• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rentang Skala = (1)

3.7. Structural Equation Modeling (SEM) 1 Definisi SEM

3.7.4 Prosedur Aplikasi SEM

Menurut Kusnendi (2008), prosedur aplikasi SEM terdiri dari tujuh tahap:

1. Spesifikasi model yaitu merumuskan model berbasis teori sehingga dapat diidentifikasi variabel laten eksogen-endogen, argumen teoritis hubungan kausal antarvariabel laten, serta indikator-indikator atau variabel manifes eksogen dan endogen.

2. Menterjemahkan model menjadi diagram jalur. Pada tahap ini tergambarkan dengan jelas setting atau adegan hubungan antarvariabel laten, serta adegan model pengukuran.

3. Mengkonversi diagram jalur menjadi persamaan. Pada tahap ini dapat diidentifikasi jumlah parameter yang akan diestimasi.

4. Identifikasi model yaitu tahap yang menentukan apakah model bersifat

under, just, atau over-identified.

5. Estimasi parameter model merupakan tahap untuk memilih data input, metode estimasi, dan strategi estimasi parameter model.

6. Menguji model terdapat dua tahap yaitu uji model pengukuran kemudian uji basic atau hybrid model.

7. Perbaikan model dan interpretasi hasil. Tahap ini memodifikasi model didasarkan justifikasi teoritis tertentu. Interpretasi hasil dilakukan dalam rangka menjawab masalah penelitian yang diajukan.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Jenis SEM yang digunakan merupakan bivariate model. Jenis model ini dicirikan hanya melibatkan satu variabel laten eksogen dan satu variabel laten endogen (Kusnendi, 2008).

Variabel laten eksogen pada penelitian adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan mempunyai indikator sebagai berikut:

X1 = Kharismatik X2 = Transformasional X3 = Visioner

Variabel laten endogen pada penelitian ini adalah modal sosial. Modal sosial mempunyai indikator sebagai berikut:

Y1 = Kepercayaan Y2 = Norma Sosial Y3 = Jaringan Sosial

Gambar 2. Diagram Lintas Kerangka Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Modal Sosial

H 1 H 7 H 2 H 5 H 6 H 4 H 3 Gaya Kepemimpinan Modal Sosial X1 X2 X3 Y1 Y2 Y3

4.1. Gambaran Umum Organisasi

4.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Pada masa pemerintahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor untuk selanjutnya disingkat KPP Pratama Bogor, bernama “De In

Fiksi Van Finansien”. Setelah Indonesia merdeka, nama tersebut berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan, kemudian menjadi Kantor Inspeksi Pajak. Setelah adanya reformasi perpajakan pada tahun 1984 dan adanya perubahan sistem pemungutan pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak berganti nama menjadi Kantor Pajak. Dengan terbentuknya KPP WP Besar dan diikuti pembentukan KPP Madya dan KPP Pratama yang dibentuk pertama kali di Jakarta, sejak tanggala 14 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Bogor, Kantor Pelayanan PBB Bogor, dan Kantor Pemeriksaan Pajak Bogor disatukan menjadi KPP Pratama Bogor berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ./2007 tentang penerapan organisasi, tata kerja, dan saat mulai beroperasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat jenderal Pajak Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II. KPP Pratama Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 64 Bogor.

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor merupakan salah satu unit kerja Direktorat Jenderal Pajak bagian pelayanan perpajakan yang berhubungan dengan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan. Sebagai salah satu unit kerja Direktorat Jenderal Pajak maka KPP Pratama Bogor mempunyai visi dan misi yang sama dengan Direktorat Jenderal Pajak. Adapun visi KPP Pratama Bogor adalah menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Sedangkan misi KPP Pratama Bogor adalah menghimpun penerimaan

pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan APBN melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Struktur organisasi yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor adalah sebagai berikut (Lampiran2):

1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Seksi Pelayanan

5. Seksi Penagihan 6. Seksi Pemeriksaan

7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 11. Fungsional Pemeriksaan Pajak 12. Fungsional Penilai PBB

4.2. Hasil Validitas dan Reliabilitas

Jumlah pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor hingga Februari 2012 sebanyak 87 orang. Jumlah karyawan yang bersedia menjadi responden adalah sebesar 50 orang. Uji validitas dilakukan kepada 30 responden. Hasil validitas yang dilakukan kepada 30 kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 34 pertanyaan yang terbukti valid, hal ini ditunjukkan nilai korelasi pendapat terhadap penyataan yang lebih besar 0,306. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan teknik Cronbach yang hasil diperoleh sebesar 0,952 dan dinyatakan reliabel karena lebih besar dari batas minimal 0,6. Data validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3. Analisis Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan kepada 50 responden melalui penyebaran kuesioner yang diberikan kepada pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. Karakteristik responden diperoleh melalui kuesioner yang diberikan oleh para pegawai. Informasi karakteritik pegawai dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, status menikah, usia, dan jabatan.

