KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS KOTA BATU KECAMATAN NA IX-X KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Petunjuk Pengisian pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan?
2 .
Apakah ibu tahu bahwa pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat, sebaiknya dilakukan di pelayanan kesehatan ?
3 .
Apakah ibu tahu bahwa manfaat pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat?
4 .
Apakah ibu tahu bahwa pemeriksaan kehamilan penting dilakukan pada kunjungan keemapat? 5
.
Apakah ibu tahu pemeriksan kehamilan pada kunjungan keempat bertujukan melihat resiko kehamilan normal atau tidak normal?
6 .
Apakah ibu tahu ketidak teraturan dalam memeriksakan kehamilan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dalam kehamilan?
2. SIKAP 1 .
Setiap ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya sekurang-kura g ya ≥ 4 kali
Pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat dapat dilakukan di puskesmas, pustu, polindes, bidan di desa, praktek dokter dan rumah sakit
a. Sangat setuju K4 ibu dan bayi dapat terhindar dari penyulit yang timbul sewaktu melahirkan
Sewaktu memeriksakan kehamilan pada K4, ibu harus mendapatkan keterangan mengenai deteksi letak bayi yang tidak
Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya di kehamilan 3 bulan terakhir untuk mengambil sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan)
3. PENDIDIKAN
Pendidikan formal terakhir : a. SD
b. SMP/Sedejarat
c. SMU/Sedejarat
d. Akademi/Perguruan Tinggi
4. PARITAS
Berapa kali ibu perrnah melahirkan?sebutkan……….
5. JARAK KELAHIRAN
Jarak kelahiran yang terakhir dengan kelahiran sebelumnya………..
C. FAKTOR PEMUNGKIN PEKERJAAN
N o.
Pertanyaan Jawaban
1 .
Apakah pekerjaan suami ibu ? a. PNS
b. Wiraswasta / pengusaha
c. Buruh
d. Petani / berkebun e. Karyawan
FAKTOR KEBUTUHAN
Apakah ibu memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan setelah adanya keluahan kehamilan?
a. Ya b. Tidak
2 .
Jika tidak ada keluhan penyakit tiga bulan terakhir kehamilan, apakah ibu tetap memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan? mengalami kaki bengkak pada kaki?
a. Ya
Apakah selama hamil ibu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali pada tenaga kesehatan dalam kehamilan terakhir?
2 .
3 .
Pada saat kapan saja ibu melakukan pemikiran kehamilan saat ibu hamil disarana kesehatan ?
UNIVARIAT
pertanyaan pengetahuan no 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 52 52,0 52,0 52,0
pertanyaan pengetahuan no 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 25 25,0 25,0 25,0
Sangat Setuju 32 32,0 32,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pertanyaan sikap no 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Baik 55 55,0 55,0 68,0
Sangat Baik 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Kategori Pengetahuan * Kategori Kunjungan
Crosstab
Kategori Kunjungan
Kategori Pengetahuan
Buruk Count 25 10 35
% within Kategori Pengetahuan 76,6% 23,4% 100,0%
Baik Count 50 15 65
% within Kategori Pengetahuan 63,2% 36,8% 100,0%
Total Count 75 25 100
% within Kategori Pengetahuan 75,0% 25,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Kategori Sikap * Kategori Kunjungan
% within Kategori Sikap 66,7% 33,3% 100,0%
Linear-by-Linear Association ,395 1 ,001
N of Valid Cases 100
Kategori Pendidikan * Kategori Kunjungan
Crosstab
% within Kategori Pendidikan 65,0% 35,0% 100,0%
Kategori Paritas * Kategori Kunjungan
Kategori Jarak * Kategori Kunjungan
Crosstab
sided) Exact Sig. (1-sided)
Tidak Dilakukan Dilakukan
Continuity Correctionb 4,500 1 ,034
Likelihood Ratio 5,475 1 ,019
Fisher's Exact Test ,033 ,017
Linear-by-Linear Association 5,500 1 ,019
N of Valid Cases 100
Kategori pekerjaan * Kategori Kunjungan Crosstab
Kategori Kunjungan
Total Tidak
Dilakukan Dilakukan
Kategori pekerjaan penghasilan Tidak Tetap Count 49 21 70
% within Kategori pekerjaan
70,0% 30,0% 100,0%
% within Kategori pekerjaan
86,7% 13,3% 100,0%
Total Count 75 25 100
% within Kategori pekerjaan
75,0% 25,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3,111a 1 ,018
Continuity Correctionb 2,286 1 ,131
Likelihood Ratio 3,386 1 ,016
Fisher's Exact Test ,129 ,062
Linear-by-Linear Association 3,080 1 ,049
N of Valid Cases 100
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb 28,814 1 ,065
Likelihood Ratio 30,316 1 ,055
Fisher's Exact Test ,076 ,064
Linear-by-Linear Association 31,241 1 ,067
N of Valid Cases 100
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Sriati Y.S. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Nuha Medika. Yogjakarta.
Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)
di Indonesia 2001-2010. Jakarta: Departemen kesehatan & WHO.
, 2004. Penilaian K1 dan K4. Jakarta.
, 2009. Angka Kematian Ibu Tahun 2007. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2012. Medan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2014. Profil Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014. Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
,2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta :Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. Retrieved from javanewsonline.com website:http//www.javanewsonline.com
Moersintowarti. 2008. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. IDAI, Sagung Seto. Jakarta.
Muniarti. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis, Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan. Program Pacasarjana USU. Medan.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Pasaribu, S. 2005. Pengaruh Faktor Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
2015.Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14747.
