Lampiran 1 INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian : Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalani
Perawatan Luka dengan Metode Moisture Balance
NIM : 121101091
Peneliti : Anita Carolina Yosefine
Peneliti adalah mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi
pengalaman pasien luka kaki diabetik dalam menjalani perawatan luka dengan
metode moisture balance. Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Partisipasi ini sepenuhnya bersifat sukarela. Saudara boleh
memutuskan untuk berpartisipasi atau mengajukan keberatan atas penelitian ini
kapanpun saudara inginkan tanpa ada konsekuensi dan dampak tertentu. Sebelum
Saudara memutuskan, saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai bahan
pertimbangan untuk ikut serta dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di program studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Manfaat penelitian untuk dapat memberikan
informasi yang berguna tentangpengalaman pasien luka kaki diabetik dalam
menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance dan diharapkan
pelayanan keperawatan luka dengan menerapkan metode moisture balance
pada pasien luka kaki diabetik.
2. Jika Saudara bersedia ikut dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan
wawancara pada waktu dan tempat sesuai kesepakatan. Jika Saudara
mengizinkan, peneliti akan menggunakan alat perekam suara untuk
merekam yang saudara katakan. Wawancara akan dilakukan minimal satu
kali selama lebih kurang 60 menit.
3. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko. Apabila Saudara merasa tidak
aman saat wawancara, Saudara boleh tidak menjawab atau mengundurkan
diri dari penelitian ini.
4. Semua catatan yang berhubungan dengan penelitian akan dijamin
kerahasiaannya. Peneliti akan memberikan hasil penelitian ini kepada
Saudara jika saudara menginginkannya. Hasil penelitian akan diberikan
kepada institusi tempat peneliti belajar dengan tetap menjaga kerahasiaan
identitas.
5. Jika ada yang belum jelas, silahkan Saudara tanyakan kepada peneliti.
6. Jika Saudara sudah memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan Saudara menandatangani lembar persetujuan yang
akan dilampirkan.
Peneliti,
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama (Inisial) : ………..
Umur : ………..
Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan dari peneliti, saya
memahami tujuan penelitia ini akan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai
partisipan. Saya berhak tidak melanjutkan berpartisipasi dalam penelitian ini jika
suatu saat merugikan saya.
Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan saya menjadi partisipan pada
penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan pelayanan keperawatan
luka pada pasien luka kaki diabetik dengan metode moisture balance. Dengan
menandatangani lembar persetujuan ini, berarti saya menyatakan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun.
Medan, 2016
Partisipan, Peneliti,
Lampiran 3
KUISIONER PENELITIAN
Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalani Perawatan Luka
dengan Metode Moisture Balance di Asri Wound Care Center Medan
1. Kuisioner Data Demografi (KDD)
Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Isilah titik-titik
sesuai dengan situasi dan kondisi Saudara saat ini. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu
jawaban yang sesuai menurut Saudara.
Kode (diisi oleh peneliti) :
1. Nama (Inisial) :
2. Usia :
Lampiran 4
Panduan Wawancara
Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalani Perawatan Luka
dengan Metode Moisture Balance di Asri Wound Care Center Medan
1. Apa saja yang Anda ketahui mengenai perawatan luka kaki diabetik dengan metode
keseimbangan lembab (moisture balance)?
2. Coba Anda jelaskan bagaimana pengalaman Anda menjalani perawatan luka kaki
diabetic dengan metode keseimbangan lembab (moisture balance)?
3. Apa manfaat perawatan luka kaki diabetik dengan metode keseimbangan
lembab(moisture balance)yang Anda rasakan?
4. Bagaimana perasaan Anda saat menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode
keseimbangan lembab (moisture balance)?
5. Apa yang menjadi hambatan atau kendala selama Anda menjalani perawatan luka kaki
Lampiran 9
JADWAL TENTATIF PENELITIAN
Jenis Kegiatan Menyusun Bab 1 Menyusun Bab 2
Lampiran 10
ANGGARAN DANA PENELITIAN
NO KEGIATAN BIAYA
1 Menyiapkan proposal sampai sidang proposal Biaya internet dan pulsa modem Kertas A4 80 gr 2 rim
Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka Fotokopi memperbanyak proposal Sidang proposal
Rp. 50.000,00
Rp. 80.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 50.000,00
Rp. 150.000,00
2 Pengumpulan data dan analisa data
Izin penelitian dan ethical clearence Fakultas Keperawatan USU
Transportasi
Fotokopi KDD dan informed consent Cinderamata
Rp. 150.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 100.000,00
3 Pengumpulan laporan skripsi Kertas A4 80 gr 2 rim Penjilidan
Fotokopi laporan penelitian Sidang skripsi
Lampiran 12 MATRIKS ANALISA DATA
No Pernyataan Signifikan Partisipan Koding Kategori Sub Tema Tema 1 Disini luka dicuci terlebih
dahulu oleh pak Asrizal
P2 Pasien mengetahui cara mencuci luka
Mencuci Luka Tahap perawatan luka kaki diabetik
dengan metode moisture balance 1.1 Oh iya lukanya dicuci
pake air sama cairan infus.
P3 Pasien mengetahui cairan yang digunakan
untuk mencuci luka 1.2 Iya luka pasti dicuci terus
dibersihin pake kasa-kasa itu sama cairan infus gitu
dek.
P6 Pasien mengetahui cairan yang digunakan
untuk mencuci luka
1.3 Iya lukanya ini dicuci terus pake air rebusan daun
jambu biji dek.
P7 Pasien mengetahui cairan yang digunakan
untuk mencuci luka 1.4 Selama dirawat dibersihin
aja terus dicuci dengan hati-hati
P9 Pasien mengetahui cara mencuci luka
1.5 Lukanya dibersihkan pake sabun khusus luka.
P10 Pasien mengetahui cairan apa yang digunakan untuk
mencuci luka 1.6 Jaringannya diambil
semua yang mati sama mereka-mereka ini, sampe
habislah pokoknya pake gunting.
P2 Pasien mengetahui jaringan kulitnya
diambil dengan menggunakan gunting
Debridement
yang sudah tidak berfungsi.
jaringan kulitnya diambil 1.8 Dibersihin terus sel selaput
kulit matinya dikeluarin juga pake guntinglah diguntingin terus dilap
pake kasa.
P10 Pasien mengetahui cara pengambilan jaringan
kulitnya yang sudah mati
1.9 Setelah dibersihkan dikasih salep, Alhamdullilah banyak
kemajuan ini terus diperbanlah ini lukanya.
P2 Pasien mengetahui apa yang dimasukkan ke
dalam luka
Dressing
1.10 Itu apa sih namanya? Obat luka lah kayak salep gitu, putih-putih gitu dia, terus kan dek dibalutlah dia
pake perban sampe ketutup lukanya.
P3
Pasien mengetahui lukanya dibalut dan diberikan topikal terapi
1.11 Inilah ditaro obat gitu dia kayak gel ada, kayak salep juga ada dek, ya inilah abis salep dibalut lah pake yang
putih ini.
P7
Pasien mengetahui apa yang diasukkan ke
dalam luka
1.12 Habis dibersihin kan dek dikasih obat krim lukanya
ini, abis itu kan dek dibalutlah dia.
P8 Pasien mengetahui apa yang diasukkan ke
dalam luka
1.13 Ada ditaro krim supaya tumbuh dagingnya seperti bentuk jel, terus ada krim
mungkin untuk lukanya
P10 Pasien mengetahui apa yang diasukkan ke
supaya kelembapan dalam kulitnya itu supaya gak
ada kuman.
2 Ya enak,
menyenangkanlah dek bisa lihat hasilnya baik dan
bagus.
P1 Pasien merasa senang saat melihat hasil yang
baik pada lukanya
Pasien meraasa 2.1 Senang selama disini
karena sudah bertumbuh dagingnya.
P2 Pasien merasa senang karena dagingnya sudah
tumbuh 2.2 Sebetulnya perawatan
disinilah lebih enak, menyenangkan, karena kan
dek kalo di rumah sakit rasanya panik. Rasanya kayak selalu panik, takut
gitu ngelihat alat-alat.
