• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Strategi Pemasaran Pariwisata melalui Analisis SWOT

5.2.4 Penetapan Target Pasar Pariwisata

Setelah wawancara agen perjalanan wisata di Korea, ciri khas atau karakter wisatawan Indonesia dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Sebagian besar wisatawan relatif sensitif terhadap harga, ini mengindikasikan bahwa wisatawan Indonesia cenderung lebih

menyukai produk wisata yang harganya rendah daripada yang kualitasnya tinggi.

b. Pilihan menu makanan perlu disesuaikan untuk umat Muslim atau Hindu yang menjadi mayoritas wisatawan. Perlu diperhatikan agar dalam menu makanan, yang dilarang tidak dimasukkan.

c. Secara umum, Islam berdoa pada waktu tertentu, maka perlu diperhatikan untuk menyiapkan tempat ibadah sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam perjalanan wisatawan tersebut.

d. Paket wisata adalah program yang populer saat ini karena kebanyakan wisatawan yang berwisata bersama keluarga.

e. Kesulitan dalam komunikasi terjadi karena biasanya komunikasi dilakukan dengan bahasa Inggris dalam memandu wisatawan Indonesia. Hal ini kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu disiapkan pemandu wisata yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang memadai.

f. Mengingat bahwa Indonesia merupakan daerah beriklim tropis, konfigurasi produk dengan program unggulan yang berkaitan dengan musim favorit perlu dimasukkan karena wisatawan Indonesia lebih suka bepergian pada musim gugur, musim dingin dan musim semi daripada saat musim panas.

g. Di antara produk-produk wisata Korea yang populer, lebih efektif untuk mempersiapkan produk pengalaman yang menekankan sektor atau faktor seni.

h. Warga Indonesia berminat tinggi pada produk-produk wisata yang terkait pendidikan, maka warga Indonesia tertarik pada wisata belajar, wisata industri, wisata pengalaman budaya Korea.

i. Tidak begitu menyukai berjalan kaki, tetapi menggemari mengambil gambar secara kelompok atau sendiri, dan orang-orang Indonesia yang kaya biasanya tinggal bersama pembantu sehingga perlu diperhatikan. j. Sangat tertarik pada Hallyu, yaitu wave budaya Korea, yang

ditayangkan dalam real-time seperti tempat wisata yang mereka telah lihat dalam film, youtube, dan musik.

Melihat karakter wisatawan Indonesia dan hasil segmentasi pasar yang dibahas di atas, target pasar Provinsi Gyeonggi dapat diuraikan sebagai berikut.

5.2.4.1 Produk Paket wisata termasuk Hallyu

Saat ini cukup banyak wisatawan Indonesia mengunjungi Korea dan sebagian besar menggunakan paket perjalanan, dalam konteks ini dapat disebut sebagai langkah awal dalam langkah perkembangan pariwisata. Oleh karena itu, dalam paket wisata gaya keluarga yang sedang dijual dapat dicantumkan daya tarik wisata Provinsi Gyeonggi. Cara tersebut relatif mudah untuk menarik minat wisatawan dan dapat berhasil dalam waktu singkat walaupun keuntungannya tidak begitu besar. Aktivitas pengalaman budaya Korea oleh peserta Gyeonggi Fam Tour dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1

Tim Fam Tour yang sedang mengalami budaya Korea. (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016)

Salah satu tempat syuting drama Korea yang terkenal adalah pulau Nami di mana drama 'Winter Sonata' direkam. Setiap tahunnya terdapat 1 juta wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahannya.

Selanjutnya, serial TV drama, Dae Jang Geum Theme Park terletak di Kota Yangju juga dikunjungi oleh 1.290 ribu orang setelah pembukaan yang diselenggarakan pada bulan Desember tahun 2004 sampai ditutup. Selain itu,

Petite France di kabupaten Gapyeong di mana terkenal sebagai lokasi drama Korea seperti "My Love from the Star", Korea Folk Village di kota Yongin,

Pangyo Baekhyeon-dong café street, Ilsan Lake Park dikunjungi sebagai tempat syuting drama Korea.

