• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pengaruh Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap

Dalam penelitian ini nilai kuisioner digunakan sebagai alat ukur untuk menilai perubahan perilaku pada responden. Nilai kuisioner diperoleh dengan menghitung skor per item kemudian dicari rata-ratanya. Nilai rata-rata ini lalu dilihat perbandingannya pada observasi awal, observasi I, dan observasi III.

Selain itu, nilai kuisioner dilihat pula dengan cara mencari selisih nilai antara kuisioner yang dibagikan pada tahap observasi III dengan tahap observasi awal dan kuisioner tahap observasi III dengan tahap observasi I. Kemudian selisih nilai diuji statistik untuk mengetahui nilai signifikansi yang menunjukkan perubahan perilaku dari 2 kelompok perlakuan.

Hasil yang didapat kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji statistika Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%. Kemudian didapatkan nilai signifikansi (p) > 0,1 untuk kedua selisih nilai kuisioner baik observasi III dengan observasi awal maupun observasi III dengan observasi I. Hal tersebut menunjukkan bahwa berbeda tidak bermakna antara kelompok edukasi dan non edukasi setelah pemberian edukasi, baik edukasi tahap 1 maupun tahap II. Berbeda tidak bermakna antara dua kelompok tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu: pengaruh kondisi psikologis responden pada

saat mengisi kuisioner dan responden merasa malas untuk mengisi lembar kuisioner yang dianggap terlalu melelahkan karena harus berpikir dulu, hal tersebut sempat dikeluhkan oleh responden sewaktu mengisi kuisioner tersebut.

Hasil yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai kuisioner observasi III terhadap nilai kuisioner observasi awal dan observasi I didapatkan peningkatan pada observasi III dibandingkan pada observasi I dan observasi awal. Untuk kelompok edukasi, rata-rata nilai kuisioner pada observasi III sebesar 120,9; pada observasi awal hanya sebesar 117,9 dan pada observasi I sebesar 120,7. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,2 dari observasi I, dan peningkatan sebesar 3,0 dari observasi awal. Sebaliknya pada kelompok non edukasi menunjukkan penurunan rata-rata nilai kuisioner yang pada observasi III ini hanya sebesar 114,2; observasi I sebesar 115,8 dan observasi awal sebesar 115,4. Hasil yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5.

117,9 115,4 120,7 115,8 120,85 114,2 110 112 114 116 118 120 122

edukasi non edukasi

Kelompok Perlakuan Nilai Rata-rata

Kuisioner

observasi awal observasi I observasi III

Berdasarkan gambar 5 di atas maka apabila dibandingkan antara kelompok edukasi dan non edukasi terdapat perbedaan perilaku yang dinilai dari kuisioner yang diisi oleh responden, sehingga dapat dikatakan edukasi ini memberikan pengaruh pada perilaku responden di Dusun Krodan dalam hal hidup sehat.

Perubahan perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan juga dapat ditunjukkan dari distribusi pertanyaan yang ada didalam kuisioner terkait pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Berdasarkan data yang diperoleh, pada kelompok edukasi dan non edukasi terjadi sedikit perubahan baik pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terkait adanya edukasi tentang sindrom metabolik.

Tabel XIII. Nilai Rata-rata Kuisioner terkait Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden Saat Observasi Awal, Kedua, dan Akhir

Dari tabel di atas didapatkan perubahan pada perilaku responden dilihat dari nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan yang meningkat baik pada kelompok edukasi maupun kelompok non edukasi, namun peningkatan lebih banyak terjadi pada kelompok edukasi, hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari edukasi yang diberikan pada responden baik edukasi yang 7 bulan, dimulai sejak observasi awal

Perlakuan

Pengetahuan Sikap Tindakan

Responden Edukasi Responden Non edukasi Responden Edukasi Responden Non edukasi Responden Edukasi Responden Non edukasi observasi awal 44,19 42,13 40,75 38,35 33,81 30,74 observasi I 44,36 42,29 41,22 38,35 34,14 31,52 observasi III 56.64 50.31 55.82 50.58 42.36 34.81

hingga observasi III ataupun edukasi yang hanya 4 bulan saja, dimulai dari observasi I hingga observasi III.

