Bab 5. Hasil dan Pembahasan
5.3 Statistik Bivariat
5.4.3 Pengaruh Gaya kepemimpinan kepala ruangan Terhadap Stress
care Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Dari hasil uji statistik korelasi Anova didalam penelitian ini (tabel 5.6), didapat ada perbedaan tingkat stress perawat pelaksana pada gaya kepemimpinan yang di terapkan oleh kepala ruangan Critical Care rumah sakit Santa Elisabeth Medan. Dimana
Mean dari gaya kepemimpinan yang paling tinggi ialah pada gaya kepemimpinan yang laissez Faire. Gaya kepemimpinan laissez faire ialah gaya mengatur atau mengkoordinasi, dan memaksa bawahan untuk merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaannya sendiri (Suarli, 2010).
Menurut hasil penelitian Putri, 2011 mengatakan ada hubungan gaya kepemimpinan dengan stres kerja perawat pelaksana di rumah sakit umum Djamil
Padang, dimana gaya kepemimpinan yang paling dominan dari hasil penelitian tersebut ialah gaya kepemimpinan Partisipatif. Hasil penelitian dari Putri, 2010 tersebut mendukung penelitian Mamonto, Robot & Hamel bahwa ada pengaruh antara gaya kepemimpinan yang demokratik terhadap stres kerja pada perawat rawat inap di Rumah sakit Daerah Bitung tahun 201. Hasil penelitian ke dua peneliti tersebut bertentangan dengan hasil peneilitian ini dimana gaya kepemimpinan yang laissez faire juga menyebabkan stres paling tinggi dimana dari 6% perawat pelaksana yang mengatakan gaya kepemimpinan kepala ruangan mereka laissez faire didapatkan mean 35.33 dengan kata lain seorang perawat pelaksana merasa stres jika di biarkan bekerja sendiri tanpa di suvervisi oleh kepala ruangan.
Jika dilihat dari hasil data demografi pada master tabel peneliti di dapatkan bahwa mereka yang mengatakan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang laissez faire ialah mereka yang bekerja lebih dari 5 tahun, pada masa kerja yang sperti ini seorang kepala rungan sudah percaya sepuhnya kepada perawat pelaksana tersebut karena perawta pelaksana dengan masa kerja lebih dari 5 tahun sudah mendapatkan pelatihan PPGD, ICU dan kegawat daruratan lainnya. Ternyata tidak sperti itu tanggapan dari perawat pelaksana mereka merasa stres jika di biarkan bekerja sendiri, karena mereka masih membutuhkan supervisi dari kepala ruangan.
Stres psikologis yang memiliki rentang paling tinggi terdapat pada gaya kepemimpinan yang autokratik (SD: 10,655), dengan kata lain gaya kepemimpinan yang autokratik yang paing tinggi menyebabkan stress psikologis
pada perawat pelaksana di ruangan critical care rumah sakit Santa Elisabeth Medan.
Towner (2010) mengatakan gaya kepemimpinan autokratik ialah gaya kepemimpinan yang mengacu pada tugas sehingga tidak terjalin hubungan yang harmonis antara kepala ruangan dan perawat pelaksana, padahal hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan terutama pimpinan kerja sehari – hari dapat mengurangi stres kerja pada karyawan atau bawahan. Peryataan ini sesuai dengan hasil penelitian penulis dimana jika dilihat dari tabulasi silang. Dari 27 perawat pelaksana yang mengatakan gaya kepemimpinan kepala ruangan critical care rumah sakit Santa Elisabet Medan ialah Autokratik, 55,56% diantara mereka berada pada stres psikologis tingkat peringatan, 40,74% berada pada stres psikologis tingkat Resistensi dan 3,7 % berada pada stres psikologis tingkat ketelitian. Ini sesuai dengan pernyataan Towner (2002) gaya kepemimpinan autokratik menjadi salah satu penyebab stres saat bekerja dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya.