Puskesmas Aek Kota Batu. 2014. Laporan Tahunan Puskesmas Aek Kota
Batu Tahun 2014. Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Saifudin AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sunarsih. 2011. Standar Pelayanan Antenatal. Widya Medika. Jakarta.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
Syafrudin. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
WHO (2008, November). Fact Sheet: Maternal mortality. Oktober 8, 2015.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index .html
Wijaya, T. 2010. Analisis Multivariat. Yogyakarta :Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan
pendekatan Explanatory research” atau penelitian penjelasan yang bertujuan
menjelaskan faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan K4 di Puskesmas Aek
Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na
IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara. Adapun alasaan pemilihan lokasi ini
berdasakan pertimbangan adalah berdasarkan hasil Laporan KIA Puskesma Aek
Kota batu terjadinya kesenjangan data cakupan K4 antara tahun 2013 96,1%
sedangkan tahun 2014 88,2% terjadinya penurunan cakupan K4. Belum pernah
dilakukan penelitian tentang analisis faktor yang memengaruhi rendahnya
cakupan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil tahun 2014 yang
berdomisili di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten
Labuhanbatu Utara yang berjumlah 807 orang.
3.3.2 Sampel
Besar sampel diperoleh dengan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh
(Notoatmodjo, 2005).
n =
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.10)
Maka,
n =
n = 99, 87
Dari hasil penghitungan menggunakan rumus diatas diperoleh bahwa
Cara penarikan sampel dilakukan dengan cara cara acak sederhana (simple
random sampling), yaitu memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Digunakan rumus :
Sampel =
x Total sampel
Maka pada masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Sebaran Jumlah Proporsi Responden Ibu Hamil
No. Desa Jumlah Ibu
Hamil
Proporsi Jumlah
1. Aek Kota Batu 127 (127/807) x 100 16
2. Simpang Marbau 85 (85/807) x 100 11
3. Pasang Lelang 68 (68/807) x 100 8
4. Silimajang 115 (115/807) x 100 14
5. Sei Raja 143 (143/807) x 100 17
6. Batu Tunggal 134 (134/807) x 100 17
7. Pematang 48 (48/807) x 100 6
8. Hatapang 17 (17/807) x 100 2
9. Perk Berangir 70 (70/807) x 100 9
JUMLAH (DESA) 807 100
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
data primer dan data skunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden,
dengan berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari laporan
Cakupan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten
Labuhanbatu Utara 2015.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional (DO) 3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini :
a. Variabel Independen (Variabel Bebas) : faktor predisposisi (pengetahuan,
sikap, pendidikan, paritas dan jarak kehamilan), faktor pemungkin
(Pekerjaan) dan faktor kebutuhan (kondisi ibu) .
b. Variabel dependen (Variabel terikat) : Kunjungan 4
3.5.2 Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai
pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan.
2. Sikap adalah reaksi atau respon responden terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan.
3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang berhasil ditamatkan
oleh responden berdasarkan ijazah terakhir.
4. Paritas adalah jumlah kelahiran baik lahir hidup maupun lahir mati yang di
alami ibu.
5. Jarak kelahiran adalah kurun waktu (tahun) antara saat kelahiran yang
terakhir dengan kelahiran sebelumnya.
7. Kondisi ibu adalah ada tidaknya keluhan yang dialami ibu selama
kehamilan. Ada keluhan jika ibu mempunyai masalah kesehatan selama
kehamilan, seperti Keluhan yang diderita ibu dan ada oedema selama
kehamilan. Tidak ada keluhan jika ibu tidak mengalami masalah kesehatan
selama kehamilan. Kondisi ibu dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
a. Ada keluhan
b. Tidak ada keluhan
8. Kunjungan4 adalah kunjungan responden dengan tenaga kesehatan yang
keempat untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Variabel Independen
Dengan menggunakan sistem pembobotan dan mengkategorikan hasil
ukur, seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Independen
4. Paritas termasuk dalam skala ukur rasio, apabila memiliki anak 1 yaitu
primipara, 2-4 multipara, >4 grandmultipara dengan kategori normal
(primipara dan multipara), kategori risiko tinggi (grandmultipara).
5. Pendidikan termasuk dalam skala ukur rasio dengan kategori pendidikan
rendah (SD, SMP), kategori pendidikan menengah (SMA), kategori pendidikan
6. Pekerjaan termasuk dalam skala ukur rasio dengan kategori berpenghasilan
tetap (PNS, karyawan swasta), kategori tidak berpenghasilan tetap (buruh,
petani/berkebun, wiraswasta/pengusaha).
7. Jarak kelahiran termasuk dalam ukur rasio dengan kategori normal (>2 tahun),
kategori resiko tinggi (<2 tahun).
3.6.2 Variabel Dependen
Aspek pengukuran variabel dependen dalam penelitian ini untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabe dependen
3.7 Teknik Analisis Data
Analisa data dilakukan agar dapat menyajikan hasil penelitian dalam
bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Adapun tahap analisis data
adalah sebagai berikut :
3.7.1 Analisa Univariat
Untuk mengetahui gambaran distribusi dan proposi dari masing-masing
variabel, baik variabel independent maupun variabel dependent. Data-data
disuguhkan dalam bentuk tabel frekuensi dan proporsi untuk menjelaskan
karakterisktik masng-masing variabel yang diteliti.
NO Variabel Bobot Nilai 1 Variabel
3.7.2 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Dalam hal ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor
predispsisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas, jarak kelahiran), faktor
pemungkin (pekerjaan), faktor kebutuhan ( kondisi ibu) dengan kunjungan 4. Uji
hubungan yang digunakan adalah uji Chi-aquare.Uji ini dilakukan dalam rangka
menganalisis hubungan dua variabel kategorik.Uji signifikan dilihat dengan
menggunakan CI 95% (P value < 0,05). Kesimpulan tingkat kemaknaan dapat
dilakukan apabila hasil uji sebagai berikut :
1) P-value ≤ 0,05 menunjukkan hasil adalah signifikan
2) P-value ≥ 0,05 menunjukkan hasil adalah tidak signifikan
3.7.3 Analisis Multivariat
Wijaya (2010) menjelaskan bahwa analisi multivariate digunakan untuk
melihat pengaruh variabel dependen terhadap satu atau lebih vaiabel independen
dengan melakukan uji regresi logistik.Variabel dependen dinyatakan dengan huruf
Y, sedangkan variabel independen dinyatakan dengan huruf X. Dalam peneltian
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Aek Kota Batu
Kabupaten Labuhanbatu Utara yang beralamat di desa Aek Kota Batu. Keadaan
wilayah kerja Puskesmas Aek Kota Batu berada di pinggir jalan raya, sekitar
perumahan warga dengan luas wilayah kerja 428,75 Ha. Puskesmas Aek Kota
Batu berada pada ketinggian berkisar luas 500 meter diatas permukaan laut.