Pada kelompok yang non edukasi tetap ada peningkatan perilaku yang jauh lebih kecil dibandingkan peningkatan perilaku pada kelompok edukasi. Peningkatan perilaku ini dikarenakan banyak faktor antara lain, karena pengaruh tempat atau lokasi rumah yang berdekatan, misalnya ada responden yang mendapat edukasi dan non edukasi letak rumahnya berdekatan, sehingga responden yang mendapat edukasi memberikan informasi pada responden non edukasi. Ada responden yang non edukasi menjadi rutin berolahraga yang sebelumnya jarang berolahraga, dikarenakan responden mungkin mempelajari

leaflet yang diberikan pada responden edukasi tetangganya, kemudian melaksanakannya.

Jika dilihat dari hasil kuisioner khususnya yang terkait dengan kadar kolesterol total maka rata-rata responden mendapatkan skor 3 dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut berarti bahwa perilaku responden secara keseluruhan terkait dengan kolesterol cukup baik. Pada kuisioner, item soal yang terkait dengan kadar kolesterol adalah item 2, 4, 6, 7, 9, 11, 17, 18, 20 ,21, dan 36. Adanya beberapa pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah responden memahami dan mengetahui tentang kadar kolesterol total yang menjadi fokus penelitian ini, juga untuk mengetahui adakah usaha dari responden dalam melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit yang berkaitan dengan kadar kolesterol total yang akan terwujud di dalam sikap dan tindakan. Item no 2 dan 6 merupakan item yang terkait dengan sikap, item no 4,7,11,20,21 terkait dengan

pengetahuan, sedangkan item yang terkait dengan tindakan adalah item no 9,17, 18 ,36

Grafik Nilai Kuisioner Observasi III- Observasi Awal ( selisih 1 ) vs Nomor Soal terkait Kadar Kolesterol Total

-0,30 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 s2 s4 s6 s7 s9 s11 s17 s18 s20 s21 s36 Nomor Soal Nilai Kuisioner

edukasi non edukasi

Gambar 6. Nilai kuisioner observasi III- observasi awal vs nomor soal

terkait kadar kolesterol total

Grafik Nilai Kuisioner Observasi III- Observasi I ( selisih 2 ) vs Nomor Soal terkait Kadar Kolesterol Total

-0,20 0,00 0,20 s2 s4 s6 s7 s9 s11 s17 s18 s20 s21 s36 Nomor Soal Nilai Kuisioner

edukasi non edukasi

Gambar 7. Nilai kuisioner observasi III- observasi I vs nomor soal terkait kadar kolesterol total

Dari gambar di atas dapat dilihat selisih nilai kuisioner yang dapat menggambarkan apakah terjadi perubahan perilaku pada responden secara keseluruhan terkait dengan kadar kolesterol total, yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Apabila diperoleh nilai selisih yang positif menunjukkan adanya perubahan perilaku setelah edukasi dilakukan, namun jika

diperoleh nilai selisih yang negatif maka menunjukkan edukasi yang diberikan tidak memberi pengaruh pada responden.

