• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya pada Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok

DAFTAR PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

4.4 Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya pada Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok

4.4.1. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Tinggi Tanaman Sawi Sendok

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan adanya interaksi pengaruh perlakuan bakteri dengan pupuk SP-36 terhadap tinggi tanaman. Hasil uji Duncan taraf 5% menunjukkan bahwa perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50% dosis pupuk SP-36 meningkatkan tinggi tanaman sebesar 5,5% dibandingkan kontrol pada 5 MST dan perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 dengan 100% dosis pupuk SP-36

meningkatkan tinggi tanaman sebesar 15% dibandingkan dengan kontrol pada 5 MST.

Tabel 8. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri Pelarut Fosfat dengan Pupuk SP-36 terhadap Tinggi Tanaman Sawi Sendok pada 5 MST

Kode Bakteri Dosis Pupuk SP 36 Rata-rata

50% 75% 100%

...Tinggi Tanaman (cm)...

Kontrol (tanpa bakteri) 29,03 bB 28,00 bB 26,27 bAB 27,77

Burkholderia sp. IS9 27,50 bAB 22,67 abAB 26,70 bAB 25,62

Bacillus subtilis J2 23,53 abAB 23,67 abAB 23,37 abAB 23,52

Pseudomonas aeruginosa P2 28,50 bB 22,00 abAB 19,67 aA 23,39

Burkholderia sp. PS4 30,63 cC 21,33 aAB 23,43 abAB 25,13

J2+IS9 15,83 aA 21,50 aAB 25,83 bAB 21,05

J2+PS4 27,50 aAB 18,17 aA 25,83 bAB 23,83

P2+IS9 25,17 bAB 16,83 aA 19,00 aA 20,33

P2+J2 18,67 aA 23,83 abAB 30,33 cC 24,28

P2+PS4 28,00 bB 22,67 abAB 24,37 abAB 25,01

PS4+IS9 16,57 aA 25,33 bAB 24,67 abAB 22,19

J2+PS4+IS9 22,73 abAB 17,67 aA 27,60 bAB 22,67

P2+J2+IS9 26,83 bAB 18,00 aA 22,53 abAB 22,45

P2+J2+PS4 24,83 bAB 19,17 aA 29,17 bB 24,39

P2+PS4+IS9 28,37 bB 23,17 abAB 20,60 aA 24,05

P2+J2+PS4+IS9 23,37 abAB 20,17 aA 29,00 bB 24,18

Rata-rata 24,82 21,51 24,90

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama (kolom) dan huruf kecil yang sama (baris) menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 %.

Perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50% dosis pupuk SP-36 meningkatkan tinggi tanaman lebih besar dibandingkan dengan perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 dengan 100% dosis pupuk SP-36. Hal ini menunjukkan bahwa Burkholderia sp. PS4 mampu mengurangi dosis pemakaian pupuk SP-36 dan meningkatkan tinggi tanaman paling besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan kombinasi tiga dan empat strain bakteri tidak berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan dengan kontrol meskipun terdapat beberapa perlakuan yang dapat meningkatkan tinggi tanaman lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Penelitian Fitriatin (2004) yang menyatakan bahwa perlakuan isolat bakteri pelarut fosfat penghasil fitohormon maupun hormon

kinetin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman padi gogo dari mulai 2 MST sampai 5 MST, tetapi ada beberapa perlakuan isolat bakteri pelarut fosfat yang dapat meningkatkan tinggi tanaman padi gogo.

4.4.2. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Lebar Daun Tanaman Sawi Sendok

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan Perlakuan Burkholderia sp. PS4 meningkatkan lebar daun paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya pada 5 MST.

Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Bakteri Pelarut Fosfat dan Pupuk SP-36 terhadap Lebar Daun Tanaman Sawi Sendok pada 5 MST

Perlakuan Lebar Daun (cm)