Hal yang terkait Hallyu juga ditegaskan dalam wawancara dengan Shin Minju, pegawai Santa Tour Travel Agency yang merupakan salah satu partisipan dalam acara konsultasi BtoB (Business to Business) pada Juni 2016 di Bali sebagai berikut:

“Wisatawan Indonesia juga menyukai budaya Korea, maka baru-baru ini pertanyaan calon wisatawan Indonesia untuk kunjungan Korea mengalami kenaikan berkat drama Korea "Descendant of Sun", sehingga hal ini berkontribusi pada peningkatan wisatawan Indonesia ke Korea” (Wawancara 12 Juli 2016)

Semakin tingginya minat terhadap Hallyu, yaitu terutama mengenai tempat syuting drama Korea, diharapkan Provinsi Gyeonggi menjadi bagian dari salah satu daya tarik wisata di Korea. Dengan kata lain, daya tarik wisata tempat syuting di Provinsi Gyeonggi yang dicantumkan dalam paket wisata Korea dapat dipromosikan pada target pasar Indonesia, yaitu kepada calon wisatawan umum di Jawa dan Bali, dan dapat menuai efek yang praktis.

5.2.4.2 Produk Wisata Meditasi

Ritual keagamaan masyarakat Indonesia memberikan ciri khas tersendiri pada ketertarikan pariwisata spiritual ataupun meditasi di Temple Stay, Korea. Terutama dalam kalangan agama Hindu di Indonesia dapat dilihat bahwa ritual penyajian ataupun upacara pemujaan memiliki kesamaan yang cukup jelas dengan kebudayaan agama Buddha di Korea. Sebuah Temple (kuil Buddha) tetap menjadi pengalaman baru bagi wisatawan dan belajar secara langsung tentang budaya

Buddhis Korea. Hampir semua Temple terletak di gunung yang jauh dari kota- kota, sehingga semua pengunjung dapat menikmati suasana tenang.

Secara praktis, melihat ciri khas yang berdasarkan data Tabel 5.10, dari sisi wisata meditasi, rasio rata-rata preferensi dalam jumlah 80 responden adalah 7,1%, namun umat Hindu (11,5%) lebih gemar dibandingkan umat Islam (1,8%). Sukayana, pegawai Bali Fun Holiday Travel Agency yang menghadiri Gyeonggi Fam Tour (Familiarisation Tour) pada Januari 2016, menjelaskan alasan preferensi umat Hindu terhadap wisata meditasi dengan memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Dengan mengalami pelatihan spiritual seperti meditasi dan upacara Buddha, kebanyakan umat Hindu dapat merasakan ketenangan pikiran yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Kunjungan spiritual dapat mengenali kembali tubuh dan jiwa yang diisi dengan semangat yang baik, apalagi wisata meditasi memang populer juga pada orang asing yang mau mengalami budaya tradisional Korea.” (Wawancara 27 Januari 2016)

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa produk wisata meditasi di Provinsi Gyeonggi berpontensi untuk dikembangkan dan dipromosikan pada target pasar umat Hindu yang nantinya dapat menuai efek yang bersifat praktis.

5.2.4.3 Produk Wisata Industri

Wisata Industri yang bakal menjadi daya tarik wisata saat ini di Provinsi Gyeonggi adalah 19 perusahaan, delapan di antaranya adalah perusahaan makanan, 3 industri perfilman, 3 industri mobil, 2 perusahaan elektrik, 1 perusahaan kosmetik, dan lain-lain.

Misalnya, Kota Gwangmyeong mempromosikan Pabrik Mobil Kia di Sohari sebagai destinasi pariwisata industri. Wisatawan langsung dapat melihat

seluruh proses perakitan mobil di Pabrik Kia Sohari yang begitu luas sambil mendengarkan keterangan proses manufaktur dari pihak Pabrik Mobil KIA. Selanjutnya, wisatawan dibimbing secara langsung untuk mengikuti berbagai program seni dan budaya yang diadakan di Goa Gwangmyeong. Goa ini merupakan tempat pertambangan tertutup. Kemudian wisatawan juga dapat melihat fasilitas pembakaran sampah dan pemakaian pemanasan.