Puskesmas Aek Kota Batu termasuk wilayah kecamatan Na IX-X dengan batas
wilayah kerjanya sebagai berikut:
Sebelah utara : berbatasan dengan desa Kampung Pajak
Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Bilah Barat
Sebelah selatan : berbatasan dengan Tapanuli Utara
Sebelah barat : berbatas dengan kecamatan marbo
Wilayah kerja Puskesmas Aek Kota Batu terdiri dari 8 desa dan 1
kelurahan yaitu Desa Aek Kota Batu, Desa Simpang Marbau, Desa Sei Raja,
Kelurahan Silumajang, Desa Pasang Lela, Desa Perk Berangir, Desa Hatapang,
Desa Batu Tunggal, Pematang.
4.2 Visi dan Misi Puskesmas Aek Kota Batu
Visi pembanngunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
sehat yang diinginkan dicapai 4 indikator yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan sehat yang bermutu, derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesma adalah
mendunkung terciptanya misi pembangunan nasional sebagai berikut
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerja
puskesmas.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi warga dan masyakarat
diwilayah kerja puskesmas.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelyanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
4.3 Sarana dan Prasarana Puskesmas Aek Kota Batu
Saat ini Puskesmas Aek Kota Batu memiliki sarana dan prasarana
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas Pembatu : 3
2. Poskesdes : 9
3. Pondok Bersalin : 1
4. Balai Pengobatan Swasta : 3
5. Toko Obat (Swasta) : 5
6. Praktek Dokter : 0
7. Puskesmas Keliling : 1
9. Posyandu : 40
4. 4Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi : faktor
predisposisi (pengetahuan, sikap, paritas, jarak kehamilan) faktor pemungkin
(pekerjaan suami) faktor kebutuhan (kondisi ibu) dan cakupan K4.
4.4.1 Deskripsi Karateristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil tahun 2014 yang
berdomisili di Puskesmas Aek Kota Batu. Berdasarkan pengumpulan data di
lapangan, diperoleh gambaran karateristik responden secara umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur mayoritas responden adalah
berumur 20-35 yaitu sebanyak 89 % dan >35 tahun 11%. Berdasarkan suku,
sebagian besar responden adalah suku batak yaitu 46% dan jawa 11%.
Berdasarkan alamat responden yaitu Aek Kota Batu sebanyak 16 orang,
Simpang Marbau sebanyak 11 orang, Pasang Lelang sebanyak 8 orang,
Silumajang sebanyak 14 orang, Sei Raja sebanyak 17 orang, Batu Tunggal
sebanyak 17 orang, Pematang sebanyak 6 orang, Hatapang sebanyak 2 orang,
Perk Berangir sebanyak 9 orang. Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden
Tabel 4.1 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Umur, Suku dan Alamat
No. Karateristik Responden Jumlah 1. Umur
4.4.2 Gambaran Variabel Faktor Predisposisi 4.4.2.1 Pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada
responden dapat diketahui bagaimana pengetahuan responden di Puskesmas Aek
Kota Batu terhadap K4 menunjukkan responden tahu jumlah pemeriksaan
kehamilan selama hamil sebanyak 48 orang (48%).Tahu pemeriksaan kehamilan
kunjungan keempat sebaiknya dilakukan pada pelayanan kesehatan sebanyak 57
orang (57%). Tahu bahwa manfaat pemeriksaan kehamilan pada kunjungan
keempat sebanyak 55 orang (55%).Tahu pemeriksaan kehamilan penting
dilakukan pada K4 sebanyak 55 orang (55%). Tahu pemeriksan kehamilan pada
sebanyak 48 orang (48%). Tahu ketidak teraturan dalam memeriksakan kehamilan
dapat berdampak buruk terhadapkesehatan ibu dalam kehamilan 43 orang (43%).
Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Distrbusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Kehamilan K4
No. Pertanyaan n %
1. Apakah ibu tahu bahwa pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan?
a. Tahu 48 48,0
b. Tidak Tahu 52 52,0
Jumlah 100 100,0
2. Apakah ibu tahu bahwa pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat, sebaiknya dilakukan di pelayanan kesehatan ? penting dilakukan pada kunjungan keempat?
a. Tahu 55 55,0
b. Tidak Tahu 45 45,0
Jumlah 100 100,0
5. Apakah ibu tahu pemeriksan kehamilan pada kunjungan keempat bertujukan melihat resiko kehamilan normal atau tidak normal?
a. Tahu 48 48,0
b. Tidak tahu 52 52,0
Jumlah 100 100,0
6. Apakah ibu tahu ketidak teraturan dalam memeriksakan kehamilan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dalam kehamilan?