Kode Bakteri

Kontrol (tanpa bakteri) 6,30 abc

Burkholderia sp. IS9 5,98 abc

Bacillus subtilis J2 5,56 abc

Pseudomonas aeruginosa P2 5,69 abc

Burkholderia sp. PS4 7,94 d J2+IS9 5,44 abc J2+PS4 5,91 abc P2+IS9 4,65 a P2+J2 6,61 c P2+PS4 5,63 abc PS4+IS9 4,80 ab J2+PS4+IS9 4,86 ab P2+J2+IS9 5,24 abc P2+J2+PS4 6,37 bc P2+PS4+IS9 6,48 bc P2+J2+PS4+IS9 6,30 abc Dosis Pupuk SP-36 50% 5,49 a 75% 5,20 a 100% 6,15 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama untuk perlakuan bakteri atau pupuk SP-36 menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+PS4+IS9 dengan 75% dosis pupuk SP-36 dan perlakuan kombinasi bakteri P2+J2+PS4+IS9 dengan 100% dosis pupuk

SP-36 memberikan pengaruh nyata terhadap lebar daun dibandingkan dengan kontrol pada 4 MST (Tabel Lampiran 9).

4.4.3. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Sendok

Perlakuan bakteri pelarut fosfat dan pupuk SP-36 masing-masing meningkatkan jumlah daun tanaman sawi sendok, namun tidak terdapat interaksi antara keduanya (Tabel 10).

Tabel 10. Pengaruh Perlakuan Bakteri Pelarut Fosfat dengan Pupuk SP-36 terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Sendok pada 1 MST-5 MST

Perlakuan 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

...Jumlah Daun (helai)... Kode Bakteri

Kontrol (tanpa bakteri) 3,00 ab 4,22 ab 5,33 ab 6,11 bc 6,44 abc

Burkholderia sp. IS9 3,00 ab 4,44 ab 5,11 ab 6,22 bc 6,78 abc

Bacillussubtilis J2 2,78 a 4,00 ab 5,11 ab 5,89 abc 6,89 abc

Pseudomonas aeruginosa P2 3,00 ab 4,22 ab 4,78 ab 5,67 abc 6,89 abc

Burkholderia sp. PS4 2,89 ab 4,22 ab 4,78 ab 5,89 abc 6,89 abc

J2+IS9 3,56 b 3,89 ab 4,33 a 5,33 ab 5,78 ab

J2+PS4 2,89 ab 3,89 ab 5,00 ab 5,33 ab 6,44 abc

P2+IS9 3,22 ab 4,00 ab 4,67 ab 4,78 a 5,56 a

P2+J2 3,56 b 4,33 ab 5,11 ab 5,44 ab 6,11 abc

P2+PS4 2,89 ab 4,67 b 5,44 b 6,78 c 7,33 bc

PS4+IS9 3,11 ab 4,22 ab 4,78 ab 5,56 abc 6,44 abc

J2+PS4+IS9 3,22 ab 3,89 ab 5,11 ab 5,56 abc 6,44 abc

P2+J2+IS9 3,33 ab 4,44 ab 5,00 ab 5,67 abc 6,56 abc

P2+J2+PS4 3,44 ab 4,44 ab 5,44 b 6,22 bc 7,44 c

P2+PS4+IS9 3,22 ab 4,44 ab 5,44 b 6,00 abc 7,11 abc

P2+J2+PS4+IS9 2,89 ab 3,78 a 4,67 ab 5,89 abc 6,56 abc

Dosis Pupuk SP-36

50% 3,23 b 4,27 b 5,08 b 5,77 a 6,66 a

75% 2,92 a 3,88 a 4,58 a 5,67 a 6,58 a

100% 3,23 b 4,44 b 5,35 b 5,88 a 6,63 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama untuk perlakuan bakteri atau pupuk SP-36 menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+PS4 memberikan pengaruh yang paling tinggi terhadap jumlah daun dibandingkan dengan perlakuan lainnya pada 2-4 MST (Tabel 10). Pada 5 MST, jumlah daun perlakuan kombinasi bakteri P2+J2+PS4 paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya interaksi antara Pseudomonas aeruginosa P2,

Bacillus subtilis J2, dan Burkholderia sp. PS4 dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi sendok. Secara umum perlakuan bakteri dengan pupuk SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Hal ini juga terlihat di parameter tinggi tanaman dan lebar daun. Hal ini mungkin dikarenakan unsur P tersedia rendah sehingga tanaman tidak dapat menyerap P untuk pertumbuhan tanaman.

4.4.4. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Bobot Basah Tanaman Sawi Sendok

Berdasarkan Tabel 11, perlakuan kombinasi bakteri J2+IS9 dengan 75% dosis pupuk SP-36 meningkatkan bobot basah tanaman sebesar 60,4% dibandingkan kontrol. Perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50% dosis pupuk SP-36 meningkatkan bobot basah tanaman sebesar 63% dibandingkan kontrol.

