• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frater Mateus Syukur, salah seorang tenaga pendidik dan serentak pamong-formator di SM PvD membeberkan pengalamannya tentang arah pendidikan SM PvD, antara lain demikian:

Arah perjalanan hidup lembaga seminari dibangun di atas dasar pengharapan akan satu kepastian hidup, di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Arah perjalanan itu ialah untuk menciptakan manusia yang produktif, kreatif dan inovatif yang berdaya guna baik untuk bangsa, negara maupun untuk gereja. Seminari merupakan sebuah lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan lainnya yang bertujuan untuk memenuhi tuntutan akan kebutuhan manusia yang ingin menjadi manusia sejati, yang bukan hanya sekedar ada namun harus memiliki kesadaran akan adanya dan bertanggungjawab atas adanya. Untuk itulah media yang diperlukan adalah belajar terus-menerus dan tidak ada waktu untuk tidak belajar.

Sudah pasti bahwa setiap lembaga pendidikan apapun di tanah Papua ini, hadir dengan sebuah keunikannya masing- masing. Seminari Petrus Van Diepen juga demikian hadir dengan keunikannya tersendiri. Keunikan itulah yang nantinya menjadi pembeda antara lembaga pendidikan yang satu dengan yang lainnya di tanah Papua tercinta ini. Tentu saja kekhasan yang ada di lembaga Seminari Petrus Van Diepen, mengerucut pada sebuah tujuan untuk membangun

mindset anak-anak bangsa terutama putera/puteri Papua. Seminari hadir untuk membangunkan kesadaran setiap manusia akan pentingnya sebuah pendidikan. Untuk itulah diciptakan sebuah aturan hidup yang tersistematis. Inilah keunikan yang seharusnya tetap dipertahankan di sebuah lembaga pendidikan bahwa ia bukan sekedar membangun salah satu dimensi dari kehidupan manusia tetapi seharusnya mencakup seluruh aspek yang diperlukan demi sebuah keutuhan satu pribadi yang namanya manusia. Hal inilah yang selalu diciptakan di lembaga Seminari Petrus van Diepen.

Ada beberapa aspek pendidikan yang merupakan sarana untuk mencapai sebuah tujuan bagi setiap anak bangsa terutama putera/puteri Papua yang ingin, masih dan sudah mengenyam pendidikan di Seminari Petrus Van Diepen, yaitu Aspek hidup Rohani, Aspek hidup studi dan Aspek

hidup komunitas. Ketiga aspek ini merupakan gambaran umum yang mana setiap aspek tentu memiliki muatan dasar pendidikan untuk membantu membangunkan kesadaran setiap pribadi terutama yang lahir dari tanah Papua dan ingin menjadikan dirinya bermanfaat bagi kehidupan.

Inilah yang menjadi kekhasan seminari. Aspek rohani bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa ia adalah makhluk spiritual yang senantiasa mengarahkan hidupnya pada sesuatu yang tertinggi yakni Tuhan. Aspek hidup studi bertujuan untuk memaknai keberadaan manusia sebagai pribadi berakal budi yang perlu diisi dengan belajar terus- menerus. Sedangkan aspek hidup komunitas menyadarkan manusia akan dirinya sebagai makhluk sosial yang tentunya tidak bisa hidup tanpa adanya pribadi yang lain.

Ketiga aspek ini merupakan gambaran umum, yang pastinya setiap aspek ada aturan dalam pelaksanaannya di Seminari Petrus Van Diepen.

Kepala SMP di SM PvD, RD. Adrianus Tuturop Pr, memberikan juga arah pendampingan yang dilakukan selama ini, yaitu:

….bagian dari pendampingan yang dilakukan selama ini yaitu terarah pada:

1. Siswa/i-Seminaris menyadari nilai-nilai manusiawi yang tumbuh dalam keluarga dan dapat berkembang dalam kehidupan komunitas di seminari

2. Siswa/i-Seminaris menyadari perlunya perkembangan bebas menuju kepribadian yang dewasa. Pribadi yang dewasa tercermin pada: keseimbangan antara segi rasional/ intelektual dan emosional-afeksi, ketekunan, ketabahan, disiplin diri, menghayati seksualitas secara sehat, berinisiatif dan kreatif.

