TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
3. Penetapan Metode Pelaksanaan Program
Setelah keterpaduan hirarki antar lembaga pelaksana telah dibuat, penyediaan sumber daya organisasi dilakukan, selanjutnya adalah ketetapan metode yang dibentuk oleh implementor agar pelaksanaan program partisipasi anak menjadi lebih efektif. Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara kerja yang mempunyai sistem dalam memudahkan pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Dalam hubungannya dengan implementasi Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak di Provinsi DKI Jakarta, BPMPKB Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa metode yang digunakan oleh Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan adalah dengan memfasilitasi pembentukan Forum Anak secara bertahap khususnya pada kelurahan-kelurahan pilot project yang ditunjuk sebagai wilayah percontohan kelurahan layak anak.
“Ya metodenya itu tadi dengan cara membentuk Forum-Forum Anak di wilayah-wilayah. Karena untuk mewujudkan partisipasi anak itu kan anak tidak bisa satu-satu, jumlah anak di DKI Jakarta itu besar sekali. Makanya disiasati melalui pembentukan Forum Anak, sehingga suara anak itu di tampung oleh teman-teman mereka yang menjadi pengurus Forum Anak kemudian di sampaikan ke Pemerintah. Pemerintah DKI Jakarta salah satu programnya adalah kota layak anak dan sudah dimulai dengan membentuk kelurahan-kelurahan percontohan layak anak. Tahun 2014 kita sudah ada 39 kelurahan yang dijadikan sebagai percontohan kelurahan layak anak. Melalui kelurahan-kelurahan layak anak itulah kita dorong pembentukan Forum Anak sebagai percontohan pengembangan partisipasi anak di wilayah lainnya”. (Wawancara dengan Informan 1.1 di Kantor Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BPMPKB Provinsi DKI Jakarta, 4 Februari 2015).
Dari pernyataan Informan 1.1 di atas dapat diketahui bahwa metode yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mendukung pemenuhan hak partisipasi anak dalam pengambilan keputusan adalah dengan membentuk wilayah percontohan pengembangan partisipasi anak yang relevan dengan percontohan kota layak anak. Hal ini dilakukan karena wilayah percontohan pengembangan partisipasi anak melalui pilot project kelurahan layak anak akan saling bersinergi untuk menciptakan suatu lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari BPMPKB Provinsi DKI Jakarta, tahun 2014 jumlah kelurahan yang telah ditetapkan sebagai percontohan kelurahan layak anak oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ada 39 kelurahan. Data tentang 39 pilot project kelurahan layak anak seperti dibawah ini:
179
Tabel 4.10
Pilot Project Kelurahan Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta, 2014
Kota/Kabupaten Administrasi Kelurahan
Kota Administrasi Jakarta Utara
Kelurahan Pluit
Kelurahan Pademangan Barat Kelurahan Cilincing
Kelurahan Tugu Utara Kelurahan Sungai Bambu Kelurahan Pegangsaan Dua
Kota Administrasi Jakarta Selatan
Kelurahan Manggarai Kelurahan Kuningan Timur Kelurahan Tegal Parang Kelurahan Gandaria Selatan Kelurahan Ulujami
Kelurahan Pondok Pinang Kelurahan Rawa Barat Kelurahan Srengseng Kelurahan Ragunan Kelurahan Duren Tiga
Kota Administrasi Jakarta Pusat
Kelurahan Pasar Baru Kelurahan Petojo Selatan Kelurahan Paseban Kelurahan Serdang
Kelurahan Cempaka Putih Timur Kelurahan Pegangsaan
Kelurahan Johar Baru Kelurahan Karet Tengsin Kota Administrasi Jakarta Barat Kelurahan Palmerah Kelurahan Kelapa Dua
Kelurahan Kemanggisan
Kota Administrasi Jakarta Timur
Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kelurahan Pulo Gebang Kelurahan Munjul Kelurahan Cijantung
Kelurahan Cipinang Besar Selatan Kelurahan Utan Kayu Selatan Kelurahan Makassar
Kelurahan Kayu Putih Kelurahan Duren Sawit Kelurahan Kramat Jati Kabupaten Administrasi Kep. Seribu Kelurahan Pulau Panggang Kelurahan Pulau Untung Jawa
TOTAL 39 Kelurahan
Sumber: BPMPKB Provinsi DKI Jakarta, 2014
Dari daftar 39 pilot project kelurahan layak anak di Provinsi DKI Jakarta seperti pada tabel 4.10 di atas, kelurahan-kelurahan yang diakui aktif dalam
melaksanakan pengembangan partisipasi anak adalah kelurahan yang terletak di Kota Jakarta Utara. Hal ini seperti pengakuan Fasilitator Anak Forum Anak DKI Jakarta kepada peneliti sebagai berikut:
“Memang kalau DKI Jakarta yang sudah terbilang bagus pelaksanaan partisipasi anaknya itu ada di Jakarta Utara meskipun masing-masing kota dan kelurahan punya keunggulannya sendiri karena masing-masing wilayah kan berbeda karakteristik daerahnya. Nah untuk partisipasi anak ini contohnya itu seperti di Kecamatan Cilincing, mereka sudah terbilang aktif. Bulan April ini, salah satu kegiatan dari Forum Anak Kecamatan Cilincing yang akan mereka lakukan adalah Kongres Anak Cilincing”. (Wawancara dengan Informan 3.2 di Kantor Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, 19 April 2015).
Berdasarkan pernyataan Informan 3.2 di atas dapat diketahui bahwa salah satu kelurahan yang aktif mengadakan kegiatan partisipasi anak adalah Kelurahan Cilincing Kota Jakarta Utara. Pada kesempatan peneliti menghadiri kegiatan Kongres Anak Cilincing yang diadakan pada 17 April 2015, peneliti mengamati bahwa kegiatan forum-forum anak yang ada di Kecamatan Cilincing sudah cukup aktif. Kegiatan Kongres Anak Cilincing tersebut merupakan suatukegiatan pertemuan seluruh forum-forum anak kelurahan yang ada di Kecamatan Cilincing untuk membahas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing Forum Anak Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cilincing untuk kemudian didiskusikan bersama sehingga pada akhirnya dicapai kesepakatan untuk mengatasi masalah tersebut secara bersama. Dalam kegiatan tersebut, masing-masing Forum Anak Kelurahan di dampingi oleh Fasilitator Anak baik itu Alumni Forum Anak Kelurahan, Lembaga Swadaya Masyarakat Anak seperti Yayasan Wahana Visi, dan ada pula dari Kader PKK.
181
Berikut ini adalah beberapa foto kegiatan yang berhasil peneliti dokumentasikan dalam acara Kongres Anak Cilincing tersebut:
Gambar 4.6
Acara Kongres Anak Cilincing, Jakarta Utara, 17 Maret 2015 Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2015
Gambar 4.7
Fasilitator Anak dalam Kongres Anak Cilincing, Jakarta Utara, 17 Maret 2015
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2015
Kegiatan Kongres Anak Cilincing seperti pada gambar-gambar di atas merupakan contoh pengembangan partisipasi anak yang sehat dan aktif di lingkungannya. Dengan adanya pengembangan wilayah percontohan partisipasi