Tabel 11. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Bobot Basah Tanaman Sawi Sendok

Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36 Rata-rata

50% 75% 100% ...Bobot Basah Tanaman (g)...

Kontrol (tanpa bakteri) 12,53 abAB 11,30 abAB 11,23 abAB 11,69

Burkholderia sp. IS9 10,27 abAB 10,37 abAB 10,63 abAB 10,42

Bacillus subtilis J2 8,97 aAB 8,03 aAB 15,60 bB 10,87

Pseudomonas aeruginosa P2 15,30 bB 12,00 bAB 10,33 abAB 12,54

Burkholderia sp. PS4 20,40 cC 12,20 bAB 13,50 bB 15,37

J2+IS9 9,50 abAB 18,13 cC 11,38 abAB 13,00

J2+PS4 10,00 aAB 7,40 aAB 9,90 abAB 9,10

P2+IS9 6,23 aAB 4,87 aA 3,67 aA 4,92

P2+J2 7,50 aAB 7,33 aAB 25,13 dD 13,32

P2+PS4 16,37 bB 8,77 aAB 12,10 bAB 12,41

PS4+IS9 2,70 aA 12,34 bAB 5,40 aA 6,81

J2+PS4+IS9 4,50 aA 7,36 aAB 10,93 abAB 7,60

P2+J2+IS9 11,87 abAB 6,67 aAB 8,33 abAB 8,96

P2+J2+PS4 12,33 bAB 6,05 aA 20,23 cC 12,87

P2+PS4+IS9 12,00 abAB 12,80 bB 8,10 aAB 10,97

P2+J2+PS4+IS9 9,93 abAB 9,33 aAB 16,70 bB 11,99

Rata-rata 10,65 9,68 12,07

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama (kolom) dan huruf kecil yang sama (baris) menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 %.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 dengan 100% dosis pupuk SP-36 meningkatkan bobot basah tanaman sebesar 123,8% dibandingkan dengan kontrol. Secara umum perlakuan Burkholderia sp. PS4 dan 100% dosis pupuk SP-36 memberikan bobot basah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang tunggal ataupun kombinasi dua dan tiga strain bakteri. Hal ini diduga tidak adanya interaksi yang baik dari keempat strain bakteri dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Bobot basah tanaman yang tinggi menunjukkan tanaman tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap air namun parameter bobot basah belum mencerminkan laju pertumbuhan yang tepat (Widjayatnika, 2009). Hal ini disebabkan status air pada tanaman sangat mudah berubah karena mengalami penguapan terutama saat penimbangan. Pada tanaman sayuran, bobot basah mencerminkan produksi karena sayuran dikonsumsi dalam keadaan segar. Sayuran juga lebih disukai jika kandungan airnya banyak karena menimbulkan rasa renyah saat dikonsumsi (Widjayatnika, 2009).

4.4.5. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Bobot Kering Tanaman Sawi Sendok

Tabel 12 menunjukkan bahwa perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50% dosis pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap bobot kering dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa Burkholderia sp. PS4 mampu mengurangi 50% dosis pemakaian pupuk SP-36.

Tabel 12. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Bobot Kering Tanaman Sawi Sendok

Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36 Rata-rata

50% 75% 100% ...Bobot Kering Tanaman (g)