a. Tahu 43 43,0
b. Tidak Tahu 57 57,0
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 100 responden bahwa
mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kunjungan
keempat, yaitu sebanyak 65 orang (65%). Sedangkan responden yang mempunyai
pengetahuan kurang baik adalah sebanyak 35 orang (35%). Hasil uji statistik
distribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan secara rinci dapat dilihat
dari tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan
No. Pengetahuan N %
1. Baik
Kurang baik
65 65,0
2. 35 35,0
Jumlah 100 100,0
4.4.2.2 Sikap
Hasil penelitian mengenai sikap diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki sikap setuju setiap ibu hamil harus memeriksakan
kehamilannya sekurang-kurangnya ≥ 4 kali selama kehamilan sebanyak 42 orang
(42%). Setuju Pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat dapat dilakukan
di puskesmas, pustu, polindes, bidan di desa, praktek dokter dan rumah sakit
sebanyak 43 orang (43%).Setuju Dengan memeriksakan kehamilan pada K4 ibu
dan bayi dapat terhindar dari penyulit yang timbul sewaktu melahirkan sebanyak
45 orang (45%). Setuju Sewaktu memeriksakan kehamilan pada K4, ibu harus
mendapatkan keterangan mengenai deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit sebanyak 43 orang
(43%).Setuju Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya di kehamilan 3 bulan
rujukan)sebanyak 40 orang (40%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Pemeriksaan Kehamilan pada Kunjungan Keempat
No. Sikap Responden n %
1. Setiap ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya sekurang-kura g ya ≥ 4 kali sela a keha ila
a. Sangat setuju 39 39,0
b. Sejutu 42 42,0
c. Tidak setuju 19 19,0
Jumlah 100 100,0
2. Pemeriksaan kehamilan pada kunjungan keempat dapat dilakukan di puskesmas, pustu, polindes, bidan di desa, praktek dokter dan rumah sakit
a. Sangat setuju 32 32,0
4. Sewaktu memeriksakan kehamilan pada K4, ibu harus mendapatkan keterangan mengenai deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit kehamilan 3 bulan terakhir untuk mengambil sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan)
a. Sangat setuju 24 24,0
b. Setuju 40 40,0
c. Tidak setuju 36 36,0
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan
pengkategorian berdasarkan jawaban responden menunjukkan responden
memiliki sikap sangat baik terhadap kunjungan keempat yaitu sebanyak 6
responden (6%). Responden memiliki sikap baik terhadap kunjungan keempat
yaitu sebanyak 55 responden (55%). Responden memiliki sikap tidak baik
terhadap kunjungan keempat yaitu sebanyak 39 responden (39%). Secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Respoden Berdasarkan Kategorik Sikap Tentang pemeriksaan kehamilan pada K4
No. Sikap N %
1. Sangat baik 6 6,0
2. Baik 55 55,0
3. Tidak Baik 39 39,0
Jumlah 100 100,0
4.4.2.3 Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir SD sebanyak 10 orang (10%). Responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMP sebanyak 30 orang (30%). Responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMA sebanyak 54 orang (54%). Responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir Akademi/ Perguruan tinggi sebanyak 6 orang (6%). Secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Ibu Jumlah
n %
1. SD 10 10,0
2. SMP/Sederajat 30 30,0
3. SMA/Sederajat 54 54,0
4. Akademi/Perguruan Tinggi 6 6,0
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa pendidikan responden sebagian
besar berada pada kategori pendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak 54
responden (54%), kategori pendidikan rendah (SD, SMP) sebanyak 40 responden
(38%), dan 6 responden pada kategori pendidikan tinggi (perguruan tinggi).
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan Terakhir
Pendidikan n %
Rendah (SD, SMP) 40 40,0
Menengah (SMA) 54 54,0
Tinggi (Akademi/ Perguruan Tinggi 6 6,0
Jumlah 100 100,0
4.2.4.4 Paritas
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunkaan kuesioner kepada
responden dapat diketahui bagaimana paritas responden di Puskesmas Aek Kota
Batu terhadap kunjungan keempat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa responden responden pernah melahirkan 2-4 kali sebanyak 33orang (33%)
dan responden pernah melahirkan sebanyak > 4 kali sebanyak 67 orang (67%).
Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas
No. Pernyataan 1 kali
Primipara
2-4 kali Multipara
>4 kali grandmultipara
n % n % n %
1. Berapa kali ibu pernah melahirkan?
Berdasarkan uraian distribusi paritas responden secara keseluruhan dapat
dikategorikan menjadi dua kategori yaitu responden sebanyak 33 orang (33%)
merupakan paritas normal, paritas resiko tinggi sebanyak 67 orang (67,0%).
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Paritas
Paritas Jumlah Persentasi
n %
Normal 33 33,0
Resiko tinggi 67 67,0
Total 100 100,0
4.4.2.5 Jarak Kelahiran
Berdasarkan jarak kelahiran diketahui bahwa sebagaian besar responden
berada pada kriteria risiko tinggi (<2 Tahun) yaitu sebanyak 60 responden (60%)
dan sebannyak 40 responden (40%) berada pada kriteria normal (>2 Tahun).
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Kelahiran
No. Kategori Jarak Kelahiran Jumlah
n %
1. Normal > 2 Tahun 49 41,0
2. Risiko Tinggi< 2 Tahun 51 51,0
Jumah 100 100,0
4.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Faktor Pemungkin 4.4.3.1 Pekerjaan Suami
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunkan kuesioner kepada
responden dapat diketahui bagaimana perkerjaan suami responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Aek Kota Batu terhadap K4 menunjukkan bahwa pekerjaan
(41%) pekerjaan suaminya adalah sebagai wiraswata, sebanyak 6 responden (6%)
pekerjaan suaminya adalah sebagai buruh, sebanyak 23 responden (23%)
pekerjaan suaminya adalah sebagai petani/berkebun, sebanyak 13 responden
(13%) pekerjaan suaminya adalah sebagai karyawan swasta/hononer. Hasil ini
dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami
No. Pekerjaan Suami Ibu n %
1. PNS 17 17,0
2. Wiraswasta/pengusaha 41 41,0
3. Buruh 6 6,0
4. Petani / berkebun 23 23,0
5. Karyawan swasta / hononer 13 13,0
Jumlah 100 100,0
Berdasarkan uraian distribusi pekerjaan suami responden secara
keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu sebanyak 70 responden
(70%) berpenghasilan tidak tetap. Terdapat hanya 30 responden berpenghasilan
tetap. Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan kategori pekerjaan seperti
yang terdapat di tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Suami
Pekerjaan Suami Jumlah Persentasi
n %
Berpenghasilan tetap 30 30,0
Berpenghasilan tidak tetap 70 70,0
Total 100 100,0
4.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Faktor kebutuhan 4.4.3.1 Kondisi Ibu
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakna kuesioner kepada
memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan setelah adanya keluhan
kehamilan sebanyak 67 orang (67%). Responden tetap memeriksakan kehamilan
ke pelayanan kesehatan jika tidak ada keluhan penyakit tiga bulan terakhir
kehamilan sebanyak 63 orang (63%). Responden pernah menderita sakit selama
hamil sebanyak 48 orang (48%).Responden selama hamil ibu pernah mengalami
kaki bengkak pada kaki sebanyak 45 orang (45%). Secara rinci dapat pada tabel :