P4 Pasien merasa senang karena tidak terlalu banyak alat rumah sakit
yang dilihat
2.3 Ya senanglah dek karena kan ini luka sudah nampak
baik, ya jadi senanglah.
P8 Pasien merasa senang karena lukanya sudah kelihatan membaik 2.4 Ya semangatlah
berobatnya ya kan dek, karena sudah membayangkan hasilnya
pasti baik.
P5 Pasien merasa semangat dalam perawatan karena memikirkan bahwa dia
akan segera sembuh
Pasien merasa semangat
2.5 Ya semangatlah, usahalah namanya kan dek berserah kepada Allah mau sembuh
mau gak, kan Dia yang ngatur.
P7 Pasien merasa semangat karena kedekatannya
pada Allah
enyutah sekarang sih udah gak lagi.
yang dirasakan sudah tidak pernah muncul
dirasakan di bidang fisik 2.7 Lama kelamaan udah gak
terasa lagi nyerinya.
P2 Pasien merasa nyeri yang dirasakannya sudah jarang muncul 2.8 Iya terkadang panas
kadang nyeri tapi ini sudah berkurang dek.
P4 Pasien merasa nyeri yang dirasakannya
sudah berkurang 2.9 Nyeri juga udah semakin
berkurang. Pokoknya semakin bisalah ibu juga
aktifitas sendiri.
P6 Pasien merasa nyeri yang dirasakannya sudah berkurang dan mulai bisa beraktifitas 2.10 Kemaren iya nyeri dek.
Tapi ini udah gak lah. Kalo pun ada, sikit-sikit
dia.
P7 Pasien merasa nyeri yang dirasakannya
sudah berkurang
2.11 Lebih enak sekarang lah. Tapi nyerinya masih ada lah, karna masih luka.
P9 Pasien merasa lebih enak walaupun nyeri
terkadang masih dirasakan 2.12 Lumayan cepet sih
sembuhnya cuma dalam hitungan bulan aja, gak
sampe bertahun.
P1 Pasien merasa proses penyembuhan cepat
Luka cepat sembuh
2.13 Iya lukanya kan udah mulai sembuh, perubahannya kan cepat dari yang kemarin lukanya
lebar sekarang udah ada tertutup.
P9 Pasien merasa lukanya sembuh dengan cepat
sampe baik, tadinya bolong sampe segini (menunjuk bagian luka) tapi abis dikerjain sama
pak Rizal perlahan baiklah, balik lagi semua
kulitnya.
bagus lukanya dan jaringannya tumbuh
tumbuh
2.15 Waktu di awal sih dek masih lambat ya karena baru-baru tapi ini setelah
rawatan semakin cepet dagingnya tumbuh.
P2 Pasien merasa jaringan kulitnya cepat tumbuh
2.16 Dari yang kemaren lukanya lebar setelah
dirawat nutuplah dia lukanya itu.
P9 Pasien merasa jaringan kulitnya cepat tumbuh
2.17 Saya ya merasa semakin sehat, badan enak aja
rasanya dek.
P1 Pasien merasa tubuhnya semakin sehat dan enak
Kondisi kesehatan tubuh membaik
2.18 Ya saya merasa sangat membaik tubuh ini, makin enak lah karena udah fit itu
juga.
P3
Pasien merasa tubuhnya semakin enak dan fit
2.19 Cemana dibilang, namanya kita berobat kan
supaya cepat baik. Jadi saya rasa, penyakit saya
ini udah semakin berkurang.
P5 Pasien merasa sakitnya semakin berkurang
2.20 Kalo secara pribadi merasa semakin baik kehidupan
saya, apalagi saya kemaren kan infeksi nah ini dia
udah gak lagi.
hilang
2.21 Jauh lebih baik dek, apalagi udah bisa jalan
seperti ini.
P8 Pasien merasa kondisi tubuhnya semakin baik
dan bisa kembali berjalan 2.22 Sungguh lebih baik
sekarang kesehatan saya, udah lebih enakan lah.
P9 Pasien merasa kondisi tubuhnya semakin sehat
dan enak 2.23 Iya dek, kondisi badan
saya juga sudah fit, gak oyong lagi.
P10 Pasien merasa kondisi tubuhnya fit dan tidak
oyong lagi 2.24 Baunya udah berkurang ini
dek, kemaren mah bau banget.
P7 Pasien merasa bau lukanya semakin
berkurang
Bau luka sudah berkurang
2.25 Sebelum perawatan ini luka ibu kan bau bangke tapi setelah dirawat sikit
pun gak ada bau.
P8 Pasien merasa bau lukanya sudah tidak ada
lagi
2.26 Kalo disini ya biayanya diusahakanlah dek, tapi
kalo disini kan dek kesembuhannya sebanding
kok sama harganya.
P3 Pasien merasa biaya perawatan sebanding
dengan kesembuhan
Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi
2.27 Ya kalo masalah biaya itu sebenernya relatif dek, ya kalo murut bapak sih ini
sesuai sama apa yang didapat dek.
P5 Pasien merasa biaya perawatan sebanding
dengan kesembuhan
ribu, cuma yah ini sebanding sama kesembuhan. Dari pada dirumah sakit kadang mau
asal-asalnkan perawatannya.
perawatan sebanding dengan kesembuhan
2.29 Cukup signifikan lah dek kalo biayanya cuma kalo udah mulai membaik dia
inilh turun harganya, mungkin karena peralatan
yang dipake gak banyak lagi.
P9 Pasien merasa biaya perawatan sebanding
dengan kesembuhan
2.30 Ya gak masalah sih dek biaya, selama ini hasil yang didapat juga baik
kok.
P10 Pasien merasa biaya perawatan sebanding
dengan kesembuhan
2.31 Saya rasa dimana-mana saya alami, disini lah baru
nampak dia hasil pengobatan itu dek udah
gitu dia malah meringankan kita, disesuaikan lah sama kemampuan kita gak kayak rumah sakit atau klinik, lebih pukul rata
harganya.
P5 Pasien merasa biaya perawatan meringankan
beban
Biaya lebih murah dari pengobatan lain
2.32 Hmm, mungkin dengan konsultasi begini lebih bagus kan ya, obat juga
P10 Pasien merasa biaya perawatan meringankan
gak banyak yang mau dibeli, paling cuman bayar
rawatannya aja, sama beli vitamin, gitu sih dek.
banyak obat yang dibeli
2.33 Gak dek, kuat kok balutannya. Gak lepas, kadang dibawa jalan juga
bisa.
P8 Pasien mengatakan balutannya tidak pernah
lepas
Balutan tidak mudah lepas
Manfaat kualitas bahan balutan
2.34 Kalo lepas sih gak lah dek, ikatan balautannya tetap
bagus kok.
P10 Pasien mengatakan bahwa balutannya bagus
dan tidak mudah lepas 2.35 Kalo balutannya baguslah,
Cuma karena cairan luka saya banyak haruslah
sekali tiga hari harus digantilah dek.
P7 Pasien mengatakan balutannya bagus dan
tidak mudah bocor
Balutan tidak mudah bocor
2.36 Balutannya rapi, udah gitukan gak ada yang bolong ketutup semuanya
dek, jadi gak ada lah bocornya sama sekali.
P8 Pasien mengatakn balutannya tidak mudah
bocor
2.37 Awalnya kan kondisi saya gemuk air dek, jadi dulu
cairan itu kayaknya tembus terus dari balutan tapi setelah dirawatlah ini
selama hampir empat bulan ya udah gak ada
kebocoran lagi, udah baguslah dia.
10 Pasien mengatakan balutannya tidak pernah
bocor
ribu terus, ini udah empat kali, jadi ngerasa sulit sih dek, berjuang juga buat
cari biaya.
dalam hal biaya perawatan
perawatan ekonomi dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance 3 Ya, apa yang ada lah kita
apa kan dulu, entah kereta digade atau semacam
itulah.
