• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalan

Hasil menelitian mendapatkan tema terkait pengalaman pasien luka kaki diabetik dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance di Asri Wound Care Center Medan meliputi (1) tahap perawatan luka dengan metode moisture balance, (2) manfaat penerapan perawatan luka dengan metode moisture balance pada pasien, (3) kendala dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance pada pasien (4) riwayat aktifitas sehari-hari, (5) cara menjaga luka dan kontrol gula darah di rumah.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia 45-51 tahun 2 20 52-58 tahun 3 30 59-65 tahun 4 40 66-75 tahun 1 10 Jenis kelamin Perempuan 6 60 Laki-laki 4 40

38

3.1 Tahap perawatan luka dengan metode moisture balance

Berdasarkan analisa data didapatkan ada 2 tahap dalam merawat luka dengan metode moisture balance menurut partisipan yaitu (1) melakukan pembersihan luka, (2) melakukan penutupan luka

1. Mencuci luka

Beberapa partisipan dalam penelitian ini menyatakan saat luka mereka dirawat maka hal yang dilakukan pertama setelah pembukaan balutan lama adalah melakukan pencucian luka. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Disini luka dicuci terlebih dahulu oleh pak Asrizal.” (Partisipan 2) “Oh iya lukanya dicuci pake air sama cairan infus.”

(Partisipan 3) “Iya luka pasti dicuci terus dibersihin pake kasa-kasa itu sama cairan infus gitu dek.”

(Partisipan 6) “Iya lukanya ini dicuci terus pake air rebusan daun jambu biji dek.”

(Partisipan 7) “Selama dirawat dibersihin aja terus dicuci dengan hati- hati.”

(Partisipan 9) “Lukanya dibersihkan pake sabun khusus luka.”

39

2. Debridement

Tiga dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan selama menjalani perawatan luka, jaringan mati yang ada pada luka mereka diambil secara keseluruhan oleh perawat luka seperti peryataan partisipan berikut :

“Jaringannya diambil semua yang mati sama mereka- mereka ini, sampe habislah pokoknya pake gunting.”

(Partisipan 2) “Dikorek-korek jaringannya yang sudah tidak berfungsi.”

(Partisipan 9) “Dibersihin terus sel selaput kulit matinya dikeluarin juga pake guntinglah diguntingin terus dilap pake kasa.”

(Partisipan 10) 3. Dressing

Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa perawat menutup luka menggunakan gel/ salep, seperti pernyataan partisipan berikut:

“Setelah dibersihkan dikasih salep, Allhamdulilah banyak kemajuan ini terus diperbanlah ini lukanya..”

(Partisipan 2) “ Itu apa sih namanya? Obat luka lah kayak salep gitu, putih-putih gitu dia, terus kan dek dibalutlah dia pake perban sampe ketutup lukanya.”

(Partisipan 3) “Inilah ditaro obat gitu dia kayak gel ada, kayak salep juga ada dek, ya inilah abis salep dibalut lah pake yang putih ini..”

(Partisipan 7) “Habis dibersihin kan dek dikasih obat krim lukanya ini, abis itu kan dek dibalutlah dia.”

40

“Ada ditaro krim supaya tumbuh dagingnya seperti bentuk jel, terus ada krim mungkin untuk lukanya supaya kelembapan dalam kulitnya itu supaya gak ada kuman.”

(Partisipan 10) 3.2 Manfaat penerapan perawatan luka dengan metode moisture balance pada pasien

Berdasarkan analisa data didapatkan ada 3bagian manfaat dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance yaitu (1) manfaat yang dirasakan di bidang psikologis, (2) manfaat yang dirasakan di bidang fisik, (3) manfaat yang dirasakan dibidang ekonomi

1. Manfaat yang dirasakan di bidang psikologis

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka dengan moisture balance di bidang psikologis ada dua yaitu senang dan semangat.

a. Pasien merasa senang

Empat partisipan dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa mereka senang dalam menjalani perawatan luka, seperti pernyataan partisipan berikut:

“Ya enak, menyenangkanlah dek bisa lihat hasilnya baik dan bagus.”