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ibu
No. Pertanyaan Jumlah
N %
1. Apakah ibu memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan setelah adanya keluhan kehamilan?
a. Ya kehamilan, apakah ibu tetap memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan?
Berdasarkan uraian distribusi kondisi ibu berdasarkan jawaban responden
di atas dapat disimpulkan secara keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori
yaitu responden menyatakan ada keluhan yaitu sebanyak 38 orang (38%).
Terdapat hanya 62 orang (62%) yang menyatakan tidak ada keluhan. Secara rinci
seperti terdapat di tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Ibu
Kategori Kondisi Ibu Juml
ah
Pers entase
n %
Ada keluhan 38 38,
0
Tidak ada keluhan 62 62,
0
Jumlah 100 100
,0
4.4.4 Distribusi Variabel Kunjungan Keempat
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada
responden dapat di ketahui bagaimana kunjungan keempat pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas Aek Kota Batu menunjukkan bahwa responden yang
menyatakan ya, selama hamil ibu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali pada
tenaga kesehatan dalam kehamilan terakhir sebanyak 25 orang (25%) dan
responden yang menyatakan tidak 75 orang (75%). Responden menyatakan ya,
dalam kehamilan tiga bulan terakhir memeriksakan kehamilan ≥2 kali pada tenaga
kesehatan sebanyak 37 orang (37%) dan menyatakan tidak sebanyak 63 orang
(63%).Pada saat kapan saja ibu melakukan pemeriksaan kehamilan disarana
dan K3 sebesar 6 orang (6%), K1,K2, K3 dan K4 sebesar 25 orang (25%).Hasil
ini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan K4
No. Pertanyaan Jumlah
N %
1. Apakah selama hamil ibu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali pada tenaga kesehatan dalam kehamilan memeriksakan kehamilan≥2pada te aga kesehata
a. Ya
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan
pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebanyak 75 orang (75%) berada
pada kategori tidak kunjungan keempat dilakukan, sebanyak 25 orang (25%)
berada pada kategori melakukan kunjungan keempat. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori K4
Kunjungan keempat Jumlah Persentase
N %
Dilakukan 25 25,0
Total 100 100,0
4.6 Analisis Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan K4
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 50 orang (63,2%) yang
tidak melakukan K4 dan sebanyak 15 (36,8%) orang yang melakukan K4.
Responden yang memiliki pengetahuan buruk ada sebanyak 25 orang (76,6%)
yang tidak melakukan K4 dan sebanyak 10 (23,4%) yang melakukan K4.
Berarti paling banyak responden mau melakukan K4 adalah responden
yang memiliki pengetahuan yang baik. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Chi square diperoleh nilai p 0,310 > 005. Berarti secara
statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan dengan dilakukan K4 di
Puskesmas Aek Kota Batu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17. Hubungan K4 Berdasarkan pengetahuan ibu di Puskesmas Aek Kota BatuKecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
No Pengetahuan
Pengetahuan K4 Sig
(p) Tidak
Dilakukan
Dilakukan Jumlah
n % N % N %
1. Baik 50 63,2 15 36,8 65 100,0 0,310
2. Buruk 25 76,6 10 23,4 35 100,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki sikap kurang baik ada sebanyak 29 orang (63,6%) yang
tidak melakukan K4 dan sebanyak 10 (36,4%) orang yang melakukan K4.
Responden yang memiliki sikap baik ada sebanyak 42 orang (76,7%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 13 (23,3%) orang yang melakukan K4. Responden
yang memiliki sikap sangat baik ada sebanyak 4 orang (66,7%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 2 (33,3%) yang melakukan K4. Berarti paling
banyak responden mau melakukan K4 adalah responden yang memiliki sikap
yang baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square diperoleh
nilai p 0,004 < 005. Berarti secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan
dengan dilakukan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu. Secara rinci dapat dilihat dari
tabel 4.18 berikut :
Tabel 4.18. Hubungan K4 Berdasarkan Sikap ibu di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara. No Sikap
K4 Sig
(p) Tidak
Dilakukan
Dilakukan Jumlah
n % N % N %
1 Kurang Baik 29 63,6 10 36,4 39 100,0 0,004
2 Baik 42 76,7 13 23,3 55 100,0
3 Sangat Baik 4 66,7 2 33,3 6 100,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0
c. Hubungan Pendidikan dengan K4
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki pendidikan rendah ada sebanyak 26 orang (65,0%) yang
Responden yang memiliki pendidikan tinggi ada sebanyak 49 orang (81,7%) yang
tidak melakukan K4 dan sebanyak 11 (18,3%) orang yang melakukan K4. Hasil
analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square diperoleh nilai p 0,369>
005. Berarti secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan dengan
dilakukan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.19. Hubungan K4 Berdasarkan Pendidikan Responden di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten
d. Hubungan Jarak Kelahiran dengan K4
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki resiko tinggi ada sebanyak 50 orang (83,3%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 9 (16,7%) orang melakukan K4. Responden yang
memiliki jarak kelahirannormal ada sebanyak 25 orang (62,5%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 16 (37,5%) orang yang melakukan K4. Berarti
paling banyak responden mau melakukan K4 adalah responden yang memiliki
jarak kelahiran normal. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi
bahwa ada hubungan dengan dilakukan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.20. Hubungan K4 Berdasarkan Jarak Kelahiran Responden di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
No Jarak Kelahiran
K4 Sig
(p) Tidak lakukan Dilakukan Jumlah
N % n % n %
1 Resiko Tinggi 50 83,3 9 16,7 59 100,0 0,028
2 Normal 25 62,5 16 37,5 41 100,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0
e. Hubungan Paritas dengan K4
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memilikiparitas grandmultipara ada sebanyak 55 orang (82,1%)
yang tidak melakukan K4 dan sebanyak 12(17,9%) orang yang melakukan K4.