Jika dilihat dari filosofi rumah sakit Santa Elisabeth Medan, dimana rumah sakit ini ialah rumah sakit swasta yang sangat menjaga mutu pelayanannya. Sehingga peran dari kepala ruangan sebagai perpanjangan tangan dari pimpinan rumah sakit sangat di harapkan agar kepala ruangan tetap menjaga kualitas pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Kepala ruangan yang menjungjung tinggi amanah ini, akan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada pimpinan rumah sakit. Sehingga kepala ruangan mencari jalan untuk dapat berupaya menajaga amanah tersebut dengan gaya kepimimpinan yang akan dia terapkan ,
namun hal tersebut memberikan dampak kepada perawat pelaksana dan sering bertentangan dengan prinsip yang di kemukakan oleh kepala ruangan, untuk itu seorang kepala ruangan agar tetap mampu menjaga stabilitas antar bawahan dan dirinya sebagai kepala ruangan agar menggunakan strategi yaitu gaya kepemimpinan sesuai dengan teori yang di kemukana Gillies (1994) dalam Suarli (2010) pimpinan yang baik adalah pimpinan yang dapat berinteraksi dengan bawahannya ataupun orang lain untuk pencapain tujuan yang di tetapkan dengan bersama agar suasan harmonis antara perawat pelaksana dapat terjalin dengan baik, dengan tetap menjaga peraturan – peraturan yang berlaku di rumah sakit santa Elisabeth Medan.
Gaya kepemimpinan yang paling rendah meyebabkan stres psikologis pada perawat pelaksana ialah gaya kepemimpinan partisipatif dengan nilai mean: 25.12 dan nilai standart deviasinya: 2, 949. Pada gaya kepemimpinan ini adanya komunikasi 2 arah, dimana kepala ruangan meminta pendapat dari kepala ruangan waluapun pada akhirnya keputusan ada pada kepala ruangan, setidaknya seorang perawat pelaksana merasa di hargai pada setiap tindakan dan masalah yang dialami di ruangan. Ini sejalan dengan yang di kemukakan Towner, 2010 bahwa hubungan yang harmonis dengan pimpinan sehari hari dalam hal ini adalah kepala ruangan dapat menurunkan tingkat stres pada karyawan atau perawat pelaksana. Seorang kepala ruangan sangat di harapkan mampu untuk memberikan perhatian kepada perawat pelaksana melalui supervisi. Karena dengan supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serata semakin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dengan bawahan (Suarli, 2010). Hubungan yang harmonis ini dapat mengurangi tingkat stres pada diri perawat pelaksana, sehingga dengan tingkat stres yang berkurang maka kinerja dari seorang perawat pelaksana akan meningkatdan tujuan yang telah di tetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap stres psikologi perawat pelaksana di tempat kerja di ruangan Critical care Rumah Sakit santa Elisabeth Medan dapat disimpulkan:
1. Gaya kepemimpinan kepala ruangan Critical Care rumah sakit Santa Elisabeth Medan menurut persepsi perawat pelaksana ialah autokratis.
2. Stres psikologis yang dialami oleh perawat pelaksana di Ruangan Critical care rumah sakit santa Elisabeth Medan berada pada tingkat Peringatan.
3. Ada perbedaan anatara tingkat stres pskilogis yang di hadapi oleh perawat pelaksana pada gaya Kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat pelaksana di Ruangan Critical care rumah sakit santa Elisabeth Medan
6.2 Saran
1. Kepada manajemen Rumah sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan dapat mengadakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan kepada kepala ruangan Critical Care
2. Kepada bagian Manajemen Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan di Harapkan mengadakan pelatihan – pelatihan kegawat daruratan perawat pelaksana sesuai dengan ruangan yang di tempati agar Perawat Pelaksana tidak merasa di
supervisi ketat oleh kepala ruangan akibat kurangnya pengetahuan atas kasus – kasus pasien yang di rawat dan pelatihan kepemimpinan yang efektik
3. Kepada kepala ruangan diharapkan agar dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan
Dengan situasi dan kondisi pada saat bekerja.
4. kepada kepala ruangan di harapkan untuk tetap men supervisi seluruh perawat pelaksana walaupun perawat pelaksana sudah dianggap mampu, karena dengan supervisi dari kepala ruangan perawat pelaksana tidak merasa di biarkan. 4. Kepada perawat pelaksana diharapkan, dapat mengetahui gejala stres psikolgi
dan memberikan kritikan serta saran terhadap pimpinan terkait dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan diruangan.
5. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap stres psikolgi perawat pelaksana di tempat kerja diruangan rawat inap.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Supriyanto. ( 2006). Manajemen Keperawatan di Bangsal. Jakarta: Arikunto, S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatanm praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arrum, D. (2010). Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dan karakteristik perawat dengan pemberdayaan psikologis perawat pelaksana di RSUD Tarakan Jakarta. Jakarta: Uiversitas Indonesia Fakultas Keperawatan.