(Partisipan 1) “Senang selama disini karena sudah bertumbuh dagingnya.”

(Partisipan 2)

“Sebetulnya perawatan disinilah lebih enak, menyenangkan, karena kan dek kalo di rumah sakit rasanya panik. Rasanya kayak selalu panik, takut gitu ngelihat alat-alat.

41

“Ya senanglah bapak juga baik kan ngerawatnya, apalagi dia orang aceh jadi enak ibu ngobrol sama bapak waktu lagi dirawat.”

(Partisipan 6) “Ya senanglah dek karena kan ini luka sudah nampak baik, ya jadi senanglah.”

(Partisipan 8) b. Pasien merasa semangat

Dua partisipan dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa mereka semangat dalam menjalani perawatan luka, seperti pernyataan partisipan berikut:

“Ya semangatlah berobatnya ya kan dek, karena sudah membayangkan hasilnya pasti baik.”

(Partisipan 5) “Ya semangatlah, usahalah namanya kan dek berserah kepada Allah mau sembuh mau gak, kan Dia yang ngatur.”

(Partisipan 7) 2. Manfaat yang dirasakan di bidang fisik

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka dengan moisture balance di bidang fisik ada empat yaitu rasa nyeri berkurang, luka cepat sembuh, jaringan tumbuh, kondisi kesehatan tubuh membaik,dan bau luka sudah tidak tercium lagi

a. Rasa nyeri berkurang

Beberapa partisipan menyatakan bahwa setelah melakukan perawatan luka dengan metode moisture balance rasa nyeri yang dirasaka karena luka berkurang, hal ini sesuai dengan pernytaan partisipan sebagai berikut:

“Tadinya kan sakit enyut-enyutah sekarang sih udah gak lagi.” (Partisipan 1)

42

“Lama kelamaan udah gak terasa lagi nyerinya.”

(Partisipan 2) “Iya terkadang panas kadang nyeri tapi ini sudah berkuran dek.”

(Partisipan 4)

“Nyeri juga udah semakin berkurang. Pokoknya semakin bisalah ibu juga aktivitas sendiri.”

(Partisipan 6)

“Kemaren iya nyeri dek. Tapi ini udah gak lah. Kalo pun ada, sikit-sikit dia.”

(Partisipan 7) “Lebih enak sekarang lah. Tapi nyerinya masih ada lah, karna masih luka.”

(Partisipan 9) b. Luka cepat sembuh

Dua dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa penyembuhan lukanya cepat sembuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Lumayan cepet sih sembuhnya cuma dalam hitungan bulan aja, gak sampe bertahun.”

(Partisipan 1) “Iya lukanya kan udah mulai sembuh, perubahannya kan cepat dari yang kemarin lukanya lebar sekarang udah ada tertutup.”

43

c. Jaringan cepat tumbuh

Tiga dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa jaringan kulit selama menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance tumbuh dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataaan partisipan sebagai berikut:

“Ya gitulah ya, bagus sampe baik, tadinya bolong sampe segini (menunjuk bagian luka) tapi abis dikerjain sama pak Rizal perlahan baiklah, balik lagi semua kulitnya.”

(Partisipan 1) “Waktu di awal sih dek masih lambat ya karena baru-baru tapi ini setelah rawatan semakin cepet dagingnya tumbuh.”

(Partisipan 2) “Dari yang kemaren lukanya lebar setelah dirawat nutuplah dia lukanya itu.”

(Partisipan 9) d. Kondisi kesehatan tubuh membaik

Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa kondisi tubuhnya semakin membaik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Saya ya merasa semakin sehat, badan enak aja rasanya dek.” (Partisipan 1) “ Ya saya merasa sangat membaik tubuh ini, makin enak lah karena udah fit itu juga.”