4.3.1 Karakteristik Jenis Kelamin

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor mempunyai karakteristik jenis kelamin yang lebih didominasi oleh pegawai berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70 persen atau sebanyak 35 orang dan pegawai berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 persen atau sebanyak 15 orang. Perbedaan jumlah pegawai berjenis kelamin laki-laki dengan wanita ini dapat disebabkan oleh karakteristik laki-laki sebagai kepala keluarga sehingga lebih memilih untuk bekerja. Penyebab lainnya adalah adanya fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor yang berfungsi sebagai tempat pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi pajak sehingga lebih memerlukan pegawai yang berjenis kelamin laki-laki agar lebih mampu melayani para wajib pajak maupun non wajib pajak dengan waktu yang lebih maksimal.

4.3.2 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor mayoritas mempunyai tingkat pendidikan S1 sebanyak 40 persen atau sebanyak 20 orang. Pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan SMA 18 persen atau sebanyak 9 orang. Pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan D3 sebanyak 16 persen atau 8 orang. Pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan D1 sebanyak 14 persen atau 7 orang. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan S2 sebanyak 12 persen atau 6 orang. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor biasanya mempekerjakan pegawai yang memiliki tingkat pendidikan S1 dan S2 yang selanjutnya akan ditempa menjadi pemimpin bagian yang ada pada kantor pelayanan tersebut. Namun tingkat pendidikan SMA, D1, dan D3 juga cukup mendominasi karena adanya penerimaan pegawai yang langsung melalui institusi perpajakan khusus. Karakteristik

pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.3.3 Karakteristik Lama Bekerja

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor mempunyai waktu lama bekerja mayoritas dengan kurun waktu bekerja selama lebih dari 5 tahun sebanyak 76 persen atau sebanyak 38 orang. Pegawai yang bekerja dengan kurun waktu 4-5 tahun sebanyak 8 persen atau sebanyak 4 orang. Pegawai yang bekerja dengan kurun waktu 2-3 tahun sebanyak 6 persen atau sebanyak 3 orang. Pegawai yang bekerja selama kurun waktu kurang dari 1 tahun dan 1-2 tahun masing-masing adalah 4 persen atau sebanyak 2 orang. Pegawai yang bekerja dengan kurun waktu 3-4 tahun sebanyak 2 persen atau hanya 1 orang. Perbedaan lama bekerja tersebut menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai gaya kepemimpinan yang dianut oleh pimpinan kantor Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor. Karakteristik pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor Berdasarkan Lama Bekerja

4.3.4 Karakteristik Status Menikah

Mayoritas pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor memiliki status pernikahan telah menikah sebanyak 86 persen atau sebanyak 43 orang. Pegawai yang memiliki status pernikahan belum menikah sebanyak 14 persen atau sebanyak 7 orang. Status pernikahan pegawai yang telah menikah dapat mempengaruhi modal sosial pada lingkungan bekerja. Salah satu komponen modal sosial yang dapat dipengaruhi adalah pertisipasi sosial. Pegawai yang memiliki status pernikahan yang telah menikah lebih memiliki kepedulian untuk berpartisipasi pada kegiatan kelompok yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor.

4.3.5 Karakteristik Usia

Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor yang berada pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 38 persen atau sebanyak 19 orang. Pegawai yang berada pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 34 persen atau sebanyak 17 orang. Pegawai yang berada pada rentang usia antara 41-50 tahun adalah sebanyak 18 persen atau 9 orang. Pegawai yang memiliki usia diatas 50 tahun sebanyak 10 persen atau sebanyak 5 orang. Sebagian besar pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor masih berada pada usia produktif. Karakteristik pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor Berdasarkan Usia

4.3.6 Karakteristik Jabatan

Jabatan para pegawai Kantor Palayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor mayoritas adalah pelaksana yaitu sebanyak 50 persen atau sebanyak 25

pegawai. Pegawai yang mempunyai jabatan account representative, penata muda, dan penata muda I masing-masing adalah sebanyak 10 persen atau 5 orang. Pegawai yang mempunyai jabatan pengatur I dan kepala seksi masing- masing sebanyak 8 persen atau sebanyak 4 orang. Pegawai yang memiliki jabatan pengatur muda I sebanyak 4 persen atau sebanyak 2 orang. Perbedaan jabatan ini dapat menyebabkan perbedaan kedekatan dengan pimpinan kantor sehingga penilaian terhadap gaya kepemimpinan kepala kantor juga dapat berbeda pula. Karakteristik pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor Berdasarkan Jabatan

