• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan ikan karang dibagi dalam 2 kategori yakni ikan indikator dan ikan target Ikan indikator adalah jenis ikan yang hidupnya sangat erat berasosiasi dengan ikan karang, dalam hal ini hanya satu suku yakni ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Ikan target adalah jenis-jenis ikan pangan yang bernilai ekonomis. Kelompok Ikan Target Utama yang diamati terdiri dari beberapa Suku/Family yakni :

1. Ikan Kakap (Lutjanidae), 2. Ikan Kerapu (Serranidae), 3. Ikan Bibir tebal (Haemulidae), 4. Ikan Beronang (Siganidae). 5. Ikan Lencam (Lethrinidae) 6. Ikan Kuweh (Carangidae)

Hasil sensus visual ikan karang kategori ikan indikator dan ikan target di P. Salawati dan P. Batanta di Kabupaten Radja Ampat pada 12 stasiun pengamatan mencatat sebanyak 6281 individu yang tergolong dalam 16 suku dan 94 jenis . Ikan indikator yang ditemukan sebanyak 20 jenis yakni dari suku Chaetodontidae sedangkan ikan target yang ditemukan sebanyak 74 jenis dari 15 suku. Ringkasan hasil keanekaragaman jenis pada Kabupaten Radja Ampat dapat dilihat pada Tabel 6.

Kepadatan rata-rata ikan indikator mencapai 0,1228 individu/m2 atau 1228 ekor/ha sedangkan ikan target mencapai 1, 3550 ekor/m2 atau 13.550 ekor/ha.

Stasiun P.Jefman (SWBU 02) tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi sebanyak 1238 ekor ikan , dimana ikan ekor kuning (Pterocaesio marri, ditemukan sekitar 500 ekor) dan ikan beronang (Siganus lineatus, ditemukan sekitar 200 ekor) memberikan kontribusi sehingga kelimpahan ikan di lokasi tersebut tinggi, sedangkan lokasi yang memiliki jumlah jenis tertinggi adalah pada lokasi Desa / Kampung Yesnanas (SWBU 07) dan P.RUN (SWBU 011) yakni ditemukan sekitar 49 sd 50 jenis ikan. Lokasi yang memiliki jumlah jenis maupun individu terendah adalah pada lokasi SWBU 01 dimana hanya ditemukan 104 ekor ikan yang termasuk dalam 18 jenis (Gambar 20)

Tabel 6. Jumlah Individu dan Jenis Ikan karang di perairan P. Salawati dan P.Batanta di Kabupaten Radja

Ampat, 2015 .

No Lokas Jumlah Stasiun Luas transek (m2)

Jumlah Total

Individu Jumlah TotalJenis Indikator Target Indikator Target

1 P. Salawati 6 2100 252 3074 17 55

2. P. Batanta 6 2100 270 2685 18 69

Ikan indikator dari famili Chaetodontidae yang ditemukan terdiri dari lima marga yakni Chaetodon , Chelmon, Coradion, Heniochus dan Forcipiger dengan kelimpahan sebanyak 522 ekor. Chaetodon lunulatus tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi dan ditemukan hampir disetiap lokasi penelitian dengan jumlah 164 ekor sedangkan

Chaetodon ocelicaudus dan Chaetodon speculum merupakan jenis yang sangat jarang

ditemukan di lokasi penelitian. Jenis Chaetodon ocelicaudus hanya ditemukan di lokasi P.Pev (SWBU 10) dan Chaetodon speculum di P. Senapan (SWBU 05)

Lokasi Kampung Yesnanas (SWBU 07) merupakan lokasi yang memiliki jumlah individu maupun jumlah jenis tertinggi ikan indikator yakni sebesar 69 ekor dan termasuk dalam 12 jenis sedangkan di stasiuni SWBU 01 merupakan lokasi yang terendah jumlah individu maupun jumlah jenis ikan indikatornya yakni hanya ditemukan 20 ekor ikan indikator yang termasuk dalam 3 jenis (Gambar 21)

Gambar 20. Jumlah individu dan jumlah jenis ikan karang kategori “indikator dan target”

hasil pengamatan dengan metode Underwater Visual Census, di perairan P.Salawati dan P. Batanta Kabupaten Radja Ampat, 2015

