• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Penghasilan tidak tetap

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap K4 .1 Pengaruh Pengetahuan terhadap K4

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil uji statistik yaitu dengan menggunakan uji regresi logistik pada

seluruh sampel, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan

bahwa faktor predisposisi (sikap dan paritas) dan faktor pemungkin (pekerjaan

suami) mempunyai pengaruh terhadap K4 di Puskesmas Aek Kota Batu

Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara dan faktor predisposisi

(pengetahuan, pendidikan, jarak kelahiran), dan faktor kebutuhan (kondisi ibu)

tidak memiliki pengaruh terhadap K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na

IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap K4 5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap K4

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan tentang

pemeriksaan kehamilan K4 tidak mempunyai pengaruh terhadap dilakukan K4

(p=0310, > 0,05). Artinya Baik responden memiliki pengetahuan yang baik

ataupun buruk tidak memiliki pengaruh terhadap mau melakukan K4.

Pengetahuan merupakan indikator dari orang melakukan tindakan terhadap

sesuatu, jika seseorang didasari pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka

orang tersebut akan memahami bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan menunujukkan bahwa sebagian

ibu memliki pengetahuan yang baik seperti jadwal pemeriksaan kehamilan serta

segala informasi yang berkaitan yang dengan kehamilan, seharusnya pengetahuan

ini membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya ia sehat (tidak ada keluhan)

dalam kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinya selamat dan sehat sewaktu

lahir tetapi yang ditemukan di lapangan adalah ibu-ibu yang memiliki

pengetahuan yang baik tidak melakukan pemeriksaan kehamilan K4 pada tenaga

kesehatan yang telah disediakan oleh sarana pelayanan kesehatan.

Dari seluruh pernyataan responden dapat disimpulkan bahwa responden

memiliki pengetahun yang baik terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4

sebasar 65 responden (65%) tetapi tidak mempengaruhi mau melakukan K4 di

Puskesmas. Walaupun responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap

melakukan pemeriksaan kehamilan K4 tetapi pada kenyataannya tindakan yang

dilakukan tidak sejalan dengan penegetahuan yang dimiliki yaitu tidak melakukan

K4.

Berdasarkan hasil penelitian dibuktikan bahwa tidak selamanya orang

yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap melakukan pemeriksaan K4 akan

memiliki tindakan yang baik pula yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan K4

dipuskesmas. Hal ini disebabkan juga yang mempunyai pengetahuan yang baik

belum tentu mandiri untuk melakukan pemeriksaan kehamilan K4. Karena tidak

cukup hanya memiliki pengetahuan yang baik tetapi juga tindakan nyata yaitu

Peran petugas kesahatan sangat perlu untuk ibu mau mengaplikasikan

pengetahuannya dalam kegiatan pemeriksaan kehamilan K4. Kegiatan

pemeriksaan yang dilakukan petugas tidak disertai mengayomi dan terus meminta

ibu agar mau memeriksakan kehamilannya. Sebagian ibu merasa petugas kurang

ramah untuk melayani ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilannya.

5.1.2 Pengaruh Sikap terhadap K4

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa sikap responden terhadap

pemeriksaan kehamilan K4 sebesar ( = 0,000< 0,05). hasil penelitian yang didapat nilai < 0,05 menunjukkan ada pengaruh sikap ibu dengan kunjungan keempat, artinya sikap memepengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan keempat.

Sikap ibu juga memiliki arti merespon apa yang diterima apa yang diterima dari

sumber informasi terutama kesehatan ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran

anak, hal ini didasari perilaku ibu dalam memeriksa kehamilannya.

Menurut Notoatmodjo (2005), sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan merupakan reaksi tertutup.

Asumsi penulis, sikap yang baik akan berdampak ibu mau melakukan

kunjungan keempat. Jika pengetahuan baik tanpa didasari sikap yang baik

merespon tehadap melakukan kunjungan keempat dengan pelayanan yang

diberikan terhadap ibu diperhatikan.

5.1.3 Pengaruh Paritas ( Jumlah Kelahiran) tehadap melakukan K4

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jumlah kelahiran (paritas)

terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4 mempunyai pengaruh (p=

0,035< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan K4 dikarena kehamilan sebelumnya juga tidak melakukan K4 dan tidak

terjadi apa-apa, ibu beranggap si anak hidup dan ibu sehat.

Hal ini berpengaruh dengan ibu mau melakukan K4 karena ibu yang sudah

pernah melahirkan dan merasa lebih berpengalaman sulit untuk mau

memeriksakan kehamilannya dalam tiga bulan terakhir. Jika ibu terus-terusan

tidak mau melakukan kunjungan keempat dikhawatirkan ibu dengan jumlah

kelahiran lebih dari empat kali berakibat si ibu lemah dan dapat berakibat

terjadinya kasus kematian ibu dan bayi.

5.1.4 Pengaruh Pendidikan terhadap K4

Hasil uji statistik dapat dilihat bahwa pendidikan tidak memiliki pengaruh

terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4, dengan nilai p= 0,369> 0,05.

Dimana ibu dengan pendidikan tinggi seharusnya lebih banyak terpapar mengenai

pemeriksaan kehamilan K4 selama mereka melakukan pendidikan. Pendidikan

yang tinggi seharusnya dapat meningkatkan taraf hidup, mampu membuat

keputusan menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Tingkat pendidikan

Hasil penelitian dilapangan melalui wawancara dengan menggunakan

kuesioner di simpulkan mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir

menengah yaitu SMA. Pendidikan menengah SMA seharusnya pendidikan

kesehatanya yang kegiatan memberikan pendidikan kesehatan yang meningkatkan

pengetahuan tentang kesehatan lebih baik dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan sendiri. Tetapi, lebih mengerti untuk mencari tahu pendidikan

kesehatan apa yang mereka perlukan dan mampu mandiri dalam mengambil

keputusan menyangkut diri mereka sendiri. Kenyataannya dilapangan masih

banyak ibu dengan pendidikan menegah tidak melakukan K4. Karena ibu sulit

menerima masukkan dari orang lain, merasa lebih tau ataupun benar dengan apa

yang ibu lakukan

5.1.5 Pengaruh Jarak Kelahiran terhadap K4

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jarak kelahiran responden

terhadap pemeriksaan kehamilan K4 (P = 0,230> 0,05). Hasil wawancara yang

didapat melalui wawancara langsung dengan berpedoman kuesiner dapat

disimpulkan jarak kelahiran tidak memilki pengaruh dengan mau melakukan

pemeriksaan kehamilan K4. Artinya, jarak kelahiran yang resiko tinggi dan

normal tidak memiliki pengaruh dalam memeriksakan kehamilannya pada

kunjungan keempat.

Menurut moersintowarti (2008), makin kecilnya jarak kelahiran

berhubungan dengan membesarnya morbiditasibu antara lain anemia dan

berkurangnya laktasi, kedua hal tersebut terutama akibat malnutrisi pada ibu

berkurangnya perhatian dan kasih sayang.Ibu memerlukan waktu sekitar 2 tahun

unutk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu

cepat, maka sering melahirkan BBLR.

Dokumen terkait