Dalami, E. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media Davis, Eshelman, Mckay. (1998). Panduan relaksasi dan Reduksi stres. Jakarta:
EGC
Hamdani & Handoyo. (2012). Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Stres Kerja Karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Surabaya: Jurnal
Hidayat, D. (2009). Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Trans Info Media
Habeahan, F A. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan kepala Ruangan Terhadap Semangat Kerja perawat pelaksana di Ruangan Rawat Inap RS H. Adam Malik Medan. PSIK USU. Skripsi Tidak di publikasikan. Machfoedz, I. ( 2009). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Fitramaya
Marquis, B L & Huston, C J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan; Teori dan aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Muninjaya, G. (2012). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC Nasir, Muhith, Sajidin, Mubarak. (2009). Komunikasi dalam Keperawatan teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmojo, S. (2006). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodelogi penelitian keperawatan
pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Tim Penyusun. (2009). Buku Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Sarjana Keperawatan. Medan: Pemerintah Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
Putra, S. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: D- Medika (Anggota IKAPI)
Putri, S B. (2011). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Stress Kerja Perawat pelaksana di ICU Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010. Padang: Universitas Andalas (Jurnal) Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Surabaya: Graha Ilmu
Sumiati, Rustika, Tutiany, Nurhaeni & Mumpuni. (2010). Penanganan Stress Pada Penyakit jantung Koroner. Jakarta: Trans info media
Towner, L. (2002). Mengelola Stress Pekerja (Terjemahan). Jakarta:PT. Alex Media Komputindo.
Wiramihardja, (2005). Perilaku Abnormal. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Yazid, S. (2010). Faktor – faktor yang mempengaruhi stres kerja perawat di RS H. Adam Medan PSIK USU. Skripsi tidak di publikasikan
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Gaya Kempemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Stress Psikologi Perawat Pelaksana di Tempat Kerja di Ruangan Critical Care
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Oleh
Benni Hatigoran Sinaga
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui Pengaruh Gaya Kempemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Stress Psikologi Perawat Pelaksana di Tempat Kerja di Ruangan Critical Care Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.
Medan, 2013
Peneliti Responden
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP STRES PSIKOLOGI PERAWAT PELAKSANA DI RUANGAN INTENSIVE RUMAH SAKIT SANTA
ELISABETH MEDAN
Instrumen Penelitian
Pernyataan I. Karakteristik Responden
Kepada Bapak/ Ibu isilah biodata anda dengan memberikan tanda checklist (√) atau isilah titik- titik pada setiap kolom yang telah tersedia.
1. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan 2. Usia : Tahun
3. Tingkat Pendidikan : S1 Keperawatan D-III Keperawatan
SPK 4. Lama Bekerja : Tahun
5. Status : Menikah Belum menikah
Pernyataan II. Gaya Kepemimpinan Kepala ruangan
Berikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban pernyataan yang saudara anggap paling sesuai dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan saudara dalam mengambil keputusan dan melakukan suatu tindakan dimana cara yang dilakukan kepala ruangan saudara adalah:
A. Menyerahkan sepenuhnya kepada perawat pelaksana B. Menentukan secara mutlak
C. Membuat usulan tindakan terlebih dahulu kemudian perawat pelaksana memberi komentar selanjutnya membuat keputusan adalah Kepala ruangan D. Berdiskusi dengan perawat pelaksana dalam menentukan keputusan
Contoh
No Indikator (A) (B) (C) (D)
1 Penentuan misi dan tujuan keperawatan di ruangan tempat saudara bekerja
√
Pernyataan
No Pernyataan A B C D
1 Penentuan misi dan tujuan keperawatan di ruangan tempat saudara bekerja
2 Penentuan rencana Operasional ruangan
3 Apa yang dilakukan oleh kepala ruangan saudara apabila bidang keperawatan merencanakan untuk melakukan sosialisasi metode baru dalam tindakan keperawatan tertentu yang akan mengubah pola kerja lama anda
4 Perencanaan jangka pendek diruangan tempat saudara bekerja
5 Perencanaan jangka panjang di ruangan tempat saudara bekerja
6 Pendelegasian tindakan Askep yang memerlukan keterampilan khusus
7 Penetapan jadwal dinas untuk bulan berikutnya 8 Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh kepala
ruangan saudara jika ada Perawat pelaksana mengalami masalah pekerjaan
9 Mengenalkan perencanaan metode baru dalam pemberian Asuhan keperawatan
10 Penyampaian peraturan baru yang harus anda jalankan sebagai perawat pelaksana
11 Perencaan orientasi perawat baru
12 Pemberian sangsi bagi perawat pelaksana yang datang terlambat
13 Penyelesaian yang dilakuakn oleh kepala ruangan saudara jika perawat pelaksana dimarahi oleh dokter
14 Memilih perawat pelaksana yang akan mengikuti pelatihan/seminar yang diadakan oleh pihak SDM 15 Penilaian Kinerja perawat pelaksana (DP3)
16 Menentukan siapa yang akan mewakili jika ada dua pertemuan atau kegiatan yang harus dihadiri pada waktu yang besamaan
17 Pendelegasian tugas jika kepala ruangan mengikuti pelatihan atau cuti
18 Pengawasan yang dilakukan kepada Perawat pelaksana
Pernyataan III. Stres psikologi perwat pelaksana
Berikan tanda Checklist (√) Pada salah satu pernyataan yang saudara anggap paling sesuai dengan stress psikologi yang saudara hadapi di tempat anda bekerja, dimana:
TP : Tidak Pernah KK : Kadang –kadang S : sering
SL : Selalu
Jangan lewatkan satu pernyataan pun.
No Pernyataan TP KK S SS
1 Kepala ruangan membatasi setiap tindakan saya saat bekerja sehingga saya merasa gelisah yang menyebabkan kemampuan saya dalam mengambil keputusan tampak menurun dari biasaya.
2 Saya merasa rendah diri jika pendapat saya tidak di tanggapi oleh kepala ruangan.
3 Saya merasa curiga jika ada teman yang berbicara dengan kepala ruangan yang mungkin mereka sedang membicarakan diri saya
4 Jika kepala ruangan menegur saya karena ada alat yang tidak di temukan pada tempat nya maka rasa kesal, saya lampiaskan dengan marah kepada teman sejawat atau junior.
5 Saya merasa jenuh bekerja jika satu shift dengan kepala ruangan
6 Saat bekerja bersama dengan kepala ruangan, dia sering memerintah saya untuk melakukan suatu tindakan, sehingga saya mudah lupa dalam menanggung jawabi pekerjaan saya.
7 Saat kepala ruangan melihat cara kerja saya, saya merasa kualitas kerja saya menurun dari biasanya 8 Saat kepala ruangan meminta saya melakukan suatu
tindakan, alat – alat yang akan saya gunakan tidak pernah lengkap saya bawa
9 Saat saya dimarahi oleh kepala ruangan, rasa kecewa saya lampiaskan dengan tidak makan
10 Saat ada masalah dengan kepala ruangan, saya ada niat untuk menyakiti diri saya sendiri
11 Jika ada masalah dengan kepala ruangan, saya akan diam sepanjang shift.
12 Saat saya ditegur oleh kepala ruangan akibat kesalahan perawat junior maka rasa kesal, saya lampiaskan dengan mencubit atau menginjak kakinya
13 Saya merasa mudah lelah saat saya bekerja bersama kepala ruangan walaupun cukup tidur
14 Saya merasa mudah pusing atau nyeri ulu hati saat bekerja bersama dengan kepala ruangan
15 Saya merasa daya tahan tubuh saya terhadap penyakit menurun jika berturut – turut satu shif dengan kepala ruangan saya
16 Saya merasa jantung saya berdebar debar/ keringat dingin saat saya didampingi melakukan suatu tindakan oleh kepala ruangan.
17 Jika saya ditegur oleh kepala ruangan akibat melakukan kesalahan, saya merasa sedih dan sangat sulit untuk melupakannya
18 Saya merasa tertekan dalam melaksanakan pekerjaan jika di awasi oleh kepala ruangan
19 Kepala ruangan saya tidak care kepada saya, sehingga saya merasa terasing jika bekerja satu shift dengan kepala ruangan saya
20 Saya merasa pusing jika bekerja dengan kepala ruangan saya, sehingga saya memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaan karena gaya kepemimpinan kepala ruangan saya tidak dapat saya terima
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Benni Hatigoran Sinaga
Tempat/ Tanggal Lahir : Amborokan/ 21 Januari 1988 Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln. Bunga Terompet II- A Gg. Quantum No.61 Kec. Medan Selayang, Padang Bulan, Medan
Riwaya Pendidikan
1. Tahun 1995 - 2001, SD No. 095228 Panei Raya, Lulus dan Berizajah 2. Tahun 2001 – 2004, SMP Negeri 1 Raya Kahean, Lulus dan Berizajah
3. Tahun 2004 – 2007, SMA Sw Katolik Cinta Kasih Tebing – tinggi, Lulus dan Berizajah
4. Tahun 2007 - 2010, STIKes Santa Elisabeth Medan Program Studi D-III Keperawatan, Lulus dan Berzajah
5. Tahun 2012- Sekarang, Universitas Sumatera Utara Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Ekstensi Fakultas Keperawatan
Pengalaman Bekerja
Tahun 2010 – 2012 : Bekerja di RS St. Elisabeth Medan sebagai Perawat Pelaksana