Hasil sensus visual ikan target ditemukan sebanyak 74 jenis dari 15 suku dengan total kehadiran sebanyak 5759 individu atau kepadatan ikan mencapai 1,3550 ekor/m2 atau 13.550 ekor/ha. Suku Caesionidae memiliki kelimpahan individu tertinggi sebesar 3440 individu, terdiri dari 6 jenis , diikuti suku Acanthuridae sebanyak 601 individu (8 jenis), suku Siganidae sebanyak 362 individu (6 jenis) dan Scaridae sebanyak 332 individu (6 jenis) sedangkan yang terendah adalah suku Haemulidae sebanyak 19 individu (3 jenis) dan Epiphidae sebanyak 23 individu (1 jenis) (Tabel 7.)

Stasiun pengamatan Pulau Jefman (SWBU 02) tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi yakni sebesar 1182 individu yang tergolong dalam 26 jenis diikuti stasiun Tg Alauket (SWBU 09) dan P.Senapan (SWBU 05) dengan kelimpahan masing- masing 886 individu (35 jenis) dan 638 individu (26 jenis) Gambar 22.

Jenis-Jenis ikan dari suku Caesionidae tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi

di Pulau Salawati dan P. Batanta . Jenis-jenis tersebut adalah Caesio teres (1600 ekor) ,

Pterocaesio marri (650 ekor), Caesio caerulea (490 ekor), Caesio cunning (300 ekor) (Tabel

7.).

Gambar 22 Jumlah individu dan jumlah jenis ikan karang kategori “target” hasil

pengamatan dengan metode Underwater Visual Census, di perairan P.Salawati dan P. Batanta Kabupaten Radja Ampat, 2015

Tabel 7. Kelimpahan ikan target berdasarkan dominasi suku, (KI = kelimpahan individu,

densitas(ekor/m2) dan FK = frekuensi kehadiran (%)

No Jenis Suku KI (ekor/mDensitas2) TargetFK (%)

1 Caesio teres Caesionidae 1600 0,0094118 58 2 Pterocaesio marri Caesionidae 650 0,0094118 25 3 Caesio caerulaurea Caesionidae 490 0,0089412 42 4 Caesio cuning Caesionidae 300 0,0058824 8 5 Pterocaesio tile Caesionidae 250 0,0058824 33 6 Siganus lineatus Siganidae 200 0,0044706 8 7 Ctenochaetus striatus Acanthuridae 169 0,0037647 67 8 Caesio lunaris Caesionidae 150 0,0028235 17 9 Acanthurus pyroferus Acanthuriodae 137 0,0025882 75 10 Scarus sordidus Scaridae 126 0,0023529 92

Kehadiran ikan Indikator (Chaetodontidae) sebanyak 20 jenis di P. Batanta dan P. Salawati menunjukkan bahwa jenis ikan tersebut masih toleran dengan kondisi terumbu karang seperti demikian, sehingga harus diupayakan pengawasan yang ketat, agar tidak terjadi pengrusakan karang yang lebih parah. Jumlah jenis ikan target terdiri 94 jenis ikan target yang termasuk dalam 15 suku.

Standing stock ikan karang untuk kategori ikan indikator adalah sebanyak144 kg/ha dan untuk ikan target adalah sebanyak 4.520.kg / ha (4,5) ton per hektar sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak mengalami lebih tangkap.

Sebaran Ikan Indikator

Ikan indikator dari famili Chaetodontidae yang ditemukan terdiri dari lima marga yakni Chaetodon , Chelmon, Coradion, Heniochus dan Forcipiger dengan kelimpahan sebanyak 522 ekor. Chaetodon lunulatus tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi dan ditemukan hampir disetiap lokasi penelitian dengan jumlah 164 ekor sedangkan

Chaetodon ocelicaudus dan Chaetodon speculum merupakan jenis yang sangat jarang

ditemukan di lokasi penelitian. Jenis Chaetodon ocelicaudus hanya ditemukan di lokasi P.Pev (SWBU 10) dan Chaetodon speculum di P. Senapan (SWBU 05)

Lokasi Kampung Yesnanas (SWBU 07) merupakan lokasi yang memiliki jumlah individu maupun jumlah jenis tertinggi ikan indikator yakni sebesar 69 ekor dan termasuk dalam 12 jenis sedangkan Lokasi SWBU 01 merupakan lokasi yang terendah jumlah individu maupun jumlah jenis ikan indikatornya yakni hanya ditemukan 20 ekor ikan indikator yang termasuk dalam 3 jenis

ditemukan hampir disetiap lokasi penelitian dengan jumlah 164 ekor sedangkan Chaetodon

ocelicaudus dan Chaetodon speculum merupakan jenis yang sangat jarang ditemukan di

lokasi penelitian. Jenis Chaetodon ocelicaudus hanya ditemukan di lokasi P.Peev (SWBU 10) dan Chaetodon speculum di P. Senapan (SWBU 05)

Lokasi Kampung Yesnanas (SWBU 07) merupakan lokasi yang memiliki jumlah individu maupun jumlah jenis tertinggi ikan indikator yakni sebesar 69 ekor dan termasuk dalam 12 jenis sedangkan Lokasi SWBU 01 merupakan lokasi yang terendah jumlah individu maupun jumlah jenis ikan indikatornya yakni hanya ditemukan 20 ekor ikan indikator yang termasuk dalam 3 jenis

Sebaran Ikan Target

Hasil sensus visual ikan target ditemukan sebanyak 74 jenis dari 15 suku dengan total kehadiran sebanyak 5759 individu atau kepadatan ikan mencapai 1,3550 ekor/m2 atau 13.550 ekor/ha.

Suku Caesionidae memiliki kelimpahan individu tertinggi sebesar 3440 individu, terdiri dari 6 jenis , diikuti suku Acanthuridae sebanyak 601 individu (8 jenis), suku Siganidae sebanyak 362 individu (6 jenis) dan Scaridae sebanyak 332 individu (6 jenis) sedangkan yang terendah adalah suku Haemulidae sebanyak 19 individu (3 jenis) dan Epiphidae sebanyak 23 individu (1 jenis) (Tabel 8.)

Stasiun pengamatan Pulau Jefman (SWBU 02) tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi yakni sebesar 1182 individu yang tergolong dalam 26 jenis diikuti stasiun Tg Alauket (SWBU 09) dan P.Senapan (SWBU 05) dengan kelimpahan masing- masing 886 individu (35 jenis) dan 638 individu (26 jenis) .

Jenis-Jenis ikan dari suku Caesionidae tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi di Pulau Salawati dan P. Batanta . Jenis-jenis tersebut adalah Caesio teres (1600 ekor) ,

Pterocaesio marri (650 ekor), Caesio caerulea (490 ekor), Caesio cunning (300 ekor) (Tabel

9).

Tabel 8. Jumlah Individu dan Jumlah jenis setiap suku ikan target hasil pengamatan

dengan metode Underwater Visual Census, di perairan P.Salawati dan P. Batanta Kabupaten Radja Ampat, 2015

No Suku Jumlah Individu Jumlah Jenis

1 CAESIONIDAE 3440 6 2 ACANTHURIDAE 601 8 3 SIGANIDAE 362 6 4 SCARIDAE 332 6 5 HOLOCENTRIDAE 271 5 6 LUTJANIDAE 208 8 7 MULLIDAE 136 5 8 SERRANIDAE 119 10 9 CARANGIDAE 54 5 10 LETHRINIDAE 54 3 11 LABRIDAE 51 4 12 NEMIPTERIDAE 41 3 13 HAEMULIDAE 19 3 14 EPIPHIDAE 23 1 15 DUGONGIDAE 1 1

Tabel 9. Sepuluh jenis ikan target yang dominan (KI = kelimpahan individu, densitas(ekor/m2) dan FK = frekuensi kehadiran (%).

No Jenis Suku KI (ekor/mDensitas2) FK (%)

1 Caesio teres Caesionidae 1600 0,0094118 58 2 Pterocaesio marri Caesionidae 650 0,0094118 25 3 Caesio caerulaurea Caesionidae 490 0,0089412 42 4 Caesio cuning Caesionidae 300 0,0058824 8 5 Pterocaesio tile Caesionidae 250 0,0058824 33 6 Siganus lineatus Siganidae 200 0,0044706 8 7 Ctenochaetus striatus Acanthuridae 169 0,0037647 67 8 Caesio lunaris Caesionidae 150 0,0028235 17 9 Acanthurus pyroferus Acanthuriodae 137 0,0025882 75 10 Scarus sordidus Scaridae 126 0,0023529 92

Estimasi Potensi Sediaan Cadang (Standing stock) ikan target

Untuk mendapatkan bobot berat ikan (biomass) dari panjang total individu setiap spesies ikan target hasil sensus, maka digunakan nilai konstanta a dan b dari hasil-hasil penelitian hubungan panjang berat beberapa spesies ikan. Nilai tersebut dapat diperoleh dari website  shbase.

Total biomasa ikan target hasil sensus visual di perairan Pulau Salawati dan P.Batanta Kabupaten Radja Ampat sebesar 4520 kg/ha dengan ukuran panjang ikan berkisar antara 15 – 35 cm dengan berat berkisar antara 200 gr – 1500 gr, hal ini menunjukkan bahwa ikan-ikan target yang ditemukan di perairan Radja Ampat umumnya merupakan ikan-ikan dewasa . Biomas dari masing-masing suku yang ditemukan di perairan Radja Ampat dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.

Pada Tabel 11 di bawah ini ditampilkan sepuluh jenis ikan target yang memiliki biomasa tertinggi pada 12 stasiun penelitian di P. Salawati dan P. Batanta di Kabupaten Radja Ampat (kg/ha) . Jenis ikan Ekor kuning Caesio teres tercatat memiliki biomasa tertinggi sebesar 168. Kg/ha ddiikuti jenis Lutjanus carponotatus dan Upeneus tragulla masing – masing seberat 52 kg/ha kg dan 12 kg/ha.

Tabel 10. Total biomasa dari kesepuluh suku ikan target

hasil pengamatan dengan metode Underwater Visual Census, di perairan P.Salawati dan P. Batanta Kabupaten Radja Ampat, 2015

No Suku Biomasa (kg/ha

1 CAESIONIDAE 3407,2 2 SIGANIDAE 233,8 3 ACANTHURIDAE 176,7 4 LUTJANIDAE 132,7 5 HOLOCENTRIDAE 121 6 EPIPHIDAE 90,3 7 SCARIDAE 90 8 CARANGIDAE 75,4 9 SERANIDAE 70,6 10. DUGONG 56,6 11 HAEMULIDAE 34,8 12 MULIDAE 34,1 13 LABRIDAE 26 14 LETHRINIDAE 16,1 15 NEMIPTERIDAE 11,6 Total 4576,6

Biomasa dari beberapa jenis ikan Target Kelompok Utama seperti Kerapu, Kakap, Lencam, Beronang, Bibir tebal, Kuweh dan Ikan Napoleon dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini. Tabel 11. Biomasa ikan target berdasarkan kelimpahan jenis, hasil pengamatan dengan metode

Underwater Visual Census, di perairan P.Salawati dan P. Batanta Kabupaten Radja Ampat, 2015

No Jenis Nama Indonesia

Taksiran Selang panjang

(cm)

Kelimpahan

(ekor/ha) Biomasa (Kg/ha)

1. Caesio teres Ekor kuning 30 3765 2163 2 Caesio caerulaurea Kakap 30 1153 573 3 Caesio cuning Ekor kuning 30 706 432 4 Siganus lineatus Beronang 26 471 177 5 Pterocaesio marri Ekor kuning 20 1530 134 6 Platax teira Kipas 35 54 90 7 Ctenochaetus striatus Kakatua 20 398 88 8 Lutjanus fulvus Kakap 30 127 65 9 Dugong dugon Dugong 150 2 57 10 Caesio lunaris Ekor kuning 20 353 54

Tabel 12. Biomas dari beberapa jenis ikan Target Kelompok Utama di Perairan Kab Radja Ampat