Responden yang memiliki paritas multipara ada sebanyak20 orang (60,6%) yang
tidak melakukan K4 dan sebanyak 13(39,4%) orang yang melakukan K4.
Berarti paling banyak responden mau melakukan K4 adalah responden
yang memiliki paritas multipara. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji
Chi square diperoleh nilai p 0,020 < 005. Berarti secara statistik dapat diartikan
bahwa ada hubungan dengan dilakukan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.21. Hubungan K4 Berdasarkan Paritas Responden di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
No Paritas
K4 Sig
dilakukan
N % N % n %
1 Resiko Tinggi 55 82,1 12 17,9 67 100,0 0,020
2 Normal 20 60,6 13 39,4 33 100,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0
f. Hubungan Pekerjaan dengan K4
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki pekerjaan penghasilan tidak tetap ada sebanyak 49
orang (70%) yang tidak melakukan K4 dan sebanyak 21 (30%) orang yang
melakukan K4. Responden yang memiliki penghasilan tetap ada sebanyak 26
orang (86,7%) yang tidak melakukan K4 dan sebanyak 4 (13,3%) orang yang
melakukan K4. Berarti paling banyak responden mau melakukan K4 adalah
responden yang memiliki pekerjaan penghasilan tidak tetap. Hasil analisis statistik
dengan menggunakan uji Chi square diperoleh nilai p 0,018 < 005. Berarti secara
statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan dengan dilakukan K4 di Puskesmas
Aek Kota Batu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.22. Hubungan K4 Berdasarkan Pekerjaan Responden di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten
Berdasarkan hasil tabel diperoleh data bahwa dari 100 responden,
responden yang memiliki ada keluhan ada sebanyak 12 orang (38,7%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 19(61,3%) orang yang melakukan K4. Responden
yang memiliki tidak ada keluhan ada sebanyak orang63 (91,3%) yang tidak
melakukan K4 dan sebanyak 6 (8,7%) yang melakukan K4. Berarti responden
yang paling banyak mau melakukan kujungan keempat adalah reponden yang ada
keluhan.Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square diperoleh
nilai p 0,045 < 005. Berarti secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan
dengan dilakukan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu. Secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.23. Hubungan K4 Berdasarkan Kondisi Responden di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
No Kondisi
K4 Sig
(p) Tidak
Dilakukan
Dilakukan Jumlah
N % N % n %
1 Ada Keluhan 21 38,7 17 61,3 38 100,0 0,045
2 Tidak Ada Keluhan 54 91,3 8 8,7 62 100,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0
4.7 Analisis Multivariat
Analisis statistik multivariate digunakan untuk mengetahui variabel yang
mana lebih mempengaruhi suatu variabel dependen.Analisis multivariate pada
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model terbaik dalam menentukan
determinan kunjungan keempat di Puskesmas Aek Kota Batu.Dalam penelitian ini
Batu, yaitu pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak kelahiran, kondisi ibu.Terlebih
dahulu dilakukan analisis bivariat pada variabel dependen untuk menentukan
variabel dalam uji multivariate.Dalam hal ini, variabel dependennya adalah K4.
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel
sikap, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan, kondisi ibu terhadap K4 dapat
dilanjutkan ke analisis multivariat regresi logistik. Melalui analisis bivariat,
variabel yang memiliki p < 0,25 dan mempunyai makna secara substansi dapat
dijadikan kandidat yang akan dimasukkan kedalam model multivariate.
Hasil uji statistik regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05) menunjukkan bahwa:
1. Dari 7 variabel yang diteliti hanya 2 variabel yang berpengaruh terhadap K4
yaitu pekerjaan p = 0,011, sikap p = 0,000, paritas p = 0,035 karena variabel
tersebut mempunyai nilai p < 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik Determinan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Variabel Penelitian B Exp (B) Sig (P) CI 95%
Sikap 17,501 1,059 0,000 0,017 0,299
Pekerjaan -1,321 7,098 0,011 0,016 0,593
Paritas 0,770 3,487 0,035 0,028 0,961
Jarak Kelahiran -1,249 2,090 0,230 0,860 14,143
Kondisi ibu -0,737 9,063 0,080 0,287 3,904 2. Berdasarkan nilai koefisien (B) yang tertinggi adalah variabel sikap yaitu
17,501. Ini menunjukkan variabel tersebut merupakan variabel yang paling
setelah dikontrol oleh variabel paritas dan pekerjaan (95% CI : 0,770 ;
57
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik yaitu dengan menggunakan uji regresi logistik pada
seluruh sampel, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan
bahwa faktor predisposisi (sikap dan paritas) dan faktor pemungkin (pekerjaan
suami) mempunyai pengaruh terhadap K4 di Puskesmas Aek Kota Batu
Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara dan faktor predisposisi
(pengetahuan, pendidikan, jarak kelahiran), dan faktor kebutuhan (kondisi ibu)
tidak memiliki pengaruh terhadap K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na
IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara.
5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap K4 5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
pemeriksaan kehamilan K4 tidak mempunyai pengaruh terhadap dilakukan K4
(p=0310, > 0,05). Artinya Baik responden memiliki pengetahuan yang baik
ataupun buruk tidak memiliki pengaruh terhadap mau melakukan K4.