Gambar 5.2

Peserta Gyeonggi Fam Tour sedangmengalami teknik elektronik di Samsung Museum Inovasi di Kota Suwon

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016)

Sandijaya, wartawan Jawa Pos Radar Bali yang mengikuti Gyeonggi Fam Tour pada Januari 2016, memberikan keterangan tentang wisata industri sebagai berikut:

“Saya mengunjungi daya tarik wisata Provinsi Gyeonggi antara lain tempat yang paling menarik bagi mahasiswa atau remaja merupakan Samsung

Museum Inovasi di Kota Suwon. Pengunjung dapat merasakan dan melihat sejarah, mempesona, dan inovasi industri elektronik termasuk Samsung Electronics terbesar di Korea. Museum itu tidak hanya menunjukkan riwayat Samsung Electronics, tetapi juga gambaran tentang sejarah industri elektronik secara general yang mendapatkan respon yang baik dari para wisatawan. Itu pengalaman luar biasa.” (lihat Gambar 5.2, Wawancara 29 Januari 2016)

Berdasarkan pernyataan tersebut, berarti bahwa produk wisata industri di Provinsi Gyeonggi dipromosikan pada target pasar remaja seperti siswa atau mahasiswa dapat memberikan pengaruh dan menuai efek yang positif.

5.2.4.4 Produk Wisata Edukasi

Wisata Edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki nilai tambah edukasi, tidak hanya sekedar berwisata akan tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi seluruh peserta. Pada umumnya, wisata edukasi dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah- sekolah maupun institusi pendidikan lainnnya.

Adapun perkembangan wisata edukasi diproyeksikan dalam hasil wawancara dengan Song Geumhee, direktur e-Korea Tour Travel Agency di Gyeonggi yang berpartisipasi dalam acara konsultasi BtoB (Business to Business)

pada Agustus 2015 di Jakarta dan Juni 2016 di Bali sebagai berikut:

“Mempertimbangkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang antusiasme pendidikannya sangat tinggi dan angka mahasiswa meningkat drastis, semakin banyak mahasiswa berharap belajar di luar negeri baik studi jangka pendek maupun studi jangka panjang, maka produk wisata pendidikan sangat menarik pada siswa” (Wawancara 5 Juli 2016)

Sebagai produk wisata pendidikan, target ditujukan pada International School atau sekolah swasta di Indonesia yang kebanyakan siswa adalah kelas menengah dan atas. Artinya, sekolah swasta yang ada di Indonesia diharapkan

melakukan kerjasama dengan Gyeonggi English Village untuk mendapatkan pengetahuan budaya Korea dan budaya Western. Dengan kata lain, wisata edukasi ditargetkan pada golongan siswa atau remasa secara sepesifik.

5.2.4.5 Produk Wisata Kesehatan

Dikembangkan secara sengaja atau tidak, fasilitas untuk medical telah menjadi komponen vital dan sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan kegiatan pariwisata di suatu daerah tujuan. Sehingga adanya fasilitas kesehatan yang canggih akan menjadi salah satu syarat penting yang harus terpenuhi oleh sebuah destinasi agar menjadi daerah tujuan wisata yang ideal.

Apalagi pada tahun 2013, sekitar 600.000 orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri. Jumlah ini mengindikasikan bahwa terdapat banyak orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri untuk mendapat perawatan medis sekaligus liburan. Wisata Kesehatan dari benua Asia yang menjadi favorit adalah Cina, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Filipina, Taiwan dan Turki

(http://traveltourismindonesia.com/medical-tourists-dari-indonesia.html).

Menurut data statistik (Korea Health Industry Development Institute, 2013), pada tahun 2012, jumlah pasien asing di Korea mencapai 155.625, jumlah tersebut mengalami peningkatan 27,2% dibandingkan dengan tahun 2011, terjadi peningkatan 31.823 orang per tahun selama tiga tahun terkahir (CAGR 37,3%). Sedangkan pasien dari Indonesia mengalami peningkatan dari rata-rata 53,9% per tahun selama tiga tahun menjadi 667 orang pada tahun 2012.

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa wisata medis perlu dipromosikan pada golongan wanita muda atau setengah baya yang berasal dari kelas ekonomi

tingkat atas, atau wisatawan bisnis yang masa kunjungannya agak panjang untuk mendapat efek yang lebih baik.

5.2.4.6 Produk Wisata Khusus

Wisata minat khusus adalah suatu bentuk perjalanan wisata, di mana wisatawan melakukan perjalanan atau mengunjungi suatu tempat karena memiliki suatu minat atau preferensi khusus mengenai suatu jenis objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di sebuah lokasi wisata. Wisata minat khusus bertemu pada motivasi pada pencarian terhadap bentuk-bentuk objek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan, nilai pengkayaan atau pengembangan diri (enriching), nilai tantangan atau petualangan, serta nilai pengetahuan atau wawasan baru.