Kontrol (tanpa bakteri) 0,86 bB 0,88 bB 0,93 bB 0,89

Burkholderia sp. IS9 0,72 abAB 0,60 aAB 0,84 bB 0,72

Bacillus subtilis J2 0,55 aAB 0,57 aAB 0,88 bB 0,67

Pseudomonas aeruginosa P2 1,10 bB 0,86 bB 0,62 aAB 0,86

Burkholderia sp. PS4 1,17 cC 0,75 abAB 0,87 bB 0,93

J2+IS9 0,76 abAB 0,84 bB 0,74 abAB 0,78

J2+PS4 0,85 bB 0,62 aAB 0,67 aAB 0,71

P2+IS9 0,42 aAB 0,37 aA 0,34 aA 0,38

P2+J2 0,20 aA 0,50 aAB 1,71 dD 0,80

P2+PS4 1,09 bB 0,57 aAB 0,71 abAB 0,79

PS4+IS9 0,39 aA 0,87 bB 0,51 aAB 0,59

J2+PS4+IS9 0,35 aA 0,58 aAB 0,78 abAB 0,57

P2+J2+IS9 0,72 abAB 0,23 aA 0,60 aAB 0,52

P2+J2+PS4 0,89 bB 0,47 aAB 1,34 cC 0,90

P2+PS4+IS9 1,10 bB 0,91 bB 0,42 aAB 0,81

P2+J2+PS4+IS9 0,64 aAB 0,37 aA 1,15 bB 0,72

Rata-rata 0,74    0,62    0,82   

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama (kolom) dan huruf kecil yang sama (baris) menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 %.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 dengan 100% dosis pupuk SP-36 berbeda nyata terhadap bobot kering dibandingkan kontrol. Secara umum perlakuan Burkholderia sp. PS4 dan 100% dosis pupuk SP-36 memberikan bobot kering yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan hasil bobot kering yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang tunggal maupun kombinasi dua dan tiga strain bakteri.

4.4.6. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Ketersediaan P dalam Tanah

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa adanya interaksi perlakuan bakteri dengan pupuk SP-36 terhadap ketersediaan P dalam tanah.

Tabel 13. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Ketersediaan P dalam Tanah

Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36 Rata-rata

50% 75% 100% ...Ketersediaan P dalam Tanah (ppm)...

Kontrol (tanpa bakteri) 7,31 aB 6,13 aA 6,91 aAB 6,78

Burkholderia sp. IS9 5,61 aA 4,57 aA 8,35 abC 6,18

Bacillus subtilis J2 8,87 abD 10,60 bcF 10,96 bcF 10,14

Pseudomonas aeruginosa P2 8,20 aC 6,91 aAB 7,44 aB 7,52

Burkholderia sp. PS4 6,91 aAB 7,57 aB 12,65 cHI 9,04

J2+IS9 5,22 aA 5,87 aA 29,22 fN 13,44 J2+PS4 12,91 cI 8,61 abC 7,83 aBC 9,78 P2+IS9 11,10 bcG 8,48 abC 21,13 eM 13,57 P2+J2 13,57 cdJ 6,39 aA 8,35 abC 9,44 P2+PS4 6,26 aA 6,39 aA 10,31 bcEF 7,65 PS4+IS9 17,22 dK 6,39 aA 11,09 bcG 11,57

J2+PS4+IS9 9,00 abE 8,48 abC 19,96 dL 12,48

P2+J2+IS9 10,96 bcF 12,40 cH 10,18 bcEF 11,18

P2+J2+PS4 7,57 aB 10,70 bcF 10,96 bcF 9,74

P2+PS4+IS9 5,09 aA 8,74 abCD 13,31 cJ 9,05

P2+J2+PS4+IS9 17,09 dK 8,61 abCD 11,35 bcG 12,35

Rata-rata 9,56 7,93 12,50   

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama (kolom) dan huruf kecil yang sama (baris) menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 %.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2+IS9 dengan 75% dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah sebesar 102,2% dibandingkan kontrol. Perlakuan kombinasi bakteri PS4+IS9 dengan 50% dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah sebesar 135,6% dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan kombinasi bakteri P2+J2+IS9 dan PS4+IS9 dapat mengurangi pemakaian pupuk SP-36 serta dapat melarutkan P terikat menjadi P tersedia bagi tanaman di dalam tanah. Perlakuan kombinasi bakteri J2+IS9 dengan 100% dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah paling tinggi sebesar 322,8% dibandingkan kontrol. Secara umum perlakuan kombinasi bakteri

P2+IS9 dan 100% dosis pupuk SP-36 memberikan ketersediaan P dalam tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap ketersediaan P dibandingkan dengan perlakuan tunggal maupun kombinasi dua dan tiga strain bakteri.

Kemampuan bakteri pelarut fosfat yang berbeda-beda dalam melarutkan P terikat sangat berkaitan erat dengan cara beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Rao (1982), jika lingkungan baik dan cocok tentu saja akan meningkatkan aktifitas dalam mengeluarkan asam-asam organik, enzim, dan hormon-hormon pertumbuhan untuk melarutkan P.