Pengetahuan merupakan indikator dari orang melakukan tindakan terhadap
sesuatu, jika seseorang didasari pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka
orang tersebut akan memahami bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan menunujukkan bahwa sebagian
ibu memliki pengetahuan yang baik seperti jadwal pemeriksaan kehamilan serta
segala informasi yang berkaitan yang dengan kehamilan, seharusnya pengetahuan
ini membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya ia sehat (tidak ada keluhan)
dalam kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinya selamat dan sehat sewaktu
lahir tetapi yang ditemukan di lapangan adalah ibu-ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik tidak melakukan pemeriksaan kehamilan K4 pada tenaga
kesehatan yang telah disediakan oleh sarana pelayanan kesehatan.
Dari seluruh pernyataan responden dapat disimpulkan bahwa responden
memiliki pengetahun yang baik terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4
sebasar 65 responden (65%) tetapi tidak mempengaruhi mau melakukan K4 di
Puskesmas. Walaupun responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap
melakukan pemeriksaan kehamilan K4 tetapi pada kenyataannya tindakan yang
dilakukan tidak sejalan dengan penegetahuan yang dimiliki yaitu tidak melakukan
K4.
Berdasarkan hasil penelitian dibuktikan bahwa tidak selamanya orang
yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap melakukan pemeriksaan K4 akan
memiliki tindakan yang baik pula yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan K4
dipuskesmas. Hal ini disebabkan juga yang mempunyai pengetahuan yang baik
belum tentu mandiri untuk melakukan pemeriksaan kehamilan K4. Karena tidak
cukup hanya memiliki pengetahuan yang baik tetapi juga tindakan nyata yaitu
Peran petugas kesahatan sangat perlu untuk ibu mau mengaplikasikan
pengetahuannya dalam kegiatan pemeriksaan kehamilan K4. Kegiatan
pemeriksaan yang dilakukan petugas tidak disertai mengayomi dan terus meminta
ibu agar mau memeriksakan kehamilannya. Sebagian ibu merasa petugas kurang
ramah untuk melayani ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilannya.
5.1.2 Pengaruh Sikap terhadap K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa sikap responden terhadap
pemeriksaan kehamilan K4 sebesar ( = 0,000< 0,05). hasil penelitian yang
didapat nilai < 0,05 menunjukkan ada pengaruh sikap ibu dengan kunjungan
keempat, artinya sikap memepengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan keempat.
Sikap ibu juga memiliki arti merespon apa yang diterima apa yang diterima dari
sumber informasi terutama kesehatan ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran
anak, hal ini didasari perilaku ibu dalam memeriksa kehamilannya.
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi
sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan merupakan reaksi tertutup.
Asumsi penulis, sikap yang baik akan berdampak ibu mau melakukan
kunjungan keempat. Jika pengetahuan baik tanpa didasari sikap yang baik
merespon tehadap melakukan kunjungan keempat dengan pelayanan yang
diberikan terhadap ibu diperhatikan.
5.1.3 Pengaruh Paritas ( Jumlah Kelahiran) tehadap melakukan K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jumlah kelahiran (paritas)
terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4 mempunyai pengaruh (p=
0,035< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan K4 dikarena kehamilan sebelumnya juga tidak melakukan K4 dan tidak
terjadi apa-apa, ibu beranggap si anak hidup dan ibu sehat.
Hal ini berpengaruh dengan ibu mau melakukan K4 karena ibu yang sudah
pernah melahirkan dan merasa lebih berpengalaman sulit untuk mau
memeriksakan kehamilannya dalam tiga bulan terakhir. Jika ibu terus-terusan
tidak mau melakukan kunjungan keempat dikhawatirkan ibu dengan jumlah
kelahiran lebih dari empat kali berakibat si ibu lemah dan dapat berakibat
terjadinya kasus kematian ibu dan bayi.
5.1.4 Pengaruh Pendidikan terhadap K4
Hasil uji statistik dapat dilihat bahwa pendidikan tidak memiliki pengaruh
terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4, dengan nilai p= 0,369> 0,05.
Dimana ibu dengan pendidikan tinggi seharusnya lebih banyak terpapar mengenai
pemeriksaan kehamilan K4 selama mereka melakukan pendidikan. Pendidikan
yang tinggi seharusnya dapat meningkatkan taraf hidup, mampu membuat
keputusan menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Tingkat pendidikan
Hasil penelitian dilapangan melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner di simpulkan mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir
menengah yaitu SMA. Pendidikan menengah SMA seharusnya pendidikan
kesehatanya yang kegiatan memberikan pendidikan kesehatan yang meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan lebih baik dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan sendiri. Tetapi, lebih mengerti untuk mencari tahu pendidikan
kesehatan apa yang mereka perlukan dan mampu mandiri dalam mengambil
keputusan menyangkut diri mereka sendiri. Kenyataannya dilapangan masih
banyak ibu dengan pendidikan menegah tidak melakukan K4. Karena ibu sulit
menerima masukkan dari orang lain, merasa lebih tau ataupun benar dengan apa
yang ibu lakukan
5.1.5 Pengaruh Jarak Kelahiran terhadap K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jarak kelahiran responden
terhadap pemeriksaan kehamilan K4 (P = 0,230> 0,05). Hasil wawancara yang
didapat melalui wawancara langsung dengan berpedoman kuesiner dapat
disimpulkan jarak kelahiran tidak memilki pengaruh dengan mau melakukan
pemeriksaan kehamilan K4. Artinya, jarak kelahiran yang resiko tinggi dan
normal tidak memiliki pengaruh dalam memeriksakan kehamilannya pada
kunjungan keempat.
Menurut moersintowarti (2008), makin kecilnya jarak kelahiran
berhubungan dengan membesarnya morbiditasibu antara lain anemia dan
berkurangnya laktasi, kedua hal tersebut terutama akibat malnutrisi pada ibu
berkurangnya perhatian dan kasih sayang.Ibu memerlukan waktu sekitar 2 tahun
unutk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu
cepat, maka sering melahirkan BBLR.