Kekuatan atau pendorong utama dalam pengembangan destinasi wisata Provinsi Gyeonggi antara lain adalah produk wisata pertahanan seperti DMZ yang satu-satunya hanya ada (the only one) di Korea dan di seluruh dunia.

Lee Hanok, pegawai LNT Tour Travel Agency di Gyeonggi yang berpartisipasi dalam acara konsultasi BtoB (Business to Business) pada Juni 2016 di Bali, memberikan pernyataannya terhadap DMZ sebagai berikut:

“Tempat ini hanya bisa dijangkau melalui perjalanan khusus yang sebelumnya telah disetujui oleh dinas pengelola di sini. Wisata pertahanan ini sangat menarik bagi wisatawan minat khusus karena uniknya bentuk perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara yang terbentuk sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953 dan merupakan perbatasan negara yang paling termiliterisasi di dunia, membentang sepanjang 250km dengan lebar 4km. Apalagi sebelumnya siapa pun tidak boleh masuk selama sekitar 70 tahun” (Wawancara 7 Juli 2016)

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa wisata pertahanan (DMZ, Imjingak, Terowongan rahasia, Panmunjom) yang hanya dapat ditemukan di Provinsi Gyeonggi layak direkomendasikan sebagai wisata minat khusus kepada calon wisatawan Indonesia.

5.2.4.7Konfigurasi Produk Wisata

Kekuatan utama di pariwisata Provinsi Gyeonggi dianggap sebagai daya tarik wisata alternatif yang beraneka ragam seperti DMZ, Temple Stay dan tempat- tempat wisata edukatif yang menyajikan kecanggihan teknologi Samsung

Smartphone. Kekuatan lainnya adalah lokasi Gyeonggi dekat dengan bandara Incheon yang berstandar kelas dunia dalam sisi pelayanan dan aksesbilitas yang baik di Korea karena ditetapkan sebagai lokasi penyuntingan film internasional maupun domestik, dan terdapat beberapa premium outlet maupun bebas pajak untuk wisata belanja.

Lebih lanjut, Korea bersama Cina dan Jepang, memiliki musim semi, musim gugur dan musim dingin yang berbeda dengan musim di Indonesia beriklim tropis. Jika produk wisata yang dipromosikan di Indonesia mencantumkan konfigurasi daya tarik wisata yang ada di negara tetangga yaitu, Cina dan Jepang, maka produk akan memiliki nilai respon yang tinggi oleh wisatawan Indonesia. Sebagai contoh, konfigurasi produk dua negara Korea dan Cina atau Korea dan Jepang, ataupun Korea, Jepang, dan Cina.

Adapun kepentingan konfigurasi produk ditegaskan oleh wawancara dengan Shin Minju, pegawai Santa Tour Travel Agency yang berpartisipasi dalam

acara konsultasi BtoB (Business to Business) pada Juni 2016 di Bali sebagai berikut:

“Jika berwisata ke dua negara dengan memakai dua produk wisata maka dibutuhkan biaya sebesar 15 juta rupiah untuk masing-masing produk, sedangkan jika berwisata ke dua negara dengan pakai satu produk wisata, jumlah biayanya 20 juta rupiah untuk satu produk wisata yang digabungkan dari dua negara. Artinya, wisatawan menikmati daya tarik wisata yang ada di dua negara dengan menghemat biaya karena dikurangi dari biaya pesawat. Belakangan ini, produk yang digabungkan dua negara itu disukai wisatawan Korea. Hubungan kepercayaan antara tiga negara sangat penting untuk berhasil” (Wawancara 12 Juli 2016)

Belakangan ini pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mendorong peningkatan taraf kelas ekonomi menengah ke atas, sehingga semakin banyak wisatawan Indonesia yang ingin berwisata ke luar negeri dengan produk wisata yang berkualitasi tinggi. Oleh karena itu, produk wisata yang digabungkan dua negara dalam satu produk wisata dapat dipromosikan pada target pasar Indonesia, yaitu kepada calon wisatawan kelas ekonomi menengah ke atas.

Dokumen terkait