(Partisipan 3) “Cemana dibilang, namanya kita berobat kan supaya cepat baik. Jadi saya rasa, penyakit saya ini udah semakin berkurang.”

(Partisipan 5) “Kalo secara pribadi merasa semakin baik kehidupan saya, apalagi saya kemaren kan infeksi nah ini dia udah gak lagi.”

(Partisipan 7) “Jauh lebih baik dek, apalagi udah bisa jalan seperti ini.”

44

(Partisipan 8) “Sungguh lebih baik sekarang kesehatan saya, udah lebih enakan lah.”

(Partisipan 9) “Iya dek, kondisi badan saya juga sudah fit, gak oyong lagi.”

(Partisipan 10) e. Bau luka sudah berkurang

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa setelah menjalani perawatan luka, bau lukanya semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Baunya udah berkurang ini dek, kemaren mah bau banget.” (Partisipan 7) “Sebelum perawatan ini luka ibu kan bau bangke tapi setelah dirawat sikit pun gak ada bau.”

(Partisipan 8) 3. Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka dengan moisture balance di bidang ekonomi ada dua yaitu biaya sebanding dengan kesembuhan, dan lebih murah dari pengobatan lain.

a. Biaya sebanding dengan kesembuhan

Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa biaya perawatan sebanding dengan kesembuhan yang didapat. Hali ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Kalo disini ya biayanya diusahakanlah dek, tapi kalo disini kan dek kesembuhannya sebanding kok sama harganya.”

45

“Ya kalo masalah biaya itu sebenernya relatif dek, ya kalo murut bapak sih ini sesuai sama apa yang didapat dek.”

(Partisipan 5) “Ya sekali rawatan 500-600 ribu, cuma yah ini sebanding sama

kesembuhan. Dari pada dirumah sakit kadang mau asal-asalnkan perawatannya.”

(Partisipan 8) “Cukup signifikan lah dek kalo biayanya cuma kalo udah mulai

membaik dia inilh turun harganya, mungkin karena peralatan yang dipake gak banyak lagi.”

(Partisipan 9) “Ya gak masalah sih dek biaya, selama ini hasil yang didapat juga baik kok.”

(Partisipan 10) b. Biaya lebih murah dari pengobatan lain

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa biaya perawatan luka dengan moisture balance lebih murah dari pengobatan lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Saya rasa dimana-mana saya alami, disini lah baru nampak dia hasil pengobatan itu dek udah gitu dia malah meringankan kita, disesuaikan lah sama kemampuan kita gak kayak rumah sakit atau klinik, lebih pukul rata harganya.”

(Partisipan 5) “Hmm, mungkin dengan konsultasi begini lebih bagus kan ya, obat juga gak banyak yang mau dibeli, paling cuman bayar rawatannya aja, sama beli vitamin, gitu sih dek.”

(Partisipan 10) 4. Manfaat Kualitas Bahan Balutan

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka dengan moisture balancedilihat dari kualitas balutannya ada dua yaitu balutan tidak lepas, dan balutan tidak bocor.

46

a. Balutan tidak lepas

Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa balutan yang digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance tidak mudah lepas. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Gak dek, kuat kok balutannya. Gak lepas, kadang dibawa jalan juga bisa.”

(Partisipan 8) “Kalo lepas sih gak lah dek, ikatan balautannya tetap bagus kok.”

(Partisipan 10) b. Balutan tidak mudah bocor

Tiga dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa balutan yang digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance tidak mudah bocor. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Kalo balutannya baguslah, Cuma karena cairan luka saya banyak haruslah sekali tiga hari harus digantilah dek.”

(Partisipan 7) “Balutannya rapi, udah gitukan gak ada yang bolong ketutup

semuanya dek, jadi gak ada lah bocornya sama sekali.”