P2 Pasien menggadaikan barang untuk menjalani
perawatan luka
3.1 Iya dek, ibu kan dulu biaya dari ayah di Aceh tapi ayah itu udah meninggal, jadi agak kesulitan sih dek tapi tetep bersyukur bapak
rizal mau bantu meringankan.
P6 Pasien merasa sulit untuk meng membiayai
perawatan
3.2 Kendalanya kadang di materi, bingung nyarinya
tapi ya diusahakan terus memang.
P7 Pasien bingung cara mencari sumber dana
perawatan
Kebingung memikirkan biaya
perawatan
3.3 Kita kan tinggal di binjai dek, perjalanan dua jam lebih kemaren juga sempet
kesasar mau kemari, tapi untunglah sampe.
P5 Pasien pernah kesasar saat ingin berkunjung ke
klinik
Mengalami kesulitan akses klinik
Bidang Transportasi
3.4 Maunya letak klinik ini lebih strategis dan lebih mudah diakses sehingga mobil bisa sampe ke depan
klinik, jadi pasien kan gak harus dipapah dari simpang ke dalam klinik,
apalagi ini pasien luka. 3.5 Iya dek kendaraan susah,
kalo angkot kan gak sampe ketempat. Ini pun bisa bawa mobil karena ada kawan yang mau pinjemin
mobilnya.
P5 Pasien merasa sulit transportasi saat ingin
berkunjung ke klinik
Mengalami kesulitan kendaraan
4 Ya bapak kalau mandi harus dimandiin atau di lap
aja gitu ditempat tidur.
P4 Pasien mengatakan untuk mandi hanya bisa
di lap di tempat tidur
Kesulitan melakukan selama ini merasa malu sama isteri saya karena udah gak sanggup lagi ke kamar mandi, sulit untuk buang air kecil, mau buang
air besar juga harus merepotkan istri.
P5 Pasien tidak sanggup lagi ke kamar mandi
4.2 Ya saya kalau mandi paling dilap gitu aja sama ibu, terus kalo mau buang air besar mah dipakein
pispot.
P7 Pasien mengatakan untuk mandi hanya bisa
di lap di tempat tidur
4.3 Ibu ya palingan duduk aja terus deket, paling bergeser-geser dikt aja. Itulah aktivitas yang bisa
ibu lakuin.
P1 Pasien mengatakan hanya bisa bergeser saja
Kesulitan berjalan
4.4 Ya beginilah dek bapak aja mau masuk kesini kan harus pake kursi rodan
P4 Pasien mengatakakan harus dipapah saat
kan, inilah susah kadang. 4.5 Ya bapak kalau mau ke
kamar mandi di papah lah dek, ini kegiatan juga cuma duduk sama baring
ajalah disini.
P7 Pasien mengatakakan harus dipapah saat beraktifitas dan lebih
sering berbaring
4.6 Ya beginilah dek, harus pake kursi roda lah. Mana
bisa lagi jalan kalo kemaren itu.
P9 Pasien mengatakan harus menggunakan
kursi roda untuk beraktifita 4.7 Kita kan ada usaha sepatu
dek yang nah kalo ini sekarang saya udah gak bisa lah melanjutkan, jadi
anak lah yang kerjain, kasian dek tapi mau gimana lagi ya kan dek,
udah sakit kitanya.
P5 Pasien mengatakn tidak bisa melanjutkan usaha sepatu yang dimilikinya
Kesulitan melakukan usaha
4.8 Hmm, bapak sih sekarang udah bisa jalan ya dek dengan bantuan selop dari sini, jadi gak terlalu susah
lagi sekarang.
P2 Pasien mengatakan sudah mulai bisa
berjalan
Berjalan Aktivitas pasien setelah menjalani
perawatan luka dengan metode moisture balance 4.9 Pokoknya semenjak
nyerinya berkurang ibu udah bisalah beraktifitas,
gak harus dipapah lagi kalo jalan udah bisalah
sendiri pokoknya.
P6 Pasien mengatakan sudah bisa beraktifitas
tanpa dipapah
4.10 Baguslah dek, ini pun kan dek ibu sudah bisa
berjalan, terus gula darah juga terkontrol.
kadar gula terkontrol
4.11 Gak masalah sih dek, saya malah merasa senang sih
sudah bisa berjalan terus ikut jalan-jalan sama
keluarga.
P10 Pasien mengatakan sudah bisa berjalan bersama keluarga
4.12 Kalo sekarang sih ibu udah nyuci sendiri, mandi sendiri. Nah, lukanya ini ditutupi lah pake plastik
biar gak basah dia.
P6 Pasien mengatakan sudah bisa mencuci pakaiannya sendirir
Personal hygien
4.13 Kalo mandi ya ibu ambil plastik kresek, terus ikat dari sini kesini supaya gak
masuk air, terus ya udah mandi dek.
P3 Pasien mengatakan sudah bisa mandi
sendiri
5 Ya ini dek, ibu sih palingan kalo perlu aja
jalan. Lagian perawat disini juga saraninya jangan terlalu banyak gerak juga, terus kalo naik
kereta juga kan dek haruslah selalu diperhatikan kaki ini, jangan gerak karena kalo
kena knalpotnya kan bahaya.
P1 Pasien mengatakan melakukan aktifitas menjaga luka di
rumah
5.1 Inilah dek, ya paling duduk aja yang bisa
dilakuin kalo gak tidur, kalo jalan harus kalo ada
keperluan kali aja
tidur, berjalan sanagat dibatasi
5.2 Ya beginilah dek, gak boleh banyak jalan. Hanya duduk-duduk ajalah bapak.
P7 Pasien mengatakan tidak boleh terlalu
banyak berjalan 5.3 Ya dibatasin ajalah dek
pergerakan kan, gak bisa sesuka kita mau jalan kemana kemana, soalnya
kan kita juga udah gak terlalu merasa kakinya, jadi takutlah kalo banyak
aktivitas.
P8 Pasien mengatakan membatasi pergerakan
5.4 Kalau saya ngerasa oyong ya saya gak bergerak dek,
tidur aja gitu di tempat tidur gak ada jalan.
P10 Pasien mengatakan jika sedang oyong akan berhenti beraktifitas
5.5 Kalau jalan yah tetep gunakan sendal lah ya kan, ini kan disini ada disediain
sendal diabetik dek.
P5 Pasien mengatakan saat berjalan menggunakan
sendal diabetik
Menggunakan sendal diabetik
5.6 Ini kan dek, saya kemaren mau gak pake sendal kalo jalan, jadi ntah kena apa gitu luka lagi jadi sekarang
ya biar begitu lagi makanya saya pakelah
sendal ini.
P2 Pasien mengatakan saat berjalan menggunakan
sendal diabetik
5.7 Enak ini dek minum susu, biasa mah kalo berobat
P3 Pasien merasa enak saat mengkonsumsi susu
Mengkonsumsi susu diabetik
kan ke rumah sakit minum obat kalo disini sih dikasih minum susu diabetik, nah
takarannya pas buat 4-5 hari dek, siap itu ya kita
beli lagi.
diabetik
5.8 Inilah dek kalo dirumah biar enakan gitu kan bou minum susu diabetik ini.
P9 Pasien mengatakan saat berjalan menggunakan
sendal diabetik 5.9 Yah paling sering sih
kalau ibu makannya sayur bening, rebus-rebus gitu aja dek kayak sawi sama kentang. Nasi paling dua kali sehari gitu, gantinya entah jagung entah ubilah.
P1 Pasien mengatakan lebih banyak mengkonsumsi sayur
Pola makan
5.10 Kalau ibu makan nasi kadang mau sekali aja sehari terus digantiin sama
makan ubi gitu, itu kan gak manis kali kan dek, atau gak makan roti tawar yang asin itu, terus makan buah-buahan tapi jangan
yang manis kali lah, kadang juga mau bikin jus
wortel campur tomat, jipang kecil dijus.
P2 Pasien mengatakan lebih banyak memakan
buah dan jus dibarengi dengan roti tawar
5.11 Ya biasa kan selain nasi dek tambahannya snack kue, pisang goreng atau
telurlah, kadang mau juga makan gandum equal itu. 5.12 Kalau saya makan dek gak
terlalu selera, tapi seneng makan pisang atau ada itu
namanya suun gitu dek.
P4 Pasien suka makan buah pisang dan suun
5.13 Kalo makan pokoknya gak bolehlah yang pake bumbu aneh-aneh kayak mecin
gitu dek, nasi juga seadanya aja makan, gak
bisa banyak.
P5 Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak
bumbu penyedap
5.14 Kalau makan nasi sih bapak sedikit ajalah ya dek, gak banyak-banyak lagi. Porsi makan gak bisa
nambo-nambo lagi.
P7 Pasien mengatakan hanya sedikit makan
nasi
5.15 Yah kalo makan nasi tetep tapi dibatasin, terus lebih banyak ke makan sayur sih
kayak sayur bayam, cabe-cabean juga dihindarin
dek.
P8 Pasien mengatakan membatasi konsumsi nasi dan lebih banyak
konsumsi sayur
5.16 Inilah kalo bou makannya harus diet, dalam arti bou
ini makan nasi cuman dikitlah, diporsiin gitu.
P9 Pasien mengatakan melakukan diet diabetik
5.17 Disini bou juga konsumsi vitamin tambahan biar badan juga sehat kan dek,
terus biar ngejaga nutrisi
P9 Pasien mengatakan mengkonsumsi vitamin
lukanya juga. 5.18 Ini saya juga ada dikasih
buat konsumsi vitamin dek, terus juga beli produk herbal gitu namanya pheng chuang untuk anti infeksi
dia.
Lampiran 13 Riwayat Hidup
Nama : Anita Carolina Yosefine
Tempat Tanggal Lahir :Jakarta, 11 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Gaharu Bambu III no.17 Medan Timur
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 05 Jakarta Tahun 1999 - 2005
2. SLTPN 193 Jakarta Tahun 2005 - 2008
3. SMA Methodist 8 Medan Tahun 2008 - 2011
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetic Association. (2007). How to Keep Your Feet.diakses 25
September 2015, dari
Adib. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering Menyerang Kita. Jogjakarta: Buku Biru.
Arisanty, Irma P. (2014). Manajemen Perawatan Luka: Konsep Dasar. Jakarta: EGC.
A, Sharp, & J, Clark. (2011). Diabetes and Its Effects on Wound Healing. Nursing Standard. 25, 45, 41-47.
Basit, Abdul & Nawaz, Asmat. (2013). Preventing Diabetes-Related Amputations in a Developing Country-teps in The Right Direction. Diakses tanggal 11
Februari 2016 dari
Bolton, Laura. (2010). Moist Wound Healing with Limited Resources. www.woundsresearch.com. diakses tanggal 16 Oktober 2015.
Braun, Liza R., Fisk, Whitney A., Lev-Tov, Hadar., Kirsner, Robert s., & Isseroff, Roslyn. 2014. Diabetic Foot Ulcer: An Evidence-Based Treatment Update. Vol 15. Page: 267-281.
Bryant, Ruth, & Nix, Denise. (2006). Acute & Chronic Wounds Current Management Concepts Third Edition. Minnesota: Elsevier.
Dunning, Trisha. 2009. Care of People with Diabetes: A Manual of Nursing Pratice 3rd Edition. Willey Blacwell.
Ekaputra, Erfandi. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Jakarta: TIM.
Fahrurrozi, & Purba, Teddy. (2014). Perawatan Luka Home Care di Deli Serdang. alphawoundcare88.com.
Gayatri, Dewi., Kristianto, Heri., & Nurachmah, Elly. (2011). Aspek Kenyamanan Pasien Luka Kronik Ditinjau dari Transforming Growth Factor β1 dan Kadar Kortisol. Makara, Kesehatan. Vol. 15, No: 2, Desember 2011: 73-80
Gitarja. 2008. Perawatan Luka Dibates. Bogor: WOCARE Publishing
Hendra. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI
Hidayat, Nur. 2015. Teknologi Baru Perawatan Luka Modern. Jakarta: Gatra News
Hizkia, Indra. 2013. Pengaruh Aplikasi Modern Dressing Terhadap Kepuasaan Pasien dalam Perawatan Luka di Klinik Perawatan Luka Mandiri. Tesis Magister pada Fakultas Keperawatan USU: tidak diterbitkan
InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes.
International Best Practice Guildlines: Wound Management in Diabetic Foot Ulcers. Wound International. (2013). Diakses tanggal 29 Januari 2016 dari
Jones et al. (2007).Early onset type 2 diabetes: risk factors, clinical impact and
management
Kavitha, Karakkatu Vijayan., Tiwari, Shalbha., Purandare, Vedavati Bharat., Khedkar, Sudam., & Sameer, Shilpa. 2014. Choice of Wound Care in Diabetic Foot Ulcer: A Practical Approach. Vol 5, Issues 4. Page: 546-556.
Lagana, Gail, & Anderson, Elizabeth H. 2010. Moisture Dressing:The New Standard in Wound Care. The Journal for Nurse Practitioners.
Langi, Yuanita. (2011). Penatalaksanaan Ulkus Kaki Diabetes secara Terpadu. Vol 3, No: 2, Desember 2015.
Liesenfeld, B. A. (2009). Telemedical Approach to The Screening of Diabetic Retinopathy: Digital Rundus Photography. Diabetes Care. 2000;23:345–8.
Maryunani, Anik. 2013. Perawatan Luka Modern Praktis Pada Wanita dengan Luka Diabetes. Jakarta. Trans Info Media.
Maryunani, Anik. 2013. Step by Step Perawatan Luka Diabetes dengan Perawatan Luka Modern. Bogor: In Media.
Novak M (2010). Diabetes Mellitus. In Nettina SM (Ed) Manual of Nursing Practice. Lippincott Williams & Wilkins, Wolters Kluwer, London. Page 944-969.
O’Connor, Jhon. (2009). Moist is Better Than Dry for Wound Healing, Panel Notes.
Ose, Maria Imaculata. (2013). Pengaruh Perawatan LukaTeknik Balutan Wet-dry dan Moist Wound Healing dengan Hydrocoloid dressing pada
Parson, J.K. 2010. A Modern Dressing Range to Meet Today’s Wound Care Challenges. Wound Care. Vol 27, Number 5.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice (9th ed). Philadelphia: Lippincott.
Sari, Yunita. 2015. Perawatan Luka Diabetes. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saryono & Anggreini, M. D. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Smith, J. 2003. Review: Debridement using hydrogel seems to better than standard wound care for healing diabetic foot ulcer. ACP Journal Club. Page: 16.
Soegondo & Sukardji. (2008) Diabetes. The Silent Killer. www.medicastore.com. diakses tanggal 20 Oktober 2015.
Stephen & William. 2011. Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine (Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tallis, Arthur., Motley, Travis A., Wunderlich, Robert P., Dickerson, Jaime E., Waycaster, Curtis., & Slade, Herbert B. 2013. Clinical and Economic Assessment of Diabetic Foot Ulcer Debridement with Collagenase: Result of a Randomized Controlled Study. Clinical Therapeutics. Vol 35, Number 11.
Tudhope. (2008). Wound Healing Southern Africa. The Diabetic Foot: Protocol and Current Therapies. Vol 1, no 1. diakses tanggal 9 Februari 2016, dari www.woundhealing.co.za.
Wijonarko. 2013. Tehnik Dressing pada Ulkus Diabetikum. Skripsi Strata pada Fakultas Kedokteran UI: tidak diterbitkan.
29
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi. Fenomenologi adalah
suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-orang dalam
situasi tertentu. Fokus utama fenomenologi ini adalah pengalaman nyata, dimana
penelitian ini menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena
pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu
pada situasi alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami
fenomena yang dikaji (Saryono & Anggreini, 2010).
Pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang pengalaman pasien luka kaki diabetik dalam menjalani
perawatan luka dengan metode moisture balance.
