• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LAMPIRAN 3

Inform Consent

Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani

Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre

Oleh:

Fatricia Br Girsang

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan.

Saya mengharapkan kesedian Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak memberikan dampak yang membahayakan. Jika Saudara bersedia maka saya akan memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi kualitas hidup saudara agar dijawab. Peneliti mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan kondisi yang dihadapi saudara tanpa dipengaruhi oleh orang lain

(5)

Bapak dan Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani lembar persetujuan ini.

Medan, 2016 Responden

Peneliti

(6)

LAMPIRAN 4

Instrumen penelitian

Kuesioner penelitian gambaran kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan

2. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai dengan kondisi yang dialami dengns member tanda checklist pada pilihan yan dipilih.

3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.

A. Karakteristik Responden

Nomor Responden :

Usia : ………..

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Pendidikan terakhir : SD SMA

SMP Perguruan tinggi

Lain-lain sebutkan : ………..

Status Pernikahan : Belum Menikah Duda / Janda

Menikah Bercerai

Riwayat Penyakit :

(7)

satu kotak yang paling sesuai dengan jawaban anda.

1. Secara umum, bagaimana pendapat anda mengenai kondisi kesehatan Anda?

Sempurna Sangat baik Baik Cukup Buruk

2. Dibandingkan dengan satu tahun yang lalu, bagaimana kondisi kesehatan Anda saat ini?

Saat ini jauh lebih baik daripada satu tahun yang lalu Saat ini agak lebih baik daripada satu tahun yang lalu Sama saja daripada satu tahun yang lalu

(8)

3. Pertanyaan berikut berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang mungkin Anda lakukan sehari-hari. Apakah kondisi kesehatan Anda sekarang membatasi diri Anda untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut? Jika ya, sejauh mana?

Ya, Sangat a. Kegiatan yang menguras energi,

seperti berlari, mengangkat beban berat, ikut serta dalam olahraga berat

b. Kegiatan yang tidak terlalu menguras energi, seperti

memindahkan meja, bersepeda, dan bekerja di kebun/ halaman

c. Membawa barang keperluan sehari-hari, seperti belanjaan d. Menaiki beberapa anak tangga e. Menaiki satu anak tangga f. Menekuk leher/tangan/kaki,

berlutut atau membungkuk membungkukkgan badan g. Berjalan lebih dari satu

kilometer

(9)

masalah berikut ini berkaitan dengan pekerjaan anda atau kegiatan sehari-hari anda yang lain, sebagai akibat dari kesehatan fisik anda?

Selalu Hampir a. Mengurangi jumlah waktu

yang anda pergunakan untuk bekerja atau melakukan aktivitas-aktivitas lainnya b. Mencapai hasil yang lebih

sedikit daripada yang diinginkan

c. Membatasi jenis pekerjaan atau aktivitas yang bisa anda lakukan

d. Mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan yang lain (sebagai contoh, membuat anda harus berusaha lebih keras

5. Selama 4 minggu terakhir, seberapa sering anda pernah mengalami masalah-masalah berikut ini berkaitan dengan pekerjaan anda atau kegiatan sehari-hari anda yang lain, sebagai akibat dari masalah-masalah emosional (seperti depresi atau cemas)? a. Mengurangi jumlah waktu

yang anda pergunakan untuk bekerja atau melakukan aktivitas-aktivitas lainnya

b. Mencapai hasil yang lebih sedikit daripada yang anda inginkan

(10)

6. Selama 4 minggu terakhir, sejauh mana kesehatan fisik atau masalah emosional telah mengganggu kegiatan sosial yang biasa Anda lakukan dengan keluarga, teman, tetangga, atau kelompok?

Tidak sama sekali Agak

Cukup Banyak Sangat

7. Seberapa sering Anda merasa nyeri selama empat minggu terakhir?

Tidak ada Sangat ringan Ringan Sedang Parah Sangat parah

8. Selama empat minggu terakhir, bagaimana rasa nyeri mengganggu Anda dalam kegiatan sehari-hari (baik pekerjaan/ kegiatan di dalam dan di luar rumah)?

Tidak sama sekali Agak

(11)

bagaimana kondisi Anda selama empat minggu terakhir. Untuk masing-masing pertanyaan, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan apa yang Anda rasakan. Seberapa sering Anda merasakannya dalam kurun waktu empat minggu terakhir.

Selalu Hampir

b. Pernahkah anda sangat gelisah?

d. Pernahkah anda merasa tenang dan penuh damai? e. Apakah anda memiliki

banyak energi? f. Apakah anda merasa

kehabisan tenaga? g. Apakah anda kehabisan

tenaga

h. Pernahkah anda merasa bahagia?

i. Apakah anda merasa lelah

10. Selama empat minggu terakhir, sejauh mana masalah kesehatan fisik dan masalah emosional Anda mengganggu kegiatan sosial yang Anda lakukan? (misalnya: mengunjungi teman, keluarga, dll)

Selalu

Hampir selalu Kadang-kadang Jarang

(12)

11. Benarkah atau salahkah pernyataan berikut ini? Pasti benar

Hampir benar

Tidak tahu

Hampir salah

Pasti salah a. Saya tampaknya sedikit lebih

mudah jatuh sakit dibandingkan orang lain b. Saya sama sehatnya dengan

seseorang yang saya kenal c. Saya merasa bahwa kesehatan

saya akan semakin buruk d. Kondisi kesehatan saya luar

(13)
(14)
(15)
(16)

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.930 36

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 1644.50 207902.500 .457 .928

VAR00002 1634.50 206085.833 .466 .928

VAR00003 1657.00 198034.444 .513 .928

VAR00004 1642.00 196462.222 .589 .927

VAR00005 1617.00 196934.444 .616 .926

VAR00006 1657.00 194145.556 .644 .926

VAR00007 1637.00 201678.889 .442 .929

VAR00008 1602.00 200806.667 .581 .927

VAR00009 1647.00 193356.667 .671 .926

VAR00010 1637.00 199401.111 .525 .928

VAR00011 1622.00 203662.222 .793 .926

VAR00012 1607.00 199590.000 .461 .929

VAR00013 1647.00 203106.667 .560 .927

(17)

VAR00016 1647.00 208384.444 .699 .928

VAR00017 1647.00 204634.444 .723 .927

VAR00018 1634.50 200585.833 .771 .925

VAR00019 1602.00 203251.111 .628 .927

VAR00020 1649.50 207519.167 .438 .928

VAR00021 1635.00 208916.667 .262 .930

VAR00022 1629.50 202802.500 .527 .927

VAR00023 1602.00 208473.333 .340 .929

VAR00024 1629.50 200635.833 .627 .926

VAR00025 1599.50 209491.389 .262 .930

VAR00026 1619.50 211791.389 .131 .932

VAR00027 1624.50 208602.500 .373 .929

VAR00028 1584.50 213363.611 .101 .931

VAR00029 1614.50 201369.167 .854 .925

VAR00030 1602.00 213973.333 .102 .931

VAR00031 1627.00 208945.556 .394 .929

VAR00032 1627.00 202917.778 .489 .928

VAR00033 1657.00 202895.556 .848 .926

VAR00034 1652.00 204528.889 .557 .927

VAR00035 1629.50 201746.944 .793 .926

(18)

