• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Modal Sosial

Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan kepada pegawai KPP Pratama Bogor terhadap 50 responden telah didapatkan informasi karakteristik pegawai berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, status menikah, usia, dan jabatan. Karakteristik jenis kelamin pegawai KPP Pratama Bogor didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 70 persen atau sebanyak 35 pegawai. Karakteristik tingkat pendidikan pegawai KPP Pratama Bogor didominasi oleh lulusan S1 sebanyak 40 persen atau 20 pegawai. Karakteristik lama bekerja pegawai KPP Pratama Bogor paling besar ditempati oleh pegawai yang telah bekerja selama lebih dari 5 tahun di KPP Pratama Bogor yaitu sebesar 76 persen atau

38 pegawai. Rata-rata pegawai KPP Pratama Bogor juga telah memiliki status menikah yaitu sebesar 86 persen atau 43 pegawai. Pegawai KPP Pratama Bogor memiliki rentang usia antara 21-30 tahun merupakan mayoritas usia pegawai. Sedangkan jabatan yang paling banyak diduduki oleh pegawai KPP Pratama Bogor adalah sebagian besar jabatan pelaksana yaitu 50 persen atau 25 pegawai KPP Pratama Bogor.

Berdasarkan penjelasan Tabel 11 dapat dilihat hasil dari Goodness of Fit (GOF). Hasil GOF yang telah dilakukan dapat terlihat ada dua buah instrumen GOF yang masih berada pada level marginal fit pada pengukuran absolut yaitu nilai RMSR dan RMSEA. Namun untuk keseluruhan kecocokan model absolut dapat dikatakan mampu mempresentasikan data sehingga dapat dianalisis lebih lanjut. Analisis lebih lanjut dilakukan agar dapat memperoleh informasi mengenai nilai-nilai loading factor dan kontribusi seluruh indikator. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mengetahui informasi mengenai penerimaan hipotesis pada penelitian dan kontribusi terbesar dari setiap indikator. Hasil SEM secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 11. Goodness of Fit (GOF) Pengukuran Kecocokan Model

Goodness of Fit Cut Off Value Hasil Keterangan

Pengukuran Absolut

Df Nilai Positif 10 Good Fit

Chi-Square <15,99 14,32 Good Fit

RMSR ≤0,05 0,15 Marginal Fit

RMSEA ≤0,08 0,094 Marginal Fit

GFI ≥0,90 0,96 Good Fit

Pengukuran Inkremental

AGFI ≥0,90 0,87 Marginal Fit

NFI ≥0,90 0,81 Marginal Fit

NNFI ≥0,90 0,90 Good Fit

CFI ≥0,90 0,93 Good Fit

IFI ≥0,90 0,94 Good Fit

RFI ≥0,90 0,72 Poor Fit

Pengukuran Parsimoni

PNFI Nilai Positif 0,54 Good Fit

PGFI Nilai Positif 0,45 Good Fit

Analisis dilakukan menggunakan Structural Equation Modelling

(SEM). Namun karena jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini tidak memenuhi maka analisis yang SEM yang digunakan dimodifikasi menggunakan analisis SEM Latent Variables Score (LVS). Metode LVS

digunakan pada analisis SEM yang mengelami kurangnya data pada penglohannya. LVS mampu memberikan hasil tentang nilai variabel laten yang sedang diteliti. Pengolahan data yang dilakukan juga hampir sama dengan metode lainnya yaitu mencari rataan skor pada setiap kriteria yang diamati (Wijanto, 2008).

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap modal sosial. Hal ini ditunjukkan oleh hasil koefisien konstruk sebesar 0,37. Nilai loading factor dijelaskan pada gambar 7. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap modal sosial juga ditunjukkan positif dan signifikan bila dilihat melalui nilai t-value yang lebih besar dari 1,65 yaitu sebesar 3,69. Hasil ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan KPP Pratama Bogor telah mampu mendorong pelaksanaan modal sosial. Selain itu, perbedaan yang terdapat antara analisis statistik deskriptif dengan analisis menggunakan SEM juga merupakan salah satu hal yang dapat membuat perbedaan nilai rataan skor dengan nilai hasil alat analisis SEM. Perbedaan yang terjadi antara hasil statistik deskripstif dengan hasil alat analisis SEM disebabkan pula oleh perbedaan konsep alat analisis. Pada statistik deskriptif, tidak menggunakan model-model pengukuran dan tidak memperhatikan konsistensi jawaban kuesioner. Sedangkan, alat analisis SEM menggunakan model struktural, pengukuran, dan kecocokan model sehingga hasil yang diperoleh dapat berbeda.Nilai loading factor dan t-value untuk semua indikator dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Indikator Variabel

Variabel Laten

Variabel Indikator Loading Factor (λ) t-value Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan Kharismatik 0,44 3,58 Kepemimpinan Transformasional 0,93 4,55 Kepemimpinan Visioner 0,71 4,56

Modal Sosial Kepercayaan 0,90 5,17

Norma Sosial 0,22 1,94

Gambar 7. Koefisien Pengaruh Lintas Model Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Modal Sosial

Hasil pengolahan data yang dilakukan menggunakan konsep

structural equation modeling mempunyai hasil yang berbeda dengan hasil rataan skor pendapat pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor. Perbedaan hasil dapat dilihat pada variabel laten gaya kepemimpinan. Hasil rataan skor menujukkan bahwa gaya kepemimpinan visioner merupakan gaya kepemimpinan yang mendominasi dengan nilai rataan skor sebesar 3,78. Sedangkan pada hasil pengolahan data gaya kepemimpinan transformasional yang mendominasi dengan nilai loading factor(λ) sebesar 0,90. Perbedaan ini

dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan hal yang dirasakan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dengan kondisi yang sebenarnya. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor cenderung mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan yang diterapkan pimpinan kantor didominasi oleh kepemimpinan visioner namun pada implikasinya adalah

kepemimpinan lebih cenderung terhadap gaya kepemimpinan

transformasional. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap modal sosial dapat dilihat pada tabel 13.

Keterangan :

X1 = Gaya Kepemimpinan Kharismatik Y1 = Kepercayaan

X2 = Gaya Kepemimpinan Transformasional Y2 = Norma Sosial

Tabel 13. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Modal Sosial pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Simbol Indikator Loading

Factor (λ) Konstruk (γ)Koefisien Kontribusi

X1 Gaya Kepemimpinan Kharismatik 0,44 0,37 0,16 X2 Gaya Kepemimpinan Transformasional 0,93 0,37 0,34 X3 Gaya Kepemimpinan Visioner 0,71 0,37 0,26 Y1 Kepercayaan 0,90 0,37 0,33 Y2 Norma Sosial 0,22 0,37 0,08 Y3 Jaringan Sosial 0,85 0,37 0,31

4.6.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kharismatik terhadap Modal Sosial Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Berdasarkan hasil perkalian antara loading factor (λ) sebesar 0,44 dengan koefisien konstruk (γ) sebesar 0,37 maka didapat besaran kontribusi

sebesar 0,16. Hal ini berarti terdapat hubungan yang bernilai positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kharismatik dengan modal sosial.

Gaya kepemimpinan kharismatik merupakan gaya kepemimpinan yang memiliki orientasi kekuasaan sosial (Yukl, 2010). Karakteristik gaya kepemimpinan kharismatik yang dekat dengan kekuasaan sosial merupakan salah satu hal yang mempengaruhinya pada modal sosial KPP Pratama Bogor. Gaya kepemimpinan kharismatik yang diterapkan pada KPP Pratama Bogor menjadikan pimpinan KPP Pratama Bogor lebih dekat, percaya, dan melibatkan para bawahannya untuk mengutarakan kemauannya dalam menjalankan aktivitas kepemimpinannya yang sesuai dengan visi KPP Pratama Bogor. Namun dalam membuat perubahan yang signifikan terhadap pencapaian target KPP Pratama Bogor, gaya kepemimpinan kharismatik tidaklah cukup menjadi faktor yang kuat dibandingkan gaya kepemimpinan transformasional dan visioner sehingga gaya kepemimpinan kharismatik tidaklah harus dikembangkan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor. Namun pada penerapannnya gaya kepemimpinan kharismatik tidaklah harus ditiadakan sama sekali. Gaya kepemimpinan kharismatik harus tetap ada sebab salah satu dampak positifnya adalah mudahnya komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada koefisien lintas modelnya pada Gambar 8.

Gambar 8. Koefisien Lintas Model Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kharismatik terhadap Modal Sosial

4.6.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Modal Sosial Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin mengembangkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap bawahannya sebab melalui gaya kepemimpinan ini para pemimpin mempercayakan pendelegasian wewenang kepada bawahannya (Yukl,2010). Karakteristik gaya kepemimpinan ini menjadikannya sebagai gaya kepemimpinan yang mendominasi lebih kuat terhadap modal sosial. Pengaruh yang kuat dapat dilihat melalui nilai kontribusi yang paling besar yaitu 0,34. Pengaruh yang ditimbulkan gaya kepemimpinan ini terhadap modal sosial sangat terlihat pada komponen kepercayaan modal sosial. Komponen kepercayaan sangat erat karena pimpinan telah mempunyai rasa percaya yang tinggi kepada pegawai KPP Pratama Bogor dalam pendelegasian wewenang. Selain itu, gaya kepemimpinan ini cenderung lebih mengutamakan nilai-nilai dalam pengerjaan tugas yang merupakan salah satu makna dari komponen norma sosial. Pengaruh juga dapat dirasakan pada komponen jaringan sosial yang kuat karena pimpinan selalu memotivasi dan berusaha menginspirasi pegawainya sehingga kedekatan selalu terjaga. Hal ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal sosial. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap modal sosial dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Koefisien Lintas Model Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Modal Sosial

0,81 0,44 0,37 Gaya Kepemimpinan Modal Sosial X1 0,14 0,93 Gaya 0,37 Kepemimpinan Modal Sosial X2

4.6.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Visioner terhadap Modal Sosial Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Gaya kepemimpinan visioner merupakan gaya kepemimpinan yang fokus pada visi-visi kepemimpinan yang dimiliki pemimpin. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan ide-idenya mengenai visi kepemimpinannya. Pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap modal sosial bernilai positif dan signifikan yaitu sebesar 0,26. Pengaruh gaya kepemimpian visioner terhadap modal sosial dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Koefisien Lintas Model Pengaruh Gaya Kepemimpinan Visioner terhadap Modal Sosial

Kepemimpinan visioner mempunyai hubungan dengan modal sosial dalam hal pembentukan jaringan sosial. Pembentukan jaringan sosial melalui komunikasi dengan tim kerja yang telah terbentuk sebagai wujud penerapan strategi dalam hal pencapaian visi. Kepemimpinan visioner yang mempunyai visi yang menarik mengharuskan pimpinan KPP Pratama Bogor harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Awal komunikasi yang baik harus terbangunnya rasa percaya sehingga akan timbul keeratan hubungan yang pada akhirnya akan menjadikan komunikasi efektif karena adanya sifat yang dua arah.

4.6.4 Pengaruh Kepercayaan terhadap Gaya Kepemimpinan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Komponen kepercayaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada gaya kepemimpinan. Hal ini berdasarkan hasil perkalian

antara loading factor (λ) dengan koeifisien konstruk (γ) yaitu sebesar 0,33.

Menurut Djohan (2007), kepercayaan merupakan komponen yang penting pada modal sosial. Kepercayaan yang terbentuk dengan baik pada KPP Pratama Bogor menyebabkan penerapan gaya kepemimpinan yang semakin efektif pada organisasi ini. Hubungan ini bersifat searah sebab kepercayaan merupakan landasan bagi setiap pelaksanaan suatu gaya kepemimpinan.

Kepercayaan yang terbentuk pada KPP Pratama Bogor berasal dari adanya keyakinan pegawai KPP Pratama Bogor kepada pimpinan KPP

0,50

0,71 Kepemimpinan Gaya 0,37

Modal Sosial

X3

Pratama Bogor bahwa pimpinan akan memperhatikan kepentingan bersama dan pemimpin memiliki kemampuan untuk menghasilkan kepentingan bersama. Pengaruh kepercayaan terhadap gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Koefisien Lintas Model Pengaruh Kepercayaan terhadap Gaya Kepemimpinan

4.6.5 Pengaruh Norma Sosial terhadap Gaya Kepemimpinan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Pengaruh norma sosial terhadap gaya kepemimpinan mempunyai nilai positif dan signifikan. Namun nilai kontribusi norma sosial terhadap gaya kepemimpinan mempunyai nilai kontribusi paling kecil yaitu sebesar 0,08. Norma sosial merupakan modal sosial yang bersifat institusional. Norma sosial menjadi suatu pembatas perilaku pada setiapa aktivitas modal sosial yang terbentuk. Norma sosial yang terbentuk dan terlaksana dengan baik akan mampu untuk menopang dan mendukung kepemimpinan yang diterapkan suatu organisasi.

Norma sosial yang terlihat paling berpengaruh di KPP Pratama Bogor adalah kriteria aturan tertulis yang berfungsi untuk mengatur aktivitas pegawai KPP Pratama Bogor. Pimpinan KPP Pratama Bogor cenderung mengikuti aturan tertulis yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang kemudian disosialisasikan kepada para pegawai KPP Pratama Bogor untuk dipatuhi. Pengaruh norma sosial terhadap gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Koefisien Lintas Model Pengaruh Norma Sosial terhadap Gaya Kepemimpinan

0,22 0,95

0,37 Gaya

Kepemimpinan

4.6.6 Pengaruh Jaringan Sosial terhadap Gaya Kepemimpinan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bogor

Jaringan sosial adalah hal yang menentukan kualitas modal sosial sebab fungsinya sebagai infrastruktur sosial. Fungsi jaringan sosial ini membuatnya sangat berpengaruh terhadapa pola interaksi yang terjadi pada modal sosial. Jika pola interkasi yang terbentuk bersumber dan berukuran semakin besar maka jaringan sosial pun akan semakin mampu menjadi indikator baiknya suatu modal sosial yang terbentuk. Jaringan sosial yang baik akan menyebabkan semakin mudahnya pengaruh kepemimpinan dikembangkan kepada seluruh pegawai sehingga pada akhirnya dapat mempermudah pencapaian visi organisasi.

Hubungan yang terjadi antar jaringan sosial dengan gaya kepemimpinan bersifat positif dan signifikan yang memiliki kontribusi sebesar 0,31. Jaringan sosial merupakan hubungan yang terbentuk antara keterlibatan seseorang dan sumber potensial hubungannya dengan pihak lain (Djohan,2007). Gaya kepemimpinan memerlukan bentuk jaringan sosial yang baik agar mampu menjalankan kepemimpinan secara baik dan efektif. Pengaruh jaringan sosial terhadap gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Koefisien Lintas Model Pengaruh Jaringan Sosial terhadap Gaya Kepemimpinan

Dokumen terkait