5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin Terhadap K4
5.2.1 Pengaruh Pekerjaan Suami terhadap melakukan K4
Faktor pemungkin yang dilihat dalam penelitian ini adalah pekerjaan
suami. Pekerjaan suami merupakan pendukung ekonomi keluarga, merupakan
salah satu bentuk dukungan suami terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi
mulai dari janin. Pekerjaan suami merupakan pendukung kesehatan keluarga,
sebab jika penghasilan cukup untuk membeli makanan yang bergizi maka anggota
keluarga akan mendapat asupan gizi yang lebi baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bagi bayi dan pemeliharaan kesehatan untuk anggota keluarga
dewasa. Kecukupan makanan yang dikonsumsi tentu mendukung status kesehatan
sehingga akan mendukung produktivitas
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki pekerjaan tidak tetap sebanyak 70 (70%) orang dan berpenghasilan tetap
sebanyak 30 (30%) orang. Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik
menunjukkan bahwa variabel pekerjaan suami dengan mau melakukan K4
memiliki pengaruh yang bermakna dengan nilai p= 0,011< 0,05, karena mayoritas
pekerjaan suami ibu tidak tetap. Menurut asumsi penulis, bahwa bahwa pekerjaan
mempunyai kontribusi besar dalam melakukan kunjungan keempat, bagi ibu-ibu
sebalikkanya ibu-ibu yang kurang mampu akan kurang melakukan kunjungan
keempat.
Hasil wawancara yang dilakukan penelitian menyimpulkan bahwa ibu
merasa memeriksakan kehamilan butuh biaya mahal dan kebanyakan ibu
memeriksakan tiga bulan sebelum melahirkan ditempat mereka akan melahirkan.
Kebanyakan ibu-ibu lebih memilih melahirkan di dukun bayi yang dapat diutangi
biaya persalinannya karena pekerjaan suami hanya menghasilkan untuk makan
sehari-hari. Sebagian ibu-ibu memiliki kebiasaan sehari-harinya mencari nafkah,
sedangkan si suami duduk manis di warung kopi atau jalan-jalan dengan sepeda
motornya mengitari perkampungan. Hal ini membuat si ibu merasa sayang untuk
mengeluarkan uang untuk memeriksakan kehamilannya pada tiga bulan terakhir
kehamilan.
5.3 Pengaruh Faktor Kebutuhan Terhadap K4 5.3.1 Pengaruh Kondisi Ibu Terhadap K4
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa
kondisi ibu memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap melakukan K4
dengan nilai p= 0,080> 0,05. Artinya kondisi ibu ada keluhan dan tidak ada
keluhan tidak memiliki pengaruh dengan mau melakukan K4.
Kondisi ibu tidak memiliki pengaruh dengan mau melakukan K4 karena
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri ibu ditambah dengan adanya
keluhan-keluhan penyakit yang dialami selama kehamilan membuat ibu cemas
terhadap keadaan dirinya sehingga mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya baik karena hormonal, dorongan penekanan atau perubahan bentuk
tubuh akibat pembesaran janin maupun perubahan emosional. Keluhan tersebut
mencemaskan ibu hamil sehingga perlu peranan petugas untuk memberikan rasa
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan yaitu sikap, pekerjaan suami dan paritas.
Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel sikap.
2. Tidak ada pengaruh pengetahuan, jarak kelahiran, pendidikan dan kondisi
ibu terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk
memantau pemerataan BPJS kesehatan untuk meringankan biaya
persalinan ibu hamil, sehingga merungai beban ibu hamil yang dapat
meningkatkan pemeriksaan kehamilan kunjungan keempat.
2. Diharapkan kepada Puskesmas Aek Kota Batu untuk memberikan
informasi tentang resiko banyak melahirkan yang dapat membahayakan
ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya sampai kunjungan
keempat pemeriksaan kehamilan.
3. Diharapkan kepada Puskesmas Aek Kota Batu untuk memberikan edukasi
dan mengayomi ibu hamil yang dapat menimbulkan kesadaran ibu hamil
4. Diharapkan kepada Puskesmas Aek Kota Batu semakin kuat kerja sama
dalam peningkatan pemeriksaan kehamilan kunjungan keempat antar
pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta, diharap dapat
mendorong tercapinya target cakupan K4.
5. Diharapkan bagi ibu hamil hasil penilitian ini bisa dijadikan dasar dalam
merubah persepsi ibu hamil bahwa sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan kunjungan keempat.
6. Dilakukan penelitian lanjut tentang faktor-faktor yang lain ibu hamil mau
melakakukan pemeriksaan kehamilan K4 dengan pengukuran yang tepat
dan besar sampel yang lebih banyak sehingga dapat diperoleh hasil
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2004). Pelayanan antenatal
merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, sekaligus
upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (Depkes RI, 2004).
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Kunjungan
ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai (Saifuddin, 2002).
2.2 Tujuan Antenatal Care
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik
masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya
fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan
agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang – kurangnya harus
sama sehatnya ataulebih sehat,
b. Kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan sejak dini dan
diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
pula fisik dan metal. (Wiknjosastro, 2005)
2.3 Fungsi Antenatal Care
Menurut Depkes (2004), Fungsi antenatal adalah sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan.
b. Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan resiko
tinggi dan merujuk bila perlu.
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi (Saifuddin, 2002).
2.4 Manfaat Antenatal Care
Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan,
mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya,
memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya,
pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan
merawat bayinya, menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandung.
2.5 Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan Antenatal care disesuaikan dengan standar pelayanan
antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetri
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal yang terdiri dari:
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36
dan sesudah minggu ke 36) (Saifudin, 2002),
Pada setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan perlu melakukan beberapa
hal serta mendapatkan informasi yang sangat penting, yaitu:
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14 (K1)
1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil.
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya.
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 (K2)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda).
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 (K3)
Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui