• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengartian Metode Dikte (Imla’)

Dalam dokumen profesi kependidikan (Halaman 106-112)

PEMBAHASAN 10 METODE DIKTE

B. Pengartian Metode Dikte (Imla’)

Metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis. Dan imla’ dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya.

Tujuan Metode Imla’

adapun tujuan pengajaran imla’ ini adalah sebagai berikut :

• Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar

• Anak-anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, akan tetai terampil pula menuliskannya. Dengandemikian pengetahuan anak menjadi inegral. (terpadu)

• Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian, pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasaarab.

• Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi

• Menguji pengetahuan murud-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari

• Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya bahasa sendiri.

Metode Mengajar Imla’

Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan murid mencatat / menuliskannya di buku tulis. Kemudian imla’ dengan cara,gru hanya membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing.

Adapun metode imla’ tersebut adalah sebagai berikut :

1) Memeberikan, apersepsi terlebih dahulu, sebelum memulai imla’. Gunanya adlah agar perhatian anak didik terpusat kepada pelajaran yang akan dimulai.

2) Jika imla’ dilakukan dengan cara menuliskan materi imla’ maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

• Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik

• Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih

• Setelah guru membacakan imla’, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla’ hingga benar dan fasih. Jikaperlu semua siswa dapat membaca imla’ tersebut

• Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis

• Menagdakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan

• Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla’

• Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ didepan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi.

• Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai

3) Dan jika imla’ dilaksanakan dengan cara : Guru membacakan materi pelajaran imla’ itu kepada siswa, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

• Mengadakan apersepsi terlebih dahulu, agar perhatian siswa semua terpusat pada acar imla’

• Guru memulai mendikte acara imla’ secara terang / jelas, dan tidak terlalu cepat, apakah itu dengan cara sebagian-sebagian atau dengan membacakan secara keseluruhan. Dan murid melalui perhatiannya dan pendengarannya yang cermat, mencatatnya pada buku tulis mereka masing-masing

• Mengumpulkan semua catatan imla’ siswa, untuk kemudian diperiksa, apakah sudah benar atau belum imla’nya

• Guru mengadakan soal jawab mengenai imla’ yang baru saja dikerjakan itu, dan kemudian menyuruh salah satu diantara siswa untuk menuliskannya di papan tulis

• Guru membetulkan imla’ secara keseluruhan, dan dapat menjelaskan kembali mengenai kalimat yang belum dipahami oleh siswa

• Akhirilah pengajaran dengan memberi berbagai petunjuk dan nasihat-nasihat kepada anak didik.

4) Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi imla’, apakah tujuannya telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang dan perbaikan-perbaikan

Adapun berikut ini adalah beberapa saran dalam menggunakan metode imla’ sebagai berikut :

1) Jika imla’ dengan cara menuliskan di papan tulis, maka tulisan hendaknya rapi danterang, yang dapat dibaca oleh semua anak didik. Dan kalau imla’ dilakukan dengan cara guru membacakan, maka hendaknya bacaan imla’ dibacakan dengan suara yang lantang (terang), jangan terlalu lembek sehingga tidak diengar murid yang duduk di belakang. Jadi bacakanlah acara pelajaran imla’ tersebut dengan tenang tidak tergesa-gesa .

2) Guru janganlah memulai acara imla’, jika suasana kelas belum ditertibkan, sehingga siswa benar-benar dalam keadaan siap menerima imla’ yang akan disajikan.

3) Mulailah acara imla’ jika siswa telah dalam keadaan siap, bacakanlah secara terang dan pelan.

4) Adakanlah soal jawab dan diskusi mengenai materi imla’ tersebut kepada siswa dan mejelaskan maksud dari padanya.

5) Mengadakan evaluasi / post test.

