan dll)

7. Perhitungan Volume

Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan

35

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.

Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan.

Apabila ada perubahan gambar/spek maka dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi/penyesuaian/perhitungan ulang atas perubahan tersebut.

Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar / spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.

8. Metode Kerja

Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan penyusunan sebagai berikut :

7. Hal-hal penting yang harus diketahui/diperhatikan 8. Gambar kerja/gambar pelaksanaan

9. Pekerjaan yang dibuat secara detail memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai nilai bobot 80% sesai dengan bobot pareto

b. Termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil net work planning.

9. Sub Kontraktor

Pemilihan pekerjaan yang disub kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Meningkatkan fokus perusahaan;

2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia;

3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering;

4. Membagi resiko;

5. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain;

6. Memungkinkan tersedianya dana kapital;

7. Menciptakan dana segar;

8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi;

36

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

9. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri;

10. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola.

Pemilihan Sub Kontraktor / Suplyer dilakukan dengan sangat selektif agar tujuan tersebut diatas dapat dipenuhi, dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kesalahan informasi / dokumen akan membuat kekeliruhan dalam menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan.

Kegiatan dalam proses procurement pada proses tender meliputi :

a. Perencanaan pekerjaan yang akan di Sub Kontrakkan / rencana pembelian Perencanaan Kontrak & Pembayaran

b. Pemilihan Vendor yang dinominasikan c. Permintaan penawaran

d. Evaluasi Penawan termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket pekerjaan

e. Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang dipakai untuk penawaran terdokumentasi dengan baik

10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan secara ringan (menyebabkan luka-luka ringan atau parah yang masih dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat (menyebabkan cacat tidak dapat bekerja atau meninggal dunia) yang akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada dengan demikian proses-proses yang dilakukan berupa :

• Perencanaan K3 (Safety Plan),

• Penanganan K3 dan

• Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan 11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek

Yang utama dalam kegiatan ini adalah mlakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai

2. Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah ditetapkan dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material / metode yang memenuhi syarat

3. Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-data yang dapat dipertanggung jawabkan.

12. Plafond Harga Penawaran

Plafon harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan reverensi tetapi tidak menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk dari perhitungan RAP dan Mark Up.

13. Proses Komputer

37

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU

Merupakan proses perhitungan dengan menggunakan komputer dan program yang dapat diandalkan ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan

formulanya terkait satu sama lain.

File perhitungan dapat menjamin mana data / file yang dipakai dan direvisi sehingga mudah ditelusuri bila menggunakan alternatif-alternatif RAB

14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi

Hasil dari perhitungan RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang harus dipenuhi dan dilampirkan dama penawaran / bid.

Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran. Pada saat final penawaran besaran dari jaminan ini dichek kembali apakah sudah sesuai dengan ketentuan / persyaratan lelang yang berlaku

15. Memperhitungkan Kemampuan Lawan

Perhitungan kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan harga penawaran yang kompetitif

16. Perhitungan Mark Up

Perhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus dipenuhi yang menjadi ketentua kantor pusat, kantor cabang dan proyek termasuk biaya pemasaran, serta keuntungan bersih yang direncanakan.

Murk Up juga sudah memperhitungkan adanya risiko kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan dalam merespon risiko.

17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran

Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan administrasi.

Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya

18. Laporan Hasil Tender/Lelang

Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-alasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang akan datang.

38

PARTIK, ST SMK NEGERI 2 KARANG BARU 19. Data-Data Tetap

Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran / tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada manajemen perusahaan. Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol

F. Media dan Sumber Belajar

Dalam dokumen SMK NEGERI 2 KARANG BARU (Halaman 28-38)

Dokumen terkait