(Partisipan 8) “Awalnya kan kondisi saya gemuk air dek, jadi dulu cairan itu

kayaknya tembus terus dari balutan tapi setelah dirawatlah ini selama hampir empat bulan ya udah gak ada kebocoran lagi, udah baguslah dia.”

47

3.3 Kendala pasien dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance

Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua kendala selama menjalani perawatan luka yaitu (1) kendala di bidang ekonomi, dan (2) kendala di transportasi

1. Bidang ekonomi

Partisipan dalam penelitian mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan biaya dan bingung memikirkan sumber biaya perawatan.

a. Kesulitan membiaayai perawatan

Tiga dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa kesulitan ekonomi merupakan kendala selama menjalani perawatan luka. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

“Tiap sekali berobat 350 ribu terus, ini udah empat kali, jadi ngerasa sulit sih dek, berjuang juga buat cari biaya.”

(Partisipan 1) “Ya, apa yang ada lah kita apa kan dulu, entah kereta digade atau semacam itulah.”

(Partisipan 2) “Iya dek, ibu kan dulu biaya dari ayah di Aceh tapi ayah itu udah meninggal, jadi agak kesulitan sih dek tapi tetep bersyukur bapak rizal mau bantu meringankan.”

(Partisipan 6) b. Kebingung memikirkan biaya perawatan

Salah satu dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa bingung memikirkan biaya selama perawatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Kendalanya kadang di materi, bingung nyarinya tapi ya diusahakan terus memang.”

48

2. Bidang Transportasi

Partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mengalami kesulitan dalam hal transportasi yaitu kesulitan akses klinik dan mengalami kesulitan kendaraan.

a. Mengalami kesulitan akses ke klinik

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan untuk mengakses ke klinik perawatan luka. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Kita kan tinggal di binjai dek, perjalanan dua jam lebih kemaren juga sempet kesasar mau kemari, tapi untunglah sampe.”

(Partisipan 5) “Maunya letak klinik ini lebih strategis dan lebih mudah diakses sehingga mobil bisa sampe ke depan klinik, jadi pasien kan gak harus dipapah dari simpang ke dalam klinik, apalagi ini pasien luka.”

(Partisipan 10) b. Mengalami kesulitan kendaraan

Salah satu dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan masalah kendaraan menuju ke klinik. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Iya dek kendaraan susah, kalo angkot kan gak sampe ketempat. Ini pun bisa bawa mobil karena ada kawan yang mau pinjemin mobilnya.”

(Partisipan 5) 3.4 Riwayat aktivitas sehari-hari

Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua riwayat aktivitas sehari- hari selama pasien menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance

49

yaitu (1) aktivitas pasien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance, dan (2) aktivitas pasien sesudah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance

1. Aktivitas pasien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sulit menjalani aktivitas keseharian mereka yaitu kesulitan melakukan personal hygien kesulitan berjalan, dan kesulitan menjalani usaha.

a. Kesulitan melakukan personal hygien

Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa kesulitan untuk melakukan personal hygien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Ya bapak kalau mandi harus dimandiin atau di lap aja gitu ditempat tidur.”

(Partisipan 4) “Ya itu lah yang saya selama ini merasa malu sama isteri saya karena udah gak sanggup lagi ke kamar mandi, sulit untuk buang air kecil, mau buang air besar juga harus merepotkan istri.”

(Partisipan 5) “Ya saya kalau mandi paling dilap gitu aja sama ibu, terus kalo mau buang air besar mah dipakein pispot.”

(Partisipan 7) b. Kesulitan berjalan

Beberapa partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan berjalan sebelum menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

50

“Ibu ya palingan duduk aja terus deket, paling bergeser-geser dikt aja. Itulah aktivitas yang bisa ibu lakuin.”

(Partisipan 1) “Ya beginilah dek bapak aja mau masuk kesini kan harus pake kursi rodan kan, inilah susah kadang.”

(Partisipan 4) “Ya bapak kalau mau ke kamar mandi di papah lah dek, ini

kegiatan juga cuma duduk sama baring ajalah disini.”