2. Partisipan
Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu metode pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam penelitian
(Polit & Beck, 2012). Adapun kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah (1)
pasien luka kaki diabetik yang sudah menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balanceselama 2-3 bulan (2)komunikatif (3) bersedia menjadi partisipan yang dinyatakan secara verbal atau dengan menandatangani surat perjanjian
30
Jumlah partisipan pada penelitian ini berjumlah 10 orang. Pengambilan
sampel pada penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan
pada asas kesesuaian dan kecukupan informasi sampai mencapai saturasi data
(Polit & Beck, 2012).Pada penelitian ini sudah terjadi saturasi data saat partisipan
sepuluh.
3. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Asri Wound Care Center Medan. Pemilihan
lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut: (a) Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa kepuasaan pasien dalam menjalani perawatan luka kaki
diabetik dengan metode moisture balance mencapai 60% (Hizkia, 2014) ; (b)
belum adanya penelitian tentang pengalaman pasien dalam menjalani perawatan
luka kaki dengan metode moisture balance di klinik.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari September 2015 sampai Juli 2016.
Pengumpulan data dilakukan dari 4 April 2016 sampai 30 Mei 2016 di Asri
Wound Care Center Medan.
4. Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu
mengajukan suratethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin,
selanjutnya peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang telah
31
Setelah terbina hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan,
peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan memberikan lembar persetujuan
(informed concent). Jika partisipan setuju maka partisipan menandatangani lembar
persetujuan, namun jika partisipan tidak setuju, maka peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati hak-haknya karena partisipan tersebut sifatnya suka rela dan
partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri. Peneliti juga tidak akan
mencantumkan nama partisipan hanya inisial saja (anonymity). Selain itu,
identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality), hanya informasi yang
diperlukan yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua bagian. Instrumen pertama merupakan Kuesioner Data Demografi (KDD)yang berisi
pernyataan mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) berupa inisial, jenis kelamin, dan usia.
Instrumen kedua merupakan panduan wawancara berisi 5 pertanyaan yang
diajukan seputar pengalaman pasien luka kaki diabetik dalam menjalani
perawatan luka dengan metode moisture balance. Instrumen panduan wawancara
ini telah divalidasi oleh 3 dosen pakar Keperawatan Medikal Bedah di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera dan memperoleh ethical clearance dari
32
Utara,kemudian peneliti meminta izin Asri Wound Care Center Medan untuk
melakukan penelitian. Peneliti selanjutnya mengambil data pasien luka kaki
diabetik yang menjalani perawatan luka dengan metode moisture balanceuntuk
memperoleh data calon partisipan. Peneliti setelah mendapatkan data pasien
melakukanprolonged engagement yaitu dengan cara mengadakan satu kali
pertemuan. Akan tetapi, peneliti tetap memanfaatkan waktu yang telah disediakan
oleh partisipan untuk melakukan prolonged engagement. Hal ini dimaksudkan
agar antara peneliti dan partisipan tumbuh hubungan saling percaya dan memiliki
keterkaitan yang lama sehingga akan semakin akrab, semakin terbuka dalam
memberikan informasi sehingga informasi yang diperoleh akan lebih lengkap.
Pada tahap ini, peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud, tujuan dan
pengumpulan data yang dilakukan terhadap partisipan.Langkah selanjutnya,
setelah partisipan bersedia untuk diwawancarai maka partisipan diminta membaca
dan mengisi lembar persetujuan dan data demografi untuk mendapatkan data
dasar.
Peneliti setelah mendapatkan persetujuan dari partisipan kemudian
melakukanpilot study. Pilot study adalah suatu cara untuk melakukan studi awal
dalam skala kecil atau suatu tes yang digunakan sebagai persiapan untuk
penelitian kualitatif (Polit & Beck, 2012). Pilot study dilakukan dengan cara
mewawancarai seorang pasien luka kaki diabetik di ASRI Wound Care Center
Medan yang dapat dijadikan subjek penelitian (partisipan). Hal ini dilakukan
33
rumusan masalah penelitian dan sebagai latihan bagi peneliti untuk melakukan
pengumpulan data dengan teknik wawancara.
Setelah pilot study dilakukan, hasil wawancara dari pilot study dibuat
dalam bentuk transkrip. Selanjutnya dikonsultasikan dengan pembimbing. Setelah
mendapat persetujuan pembimbing, kemudian peneliti melanjutkan wawancara
kepada partisipan berikutnya.
Peneliti melakukan wawancara mendalam atau in-dept interview. In depth
interview adalah salah satu cara pengumpulan data melalui percakapan dan proses tanya jawab antara peneliti dengan partisipan yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan tentang makna-makna subjektifitas yang dipahami oleh individu
(Polit & Beck, 2012). Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil
wawancara dengan alat perekam suara. Lama wawancara untuk setiap partisipan
dilakukan sekitar 45 menit. Peneliti menggunakan panduan wawancara yang telah
dibuat untuk memandu peneliti mengumpulkan informasi. Setelah itu peneliti
melanjutkan mengajukan berbagai pertanyaan dengan menggunakan teknik
probing. Teknik probing ini dilakukan pada saat in-dept interview dengan memberikan pertanyaan yang terbuka. Tujuan teknik probing adalah untuk
memunculkan informasi-informasi yang lebih rinci, berguna, dan spesifik dari
setiap partisipan dalam setiap wawancara yang dilakukan (Polit & Beck, 2012).
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti
membuat transkrip hasil wawancara setiap kali selesai wawancara. Peneliti
mengelompokan data dan menguraikan data kedalam bentuk narasi kedalam
34
ulang hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan kepada sepuluh partisipan.
7. Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain. (Polit & Beck, 2012). Proses analisa data dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data. Setiap selesai wawancara peneliti langsung
membuat transkrip hasil wawancara dilengkapi dengan catatan lapangan,
kemudian transkrip tersebut dibaca berulangkali.
Peneliti menggunakan metode Collaizi (1978) dalam (Polit & Beck,
2012) yang meliputi: (1) membaca semua transkrip wawancara untuk
mendapatkan perasaan mereka, (2) meninjau setiap transkrip dan menarik
pernyataan yang signifikan, (3) menguraikan arti dari setiap pernyataan yang
signifikan, (4) mengelompokkan makna-makna tersebut ke dalam
kelompok-kelompok tema, (5) mengintegrasikan hasil ke dalam bentuk deskripsi, (6)
memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai
identifikasi pernyataan setegas mungkin, (7) memvalidasi apa yang telah
35
8. Tingkat Kepercayaan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data
divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu credibility, dependability, confirmability, transferability, dan authenticity (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).
Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya
oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.
Confirmability pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa seluruh transkrip wawancara dan tabel analisis tema kepada ahli di kualitatif. Dalam hal
ini dilakukan oleh pembimbing yang merupakan pakar penelitian kualitatif.
Kemudian peneliti menentukan tema dari hasil penelitian dalam bentuk matriks
tema.
Dependability merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang peneliti lakukan.
Transferability mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk
melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu
dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki karakteristik yang sama.
Authenticity memfokuskan pada sejauh mana peneliti dapat menunjukkan berbagai realitas. Authenticitymuncul dalam penelitian ketika responden
menyampaikan pengalaman mereka dengan penuh perasaan. Penelitian ini
36
kehidupan yang digambarkan, dan memungkinkan pembaca untuk
36
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam
pengalaman pasien dalam menajalani perawatan luka kaki diabetik dengan
menggunakan metode moisture balance di Asri Wound Care Center Medan .Hasil
penelitian yang dibahas adalah karakteristik partisipan dan tema hasil analisa data
penelitian.
2. Karakteristik Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Kesepuluh partisipan
dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai.
Para partisipan adalah pasien yang menjalani perawatan lukaki diabetik dengan
metode moisture balance di Asri Wound Care Center Medan. Karakteristik
partisipan pada penelitian ini meliputi usia dan jenis kelamin. Dari kesepuluh
partisipan mayoritas partisipan berusia antara 59-65 tahun (n=4, 40 %), dan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (n=6, 60%). Data demografi partisipan
37
Tabel 4.1.