Berdasarkan gambar 6 dan 7 tersebut jika dibandingkan selisih nilai kuisioner terkait kadar kolesterol total antara observasi III – observasi awal dengan observasi III – observasi I pada responden edukasi, jumlah item soal yang menunjukkan perubahan perilaku yang positif lebih banyak terdapat pada selisih nilai kuisioner terkait kadar kolesterol total observasi III – observasi awal untuk responden edukasi jika dibandingkan dengan responden non edukasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 6 yang menunjukkan adanya 7 item soal pada responden edukasi yang memiliki nilai positif yaitu pernyataan pada item soal no 2,6,9,17,20,21, dan 36. Sedangkan pada gambar 7, responden edukasi yang memiliki nilai positif hanya pada 3 item soal saja, yaitu pernyataan pada item soal no 6,9, dan 20. Jika dibandingkan pada gambar 6 responden edukasi memiliki nilai positif lebih banyak dibandingkan dengan gambar 7, hal ini berarti edukasi dengan waktu yang diperpanjang lebih memberi pengaruh terhadap perubahan perilaku responden meliputi pengetahuan, sikap dan tindakannya jika dibandingkan dengan edukasi yang hanya 4 bulan saja.

Pada kuisioner tersebut, distribusi pernyataan mengenai kadar kolesterol total terkait dengan pengetahuan responden yaitu pada item no 4, 7, 11, 20 dan 21. Jika dibandingkan antara gambar 6 dan gambar 7 secara keseluruhan jumlah item soal pada gambar 6 yang terkait dengan pengetahuan responden edukasi mengenai kadar kolesterol total, yang memiliki nilai positif berjumlah 2 item soal, yaitu pada item soal no 20 dan 21 sedangkan pada gambar 7, item soal yang

menunjukkan nilai positif berjumlah 1 item soal saja, yaitu item soal no 20. Jadi dapat dikatakan bahwa lamanya edukasi yang diperpanjang lebih dapat memberikan pengaruh atas pengetahuan yang dimiliki responden edukasi mengenai kadar kolesterol total.

Distribusi pernyataan pada kuisioner yang terkait dengan sikap responden mengenai kadar kolesterol total terletak pada item no 2 dan 6. Jika dilihat pada gambar 6 dan 7, jumlah item soal responden edukasi yang memiliki nilai positif lebih banyak terdapat pada gambar 6 dibandingkan gambar 7, yaitu sebanyak 2 item soal memiliki nilai positif (item soal no 2 dan 6). Sedangkan pada gambar 7 responden edukasi kaitannya dengan sikap mengenai kadar kolesterol total yang memiliki nilai positif hanya item no 6. Hal ini berarti bahwa lamanya edukasi yang diperpanjang menjadi 7 bulan (gambar no 6) lebih memberi pengaruh terhadap perilaku responden edukasi dalam hal sikap yang terkait dengan kadar kolesterol total jika dibandingkan dengan lamanya edukasi yang hanya 4 bulan (gambar 7).

Pernyataan dari kuisioner yang menunjukkan tindakan responden terkait dengan kadar kolesterol total yaitu terdapat pada item soal no 9,17,18, dan 36. Jika dibandingkan secara keseluruhan pada item-item soal tersebut (item soal no 9,17,18, dan 36) pada gambar 6 dan 7, maka didapatkan nilai positif pada responden edukasi lebih banyak terdapat pada gambar 6 ( lama edukasi 7 bulan) yaitu sebanyak 3 item soal yaitu item soal no 9,17, dan 36. Sedangkan pada gambar 7, item soal yang menunjukkan nilai positif hanya terdapat pada item soal no 9. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya edukasi 7 bulan lebih dapat

memberikan pengaruh jika dibandingkan lama edukasi yang hanya 4 bulan (gambar no 7) terkait dengan tindakan responden mengenai kadar kolesterol totalnya. Item soal no 9, baik pada gambar 6 maupun pada gambar 7 menunjukkan nilai positif. Item ini berbunyi” Saya akan mulai memeriksakan kadar guka darah, kolesterol, dan tekanan darah secara rutin. ” Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya edukasi (7 bulan maupun 4 bulan) dapat memberikan manfaat positif pada responden yaitu adanya perubahan perilaku mereka. Para responden menjadi sadar untuk mulai mengambil tindakan akan pentingnya memeriksakan kesehatan secara rutin mengenai kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah mereka.