No Jenis S u k u Taksiran Selang panjang (cm) Kelimpahan

(ekor/ha) Biomasa (Kg/ha)

1 Siganus lineatus Siganidae 26 471 177 2 Lutjanus fulvus Lutjanidae 30 127 65 3 Caranx ferdau Carangidae 35 54 51 4 Epinephelus fasciatus Serranidae 30 78 32 5 Siganus puellus Siganidae 20 186 28 6 Plectorhinchus polytaenia Haemulidae 30 16 21 7 Lutjanus fulviflammus Lutjanidae 20 127 18 8 Lutjanus gibbus Lutjanidae 25 52 17 9 Caranx melampygus Carangidae 45 9 15 10 Cheilinus undulates Labridae 40 9 11 11 Siganus virgatus Siganidae 20 66 11 12 Lutjanus carponotatus Lutjanidae 20 71 10 13 Plectorhinchus lineatus Haemulidae 30 19 10 14 Siganus vulpinus Siganidae 20 75 10 15 Cromileptes altivelis Serranidae 30 14 8

Komunitas ikan karang dicirikan dengan tingginya kelimpahan dan keanekaragaman jenis. Tingginya keanekaragaman jenis tersebut menurut beberapa penelitian disebabkan oleh tingginya kompleksitas dari struktur hanitat terumbu itu sendiri (Smith, 1978). Dilain pihak hasil penelitian mendapatkan bahwa migrasi merupakan faktor penting yang menentukan kelimpahan dalam struktur komunitas ikan karang (Roberstson, 1988). Demikian pula disampaikan oleh Allen (2007) menyatakan bahwa komposisi ataupun struktur komunitas ikan sangat ditentukan oleh kompleksitas habitat, posisi kedalaman serta lamanya surut air laut(degree of exposure). Choat dan Bellwood (1991) menyatakan interaksi antara ikan karang dan terumbu karang sebagai habitatnya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda; (2) interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk alga; dan (3) interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi hidrologis dan sedimen

Kehadiran ikan indikator yang ditemukan hampir di setiap lokasi penelitian secara signi kan diwakili oleh jenis Chaetodon lunulatus C. baronessa, C. kleinii, Heniochus varius, C.

vagabundus, C. ornatisimus, C. oktofasciatus. Coradion chryzosonus, Chaetodon ephipium dan C, rafflesi. Jenis Chaetodon trifasciatus, C. trifascialis dan C.ornatissimus merupakan jenis

yang dikelompokan sebagai pemakan polip karang utama dan senantiasa ditemukan pada karang-karang bercabang (Hamerlien-Vivien dan Bouchon, 1981 ; Anderson et al. (1981; Bawole, 1998). Selanjutnya Allen (2007) menemukan di Yap Micronesia bahwa jenis

Chaetodon lunulatus dan C. trifasciatus merupakan jenis ikan yang memiliki asosiasi yang

kuat dengan habitat karang. Sebaliknya secara umum kehadiran C. kleinii dan Heniochus

varius merupakan petunjuk bahwa kondisi terumbu karang kurang baik. (Reese, 1977;

1981; Edrus & Syam, 1998).

Kelimpahan menunjukkan banyaknya individu ikan persatuan luas daerah pengamatan. Nilai kelimpahan dapat menggambarkan keadaan serta jenis ikan karang yang mendominasi di suatu tempat. Hasil pengambilan data pada 12 titik di P. Batanta dan Salawati menunjukkan bahwa untuk ikan indikator Lokasi Kampung Yesnanas (SWBU 07) merupakan lokasi yang memiliki jumlah individu maupun jumlah jenis tertinggi, Tingginya ikan Indkator pada lokasi ini dalam pengamatan sepintas diduga berkaitan erat pada dua hal yakni kompleksitas habitat pada daerah tersebut serta tutupan karang yang relatif baik pada daerah tersebut. Selanjutnya untuk ikan target Stasiun pengamatan Pulau Jefman (SWBU 02) tercatat memiliki kelimpahan individu tertinggi sedangkan jumlah jenis tertinggi pada Kampung Yesnanas. Hadirnya jenis-jenis ikan suku Caesionidae dan Siganidae dalam jumlah yang sangat besar memberikan kontribusi yang signi can terhadap kelimpahan ikan di lokasi tersebut. Di Lokasi P. Jefman daerah dangkal menuju pantai (di belakang paparan terumbu) sangat lebat ditumbuhi oleh lamun. Hal ini diduga memberi kontribusi terhadap kehadiran kedua jenis ikan tersebut.