(Partisipan 7) “Ya beginilah dek, harus pake kursi roda lah. Mana bisa lagi jalan kalo kemaren itu.”

(Partisipan 9) c. Kesulitan melakukan usaha

Salah satu partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan untuk melanjutkan usaha sebelum menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan:

“Kita kan ada usaha sepatu dek yang nah kalo ini sekarang saya udah gak bisa lah melanjutkan, jadi anak lah yang kerjain, kasian dek tapi mau gimana lagi ya kan dek, udah sakit kitanya.”

(Partisipan 5) 2. Aktivitas pasien setelah menjalani perawatan luka dengan metode

moisture balance

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa mengalami kemajuan untuk melakukan aktivitas sendiri setelah menjalani perawatan luka dengan. metode moisture balance yaitu berjalan, dan personal hygien.

a. Berjalan

Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka mengalami kemudahan dalam berjalan setelah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

51

“Hmm, bapak sih sekarang udah bisa jalan ya dek dengan bantuan selop dari sini, jadi gak terlalu susah lagi sekarang.”

(Partisipan 2) “Pokoknya semenjak nyerinya berkurang ibu udah bisalah

beraktivitas, gak harus dipapah lagi kalo jalan udah bisalah sendiri pokoknya.”

(Partisipan 6) “Baguslah dek, ini pun kan dek ibu sudah bisa berjalan, terus gula darah juga terkontrol.”

(Partisipan 8) “Gak masalah sih dek, saya malah merasa senang sih sudah bisa berjalan terus ikut jalan-jalan sama keluarga.”

(Partisipan 10) b. Personal hygien

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mereka mengalami kemudahan dalam melakukan personal hygien setelah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikuit:

“Kalo sekarang sih ibu udah nyuci sendiri, mandi sendiri. Nah, lukanya ini ditutupi lah pake plastik biar gak basah dia.”

(Partisipan 6) “Kalo mandi ya ibu ambil plastik kresek, terus ikat dari sini kesini supaya gak masuk air, terus ya udah mandi dek.”

(Partisipan 3) 3.5 Cara pasien menjaga luka di rumah

Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua cara pasien menjaga luka yaitu (1) pembatasan aktivitas, (2) mengkonsumsi gizi seimbang.

1. Pembatasan aktivitas

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa untuk menjaga luka pasien melakukan pembatasan aktivitas dengan berjalan seperlunya, memakai sendal dan kaus kaki jika berjalan.

52

a. Berjalan seperlunya

Beberapa pasien dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka

melakukan aktivitas berjalan seperlunya untuk membatasi aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Ya ini dek, ibu sih palingan kalo perlu aja jalan. Lagian

perawat disini juga saraninya jangan terlalu banyak gerak juga, terus kalo naik kereta juga kan dek haruslah selalu diperhatikan kaki ini, jangangerak karena kalo kena knalpotnya kan bahaya.”

(Partisipan 1) “Inilah dek, ya paling duduk aja yang bisa dilakuin kalo gak tidur, kalo jalan harus kalo ada keperluan kali aja.”

(Partisipan 4) “Ya beginilah dek, gak boleh banyak jalan. Hanya duduk-duduk ajalah bapak.”

(Partisipan 7) “Ya dibatasin ajalah dek pergerakan kan, gak bisa sesuka kita mau jalan kemana kemana, soalnya kan kita juga udah gak terlalu merasa kakinya, jadi takutlah kalo banyak aktivitas.”

(Partisipan 8) “Kalau saya ngerasa oyong ya saya gak bergerak dek, tidur aja gitu di tempat tidur gak ada jalan.”

(Partisipan 10) b. Menggunakan sendal diabetes

Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka menggunakan sendal diabetes saat berjalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Kalau jalan yah tetep gunakan sendal lah ya kan, ini kan disini ada disediain sendal diabetes dek.”