C. Profil Kadar Kolesterol Total Pada Saat Sebelum Edukasi (Observasi Awal) dan Sesudah Edukasi (Observasi I&III) Tentang Sindrom Metabolik

Tabel XIV. Profil Kadar Kolesterol Total Observasi Awal, Observasi I, dan Observasi III

Berdasarkan tabel di atas, apabila dilihat dari rata-rata nilai kadar kolesterol total responden pada kelompok edukasi mengalami penurunan pada observasi I sedangkan pada observasi III mengalami kenaikan lagi kadar kolesterol totalnya, namun peningkatan ini tetap tidak lebih besar nilainya dibandingkan pada observasi awal. Hal ini menunjukkan bahwa, edukasi tahap II ini memiliki pengaruh dibandingkan jika sebelum di edukasi (observasi awal), meskipun tetap

Profil Edukasi Non edukasi p

n X±SD n X±SD Obsevasi awal 18 205.00±34.445 14 196.79±23.387 0.392

Observasi I 18 198.78±33.149 14 205.29±27.167 0.398

terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan nilai kadar kolesterol total pada observasi I. Peningkatan kadar kolesterol total ini bisa diakibatkan banyak faktor antara lain, ketika dilakukan pengukuran kadar kolesterol observasi III ini dilakukan 2 minggu setelah hari raya Lebaran dan para responden mengakui bahwa setelah Lebaran pun menu harian mereka masih banyak makanan yang mengandung kolesterol, hal ini terjadi karena mereka masih menjamu kerabat-kerabat yang masih bertamu atau menginap di rumah mereka dalam rangka liburan Hari Raya Lebaran selama kurang lebih 2 minggu. Selain itu, masih adanya paradigma kuat dari sebagian responden yang beranggapan bahwa obesitas belum tentu tidak sehat, karena mereka berpikir bahwa selama ini sudah berpuluh-puluh tahun mereka mengalami obesitas dan memiliki kadar kolesterol yang tinggi, namun mereka tetap merasa sehat-sehat saja, hal ini peneliti ketahui ketika mengadakan wawancara dengan responden.

Jika dibandingkan dengan kelompok non edukasi, maka didapatkan data mengenai kadar kolesterol total total pada observasi III yang justru mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data pada observasi I, namun jika dibandingkan dengan observasi awal maka dapat dikatakan responden non edukasi ini mengalami peningkatan nilai kadar kolesterol totalnya, baik pada observasi I maupun pada observasi III.

Adanya penurunan nilai kolesterol total pada kelompok non edukasi ini juga disebabkan karena adanya beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti, antara lain yaitu responden yang non edukasi bertetangga dekat dengan responden edukasi kemudian mereka saling bercerita mengenai edukasi

yang didapat oleh responden edukasi, kemudian responden non edukasi ini mempraktekkan pola hidup sehat sesuai dengan yang diedukasikan pada tetangganya, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan olahraga bersama (lari-lari pagi) yang dilakukan oleh responden non edukasi bersama dengan responden edukasi (tetangganya) setelah responden edukasi ini menceritakan mengenai edukasi yang telah didapat, dan mengajak tetangganya tersebut untuk berolahraga bersama, selain itu adanya voli bersama antar ibu-ibu PKK yang dulunya kegiatan ini sempat tidak aktif kemudian menjadi aktif lagi kegiatanya setelah beberapa dari ibu-ibu PKK ini diberi edukasi mengenai olahraga, padahal dalam kegiatan voli PKK yang telah diaktifkan kembali ini tidak hanya beranggotakan ibu-ibu yang merupakan responden edukasi saja, responden non edukasi pun juga menjadi anggota ibu-ibu PKK yang aktif voli ini, sehingga secara tidak langsung menjadi berpengaruh pada nilai rata-rata kadar kolesterol total kelompok non edukasi. Selain itu, adanya kesadaran dari dalam diri responden non edukasi sendiri yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti yaitu kesadaran untuk menurunkan nilai kolesterol total dengan berbagai cara, diet rendah lemak, faktor makanan yang dikonsumsi, faktor ekonomi, serta faktor peningkatan aktivitas.

205 198,78 203,67 196,79 205,29 199,71 192 194 196 198 200 202 204 206

observasi awal observasi I observasi III

Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar

kolesterol total (mg/dl)

edukasi non edukasi

edukasi non edukasi -1,33 4,89 2,93 -5,57 -6 -4 -2 0 2 4 6 Selisih Rata-rata Kadar Kolesterol Total (m g/dl)

Kelom pok perlakuan

observasi III-observasi aw al observasi III-observasi I

Gambar 9. Selisih Rata-rata Kadar Kolesterol Total Observasi III- Observasi awal dan Observasi III-Observasi I Responden Edukasi dan Nonedukasi

Dari gambar di atas diketahui selisih rata-rata kadar kolesterol total responden pada observasi III– observasi awal yaitu terjadi penurunan sebesar -1,33 dan observasi III– observasi I untuk kelompok edukasi yaitu terjadi peningkatan sebesar 4,89. Sedangkan untuk selisih rata-rata kadar kolesterol total responden kelompok non edukasi terjadi perubahan pada observasi III– observasi awal sebesar 2,93 mg/dl dan pada observasi III– observasi I sebesar-5,57 mg/dl.

Apabila dilihat dari hasil pada responden yang diedukasi, maka dapat dikatakan bahwa perbandingan selisih rata-rata kadar kolesterol total menunjukkan hasil yang lebih baik pada lama waktu edukasi 7 bulan (observasi

awal sampai dengan observasi III) dibandingkan hasil pada lama waktu edukasi 4 bulan (observasi I sampai dengan observasi III ). Dari gambar 9 dapat dilihat terjadi penurunan selisih rata-rata kadar kolesterol total sebesar -1,33 mg/dl untuk kelompok edukasi pada lama waktu edukasi 7 bulan dibanding dengan lama waktu edukasi 4 bulan yang justru terjadi peningkatan sebesar 4,89mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi dalam jangka waktu lebih panjang memberi pengaruh yang baik terhadap perubahan kadar kolesterol total responden.

Pengujian secara statistik kadar kolesterol total pada tahap observasi III menggunakan uji Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%, didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,879 (p > 0,1). Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui nilai signifikan kadar kolesterol total antara kelompok edukasi dengan kelompok non edukasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya edukasi tahap II memberikan hasil yang berbeda tidak bermakna antara kelompok edukasi dengan kelompok non edukasi.

Pada uji statistik selisih kadar kolesterol total tahap observasi III- observasi awal diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,718 (p > 0,1), hal yang sama juga terjadi pada uji statistik selisih kadar kolesterol total tahap observasi III– observasi I nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,138 (p > 0,1) yang menunjukkan berbeda tidak bermakna antara kelompok edukasi dan nonedukasi setelah diberi edukasi tentang sindrom metabolik selama 7 bulan maupun 4 bulan lamanya. Begitu pula pada pengujian secara statistik kadar kolesterol total observasi I dan observasi awal yang nilai signifikansi (p) nya >0,1 yaitu berturut –

turut: 0.398 dan 0.392. Hal ini membuktikan bahwa pemberian edukasi terhadap kelompok edukasi dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang bermakna, baik untuk lama waktu edukasi 7 bulan (observasi awal sampai dengan observasi III) maupun yang 4 bulan (observasi I sampai dengan observasi III).