4.4.7. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Kandungan P dalam Tanaman Sawi Sendok

Pengaruh interaksi perlakuan bakteri pelarut fosfat dengan pupuk SP-36 terhadap kandungan P dalam tanaman ditunjukkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Kandungan P dalam Tanaman Sawi Sendok

Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36

Rata-rata 50% 75% 100% ...Kandungan P Tanaman (ppm)...

Kontrol (tanpa bakteri) 7501 cE 5885 bCDE 6773 bCDE 6720

Burkholderia sp. IS9 5573 abABCD 4817 aABCD 6398 bBCDE 5596

Bacillussubtilis J2 4402 aAB 5045 aABCD 5172 aABCD 4873

Pseudomonas aeruginosa P2 6481 bBCDE 3498 aA 4337 aAB 4772

Burkholderia sp. PS4 6251 bBCDE 4021 aA 4595 aABC 4956

J2+IS9 2065 aA 5202 aABCD 5500 abABCD 4256

J2+PS4 5634 abBCDE 11240 dE 5542 abABCD 7472

P2+IS9 3645 aA 2153 aA 3920 aA 3239

P2+J2 4423 aAB 5169 aABCD 6305 bBCDE 5299

P2+PS4 4998 aABCD 4465 aAB 5002 aABCD 4822

PS4+IS9 2865 aA 7186 cDE 4448 aAB 4833

J2+PS4+IS9 4204 aA 3431 aA 6451 bBCDE 4695

P2+J2+IS9 4102 aA 12168 eF 4708 aABC 6993

P2+J2+PS4 5330 aABCD 7648 cE 6260 bBCDE 6413

P2+PS4+IS9 3760 aA 5534 abABCD 4477 aAB 4590

P2+J2+PS4+IS9 5131 aABCD 3690 aA 5648 abBCDE 4823

Rata-rata 4773 5697 5346

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama (kolom) dan huruf kecil yang sama (baris) menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 %.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2+IS9 dengan 75% dosis pupuk SP-36 berbeda nyata terhadap kandungan P dalam tanaman dibandingkan kontrol. Hal ini juga terjadi pada parameter ketersediaan P tanah. Adanya interaksi yang baik antara Pseudomonas aeruginosa P2, Bacillus subtilis J2, dan Burkholderia sp. IS9 dalam melarutkan P terikat menjadi P tersedia bagi tanaman maka kandungan P yang dapat diserap tanaman menjadi lebih tinggi. Secara umum perlakuan kombinasi bakteri J2+PS4 dan 75% dosis pupuk SP-36 memberikan kandungan P dalam tanaman yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Peningkatan penyerapan P oleh tanaman yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan tanaman yang jumlahnya bervariasi. Hal ini tergantung dari

kemampuan bakteri pelarut fosfat dalam inokulan tersebut yang diinokulasikan pada tanaman (Widawati, 2005). Efektivitas bakteri pelarut fosfat dengan pemupukan dosis tertentu mampu meningkatkan kandungan P dalam tanaman.

Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kandungan P tanaman dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini juga terjadi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering, bobot basah, dan ketersediaan P dalam tanah. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya terjadi persaingan yang lebih tinggi dalam mendapatkan unsur hara antara empat strain bakteri tersebut dibandingkan dengan perlakuan tunggal maupun kombinasi dua dan tiga strain bakteri. Selain itu, persaingan yang bersifat parasitik antara bakteri yang diinokulasikan dengan mikrob asli tanah tersebut (indigenous microbe) mungkin terjadi. Persaingan juga bisa terjadi antara mikrob tanah dengan perakaran dalam mendapatkan unsur hara. Tanah yang digunakan dalam percobaan ini berpotensi terjadi persaingan yang bersifat parasitik antara bakteri yang diinokulasikan dengan mikrob asli tanah karena tanah yang digunakan bersifat tidak steril. Pada saat aplikasi di tanah yang tidak steril, bakteri yang diinokulasikan harus mampu berkompetisi dengan mikrob indigenous tanah tersebut.

Pemberian bakteri juga sangat tergantung pada kondisi rizosfer serta kondisi ekologi setempat. Bakteri yang diinokulasikan harus mampu terlebih dahulu beradaptasi dengan kondisi setempat yang baru kemudian membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Efektifitas bakteri pelarut fosfat dalam melarutkan unsur P yang terikat juga sangat berkaitan dengan cara beradaptasi bakteri pelarut fosfat dengan lingkungannya. Dikemukakan oleh Rao (1982), bahwa lingkungan yang baik dan cocok untuk jenis bakteri pelarut fosfat tertentu akan meningkatkan aktivitasnya dalam mengeluarkan asam-asam organik, enzim, dan hormon-hormon tumbuh untuk melarutkan unsur P tanah.