LAMPIRAN 6

Statistics

Usia JenisKelamin

Pendidikan

Terakhir

Status

Pernikahan

LamaMenderitaLuka

KakiDiabetik

N Valid 20 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dewasa Tengah 15 75.0 75.0 75.0

Dewasa Lanjut 5 25.0 25.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 8 40.0 40.0 40.0

Perempuan 12 60.0 60.0 100.0

(19)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 1 5.0 5.0 5.0

SMP 9 45.0 45.0 50.0

SMA 7 35.0 35.0 85.0

PerguruanTinggi 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

StatusPernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Menikah 18 90.0 90.0 90.0

Janda 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

LamaMenderitaLukaKakiDiabetik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 1 tahun 13 65.0 65.0 65.0

> 1 tahun 7 35.0 35.0 100.0

(20)

LAMPIRAN 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 16 80.0 80.0 80.0

Baik 4 20.0 20.0 100.0

(21)

NyeriTubuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 13 65.0 65.0 65.0

Baik 7 35.0 35.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

KesehatanSecaraUmum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 18 90.0 90.0 90.0

Baik 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Energi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 3 15.0 15.0 15.0

Baik 17 85.0 85.0 100.0

(22)

FungsiSosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 16 80.0 80.0 80.0

Baik 4 20.0 20.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

KeterbatasanPeranKarenaMasalahEmosional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 15 75.0 75.0 75.0

Baik 5 25.0 25.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

KesehatanMental

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(23)

Descriptive Statistics

N Mean

FungsiFisik 20 38.75

KeterbatasanPeranKarenaMasa

lahFisik 20 31.25

NyeriTubuh 20 48.62

KesehatanSecaraUmum 20 33.75

Energi 20 62.81

FungsiSosial 20 39.37

KeterbatasanPeranKarenaMasa

lahEmosional 20 47.50

KesehatanMental 20 72.75

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Taksasi Dana

No. Daftar Biaya Jumlah

I Proposal:

1. Biaya print referensi Rp. 50.000

2. Fotocopy referensi Rp. 100.000

3. Biaya print revisi selama proses pengerjaan proposal

Rp. 50.000

4. Biaya print proposal Rp. 50.000

5. Ijin survey awal di RSUP HAM Rp. 75.000 II. Skripsi

6. Biaya ijin uji reliabilitas Rp. 125.000 7. Souvenir untuk responden Rp. 75.000

8. Biaya print dan kertas Rp. 100.000

9. Biaya transportasi Rp. 100.000

10. Biaya tak terduga Rp. 400.000

(32)

Lampiran 17

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Fatricia Br Girsang

Tempat, tanggal lahir : Medan, 28 September 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Riwayat Pendidikan :

No Tahun Nama Institusi

1. 1998-2000 TK Kaisarea

2. 2000-2006 SD Kaisarea

3. 2006-2009 SMP Putri Cahaya

4. 2009-2012 SMA Cahaya

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abbot, C. A., Garrow, A. P., Carrington, A. L., Morris, J., Van Ross, E. R., & Boulton, A. J. (2005). Foot ulcer risk is lower in South-Asian and African-Caribbean compared with European diabetic patiens in the U.K. Diabetes Care, 28, 1869-1875.

Abetz, L., Sutton, M., Brady, L., McNulty, P., & Gagnon, D. D (2002). The diabetic foot ulcer scale (DFS): A quality of life instrument for use in clinical trials. Practical Diabetes, 19, 167-175.

Angina, L.L. (2010). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan program diet di poli penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi. Jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2. Retrieved July, 11, 2016, from https://journal.ubaya.ac.id.

Almeida, S. A. D., Silveira, M. M., Santo, P. F. E., Pereira, R. D. C., & Salome, G. M (2013) Assessment of the quality of life of patients with diabetes mellitus and foot ulcers. Rev Bras Cir Plást, 28, 142-146.

American College of Foot and Ankle Surgeons (2015). Diabetic Complications and Amputation Prevention. Retrieved September 27, 2015, from http://www.foothealthfacts.org/footankleinfo/diabetic-amputation

American Diabetes Association (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Retrieved September 25, 2015, from http://care.diabetesjournals.org

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Bowling, A. (2003). Current state of the art in quality of life measurement. In: A. J. Carr., I. J. Higginson., P. G. Robinson (Eds). Quality of Life, 1-8. London: BMJ Books.

Bradburry, S., Price, P. (2011). The impact of diabetic foot ulcer pain on patient quality of life. Wound UK, 7, 32-49.

Centers for Disease Control and Prevention (2014). Diabetes Report Card.

Retrieved September 28, 2015, from

www.cdc.gov/diabetes/library/reports/congress.html

(34)

48

Frykberg, R. G. (2002). Diabetic foot ulcers: Pathogenesis and management. American Family Physician, 66, 1655-1662.

Gilpin, H., & Lagan, K. (2008). Quality of life aspects associated with diabetic foot ulcers : A review. The Diabetic Foot Journal, 11, 56-62.

Gitarja, W.S. (2008). Perawatan luka diabetes. Bogor : WOCARE Publishing. Hinchliffe, R. J., adros, G., Apelqvist, J., Bakker, K., Fiedrichs, S., Lammer, J., …

Schapers, N. C. (2012). A systematic review of the effectiveness of revascularization of the ulcerated foot in patients with diabetes and peripheral arterial disease. Diabetes Metabolism Research and Reviews, 28, 179–217. doi:10.1002/dmrr.2249

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan – Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi V. Jakarta: Erlangga.

International Diabetes Federation (2014) . IDF Diabetes. Retrieved September 26, 2015, from http://www.idf.org/diabetesatlas

Jain, A. K. C., & Joshi, S. (2013). Diabetic Foot Classifications: Review of Literature. Medicine Science, 2(3), 715-721. doi:10.5455/medsscience.2013.02.8069

Kusumadewi, M.D. (2011). Peran stresor harian, optimisme dan regulasi diri terhadap kualitas hidup individu dengan Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal psikologi Islam vol.8. Retrieved July, 11, 2016, from http://psikologi.uin-malang.ac.id/

Mansour, A. A., & Jabber, A, M. (2005). Diabetic foot : Correlation between clinical abnormalities and electrophysiological studies. Basrah Journal of Surgery.

Maryunani, A. (2013). Perawatan Luka Modern Praktis pada Wanita dengan Luka Diabetes. Jakarta: Trans Info Media.

Moons, P., Marquet, K., Budts, W., & De Geest, S. (2004). Validity, reliability and responsiveness of the “Schedule for the Evaluation of Individual Quality of Life – Direct Weighting” (SEIQoL-DW) in congenital heart disease. Health and Quality of Life Outcomes, 2.

Nasiriziba, F., Rasouli, D., Safei, Z., Rokhafrooz, D., & Rahmani, A. (2015). Factors Associated With Quality of Life in Patients With Diabetic Foot Ulcers. Jundishapur J Chronic Dis Care, 4, 1-4.

(35)

Ogulensi, J. (2008). Challenges Of Caring For Diabetic Foot Ulcers In Resource-Poor Settings. The Internet Journal of Advanced Nursing Practice, 10, 1-8. Pernambucco, C. S., Rodrigue, B. M., Bezerra, J. C. P., Carrielo, A., & Dias de,

A. (2011). Quality of life, elderly and physical activity. Health, 4, 88-93. Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing research: principle and methods. 7ed.

Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins

Price, P. (2004). The diabetic foot: Quality of life. Clinical Infectious Diseases, 39, 29-31.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2014). Situasi dan Analisis Diabetes. Retrived September 26, 2015, from http://www.depkes.go.id RAND Corporation., & Ware J. E (1996). The Short-Form-36 Health Survey. In I.

McDowell (2006). Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questionnaires. 3rd ed (pp 649-645). London: Oxford University Press, Inc.

Registered Nurses’ Association of Ontario (2013). Assessment and Management of Foot Ulcers for People with Diabetes. Second Edition. Retrived November 4, 2015, from http://www.rnao.ca/bestpractices

Robbins, J. M., Strauss, G., Aron, D., Kuba, J., & Kaplan, Y (2008). Mortality Rates and Diabetic Foot Ulcers. Journal of the American Podiatric Medical Association, 98, 489-493.

Utami, T. D., Karim, D., & Agrina (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum. JOM PSIK, 1, 1-7.

Verdugo, M. A., Navas, P., Gómez, L. E., & Schalock, R. L. (2012). The concept of quality of life and its role in enhancing human rights in the field of intellectual disability. Journal of Intellectual Disability Research, 56, 1036-1045. doi:10.1111/j.1365-2788.2012.01585.x

Vileikyte, L. (2005). The Psycho-social impact of diabetes foot damage. Diabetes Voice, 50, 11-13.

Walters, N., & Holloway, S. (2013). Personal perceptions of the impact of diabetic foot disease on employment. Diabetic Foot Canada, 1, 32-39. Walters, S. J. (2009). Quality of Life Outcomes in Clinical Trials and Health-care

evaluation. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd

(36)

50

Waspadji, S. (2006). Kaki Diabetes. In: A.W. Sudoyo., B. Setiyohadi., I. Alwi., M. Simadibrata K., & S. Setiati (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed (pp. 1911-1914). Jakarta; Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Woo, K. Y., Santos, V., & Gamba, M (2013). Understanding diabetic foot. Nursing2013 Journal, 43, 36-42.

World Health Organization (2015). Diabetes. Retrived October 13, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html

Wound International (2013). International Best Practice GuidelinesWound Management in Diabetic Foot Ulcers. Retrived November, 22, 2015, from http://www.woundsinternational.com

(37)

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka penelitian kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik

a. Fungsi fisik

b. Keterbatasan peran fisik c. Nyeri tubuh

d. Kesehatan secara umum

e. Vitalitas / Energi f. Fungsi sosial

g. Keterbatasan peran karena masalah emosional h. Kesehatan mental

(38)

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Depenisi operasional variabel penelitian

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala

(39)
(40)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan.

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan. Jumlah pasien dengan luka kaki diabetik di Asri Wound Care Centre pada bulan Januari sampai September 2015 adalah 310 orang.

2.2 Sampel Penelitian

(41)

3. Lokasi dan Waktu penelitian

3.1Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Asri Wound Care Centre, Jalan Suluh Gg. Mahmud No.41 Medan, Sumatera Utara. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut karena Asri Wound Care Centre merupakan klinik perawatan luka modern yang lebih spesifik dalam menangani luka diabetik.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 – Juli 2016, dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016

4. Pertimbangan Etik

(42)

27

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. Peneliti cukup memberikan kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan catatan tentang data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial nama saja untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan.

5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner, pada bagian pertama instrumen berisi data demografi yang meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pernikahan, dan lama menderita luka kaki diabetik. Data demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dan mendeskripsikannya dalam distribusi frekuensi dan presentase.

Instrumen kedua berisi kuesioner untuk mengukur kualitas hidup dengan menggunakan instrumen SF-36v2TM . SF-36v2TM terdiri dari 36 pertanyaan dan

(43)

Untuk menilai kualitas hidup pasien luka kaki diabetik terdiri dari 8 domain, sebagai berikut :

1. Fungsi fisik ada 10 pertanyaan pada nomor 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 3g, 3h, 3i, dan 3j. Terdiri dari 3 pilihan jawaban, jika jawaban 1 maka skor 0, jawaban 2 = 50, jawaban 3= 100.

2. Keterbatasan peran karena masalah fisik ada 4 pertanyaan pada nomor 4a, 4b, 4c, dan 4d. Terdiri dari 4 pilihan jawaban, jika jawaban 1= 0, jawaban 2= 25, jawaban 3= 50, jawaban 4=75, jawaban 5=100.

3. Nyeri tubuh ada 2 pertanyaan pada nomor 7 terdiri dari 6 pilihan jawaban dengan skor jawaban 1= 100, jawaban 2= 80, jawaban 3= 60, jawaban 4= 40, jawaban 5= 20, dan jawaban 6= 0. Nomor 8 terdiri dari 5 pilihan jawaban, jawaban 1= 100, jawaban 2= 75, jawaban 3= 50, jawaban 4= 25, dan jawaban 5 = 0

4. Kesehatan secara umum ada 5 pertanyaan pada nomor 1, 11b, dan 11d. terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor jawaban 1= 100, jawaban 2= 75, jawaban 3= 50, jawaban 4= 25, dan jawaban 5 = 0. Untuk pertanyaan nomor 11a, dan 11c terdiri dari 5 pilihan jawaban jika jawaban 1= 0, jawaban 2= 25, jawaban 3= 50, jawaban 4=75, jawaban 5=100.

(44)

29

6. Fungsi sosial ada 2 pertanyaan pada nomor 6, terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan jawaban 1= 100, jawaban 2= 75, jawaban 3= 50, jawaban 4= 25, dan jawaban 5= 0. Pertanyaan nomor 10 terdiri dari 5 pilihan jawaban, jika jawaban 1= 0, jawaban 2= 25, jawaban 3= 50, jawaban 4= 75, jawaban 5= 100.

7. Keterbatasan peran karena masalah emosional ada 3 pertanyaan pada nomor 5a, 5b, dan 5c. Terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor jawaban jawaban 1= 0, jawaban 2= 25, jawaban 3= 50, jawaban 4= 75, jawaban 5= 100.

8. Kesehatan mental ada 5 pertanyaan, pada nomor 9b, 9c, dan 9f, terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor jawaban 1= 0, jawaban 2= 20, jawaban 3= 40, jawaban 4= 60, jawaban 5= 80, dan jawaban 6= 100.Untuk pertanyaan nomor 9h 1= 100, jawaban 2= 75, jawaban 3= 50, jawaban 4= 25, dan jawaban 5 = 0.

6. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

6.1 Uji Validitas

Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Intrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur (Nursalam, 2009). Intrumen SF-36v2TM merupakan intrumen baku yang sudah tervalidasi dan sudah di

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh International Quality of Life Assesment (IQOLA).

6.2 Uji Reliabilitas

(45)

didapatkan nilai koefisien reliabilitas 0,93 sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kuesioner tersebut sudah reliable untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0,70 atau lebih (Polit & Beck, 2012).

7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu mendapatkan izin pelaksanaan penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Asri Wound Care Centre Medan. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner sebelum menanyakan kesediaannya untuk terlibat. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan calon responden untuk menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan bersedia menjadi responden. Kemudian peneliti membacakan isi kuesioner untuk dijawab oleh responden. Selanjutnya peneliti mengolah/menganalisa data yang telah terkumpul.

8. Analisis Data dan Pengolahan Data

(46)

31

(47)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran kualitas hidup. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 20 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016.

1.1 Karateristik Demografi pasien

(48)

333

3

Tabel 5.1. Karakteristik pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre (n=20)

No Karakterisitik Frekuensi

(n) >61 tahun (dewasa akhir)

0

5. Lama Menderita Luka Kaki Diabetik

(49)

1.2 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2. Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(n)

Persentase (%)

1. Buruk 12 60,0

2. Baik 8 40,0

Secara keseluruhan gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik paling banyak dalam kategori buruk sebanyak 12 pasien (60%), dan kategori baik sebanyak 8 pasien (40%).

1.2.1 Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Fungsi Fisik. berdasarkan Domain Fungsi Fisik (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(n)

(50)

353

3

1.2.2 Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Keterbatasan Peran karena Masalah Fisik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah fisik pada tabel berikut ini.

Tabel 5.4 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Keterbatasan Peran karena Masalah Fisik (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(n) yaitu sebanyak 16 orang (80%) memiliki kualitas hidup berdasarkan keterbatasan peran karena masalah fisik yang buruk.

1.2.3 Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain berdasarkan Domain Nyeri Tubuh (n=20)

(51)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 13 orang (65%) memiliki kualitas hidup berdasarkan nyeri tubuh yang buruk.

1.2.4. Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Kesehatan Secara Umum.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan secara umum pada tabel berikut ini

Tabel 5.6 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Kesehatan Secara Umum (n=20)

Kualitas Hidup Frekuensi yaitu sebanyak 18 orang (90%) memiliki kualitas hidup berdasarkan domain kesehatan secara umum yang buruk.

1.2.5. Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Energi/vitalitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain energi pada tabel berikut ini

Tabel 5.7 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Energi (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(n)

Persentase (%)

1. Buruk 3 15,0

(52)

373

3

Berdasarkan tabel 5.7, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 orang (85%) memiliki kualitas hidup berdasarkan domain energi yang baik.

1.2.6. Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Fungsi Sosial.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain fungsi sosial pada tabel berikut ini

Tabel 5.8 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Fungsi Sosial (n=20)

Kualitas Hidup Frekuensi

(n)

Persentase (%)

Buruk 16 80,0

Baik 4 20,0

Total 20 100

Berdasarkan tabel 5.8, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 16 orang (80%) memiliki kualitas hidup berdasarkan domain fungsi sosial yang buruk.

1.2.7. Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Keterbatasan Peran karena Masalah Emosional.

(53)

Tabel 5.9 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Keterbatasan Peran karena Masalah Emosional (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(n) yaitu sebanyak 15 orang (75%) memiliki kualitas hidup berdasarkan domain keterbatsan peran karena masalah emosional yang buruk

1.2.8. Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik berdasarkan Domain Kesehatan Mental.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dillihat gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan mental pada tabel berikut ini

Tabel 5.10 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center berdasarkan Domain Kesehatan Mental (n=20)

No Kualitas Hidup Frekuensi

(54)

393

3

2. Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu menggambarkan kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre.

2.1Gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 12 pasien (60%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Almeida, dkk (2013) yang mendapatkan hasil bahwa pasien dengan luka kaki diabetes memiliki kualitas hidup yang rendah jika dilihat dari seluruh domain, dengan domain fungsi fisik, sosial, dan keterbatasan peran karena masalah emosional yang paling mempengaruhi. Zelenikova, dkk (2014) juga mengatakan bahwa luka kaki diabetik menyebabkan dampak yang negatif pada semua aspek kualitas hidup (Zelenikova, et al., 2014). Penurunan kualitas hidup pasien dengan luka diabetes disebabkan karena sifat penyakit yang kronik sehingga dapat berdampak pada pengobatan dan terapi yang dijalanim (Utami, et al., 2014).

(55)

2.2 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan aspek fungsi fisik Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari aspek fungsi fisik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 16 pasien (80%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zelenikova, dkk (2014) yang mendapatkan hasil bahwa pasien dengan luka kaki diabetik memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dilihat dari domain fisik.

Luka kaki diabetik menyebabkan keterbatasan mobilitas pasien, sehingga meningkatkan ketergantungan pasien terhadap orang lain, hal ini juga dapat menyebabkan masalah dengan lingkungan sosial dan hubungan interpersonal sehingga menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. (Vileikyte, 2005). 2.3 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain keterbatasan

peran karena masalah fisik

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain keterbatasan peran karena masalah fisik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 16 pasien (80%). Pasien luka kaki diabetik yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya sudah tidak bekerja lagi, hal ini disebabkan karena luka kaki yang diderita maupun karena faktor usia.

(56)

413

3

aktivitas atau rutinitas sehari-hari. Luka kaki diabetik menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi penderita, sehingga menyebabkan masalah dalam hal ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup (Nasirizibia, et al., 2015).

2.4 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain nyeri tubuh Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain nyeri tubuh paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 13 pasien (65%). Pasien mengatakan rasa nyeri ada pada malam hari pada saat ingin tidur, dan ketika berjalan, sehingga hal ini menggangu aktivitas pasien sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bradbury dan Price (2011) yang menyatakan bahwa rasa nyeri yang dirasakan pasien terjadi ketika ingin tidur, berpakaian, berdiri dan berjalan maupun berjalan jarak pendek.

Vileikyte (2005) mengatakan bahwa rasa nyeri dapat menyebabkan depresi pada pasien, yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup dilihat dari domain kesehatan mental.

2.5 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan secara umum

(57)

aktivitas sehari-hari, rekreasi, maupun kegiatan dengan keluarga, hal ini menyebabkan persepsi pasien tentang kesehatan secara umum tidak baik. 2.6 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain vitalitas/

energi

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain vitalitas/energi paling banyak dalam kategori baik yaitu sebanyak 17 pasien (85%). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien masih semangat menjalani kehidupan walaupun dengan luka yang pasien derita, sehingga pasien masih rutin menjalani perawatan luka kakinya, Dukungan dari keluarga membuat pasien lebih semangat untuk segera sembuh dari penyakitnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Almeida (2013) yang mengatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga, teman atau pasangan merupakan sumber daya dan energi bagi pasien.

2.7 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain fungsi sosial

(58)

433

3

Pada umumnya pasien akan merasa rendah diri karena ketidakmampuan untuk tampil di lingkungan sosial dan menjalankan perannya dalam keluarga. Pasien menganggap dirinya sebagai beban dalam keluarga, dan pada akhirnya menyebabkan menurunnya kualitas hidup.

2.8Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah emosional

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain keterbatasan peran karena masalah emosional paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 15 pasien (75%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami, Karin, & Agrina (2014), peneliti mendapatkan hasil bahwa sebagian besar pasien mengatakan bahwa rasa gelisah dan kesakitan yang terkadang membuat pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya dan menghambat aktivitas atau rutinitas sehari-hari.

Hasil penelitian Kusumadewi (2011) juga menyatakan bahwa selain fungsi fisik yang terganggu, perasaan cemas dan mudah tersinggung juga menimbulkan keterbatasan dalam aktivitas sosial yang mengakibatkan seseorang kurang sejahtera dan berdampak pada kualitas hidupnya.

2.9 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan mental

(59)

dukungan dari pasangannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggina (2010), yang mendapatkan hasil bahwa dukungan pasangan merupakan segala perilaku dan sikap positif yang diberikan kepada individu yang sakit atau mengalami masalah kesehatan.

Vileikyte (2005) mengatakan bahwa tidak ada hubungan depresi dengan luka kaki diabetik, hal ini bisa disebabkan karena pasien yang menderita luka kaki diabetik menerima dukungan keluarga dan pengobatan yang cukup yang dapat mencegah terjadinya depresi. Berbeda dengan pendapat Marcelino & Carvalho (2005 dalam Almeida, et al., 2013) yang mengatakan bahwa pasien luka kaki diabetes merasa khawatir, frustasi, dan putus asa,yang disebabkan karena penyakit yang dideritanya dan komplikasi yang menyertainya. Pasien juga mungkin memiliki harga diri yang rendah, cemas, serta depresi. Gilpin & Lagan (2008) juga mengatakan bahwa sebagian besar pasien dengan luka kaki diabetes merasa depresi, frustasi, marah, dan merasa berasa bersalah akibat keterbatasan yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik secara keseluruhan berada dalam kategori buruk. Kualitas hidup berdasarkan domain fungsi fisik, keterbatasan peran karena masalah fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, fungsi sosial, dan keterbatasan peran karena masalah emosional berada dalam kategori buruk, tetapi pada domain energi/vitalitas dan domain kesehatan mental menunjukkan kualitas hidup baik. Keterbatasan fisik akibat dari luka kaki diabetik yang di derita menyebabkan pasien bergantung kepada keluarga maupun orang disekitar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu dukungan dari keluarga dan orang di sekitar pasien dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup pasien luka kaki diabetik.

2. Saran

2.1Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang kualitas hidup pasien luka kaki diabetik, sehingga dapat menambah pengetahuan,dan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pasien yang menderita luka kaki diabetik

2.2Bagi Praktik Keperawatan

(61)

memberikan asuhan keperawatan dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

2.3Bagi Penelitian Keperawatan

(62)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Diabetes Melitus (DM)

1.1Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia). Ketika seseorang memiliki diabetes, maka tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif. Jika gula darah menumpuk dalam tubuh dan tidak terkontrol, dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, amputasi tungkai dan kaki, dan kematian dini (CDC, 2014).

1.2 Kaki Diabetes

(63)

pada kaki. Selain itu, dengan diabetes, masalah kaki yang kecil dapat berubah menjadi komplikasi yang serius.

1.2.1 Gangguan pada kuku (kuku masuk ke dalam jaringan)

Kuku kaki yang tumbuh ke dalam kulit di sisi kuku Keadaan ini disebabkan oleh perawatan kuku yang tidak tepat, misalnya pemotongan kuku yang salah, dan kebiasaan mencungkil kuku. Hal ini sering terjadi tanpa disadari karena adanya neuropati. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan infeksi.

1.2.2 Hammer toes

Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari- jari kaki, sehingga terjadi peradangan. Dengan adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk jari kaki seperti martil (hammer toe).

1.2.3 Kulit kering dan pecah-pecah

Sirkulasi darah yang buruk dan neuropati dapat membuat kulit kaki kering. Hal ini mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi kulit kering dapat mengakibatkan kulit menjadi pecah-pecah yang mungkin dapat menjadi luka dan dapat menyebabkan infeksi.

1.2.4 Calluses atau kapalan

(64)

9

pengerasan pada kulit di kaki (calluses). Jika tidak segera ditangani dengan tepat, maka akan berlanjut menjadi kulit kering dan pecah – pecah, dan luka kaki yang disebabkan oleh penurunan sirkulasi darah dan neuropati.

1.2.5 Charcot foot

Merupakan kelainan bentuk kaki yang kompleks. Charcot foot terjadi karena hilangnya sensasi pada kaki, tidak terdeteksinya tulang yang patah yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak pada kaki. Neuropati menyebabkan rasa sakit atau nyeri akibat fraktur terjadi tanpa disadari dan pasien terus berjalan, akhirnya menyebabkan deformitas. Pada kondisi yang berat dapat menyebabkan cacat, dan bahkan amputasi.

1.2.6 Luka kaki

Karena sirkulasi darah yang buruk dan neuropati pada kaki, luka atau lecet dapat dengan mudah berubah menajdi luka atau borok yang terinsfeksi dan sulit untuk sembuh. Jika tidak ditangani dengan tepat maka akan mengakibatkan amputasi pada kaki maupun kematian.

2. Luka Kaki Diabetik

2.1 Pengertian Luka Kaki Diabetik

(65)

adalah luka atau lesi pada pasien DM yang dapat mengakibatkan ulserasi aktif dan merupakan penyebab utama amputasi kaki.

2.2 Etiologi Luka Kaki Diabetik

Menurut Wounds International (2013) kebanyakan pasien dengan luka kaki diabetik disebabkan oleh adanya peripheral neuropathy dan peripheral arterial disease (PAD)atau keduanya.

2.2.1 Peripheral Neuropathy (Kerusakan Saraf Perifer)

(66)

11

2.2.2 Peripheral Arterial Disease (PAD)

Pasien dengan DM dua kali lebih mungkin untuk memiliki PAD daripada pasien yang tidak menderita DM. Peripheral Arterial Disease meningkatkan risiko terjadinya luka, infeksi dan amputasi sebagai akibat dari iskemik yang menyebabkan penurunan pasokan darah dan perfusi jaringan ke ekstremitas bawah. Perlu di ingat bahwa kerika terjadi penurunan aliran darah arteri, microangiopaty (disfungsi pembuluh darah kecil) berpengaruh pada penyembuhan luka yang buruk.

Luka kaki diabetik biasanya terjadi karena dua atau lebih faktor penyebab secara bersamaan. Unsur intrinsik seperti neuropati, PAD, dan deformitas pada kaki disertai dengan trauma ekternal seperti penggunaan alas kaki yang buruk, luka pada kaki seiring berjalannya waktu dapat menjadi luka kaki diabetik. Neuropati Sensori Perifer

2.3 Pengkajian Luka Kaki Diabetik

Registered Nurses’ Association of Ontario (2013) mengemukakan bahwa pengkajian luka kaki diabetik terdiri dari, mengukur panjang dan kedalam luka, jenis eksudat, bau, kulit disekitar luka, nyeri, dan klasifikasi / stadium luka.

2.3.1 Mengukur Panjang, Lebar dan kedalaman luka.

(67)

Mengukur kedalaman luka dilakukan dengan lembut dengan memasukkan swab tongkat steril atau probe ke dalam luka.

2.3.2 Eksudat

Karakteristik eksudat pada luka memberikan informasi penting tentang status luka. RNAO merekomendasikan menggambarkan jenis eksudat diamati dari luka menggunakan terminologi umum sebagai berikut:

Tabel 2.1. Karakteristik eksudat pada luka kaki diabetik

Jenis Eksudat

Cairan kuning jernih tanpa darah, atau nanah

Serosa

Tipis, berair, merah pucat menjadi merah muda

Seroanguinosa

Berdarah, merah terang Sanguinous

Tebal, berawan, mustard kuning atau cokelat

Purulent / bernanah

2.3.3 Bau

(68)

13

yang terinfeksi anaerob, gangren, cenderung menghasilkan bau tajam atau busuk yang berbeda.

2.3.4 Kulit disekitar Luka

Kondisi kulit disekitar luka memberikan informasi penting tentang status luka sehingga dapat memilih intervensi dan pengobatan pada luka. Hal-hal yan harus diperhatikan kerika mengkaji kulit disekita luka adalah : 1) Warna dan suhu kulit, kemerahan mungkin menunjukkan tekanan tak henti-hentinya atau peradangan berkepanjangan. Peningkatan suhu (eritema) di daerah luka juga dapat menunjukkan infeksi pada luka, 2) Pembentukan kalus, 3) Edema/pembengkakan yang dapat menunjukkan terjadinya infeksi.

2.3.5 Nyeri

Terjadinya nyeri pada luka adalah indikator kuat dari infeksi luka kronis. Nyeri yang terjadi sering digambarkan seperti rasa terbakar dan tertusuk, dan nyeri biasanya muncul ketika terjadi gerakan atau perubahan posisi kaki.

2.3.6 Klasifikasi / Stadium Luka kaki diabetik

(69)

Stadium 0 : Tidak terdapat lesi. Kulit dalam keadaan baik, tetapi dengan bentuk tulang kaki yang menonjol (charcot arthropathies).

Stadium 1 : Luka superfisial (sebagian atau keseluruhan)

Stadium 2 : Lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon (dengan goa)

Stadium 3 : Penetrasi daam, osteomyelitis, pyarhrosis, plantar abses atau infeksi

Stadium 4 : Gangrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki, kulit sekitarnya selulitis, gangrene lembab / kering. Stadium 5 : Seluruh kaki dalam kondisi nekrotik dan gangrene. 2.4Patofisiologi Luka Kaki Diabetik

Terjadinya luka kaki diabetik diawali dengan adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pem buluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya luka.

3. Kualitas Hidup

3.1 Pengertian Kualitas Hidup

(70)

15

yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Bowling (2003) mengatakan bahwa kualitas hidup merupakan konsep yang dinamis, dimana nilai-nilai dan evaluasi diri dari kehidupan dapat berubah dari waktu ke waktu dalam menghadapi kehidupan, kesehatan, dan pengalaman.

Kualitas hidup merupakan konsep multidimensi yang luas yang biasanya meliputi evaluasi subjektif dari domain kehidupan yang positif maupun negatif. Meskipun kesehatan merupakan salah satu domain penting dari kualitas hidup, ada domain lain juga misalnya, pekerjaan, perumahan, sekolah, lingkungan, domain budaya, nilai - nilai, dan spiritualitas juga merupakan domain penting dari kualitas hidup (CDC, 2011).

Walters (2009) menyatakan bahwa pengukuran kualitas hidup di dalam praktik klinis menjadikan komunikasi dengan pasien menjadi lebih mudah dan membantu mencari tahu informasi tentang berbagai masalah yang dapat mempengaruhi pasien.

(71)

Moons, Marquet, Budts, dan de Geest (2004) menyebutkan ada 6 kriteria dalam kualitas hidup: 1) kualitas hidup tidak boleh digunakan secara bergantian dengan status kesehatan ataupun kemampuan fisik, 2) kualitas hidup lebih bergantung pada penilaian subjektif daripada parameter objektif, 3) tidak ada perbedaan yang jelas antara indikator - indikator kualitas hidup dengan faktor - faktor yang menentukan kualitas hidup, 4) kualitas hidup dapat berubah dari waktu ke waktu, namun tidak banyak, 5) kualitas dapat dipengaruhi baik secara positif maupun negatif, 6) penilaian kualitas hidup secara keseluruhan lebih disukai daripada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (health-related quality of life).

Kualitas hidup merupakan tingkat kepuasaan hidup secara keseluruhan baik positif maupun negatif yang dipengaruhi oleh persepsi individu dari domain - domain penting bagi kehidupan mereka, yang berhubungan dengan kesehatan maupun tidak (Moons, et al., 2004). Faktor – faktor lain seperti keluarga, pekerjaan, kesehatan, dll mungkin memiliki dampak positif maupun negatif bagi kualitas hidup seseorang.

3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 3.2.1 Usia

(72)

17

3.2.2 Status pernikahan

Utami, Karim, dan Agrina (2014) mengatakan bahwa pasien yang mempunyai pasangan atau sudah menikah memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena pasien mendapatkan dukungan dari pasangannya.

3.2.3Pekerjaan

Moons dan koleganya (2004) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, individu yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan individu yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu).

3.3 Aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup pasien luka kaki diabetik 3.3.1 Aspek fisik

Luka kaki diabetik memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik seseorang, khususnya berkurangnya mobilitas yang diakibatkan oleh luka kaki diabetik (Gilpin & Lagan, 2008).

3.3.2 Aspek psikologis

(73)

3.3.3 Aspek sosial

Ashford, McGee, & Kinmond (2000 dalam Gilpin & Lagan, 2008) Menyatakan bahwa seseorang dengan luka kaki diabetik banyak bergantung pada keluarga dan teman – teman mereka untuk melaksanakan tugas yang tidak mampu mereka lakukan, seperti mengganti balutan luka, dan merawat luka. Hal ini terkadang dapat menyebabkan masalah hubungan keluarga. Seluruh individu melaporkan bahwa kehilangan mobilitas berarti bahwa mereka tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berbelanja atau mandi.

3.3.4 Aspek ekonomi

Brod M (1998 dalam Gilpin & Lagan, 2008) mengatakan bahwa seseorang yang hidup dengan luka kaki diabetik akan berpengaruh terhadap kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, yang mengakibatkan adanya masalah pada keuangan. Sekitar 50% individu melaporkan tidak lagi berkerja karena luka kaki diabetik yang dimilikinya dan 50% lagi mengatakan bahwa karirnya terbatas.

4. Kuesioner SF-36

(74)

19

beberapa bahasa termasuk bahasa Indonesia tanpa mengubah makna aslinya dan telah di publikasi (RAND Corporation & Ware, 1996).

SF-36 merupakan instrumen umum yang paling sering digunakan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Ribu et al. (2007), Valensi et al. (2011), Yekta et al. (2011) yang merupakan penelitian kualitas hidup pada pasien dengan sindrom kaki diabetes (Zelenikova, et al., 2014). Sebagai instrumen generik, SF - 36 dirancang untuk dapat diterapkan pada berbagai jenis dan tingkat keparahan kondisi kesehatan (RAND Corporation & Ware, 1996).

SF-36 adalah sebuah kuesioner yang mengukur kualitas hidup pasien berdasarkan 8 domain sebagai berikut (Almeida, Silveira, & Santo et., al 2013) :

1. Fungsi fisik

Terdiri dari 10 pertanyaan yang menilai kemampuan pasien melakukan aktivitas fisik seperti mandi, berpakaian, berjalan, membungkuk, dan menaiki tangga. Nilai yang rendah menunjukkan keterbatasan semua aktivitas tersebut, sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan kemampuan melakukan semua aktivitas fisik.

2. Keterbatasan peran karena masalah fisik

(75)

3. Nyeri tubuh

Terdiri dari 2 pertanyaan yang mengevaluasi intensitas nyeri dan efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari. Nilai yang rendah menunjukkan rasa nyeri yang parah dan sangat membatasi aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada rasa nyeri yang dirasakan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Kesehatan secara umum

Terdiri dari 5 pertanyaan yang mengevaluasi persepsi pasien terhadap status kesehatan. Nilai yang rendah menunjukkan persepsi terhadap kesehatan diri sendiri buruk atau semakin memburuk. Nilai yang tinggi menunjukkan persepsi terhadap kesehatan diri sendiri sangat baik.

5. Vitalitas / Energi

Terdiri dari 4 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kelelahan, dan semangat. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan lelah, dan tidak semngat. Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan penuh semangat.

6. Fungsi Sosial

Terdiri dari 2 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kesehatan fisik atau masalah emosional mengganggu aktivitas sosial. Nilai yang rendah menunjukkan aktivitas sosial yang sering terganggu. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada gangguan pada aktivitas sosial sehari-hari.

7. Keterbatasan peran karena masalah emosional

(76)

21

tidak dapat bekerja seperti biasanya. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada gangguan dalam pekerjaan atau aktivitas sehari-hari karena masalah emosional.

8. Kesehatan mental

(77)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita di Indonesia maupun di dunia saat ini. International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2014 ada 387 juta orang yang hidup dengan DM, dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian ke tujuh di dunia. Lebih dari 80% kematian yang disebabkan oleh DM terjadi di negara – negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015).

Dua ratus ribu orang meninggal setiap tahunnya di Amerika Serikat karena DM. Lebih dari 29 juta orang atau 9,3% dari populasi Amerika Serikat menderita DM (CDC, 2014). Sedangkan di Eropa menurut data IDF 7,9% dari penduduknya menderita DM. IDF juga menyatakan bahwa jumlah orang dewasa yang terkena DM akan meningkat sebesar 55% pada tahun 2035.

International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014 menyatakan bahwa prevalensi DM di Indonesia sekitar 5,81% dari populasi penduduknya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 proporsi penduduk Indonesia dengan diabetes melitus adalah 6,9%. Prevalensi yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Sedangkan prevalensi diabetes melitus di Sumatera Utara yaitu 1,8% (Kemekes RI, 2014).

(78)

2

DM dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan komplikasi, seperti retinopati, penyakit kardiovaskular, nefropati, dan masalah pada kaki. Komplikasi pada kaki merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada penderita DM. Beberapa masalah pada kaki diabetik yaitu, perubahan bentuk kaki karena atrofi otot ataupun perubahan tulang dan sendi seperti Bunion, Hammer Toes (ibu jari martil), Charcot Foot, dan luka kaki diabetik.

Luka kaki diabetik disebabkan karena status hiperglikemia pasien DM yang menyebabkan neuropati dan vaskulopati. Kerusakan pembuluh darah (vaskulopati) akibat dari kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama dapat mengganggu aliran darah sehingga kaki tidak mendapat nutrisi yang cukup, yang menjadikan kaki lemah, mudah luka dan sulit untuk sembuh jika terjadi luka. Kondisi neuropati juga memperburuk keadaan pasien DM karena mengakibatkan kepekaan terhadap rasa nyeri, panas, dan dingin berkurang, sehingga pasien tidak sadar kakinya terluka. Jika kaki yang terluka tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.

(79)

tungkai bawah diamputasi karena luka kaki diabetik (Hinchcliffe, Adros, & Apelqvist et al., 2012). Sementara itu Robbins, Strauss, Aron, Kaplan, dan Kuba (2008) menemukan bahwa tingkat kematian dalam lima tahun setelah menderita luka kaki diabetik adalah 43% - 55% dan 74% untuk pasien dengan amputasi. Di RSUPN dr CiptoMangunkusumo, masalah kaki diabetes masih merupakan masalah besar. Sebagian besar perawatan penyadang DM berhubungan dengan kaki diabetes. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25% (data RSUPNCM tahun 2003). Sebanyak 14,3% pasien penyandang DM akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan sebanyak 37% pasien akan meninggal 3 tahun pasca amputasi.

Data dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 7176 pasien menjalani perawatan dengan perincian sebanyak 672 pasien yang menjalani rawat inap akibat diabetes melitus dan berisiko tinggi mengalami luka kaki diabetik. Pada tahun 2015 terdapat 30 pasien luka kaki diabetik yang rutin melakukan perawatan di poli kaki diabetes RSUP HAM Medan.

Data yang di peroleh dari Asri Wound Care Centre pada bulan Januari sampai Desember 2014 terdapat jumlah 312 pasien dengan luka kaki diabetik, sedangkan pada bulan Januari sampai dengan September 2015 terdapat jumlah 310 pasien dengan luka kaki diabetik. Dimana angka kejadian amputasi dan kematian di Asri Wound Care Centre masih nol.

(80)

4

lebih luas, amputasi, dan kecacatan jangka panjang yang dapat menyebabkan pasien khawatir dan takut.

Penderita luka kaki diabetik mengalami berkurangnya mobilitas, sering terjatuh, bergantung kepada orang lain, hilangnya pekerjaan, berkurangnya pemasukan keuangan, dan berisiko untuk dilakukan amputasi (Zelenikova, et al., 2014). Menurut Price (2005) pasien luka kaki diabetik memerlukan dukungan untuk menyesuaikan diri dengan komplikasi yang terjadi dan depresi yang dapat menyertai rendahnya status kesehatan.

Kualitas hidup dikonseptualisasikan secara umum sebagai parameter multidimensi yang menggambarkan persepsi individu secara subjektif dari kesehatan fisik dan psikologis nya, serta fungsi sosialnya dan lingkungannya (Pernambuco, Rodrigues, & Bezerra et al., 2011).

Secara khusus, pasien dengan luka kaki diabetik memiliki keterbatasan pergerakan, penyesuaian kondisi psikososial yang buruk, dan persepsi diri yang rendah terhadap kesehatan. Hal-hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien luka kaki diabetik.

(81)

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penilitan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki diabetik di Asri Wound Care Centre.

2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan?

3. Tujuan Penelitian

3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri wound Care Centre Medan.

3.2Tujuan Khusus

3.2.1 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain fungsi fisik

3.2.2 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah fisik

3.2.3 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain nyeri tubuh

3.2.4 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain kesehatan secara umum

3.2.5 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain vitalitas/energy

(82)

6

3.2.7 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah emosional

3.2.8 Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain kesehatan mental

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa keperawatan tentang kualitas hidup pasien luka kaki diabetik.

4.2 Bagi Praktik Keperawatan

Sebagai bahan informasi bagi perawat untuk mengetahui kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

4.3 Bagi Penelitian Keperawatan

(83)

yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre

Nama Mahasiswa : Fatricia Br Girsang

NIM : 121101061

Program Studi : Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2016

Abstrak

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik adalah pesepsi pasien dalam menghadapi masalah luka pada kaki yang merupakan komplikasi dari penyakit DM yang diderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre. Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dengan jumlah sampel 20 orang. Data dianalisa secara univariat dan menggunakan teknik komputerisasi dengan uji statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 orang (60%) memiliki kualitas hidup yang buruk, sedangkan 8 orang (40%) berada dalam kategori baik. Kualitas hidup ditinjau dari domain fungsi fisik sebanyak 16 orang (80%) dalam kategori buruk, domain keterbatasan peran karena masalah fisik menunjukkan 16 orang (80%) berada dalam kategori buruk. Domain nyeri tubuh menunjukkan 13 orang (65%) dalam kategori buruk, domain kesehatan secara umum menunjukkan 18 orang (90%) berada dalam kategori buruk, sedangkan domain energi menunjukkan 17 orang (85%) dalam kategori baik. Domain fungsi sosial menunjukkan 16 orang (60%) dalam kategori buruk. Domain keterbatasan peran karena masalah emosional menunjukkan 15 orang (75%) dalam kategori buruk, sedangkan domain kesehatan mental menunjukkan seluruh pasien (100%) dalam kategori baik. Meskipun luka kaki diabetik telah memberikan perubahan pada kondisi kesehatan pasien, namun luka kaki diabetik tidak selalu membuat pasien merasa terpuruk dan putus asa. Dukungan keluarga dan orang di sekitar pasien dapat memberikan dampak yang positif terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian ini dapat memberi masukan kepada perawat untuk merawat pasien luka diabetik dengan memperhatikan kondisi fisik maupun psikologis, sosial, dan lingkungan pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti lebih lanjut aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup pasien luka kaki diabetik.

(84)

Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang

Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre

SKRIPSI

Oleh

Fatricia Br Girsang

121101061

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(85)
(86)

Gambar

Tabel 3.1. Depenisi operasional variabel penelitian
Tabel 5.1. Karakteristik pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre (n=20)
Tabel 5.3 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center
Tabel 5.4 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Center
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, persepsi pasien luka diabetik tentang perawatan luka lembab di ASRI Wound Care Center mayoritas berada dalam kategori persepsi baik yaitu sebesar 83,3% &amp;

Pasien luka diabetes umumnya terlambat menyadari bahwa telah terjadi luka pada kakinya, hal ini semakin diperparah karena kaki yang terluka tersebut tidak dirawat

diabetik yang menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance. mengalami peningkatan (

Efektivitas Metode Perawatan Luka Moisture Balance terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Ulkus Diabetikum di Klinik Perawatan luka FIKES UMM. Skripsi Strata pada Fakultas

The impact of diabetic foot ulcer pain on patient quality of life.. Diabetes Report

Mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan yang lain (sebagai contoh, membuat anda harus berusaha lebih kerash. Selama 4 minggu terakhir, seberapa sering

Luka kaki diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang.. melibatkan gangguan pada saraf periferal

Dari hasil penelitian, persepsi pasien luka diabetik tentang perawatan luka lembab di ASRI Wound Care Center mayoritas berada dalam kategori persepsi baik yaitu sebesar 83,3% &amp;