Tabel XV. Data Kadar Kolesterol Total Responden yang pada Observasi III Mengalami Peningkatan dan atau berada di atas Nilai Normal dibandingkan dengan Observasi Sebelumnya

Perlakuan No Observasi Awal ( dalam mg/dl) Observasi I ( dalam mg/dl) Observasi III ( dalam mg/dl) Edukasi 1 294 298 311 2 226 201 212 3 223 224 222 4 215 194 228 5 230 216 222 6 224 219 207 7 222 224 250 8 211 200 225 Non Edukasi 1 188 196 202 2 208 218 219 3 228 243 233 4 230 227 244 5 222 225 234 6 226 255 251 7 186 211 207

Tabel XVI. Data Kadar Kolesterol Total Responden yang pada Observasi III Mengalami Penurunan dan atau Berada dalam Rentang Nilai Normal dibandingkan Obervasi Sebelumnya

Perlakuan No Observasi Awal ( dalam mg/dl) Observasi I ( dalam mg/dl) Observasi III ( dalam mg/dl) Edukasi 1 148 160 171 2 206 219 186 3 213 196 168 4 189 184 184 5 141 178 171 6 164 158 161 7 189 195 190

8 206 182 192 9 185 162 166 Non Edukasi 1 198 221 174 2 184 180 197 3 179 174 153 4 184 195 161 5 200 175 180 6 159 183 182 7 163 171 159

Tabel di atas menunjukkan profil kadar kolesterol total responden baik responden edukasi maupun non edukasi yang mengalami peningkatan nilai kolesterol totalnya dari observasi awal hingga pada observasi III serta yang berhasil mengalami penurunan kadar kolesterol totalnya hingga tetap mempertahankan nilai kolesterolnya pada batas normal (< 200 mg/dl). Pada tabel XVI terlihat responden edukasi no 3 (yang diberi warna kuning), berhasil menurunkan kadar kolesterolnya, pada observasi awal responden tersebut nilai kolesterol totalnya masih di atas nilai normal ( 213 mg/dl), namun pada observasi I berhasil turun nilai kadar kolesterol totalnya menjadi 196 mg/dl , hingga pada observasi III pun masih berada di ambang nilai normal, kadarnya yaitu 168 mg/dl ( kadar normal < 200 mg/dl ).

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden edukasi yang berhasil mempertahankan kadar kolesterol totalnya dalam keadaan normal sebanyak 9 responden, sedangkan responden edukasi yang justru mengalami peningkatan kadar koelsterol totalnya hingga observasi III sebanyak 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dari edukasi yang telah diberikan, terbukti dengan adanya beberapa responden edukasi yang berhasil

mempertahankan kadar kolesterol totalnya dalam batas normal, meskipun pengaruh ini secara statistik tidak berbeda bermakna.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa responden telah memahami materi edukasi tentang pola hidup sehat secara keseluruhan, yaitu pola makan yang teratur, olahraga rutin, istirahat teratur, menghindari stress, dan cek kesehatan rutin. Untuk kegiatan olahraga, responden pada awalnya sudah mencoba untuk menjalankan namun sebagian responden mengeluhkan kesibukan serta lelah sehabis pulang kerja sehingga menghambat rencana mereka untuk menjalankan olahraga rutin dan istirahat teratur. Sedangkan untuk pola makan, sebagian besar dari responden telah menjalankan pola makan yang teratur serta kaya akan serat baik dari buah-buahan ataupun sayuran, kendala yang mereka alami adalah susahnya menghilangkan kebiasaan untuk mengurangi makanan yang berupa goreng-gorengan. Untuk responden yang mendapat test laboratorium, setelah melihat hasil test tersebut mereka menjadi semakin termotivasi untuk menjaga kesehatan mereka.

Mengenai pemahaman responden mengenai sindom metabolik menunjukkan adanya peningkatan, terbukti dengan hasil wawancara yang berhasil mereka jawab dengan benar mengenai sindrom metabolik yang mereka ketahui serta kaitannya dengan kegemukan di perut, penyakit hipertensi, diabetes, kurangnya aktivitas, maupun kurangnya olahraga. Sewaktu diwawancarai ada pula responden yang mengaku telah meghentikan kebiasaan merokoknya setelah mendapat edukasi, dikarenakan sudah mulai memahami akan bahaya-bahaya merokok tersebut bagi kesehatan.

Dokumen terkait