3. Kedewasaan pribadi secara kristiani: hidup berpola pada Yesus Kristus, menerima dan menghayati rahmat Tuhan, ketekunan dan kesetiaan mendengarkan sabda Allah, menghayati nilai-nilai hidup rohani dan bersama. Siswa/i-Seminaris rela menerima bimbingan rohani, makin mampu mengenal panggilan Allah

4. Siswa/i-Seminaris menyadari bahwa kedewasaan kristiani berkembang jika ditopang oleh perkembangan kedewasaan manusiawi

5. Seorang manusia dewasa secara manusiawi dan kristiani, dilengkapi dengan kemampuan belajar mandiri. Hidup

Petrus Van Diepen Sorong

123 meneladan Bunda Maria dalam menghayati panggilan

hidupnya

6. Pribadi dewasa secara manusiawi: mengenal jati dirinya meskipun masih memerlukan pengukuhannya

7. Manusia dewasa berarti memiliki pribadi yang utuh, bukan hanya mengenal diri melainkan akrab dengan dirinya. Ia tahu dan menerima keunggulan dan kelemahannya. Kedewasaannya tampak pada kemapanan intelektual dan kepribadian

8. Menjadi manusia cerdas yang mampu bersaing di segala level dengan tetap bersandar pada nilai-nilai kemanusiaan

Itulah upaya yang dilakukan oleh para pendamping, baik secara khusus di sekolah maupun di asrama.

Demikian pula bapak guru Konradus Jurman S.S., menyatakan pengalamannya tentang pendidikan berpola asrama di SM PvD demikian:

Konsep pendidikan seminari bukan hanya untuk menguasai apa yang disebut 3M (membaca, menulis dan menghitung). Pendidikan seminari harus berorientasi kepada pembentukan kepribadian orang secara komprehensif, sekurang-kurangnya ada tiga tema besar yang disingkat dengan 3S (Scientia, Sanitas dan Sanctitas atau berilmu, sehat, dansuci). Untuk mewujudkan manusia berkepribadian 3S ini tentu kita membutuhkan sebuah panti pendidikan yang mendukung untuk itu, yakni gedung sekolah dan Asrama yang memadai. Siswa-siswi yang hidup di sekolah dan asrama, mereka sungguh-sungguh diasah, ditempa dan dididik selama 24 jam. Di asrama, mereka sungguh-sungguh mengetahui dan merasakan mengalirnya waktu diikuti dengan berbagai macam kegiatan yang sudah terencana dan terjadwal. Semua kegiatan itu bermuara pada pembentukan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan 3M dan 3S tadi. Secara sederhana, orang mengatakan bahwa pendidikan berpola

asrama melatih orang untuk hidup “disiplin waktu.”

Mereduksi pendidikan berpola asrama dengan soal “displin waktu” hemat saya adabenarnya, karena segala sesuatu kita lakukan dalam “bingkai waktu.” Waktu terus berjalan,

apabila kita tidak mengisinya dengan berbagai kegiatan yang bermagna maka waktu itu akan megalir dengan sia-sia. Pendidikan berpola asrama, dengan berbagai kegiatan terjadwal, tentunya mampu merubah mindset siswa akan pentingnya mengisi hidup dengan melakukan berbagai

kegiatan berguna dari waktu ke waktu. Setiap waktu mengalir juga mengalirkan rahmat, sehingga orang Barat mengatakanTime is money. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan rahmat atau uang.

Pengalaman Kompetensi Kelulusan Siswa

Paskalis Kosay, salah seorang siswa SM PvD menuliskan pengalamannya yang membanggakan tentang kompetensi kelulusannya demikian,

Saya adalah siswa yang berasal dari Wamena dan secara geografis jauh dari Sorong. Saya bangga bersekolah di Seminari Petrus van Diepen. Kebanggaan saya ini beralasan karena selama kurun waktu proses belajar saya mengalami perkembangan dalam bidang-bidang berikut yang menjadi dasar orientasi pendidikan di Seminari antara lain:

1. Aspek intelektual

Dalam proses saya mengalami perkembangan karena guru-guru mampu mentransfer ilmu pengetahuan secara baik. Standar intelektual yang harus dicapai adalah 70 . standar ini menjadi penanda sekaligus pendongkrak semangat untuk terus memacu diri dalam belajar. Saya benar mengalami perkembangan dalam hal belajar. Di sini saya belajar bahwa belajar bukan hanya untuk sebuah angka tetapi belajar untuk hidup.

2. Aspek spiritual

Pada aspek ini saya diajarkan dan belajar untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kegiatan rohani yang dijalani adalah: ibadat pagi, ekaristi/misa, salve, pengakuan dosa, rekoleksi, retret, dan completorium/ doa penutup. Aspek spiritual membentuk kecerdasan spiritual sebagai bentuk kesadaran akan yang Ilahi. Saya belajar untuk membawa diri di hadapan Tuhan pencipta. Saya belajar untuk rendah hati di hadapan sang pencipta. 3. Aspek Jasmani

Yang saya belajar dari aspek ini adalah pengolahan diri dalam kesehatan fisik, mental dan relasi sosial. Saya belajar melalui aturan harian yang mengkondisikan untuk hidup sehat, bermain bersama, hidup bersama, kegembiraan teman menjadi kegembiaraan saya, kedukaan teman menjadi kedukaan bersama. Saya mengalami situasi pengolahan mental untuk bertumbuh sebagai seorang anak. Dalam proses pengolahan hidup di sana-sini saya mengalami situasi pasang dan surut.

Petrus Van Diepen Sorong

125 Terkadang sampai putus asa, tetapi saya bahagia karena

terus ditemani oleh para guru di sekolah dan pamong di asrama dengan motivasi dan pengajaran akan hidup yang baik.

Akhirnya saya mau mengatakan bahwa sekolah asrama seminari Petrus van Diepen adalah jawaban bagi cita-cita saya untuk sekolah dan tinggal di asrama. Saya belajar untuk mandiri dalam berbagai hal. Menurut saya inilah model pendidikan yang menjawab kebutuhan anak-anak Papua.

Frater Yustinus R.T. Neno SVD memberikan pemaparan yang bisa menggambarkan kualitas peserta didik SM PvD dengan output

yang dlahirkan oleh sekolah berpola asrama ini, demikian: Kualitas peserta didik seminari van Diepen sangat berbantung dari beberapa hal, seperti: Pertama, kualitas pendidik. Kualitas dari pendidik sangat mempunyai pengaruh besar terhadap proses perkembangan anak, terutama dalam aspek kognigtif, psikoemosional, spiritual dan pembentukan karakter. Di sini, guru yang berkualitas tahu bagaimana mendidik dan menjadikan seorang peserta didik yang berkualitas dari semua aspek, bukan hanya satn aspek saja. Jadi, kualitas pendidik bisa menjadi penentu dari kualitasnya seorang peserta didik.

Kedua, harus ditemukan sebuah „sistem yang tepat‟ dalam

lembaga seminari. Sistem yang dimaksudkan ialah atmosfer Seminari yang dapat membuat para seminari menyadari akan keberadaannya di seminari.Sebagai contoh, ketika saya pertama kali sekolah di seminari Flores, saya langsung merasakan atmosfer seminari yang menanamkan budaya baca, sangat menghargai waktu, menghargai keheningan, dan lain sebagainya. Atmosfer ini yang membius saya untuk harus diikuti dan dijalankan dalam kehidupan saya di seminari. Dan apa yang saya terima di seminari menengah terbawa sampai saat ini. Jika sistem yang sudah cocok dan tepat itu ditemukan, saya yakin nuansa seminari saat ini akan berbeda; seminari makin bersinar.

Dua hal yang saya sebutkan di atas menjadi anjuran untuk menjadikan siswa/i seminari berkualitas. Dalam pengamatan saya sekarang ini, secara akademik untuk konteks Papua, khususnya Kabupaten Sorong, siswa/i seminari termasuk peserta didik yang berkualitas secara akademik. Tapi untuk konteks Papua secara keseluruhan belum teralu pasti. Hal ini terjadi karena masih ada banyak orang yang lebih berkualitas di sekolah lain.

Di samping itu juga, Seminari van Diepen dikenal sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, perhatian para guru kepada siswa yang sangat baik dan peraturan yang ditetapkan lembaga seminari yang tergolong keras. Hal initerjadi karena di dalam tubuh seminari van Diepen sendiri (pendidik dan peserta didik) sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Dan ini yang menjadi kualitas Van Diepen.

Sepuluh tahun usia seminari van Diepen sudah menghasilkan

output yang melanjutkan study diberbagai universitas, baik dalam negeri maupun luar negeri. Diusia yang masih tergolong sangat muda, van Diepen melahirkan putra-putri yang mampu bersaing dengan mahasiawa dari latarbelakang pendidikan yang berbeda. Buktinya, laskar-laskar van Diepen masih bertahan di universitas terkenal seperti Sanata Darma dan universitas ternama di luar negeri.

Ada juga putra-putra yang dilahirkan dari rahim van Diepen untuk melanjutkan studinya di lembaga calon pembentukan imam. Putra-putra pilihan Tuhan ini bersedia menanggapi dan menjawabi panggilan Allah untuk menjadi Imam Keuskupan dan bairawan misionaris. Mereka tersebar ke beberapa keuskupan seperti Keuskupan Manokwari Sorong, Jayapura dan beberapa konggregasi seperti OSA, O. Carm dan SVD. Pendidikakan, pembinaan dan pembentukan yang terjadi di rahim Petrus van Diepen sudah melahirkan putra- putri yang berkualitas. Pengbadian, kerja keras dan kerjasama antarpembina, pendidik dan peserta didik melahirkan output-output yang berkualitas.

Hasil Pengelolaan Seminari Menengah „Petrus van Diepen‟

Dokumen terkait