Karakteristik Partisipan
3. Pengalaman pasien luka kaki diabetik dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance di Asri Wound Care Center Medan
Hasil menelitian mendapatkan tema terkait pengalaman pasien luka kaki
diabetik dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance di Asri
Wound Care Center Medan meliputi (1) tahap perawatan luka dengan metode
moisture balance, (2) manfaat penerapan perawatan luka dengan metode moisture balance pada pasien, (3) kendala dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance pada pasien (4) riwayat aktifitas sehari-hari, (5)
cara menjaga luka dan kontrol gula darah di rumah.
Karakteristik Frekuensi
Persentase (%)
Usia
45-51 tahun 2 20
52-58 tahun 3 30
59-65 tahun 4 40
66-75 tahun 1 10
Jenis kelamin
Perempuan 6 60
38
3.1 Tahap perawatan luka dengan metode moisture balance
Berdasarkan analisa data didapatkan ada 2 tahap dalam merawat
luka dengan metode moisture balance menurut partisipan yaitu (1)
melakukan pembersihan luka, (2) melakukan penutupan luka
1. Mencuci luka
Beberapa partisipan dalam penelitian ini menyatakan saat luka
mereka dirawat maka hal yang dilakukan pertama setelah pembukaan
balutan lama adalah melakukan pencucian luka. Hal ini sesuai dengan
pernyataan berikut:
“Disini luka dicuci terlebih dahulu oleh pak Asrizal.” (Partisipan 2) “Oh iya lukanya dicuci pake air sama cairan infus.”
(Partisipan 3) “Iya luka pasti dicuci terus dibersihin pake kasa-kasa itu sama cairan infus gitu dek.”
(Partisipan 6) “Iya lukanya ini dicuci terus pake air rebusan daun jambu biji dek.”
(Partisipan 7) “Selama dirawat dibersihin aja terus dicuci dengan hati- hati.”
(Partisipan 9) “Lukanya dibersihkan pake sabun khusus luka.”
39
2. Debridement
Tiga dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan
selama menjalani perawatan luka, jaringan mati yang ada pada luka
mereka diambil secara keseluruhan oleh perawat luka seperti peryataan
partisipan berikut :
“Jaringannya diambil semua yang mati sama mereka-mereka ini, sampe habislah pokoknya pake gunting.”
(Partisipan 2) “Dikorek-korek jaringannya yang sudah tidak berfungsi.”
(Partisipan 9) “Dibersihin terus sel selaput kulit matinya dikeluarin juga pake guntinglah diguntingin terus dilap pake kasa.”
(Partisipan 10) 3. Dressing
Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa
perawat menutup luka menggunakan gel/ salep, seperti pernyataan
partisipan berikut:
“Setelah dibersihkan dikasih salep, Allhamdulilah banyak kemajuan ini terus diperbanlah ini lukanya..”
(Partisipan 2) “ Itu apa sih namanya? Obat luka lah kayak salep gitu, putih-putih gitu dia, terus kan dek dibalutlah dia pake perban sampe ketutup lukanya.”
(Partisipan 3) “Inilah ditaro obat gitu dia kayak gel ada, kayak salep juga ada dek, ya inilah abis salep dibalut lah pake yang putih ini..”
(Partisipan 7) “Habis dibersihin kan dek dikasih obat krim lukanya ini, abis itu kan dek dibalutlah dia.”
40
“Ada ditaro krim supaya tumbuh dagingnya seperti bentuk jel, terus ada krim mungkin untuk lukanya supaya kelembapan dalam kulitnya itu supaya gak ada kuman.”
(Partisipan 10) 3.2 Manfaat penerapan perawatan luka dengan metode moisture balance pada
pasien
Berdasarkan analisa data didapatkan ada 3bagian manfaat dalam menjalani
perawatan luka dengan metode moisture balance yaitu (1) manfaat yang dirasakan
di bidang psikologis, (2) manfaat yang dirasakan di bidang fisik, (3) manfaat yang
dirasakan dibidang ekonomi
1. Manfaat yang dirasakan di bidang psikologis
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka
dengan moisture balance di bidang psikologis ada dua yaitu senang dan semangat.
a. Pasien merasa senang
Empat partisipan dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa mereka
senang dalam menjalani perawatan luka, seperti pernyataan partisipan berikut:
“Ya enak, menyenangkanlah dek bisa lihat hasilnya baik dan bagus.”
(Partisipan 1) “Senang selama disini karena sudah bertumbuh dagingnya.”
(Partisipan 2)
“Sebetulnya perawatan disinilah lebih enak, menyenangkan, karena kan dek kalo di rumah sakit rasanya panik. Rasanya kayak selalu panik, takut gitu ngelihat alat-alat.
41
“Ya senanglah bapak juga baik kan ngerawatnya, apalagi dia orang aceh jadi enak ibu ngobrol sama bapak waktu lagi dirawat.”
(Partisipan 6) “Ya senanglah dek karena kan ini luka sudah nampak baik, ya jadi senanglah.”
(Partisipan 8) b. Pasien merasa semangat
Dua partisipan dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa mereka
semangat dalam menjalani perawatan luka, seperti pernyataan partisipan berikut:
“Ya semangatlah berobatnya ya kan dek, karena sudah membayangkan hasilnya pasti baik.”
(Partisipan 5) “Ya semangatlah, usahalah namanya kan dek berserah kepada Allah mau sembuh mau gak, kan Dia yang ngatur.”
(Partisipan 7) 2. Manfaat yang dirasakan di bidang fisik
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka
dengan moisture balance di bidang fisik ada empat yaitu rasa nyeri berkurang,
luka cepat sembuh, jaringan tumbuh, kondisi kesehatan tubuh membaik,dan bau
luka sudah tidak tercium lagi
a. Rasa nyeri berkurang
Beberapa partisipan menyatakan bahwa setelah melakukan perawatan
luka dengan metode moisture balance rasa nyeri yang dirasaka karena luka
berkurang, hal ini sesuai dengan pernytaan partisipan sebagai berikut:
42
“Lama kelamaan udah gak terasa lagi nyerinya.”
(Partisipan 2) “Iya terkadang panas kadang nyeri tapi ini sudah berkuran dek.”
(Partisipan 4)
“Nyeri juga udah semakin berkurang. Pokoknya semakin bisalah ibu juga aktivitas sendiri.”
(Partisipan 6)
“Kemaren iya nyeri dek. Tapi ini udah gak lah. Kalo pun ada, sikit-sikit dia.”
(Partisipan 7) “Lebih enak sekarang lah. Tapi nyerinya masih ada lah, karna masih luka.”
(Partisipan 9) b. Luka cepat sembuh
Dua dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa penyembuhan lukanya
cepat sembuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:
“Lumayan cepet sih sembuhnya cuma dalam hitungan bulan aja, gak sampe bertahun.”
(Partisipan 1) “Iya lukanya kan udah mulai sembuh, perubahannya kan cepat dari yang kemarin lukanya lebar sekarang udah ada tertutup.”
43
c. Jaringan cepat tumbuh
Tiga dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa jaringan kulit selama
menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance tumbuh dengan cepat.
Hal ini sesuai dengan pernyataaan partisipan sebagai berikut:
“Ya gitulah ya, bagus sampe baik, tadinya bolong sampe segini (menunjuk bagian luka) tapi abis dikerjain sama pak Rizal perlahan baiklah, balik lagi semua kulitnya.”
(Partisipan 1) “Waktu di awal sih dek masih lambat ya karena baru-baru tapi ini setelah rawatan semakin cepet dagingnya tumbuh.”
(Partisipan 2) “Dari yang kemaren lukanya lebar setelah dirawat nutuplah dia lukanya itu.”
(Partisipan 9) d. Kondisi kesehatan tubuh membaik
Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa kondisi
tubuhnya semakin membaik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai
berikut:
“Saya ya merasa semakin sehat, badan enak aja rasanya dek.” (Partisipan 1) “ Ya saya merasa sangat membaik tubuh ini, makin enak lah karena udah fit itu juga.”
(Partisipan 3) “Cemana dibilang, namanya kita berobat kan supaya cepat baik. Jadi saya rasa, penyakit saya ini udah semakin berkurang.”
(Partisipan 5) “Kalo secara pribadi merasa semakin baik kehidupan saya, apalagi saya kemaren kan infeksi nah ini dia udah gak lagi.”
44
(Partisipan 8) “Sungguh lebih baik sekarang kesehatan saya, udah lebih enakan lah.”
(Partisipan 9) “Iya dek, kondisi badan saya juga sudah fit, gak oyong lagi.”
(Partisipan 10) e. Bau luka sudah berkurang
Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa setelah menjalani
perawatan luka, bau lukanya semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan partisipan sebagai berikut:
“Baunya udah berkurang ini dek, kemaren mah bau banget.” (Partisipan 7) “Sebelum perawatan ini luka ibu kan bau bangke tapi setelah dirawat sikit pun gak ada bau.”
(Partisipan 8) 3. Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka
dengan moisture balance di bidang ekonomi ada dua yaitu biaya sebanding
dengan kesembuhan, dan lebih murah dari pengobatan lain.
a. Biaya sebanding dengan kesembuhan
Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa biaya
perawatan sebanding dengan kesembuhan yang didapat. Hali ini sesuai dengan
pernyataan berikut:
“Kalo disini ya biayanya diusahakanlah dek, tapi kalo disini kan dek kesembuhannya sebanding kok sama harganya.”
45
“Ya kalo masalah biaya itu sebenernya relatif dek, ya kalo murut bapak sih ini sesuai sama apa yang didapat dek.”
(Partisipan 5) “Ya sekali rawatan 500-600 ribu, cuma yah ini sebanding sama
kesembuhan. Dari pada dirumah sakit kadang mau asal-asalnkan perawatannya.”
(Partisipan 8) “Cukup signifikan lah dek kalo biayanya cuma kalo udah mulai
membaik dia inilh turun harganya, mungkin karena peralatan yang dipake gak banyak lagi.”
(Partisipan 9) “Ya gak masalah sih dek biaya, selama ini hasil yang didapat juga baik kok.”
(Partisipan 10) b. Biaya lebih murah dari pengobatan lain
Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa biaya perawatan luka
dengan moisture balance lebih murah dari pengobatan lain. Hal ini sesuai dengan
pernyataan berikut:
“Saya rasa dimana-mana saya alami, disini lah baru nampak dia hasil pengobatan itu dek udah gitu dia malah meringankan kita, disesuaikan lah sama kemampuan kita gak kayak rumah sakit atau klinik, lebih pukul rata harganya.”
(Partisipan 5) “Hmm, mungkin dengan konsultasi begini lebih bagus kan ya, obat juga gak banyak yang mau dibeli, paling cuman bayar rawatannya aja, sama beli vitamin, gitu sih dek.”
(Partisipan 10) 4. Manfaat Kualitas Bahan Balutan
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa manfaat perawatan luka
dengan moisture balancedilihat dari kualitas balutannya ada dua yaitu balutan
46
a. Balutan tidak lepas
Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa
balutan yang digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik dengan metode
moisture balance tidak mudah lepas. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Gak dek, kuat kok balutannya. Gak lepas, kadang dibawa jalan juga bisa.”
(Partisipan 8) “Kalo lepas sih gak lah dek, ikatan balautannya tetap bagus kok.”
(Partisipan 10) b. Balutan tidak mudah bocor
Tiga dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa
balutan yang digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik dengan metode
moisture balance tidak mudah bocor. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Kalo balutannya baguslah, Cuma karena cairan luka saya banyak haruslah sekali tiga hari harus digantilah dek.”
(Partisipan 7) “Balutannya rapi, udah gitukan gak ada yang bolong ketutup
semuanya dek, jadi gak ada lah bocornya sama sekali.”
(Partisipan 8) “Awalnya kan kondisi saya gemuk air dek, jadi dulu cairan itu
kayaknya tembus terus dari balutan tapi setelah dirawatlah ini selama hampir empat bulan ya udah gak ada kebocoran lagi, udah baguslah dia.”
47
3.3 Kendala pasien dalam menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balance
Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua kendala selama menjalani
perawatan luka yaitu (1) kendala di bidang ekonomi, dan (2) kendala di
transportasi
1. Bidang ekonomi
Partisipan dalam penelitian mengatakan bahwa mereka mengalami
kesulitan biaya dan bingung memikirkan sumber biaya perawatan.
a. Kesulitan membiaayai perawatan
Tiga dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa kesulitan ekonomi
merupakan kendala selama menjalani perawatan luka. Hal ini sesuai dengan
pernyataan partisipan berikut:
“Tiap sekali berobat 350 ribu terus, ini udah empat kali, jadi ngerasa sulit sih dek, berjuang juga buat cari biaya.”
(Partisipan 1) “Ya, apa yang ada lah kita apa kan dulu, entah kereta digade atau semacam itulah.”
(Partisipan 2) “Iya dek, ibu kan dulu biaya dari ayah di Aceh tapi ayah itu udah meninggal, jadi agak kesulitan sih dek tapi tetep bersyukur bapak rizal mau bantu meringankan.”
(Partisipan 6) b. Kebingung memikirkan biaya perawatan
Salah satu dari sepuluh partisipan menyatakan bahwa bingung
memikirkan biaya selama perawatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Kendalanya kadang di materi, bingung nyarinya tapi ya diusahakan terus memang.”
48
2. Bidang Transportasi
Partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mengalami kesulitan
dalam hal transportasi yaitu kesulitan akses klinik dan mengalami kesulitan
kendaraan.
a. Mengalami kesulitan akses ke klinik
Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan
untuk mengakses ke klinik perawatan luka. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berikut:
“Kita kan tinggal di binjai dek, perjalanan dua jam lebih kemaren juga sempet kesasar mau kemari, tapi untunglah sampe.”
(Partisipan 5) “Maunya letak klinik ini lebih strategis dan lebih mudah diakses sehingga mobil bisa sampe ke depan klinik, jadi pasien kan gak harus dipapah dari simpang ke dalam klinik, apalagi ini pasien luka.”
(Partisipan 10) b. Mengalami kesulitan kendaraan
Salah satu dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengalami
kesulitan masalah kendaraan menuju ke klinik. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berikut:
“Iya dek kendaraan susah, kalo angkot kan gak sampe ketempat. Ini pun bisa bawa mobil karena ada kawan yang mau pinjemin mobilnya.”
(Partisipan 5) 3.4 Riwayat aktivitas sehari-hari
Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua riwayat aktivitas
49
yaitu (1) aktivitas pasien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balance, dan (2) aktivitas pasien sesudah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance
1. Aktivitas pasien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balance
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sulit menjalani aktivitas
keseharian mereka yaitu kesulitan melakukan personal hygien kesulitan berjalan,
dan kesulitan menjalani usaha.
a. Kesulitan melakukan personal hygien
Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa kesulitan
untuk melakukan personal hygien sebelum menjalani perawatan luka dengan
metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Ya bapak kalau mandi harus dimandiin atau di lap aja gitu ditempat tidur.”
(Partisipan 4) “Ya itu lah yang saya selama ini merasa malu sama isteri saya karena udah gak sanggup lagi ke kamar mandi, sulit untuk buang air kecil, mau buang air besar juga harus merepotkan istri.”
(Partisipan 5) “Ya saya kalau mandi paling dilap gitu aja sama ibu, terus kalo mau buang air besar mah dipakein pispot.”
(Partisipan 7) b. Kesulitan berjalan
Beberapa partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan berjalan
sebelum menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. Hal ini
50
“Ibu ya palingan duduk aja terus deket, paling bergeser-geser dikt aja. Itulah aktivitas yang bisa ibu lakuin.”
(Partisipan 1) “Ya beginilah dek bapak aja mau masuk kesini kan harus pake kursi rodan kan, inilah susah kadang.”
(Partisipan 4) “Ya bapak kalau mau ke kamar mandi di papah lah dek, ini
kegiatan juga cuma duduk sama baring ajalah disini.”
(Partisipan 7) “Ya beginilah dek, harus pake kursi roda lah. Mana bisa lagi jalan kalo kemaren itu.”
(Partisipan 9) c. Kesulitan melakukan usaha
Salah satu partisipan mengatakan bahwa mengalami kesulitan untuk
melanjutkan usaha sebelum menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan
metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan:
“Kita kan ada usaha sepatu dek yang nah kalo ini sekarang saya udah gak bisa lah melanjutkan, jadi anak lah yang kerjain, kasian dek tapi mau gimana lagi ya kan dek, udah sakit kitanya.”
(Partisipan 5) 2. Aktivitas pasien setelah menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balance
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa mengalami kemajuan
untuk melakukan aktivitas sendiri setelah menjalani perawatan luka dengan.
metode moisture balance yaitu berjalan, dan personal hygien.
a. Berjalan
Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka
mengalami kemudahan dalam berjalan setelah menjalani perawatan luka dengan
51
“Hmm, bapak sih sekarang udah bisa jalan ya dek dengan bantuan selop dari sini, jadi gak terlalu susah lagi sekarang.”
(Partisipan 2) “Pokoknya semenjak nyerinya berkurang ibu udah bisalah
beraktivitas, gak harus dipapah lagi kalo jalan udah bisalah sendiri pokoknya.”
(Partisipan 6) “Baguslah dek, ini pun kan dek ibu sudah bisa berjalan, terus gula darah juga terkontrol.”
(Partisipan 8) “Gak masalah sih dek, saya malah merasa senang sih sudah bisa berjalan terus ikut jalan-jalan sama keluarga.”
(Partisipan 10) b. Personal hygien
Dua dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mereka mengalami
kemudahan dalam melakukan personal hygien setelah menjalani perawatan luka
dengan metode moisture balance. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikuit:
“Kalo sekarang sih ibu udah nyuci sendiri, mandi sendiri. Nah, lukanya ini ditutupi lah pake plastik biar gak basah dia.”
(Partisipan 6) “Kalo mandi ya ibu ambil plastik kresek, terus ikat dari sini kesini supaya gak masuk air, terus ya udah mandi dek.”
(Partisipan 3) 3.5 Cara pasien menjaga luka di rumah
Berdasarkan analisa data didapatkan ada dua cara pasien menjaga luka
yaitu (1) pembatasan aktivitas, (2) mengkonsumsi gizi seimbang.
1. Pembatasan aktivitas
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa untuk menjaga luka
pasien melakukan pembatasan aktivitas dengan berjalan seperlunya, memakai
52
a. Berjalan seperlunya
Beberapa pasien dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka
melakukan aktivitas berjalan seperlunya untuk membatasi aktivitas. Hal ini sesuai
dengan pernyataan berikut:
“Ya ini dek, ibu sih palingan kalo perlu aja jalan. Lagian
perawat disini juga saraninya jangan terlalu banyak gerak juga, terus kalo naik kereta juga kan dek haruslah selalu diperhatikan kaki ini, jangangerak karena kalo kena knalpotnya kan bahaya.”
(Partisipan 1) “Inilah dek, ya paling duduk aja yang bisa dilakuin kalo gak tidur, kalo jalan harus kalo ada keperluan kali aja.”
(Partisipan 4) “Ya beginilah dek, gak boleh banyak jalan. Hanya duduk-duduk ajalah bapak.”
(Partisipan 7) “Ya dibatasin ajalah dek pergerakan kan, gak bisa sesuka kita mau jalan kemana kemana, soalnya kan kita juga udah gak terlalu merasa kakinya, jadi takutlah kalo banyak aktivitas.”
(Partisipan 8) “Kalau saya ngerasa oyong ya saya gak bergerak dek, tidur aja gitu di tempat tidur gak ada jalan.”
(Partisipan 10) b. Menggunakan sendal diabetes
Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa
mereka menggunakan sendal diabetes saat berjalan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan berikut:
“Kalau jalan yah tetep gunakan sendal lah ya kan, ini kan disini ada disediain sendal diabetes dek.”
53
“Ini kan dek, saya kemaren mau gak pake sendal kalo jalan, jadi ntah kena apa gitu luka lagi jadi sekarang ya biar begitu lagi makanya saya pakelah sendal ini.”
(Partisipan 2) 2. Mengkonsumsi gizi seimbang
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan mengatur pola makan
untuk menjaga lukanya yaitu dengan cara mengkonsumsi susu diabetes,
pola makan, dan mengkonsumsi vitamin.
a. Mengkonsumsi susu diabetes
Dua dari partisipan dalam penelitian ini mengatakan mengatur pola
makan dengan meminum susu. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Enak ini dek minum susu, biasa mah kalo berobat kan ke rumah sakit minum obat kalo disini sih dikasih minum susu diabetes, nah takarannya pas buat 4-5 hari dek, siap itu ya kita beli lagi.”
(Partisipan 3) “Inilah dek kalo dirumah biar enakan gitu kan bou minum susu diabetes ini.”
(Partisipan 9) b. Pola makan
Beberapa partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa
melakukan pembatasan makan nasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Yah paling sering sih kalau ibu makannya sayur bening, rebus-rebus gitu aja dek kayak sawi sama kentang. Nasi paling dua kali sehari gitu, gantinya entah jagung entah ubilah.”
(Partisipan 1) “Ya biasa kan selain nasi dek tambahannya snack kue, pisang goreng atau telurlah, kadang mau juga makan gandum equal itu.”
54
(Partisipan 3) “Kalau saya makan dek gak terlalu selera, tapi seneng makan
pisang atau ada itu namanya suun gitu dek.”
(Partisipan 4) “Kalo makan pokoknya gak bolehlah yang pake bumbu aneh-aneh kayak mecin gitu dek, nasi juga seadanya aja makan, gak bisa banyak.”
(Partisipan 5) “Kalau makan nasi sih bapak sedikit ajalah ya dek, gak banyak-banyak lagi. Porsi makan gak bisa nambo-nambo lagi.”
(Partisipan 7) “Yah kalo makan nasi tetep tapi dibatasin, terus lebih banyak ke makan sayur sih kayak sayur bayam, cabe-cabean juga dihindarin dek.”
(Partisipan 8) “Inilah kalo bou makannya harus diet, dalam arti bou ini makan nasi cuman dikitlah, diporsiin gitu.”
(Partisipan 9) c.Mengkonsumsi vitamin
Dua dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa
mereka mengkonsumsi vitamin dalam menjaga luka kaki diabetiknya. Hal ini
berkaitan dengan pernyataan berikut:
“Disini bou juga konsumsi vitamin tambahan biar badan juga sehat kan dek, terus biar ngejaga nutrisi lukanya juga.”
(Partisipan 9) “Ini saya juga ada dikasih buat konsumsi vitamin dek, terus juga beli produk herbal gitu namanya pheng chuang untuk anti infeksi dia.”
55
Tabel 4.2. Matriks Tema
Pengalaman Pasien Luka Kaki Diabetik dalam Menjalani Perawatan Luka dengan
Metode Moisture Balance
Tema 1: Tahap Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture Balance
1. Mencuci Luka
2. Debridement
3. Dressing
Tema 2: Manfaat Penerapan Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture Balance pada Pasien
Sub Tema: 1. Manfaat yang
dirasakan di bidang psikologi
2. Manfaat yang dirasakan di bidang fisik
3. Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi
4. Manfaat kualitas bahan balutan
Kategori
a. Merasa senang b. Merasa semangat
a. Rasa nyeri berkurang b. Luka cepat sembuh c. Jaringan cepat tumbuh d. Kondisi tubuh membaik e. Bau luka berkurang
a. Biaya perawatan sebanding dengan kesembuhan
b. Biaya perawatan lebih murah dari pengobatan lain
a. Balutan tidak mudah lepas b. Balutan tidak mudah bocor
Tema 3: Kendala Pasien dalam Menjalani Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture Balance
Sub Tema:
1. Kendala di bidang ekonomi
Kategori:
a. Kesulitan membiayai perawatan