Dalam metode pembelajaran untuk mengembangkan dan merencanakan pembelajaran yang hendak dicapai perlu memahami prinsip – prinsip pembelajaran yang hendak dicapai prinsip-prinsip pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Kesiapan ( Readness)

Dalam proses belajar mengajar baik itu pengajaran umum, agama maupun dalam pengajaran Bahasa sangat dipengaruhi oleh prinsip kesiapan yaitu kesiapan individu sebagai subyek yang melakukan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fisik–psikis (jasmani-mental) individu yang memungkinkan subyek dapat melakukan belajar. Biasanya kalau beberapa tahap dapat dilalui oleh peserta didik maka ia siap untuk melaksanakan suatu tugas khusus. Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut dapat dikemukakan hal-hal yang terkait dalam pembelajaran antara lain :

Individu dapat belajar dengan baik apabila tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kesiapan ( kematangan usia, kemampuan, minat, dan latar belakang pengalamannya) Kesiapan belajar harus diakaji lebih dulu untuk memperoleh gambaran kesiapan belajar siswanya dengan jalam mengetes kesiapan atau kemmpuan.

Jika individu kurang siap untuk melaksanakan suatau tugas belajar maka akan menghambat proses pengaitan pengetahuan baru ke dalam stuktur kognitif yang dimilikinya. Kesiapan belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan untuk menerima

sesuatu yang baru dalam membentuk atau mengembangkan kemampuan yang lebih matang. Bahan dan tugas–tugas belajar akan sangat baik kalau divariasi sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif, dan psikomotor pserta didik yang kan belajar.

2. Prinsip Motivasi (Motivation)

Menurut Morgan yang dikutip dalam bukunya Muhaimin dijelaskan bahwa Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu (Muhaimin : 2001: 138). Berkenaan dengan prinsip motivasi, ada beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yaitu :

• Memberikan dorongan atau (drive)

Tingkah laku seseorang akan terdorong kearah suatu tujuan tertentu apabila ada kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya dorongan internal, yang selanjutnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

• Memberikan Insentif

Adanya karakteristik tujuan menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tersebut disebut insentif. Dalam kegiatan belajar bahasa arab juga perlu insentif untuk lebih meningkatkan motiasi belajar peserta didik. Dalam hal ini insentif yang diberikan tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai dengan kadar kemampuan yang dicapai peserta didik.

• Motivasi Berprestasi

Setiap orang mempuanyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk dapat berprestasi. Mc Clelland (dalam Carleson,1986) menemukan bahwa motivasi merupakan fungsi dari tiga variable yaitu

(1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil;

(2) prestasi tertinggi tentang nilai tugas dan

(3) kebutuhan untuk keberhasilan atau kesuksasan

• Motivasi Kompetensi

Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan berusaha menaklukkan lingkungnnnya. Motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dari keinginannya

untuk menunjukkan kemampuan dan penguasaannya kepada yang lain. Karena itu diperlukan yaitu

(1) ketrampilan mengevaluasi diri

(2) nilai tugas bagi peserta didik

(3) harapan untuk sukses

(4) patokan keberhasilan

(5) kontol belajar dan

(6) penguatan diri untuk mencapai tujuan( Worell dan Stilwell, 1981

3. Prinsip Perhatian

Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat ketrmpiln, yaitu

(1) berorientasi pada suatu masalah;

(2) meninjau sepintas isi masalah ;

(3) Memusatkan pada aspek-aspek yang relefan dan

(4) mengabaikan stimuli yang idak relevan ( Worell dan Stilwell, 1981)

Dalam, proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya . Kalau peserta didk mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang disajikan atau dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut diantara sekian banyak stimuli yang datang dari luar.

Perhatian dapat membuat peserta didik untuk :

(1) mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan

(2) melihat masalah-masalah yang akan diberikan

(3) memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan dan

(4) mengabaiakan hal-hal lain yang tidak relevan

Dalam pembelajaran banyak metode yang digunakan salah satunya adalah metode imla, teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar dimana siswa didalam kelas diuji kemampuannya untuk menangkap dan menerima dengan baik dan benar tentang apa yang dikatakan atau yang didektekan oleh guru, baik dari segi tulisan atau ejaan. Juga sebagai

sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan , ketepatan , kesempatan, dan keterampilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Dikte (imla’)

Dalam dokumen profesi kependidikan (Halaman 106-112)