Kemampuan bakteri yang diinokulasikan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman ditentukan oleh kualitas inokulum, ketahanan hidup, dan kemampuan sel berkembang biak setelah diinokulasikan. Faktor lain yang menentukkan keberhasilan pemberian bakteri adalah toleransi terhadap suhu dan kelembaban. Setiap bakteri memiliki kemampuan toleransi suhu dan kelembaban

yang berbeda-beda. Ada beberapa bakteri yang mampu beradaptasi dan bertahan, ada juga bakteri yang tidak mampu beradaptasi dan akhirnya mati. Seperti dikemukakan oleh (Supriyo et al., 1992) aktivitas bakteri pelarut fosfat tetap tergantung pada lingkungannya, seperti jenis vegetasi, kelembaban, suhu, aerasi, dan reaksi tanah.

Secara umum pengaruh bakteri pelarut fosfat pada pertumbuhan tanaman sawi sendok, perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50% dosis pupuk SP-36 meningkatkan tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman. Hasil ini menunjukkan bahwa Burkholderia sp. PS4 mampu mengurangi penggunaan pupuk SP-36. Pada parameter pertumbuhan tanaman sawi sendok yang diamati ada beberapa data perlakuan yang tidak konsisten, hal ini dikarenakan adanya ketidakseragaman bibit tanaman sawi sendok yang digunakan. Oleh sebab itu terjadi keragaman pertumbuhan tanaman sawi sendok.

Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 lebih efektif dikombinasikan dengan 100% dosis pupuk SP-36. Hal ini terlihat pada parameter tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot kering tanaman. Padahal indeks pelarutan kualitatif dan kuantitatif Pseudomonas aeruginosa P2 dan Bacillus subtilis J2 lebih kecil dibandingkan dengan Burkholderia sp. IS9 dan Burkholderia sp. PS4. Hal ini menunjukkan bahwa Pseudomonas aeruginosa P2 dan Bacillus subtilis J2 mampu bekerja sama untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi sendok dan indeks pelarutan kualitatif dan kuantitatif belum tentu akan diikuti oleh kemampuan dalam melarutkan senyawa yang sesungguhnya di alam. Secara umum, meningkatnya pertumbuhan tanaman akibat perlakuan bakteri diperkirakan selain menghasilkan asam-asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan P juga karena bakteri dapat menghasilkan fitohormon. Dari beberapa hasil penelitian, bakteri pelarut fosfat seperti Pseudomonas fluorescens menghasilkan hormon pertumbuhan seperti IAA dalam kultur murni atau asosiasi dengan tanaman (Arshad dan Frankenberger, 1993; Subba Rao, 1994; De Freites et al., 1997; Kumar dan Narula, 1999).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Bakteri Pelarut Fosfat Burkholderia sp. PS4, Pseudomonas aeruginosa P2,

Bacillussubtilis J2 dan Burkholderia sp. IS9 mampu melarutkan fosfat. 2. Bakteri Pelarut Fosfat Burkholderia sp. PS4, Pseudomonas aeruginosa P2,

Bacillus subtilis J2 dan Burkholderia sp. IS9 dikombinasikan secara in vitro tidak mempunyai sifat antagonistik.

3. Perlakuan Burkholderia sp. PS4 memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot kering tanaman serta dapat mengurangi 50% dosis pemakaian pupuk SP-36.

4. Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 lebih efektif dikombinasikan dengan 100% dosis pupuk SP-36 dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi sendok.

5. Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan isolat tunggal maupun kombinasi dua dan tiga strain bakteri.

Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh mikrob tanah fungsional lainnya terhadap tanaman dengan berbagai macam aplikasi, perlu juga memperhatikan faktor indigenous microbe, suhu, kelembaban, media tanam yang cocok yang mempengaruhi kerja mikrob yang diaplikasikan. Penggunaan uji pelarutan fosfat secara kualitatif dan kuantitatif tidak selalu mencerminkan pengaruh yang sesungguhnya, sehingga dalam pemilihan isolat tanah perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang lain.

KOMBI PR DE PENGGUN

Dokumen terkait