Berdasarkan Tabel 9, 10 dan 11, terlihat bahwa ikan dari suku Caesionidae mendominasi perairan P. Salawati dan P. Batanta. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah di lokasi tersebut sangat baik atau mendukung bagi perkembangbiakan sumberdaya ikan suku Caesionidae tersebut. sehingga manfaat dari penetapan daerah tersebut sebagai daerah kawasan konservasi dianggap sudah cukup tepat. Hal ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Zamani dkk .(2011) di Kepulauan Seribu yang menyatakan bahwa pada

tergolong baik dalam pengelolaannya. Selanjutnya Zamani dkk (2011) menyatakan bahwa ketertarikan ikan Caesio cuning dengan kelompok coral encrusting (CE) hal ini diduga bahwa sesuai kebiasaan ikan Caesio cuning yang selalu hidup berkelompok

(schooling), ikan tersebut membutuhkan ruang yang luas sehingga lebih suka pada pola

pertumbuhan karang yang merayap, dan juga disebabkan banyak biota (plankton) yang tersingkap tidak berada di rongga-rongga karang yang memudahkan kelompok ikan

Caesio cuning untuk memperoleh makanan.

Yang menjadi masalah didalam pengelolaan ikan target di P. Batanta dan P. Salawati adalah bahwa umumnya mata pencaharian utama masyarakat di kedua Pulau tersebut adalah menangkap ikan dan penangkapan dilakukan sepanjang tahun. Akibatnya faktor tersebut merupakan salah satu faktor utama yang dapat mengancam keberlanjutan sumberdaya ikan-ikan target tersebut. .

Untuk itu maka pengelolaan ikan Target dan Ikan Indikator di P. Batanta dan P. Salawati secara integrasi dan holistik dapat dilaksamakan dengan pendekatan Perikanan berbasis Ekosistem. pengelolaan ekosistem berbasis perikanan dalam paradigma bio sik dan sosial sebagai indikator yang perlu diperhatikan dari sudut pandang keindahan, kesehatan dan kehidupan ekosistem itu secara berkelanjutan. Terumbu karang dilihat dari produkti tas, keanekaragaman biota dan estetikanya memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Sumberdaya ini dapat dimanfaatkan sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan keberlanjutannya dan kelestariannya. Upaya pemanfaatan yang optimal perlu dilakukan agar dapat menunjang pembangunan secara berkelanjutan, dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Penerapan dari pendekatan ini dapat dilaksanakan melalui kesepakatan bersama masyarakat setempat terhadap beberapa hal seperti : Mengatur dan mengawasi penggunaan alat tangkap ikan, Penerapan sistem zonasi, Membatasi jumlah hasil tangkap. Untuk menilai keberhasilan ekosistem perikanan karang berkelanjutan adalah pemantauan dan evaluasi memerlukan informasi yang dikumpulkan secara periodik, seperti informasi tentang dampak ekologis, tutupan dan jumlah kepadatan biota dalam kawasan konservasi tersebut. Untuk itulah maka penelitian baseline studi ini dan tindaklanjut monitor yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan di lokasi penelitian ini adalah sebuah langkah yang tepat untuk dapat memberi masukan bagi kelanjutan upaya perikanan di wilayah tersebut.

Kesimpulan

Kehadiran ikan Indikator (Chaetodontidae) dicatat sebanyak 20 jenis di P. Salawati dan P. Batanta. Jumlah jenis ikan target terdiri 94 jenis ikan target yang termasuk dalam 15 suku. Standing stock ikan karang untuk kategori ikan indikator adalah sebanyak144 kg/ ha dan untuk ikan target adalah sebanyak 4.520.kg / ha (4,5) ton per hektar sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak mengalami lebih tangkap.

Dokumen terkait