53

“Ini kan dek, saya kemaren mau gak pake sendal kalo jalan, jadi ntah kena apa gitu luka lagi jadi sekarang ya biar begitu lagi makanya saya pakelah sendal ini.”

(Partisipan 2) 2. Mengkonsumsi gizi seimbang

Partisipan dalam penelitian ini menyatakan mengatur pola makan untuk menjaga lukanya yaitu dengan cara mengkonsumsi susu diabetes, pola makan, dan mengkonsumsi vitamin.

a. Mengkonsumsi susu diabetes

Dua dari partisipan dalam penelitian ini mengatakan mengatur pola makan dengan meminum susu. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Enak ini dek minum susu, biasa mah kalo berobat kan ke rumah sakit minum obat kalo disini sih dikasih minum susu diabetes, nah takarannya pas buat 4-5 hari dek, siap itu ya kita beli lagi.”

(Partisipan 3) “Inilah dek kalo dirumah biar enakan gitu kan bou minum susu diabetes ini.”

(Partisipan 9) b. Pola makan

Beberapa partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa melakukan pembatasan makan nasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“Yah paling sering sih kalau ibu makannya sayur bening, rebus- rebus gitu aja dek kayak sawi sama kentang. Nasi paling dua kali sehari gitu, gantinya entah jagung entah ubilah.”

(Partisipan 1) “Ya biasa kan selain nasi dek tambahannya snack kue, pisang goreng atau telurlah, kadang mau juga makan gandum equal itu.”

(Partisipan 2) “Kalau ibu makan nasi kadang mau sekali aja sehari terus digantiin sama makan ubi gitu, itu kan gak manis kali kan dek, atau gak makan roti tawar yang asin itu, terus makan buah-buahan tapi jangan yang manis kali lah, kadang juga mau bikin jus wortel campur tomat, jipang kecil dijus.”

54

(Partisipan 3) “Kalau saya makan dek gak terlalu selera, tapi seneng makan

pisang atau ada itu namanya suun gitu dek.”

(Partisipan 4) “Kalo makan pokoknya gak bolehlah yang pake bumbu aneh-aneh kayak mecin gitu dek, nasi juga seadanya aja makan, gak bisa banyak.”

(Partisipan 5) “Kalau makan nasi sih bapak sedikit ajalah ya dek, gak banyak- banyak lagi. Porsi makan gak bisa nambo-nambo lagi.”

(Partisipan 7) “Yah kalo makan nasi tetep tapi dibatasin, terus lebih banyak ke makan sayur sih kayak sayur bayam, cabe-cabean juga dihindarin dek.”

(Partisipan 8) “Inilah kalo bou makannya harus diet, dalam arti bou ini makan nasi cuman dikitlah, diporsiin gitu.”

(Partisipan 9) c.Mengkonsumsi vitamin

Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi vitamin dalam menjaga luka kaki diabetiknya. Hal ini berkaitan dengan pernyataan berikut:

“Disini bou juga konsumsi vitamin tambahan biar badan juga sehat kan dek, terus biar ngejaga nutrisi lukanya juga.”

(Partisipan 9) “Ini saya juga ada dikasih buat konsumsi vitamin dek, terus juga beli produk herbal gitu namanya pheng chuang untuk anti infeksi dia.”

55

Tabel 4.2. Matriks Tema

Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalani Perawatan Luka dengan Metode Moisture Balance

Tema 1: Tahap Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture Balance

1. Mencuci Luka 2. Debridement 3. Dressing

Tema 2: Manfaat Penerapan Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture Balance pada Pasien

Sub Tema: 1. Manfaat yang dirasakan di bidang psikologi 2. Manfaat yang dirasakan di bidang fisik 3. Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi 4. Manfaat kualitas bahan balutan Kategori a. Merasa senang b. Merasa semangat

a. Rasa nyeri berkurang b. Luka cepat sembuh c. Jaringan cepat tumbuh d. Kondisi tubuh membaik

Dokumen terkait