4.4. Gaya Kepemimpinan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Penerapan gaya kepemimpinan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor berdasarkan pendapat para pegawai KPP Pratama Bogor didominasi oleh gaya kepemimpinan visioner sebesar 3,78 kemudian gaya kepemimpinan transformasional sebesar 3,69 dan gaya kepemimpinan kharismatik sebesar 3,64. Meskipun terdapat perbedaan dalam penerapan ketiga gaya kepemimpinan tersebut namun secara keseluruhan ketiga gaya kepemimpinan tersebut telah dilaksanakan secara baik. Hasil gaya kepemimpinan ini dilihat berdasarkan hasil rataan skor yang ddidapat dari nilai kuesioner. Nilai kuesioner diisi berdasarkan persepsi pegawai KPP Pratama Bogor terhadap gaya kepemimpinan dan modal sosial. Penerapan gaya kepemimpinan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penerapan Gaya Kepemimpinan KPP Pratama Bogor

4.4.1 Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Secara keseluruhan penilaian terhadap gaya kepemimpinan kharismatik pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor sudah dirasakan baik oleh para pegawai. Menurut pegawai KPP Pratama Bogor, pimpinan KPP Pratama Bogor telah berusaha untuk melakukan

kepemimpinannya secara baik. Hal ini didukung oleh “pimpinan berusaha agar tugas-tugas pegawai dilaksanakan dengan sebaik-baiknya” yang memilki skor rataaan paling besar yaitu sebesar 4,42. Namun didalam pengelolaan KPP Pratama Bogor “pimpinan saya memiliki rasa egoisme tinggi dalam mengelola KPP Pratama Bogor” yang bernilai 2,46. Pemimpin KPP Pratama Bogor kurang turut mengajak serta partisipasi dan pendapat pegawai KPP Pratama Bogor dalam mengelola KPP Pratama Bogor.

Gaya kepemimpinan kharismatik merupakan gaya kepemimpinan yang menjadikan seorang pemimpin mencapai visinya melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu memberikan rasa kagum dari bawahannya (Yukl,2010). Rasa kagum yang timbul pada diri pegawai terhadap pimpinan akan mengakibatkan loyalitas yang tinggi hanya kepada pimpinan KPP Pratama Bogor bukan kepada KPP Pratama Bogor. Hal ini dapat menyebabkan adanya penolakan terhadap pimpinan baru. Sedangkan sejak adanya reformasi perpajakan, pergantian pimpinan kantor sering terjadi pada KPP Pratama Bogor.

Gaya kepemimpinan kharismatik merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya untuk mencapai visi kepemimpinannya melalui cara yang tidak konvensional dengan tetap mempertahankan kesan bahwa pemimpin adalah seseorang yang luar biasa (Yukl,2010). Penghitungan rataan skor untuk gaya kepemimpinan kharismatik pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.

Gaya Kepemimpinan Rataan Skor

Gaya Kepemimpinan Kharismatik 3,64

Gaya Kepemimpinan Transformasional 3,69

Tabel 4. Penilaian Pegawai Mengenai Gaya Kepemimpinan Kharismatik

KPP Pratama Bogor sebagai institusi legal yang bertanggung jawab atas pelayanan perpajakan dan tunduk atas aturan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pelaksanaan wewenang dan tugas-tugas sehari-hari yang terdapat pada KPP Pratama Bogor telah diatur oleh Dirjen Pajak. Pengaturan ini biasanya bersifat baku dan kaku sehingga pimpinan KPP Pratama Bogor tidak cocok menerapkan gaya kepemimpinan kharismatik di KPP Pratama Bogor. Gaya kepemimpinan kharismatik sebaiknya tidak perlu dikembangkan dalam kepemimpinan pimpinan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor. Namun dalam penerapannya, gaya kepemimpinan kharismatik harus tetap ada pada pimpinan KPP Pratama Bogor. Menurut Yukl (2010), kepemimpinan kharismatik menyediakan wadah penyebaran informasi dan internalisasi budaya organisasi yang baik.

Pernyataan Rataan

Skor

Pernyataan Jawaban

Pemimpin saya berusaha agar tugas-tugas pegawai dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.

4,42 Sangat

Setuju

Saya memiliki keyakinan kuat bahwa pimpinan mengutamakan kesejahteraan pegawai.

3,9 Setuju

Pimpinan saya memiliki rasa egoisme yang tinggi dalam mengelola KPP Pratama Bogor.

2,46 Tidak

Setuju

Saya melaksanakan keputusan yang

ditetapkan oleh pimpinan dengan sepenuh hati dan optimal.

4,1 Sangat

Setuju

Saya memberikan seluruh waktu, pikiran,

dan tanaga dalam melaksanakan

tugas/pekerjaan.

3,78 Setuju

Saya kagum dan terkesima terhadap wibawa pimpinan.

3,62 Setuju

Saya menerima dan mengakui

kepemimpinan pemimpin dan saya tidak

mampu menjelaskan mengapa saya

menerima dan mengakui kepmimpinan pemimpin.

3,18 Kurang

Setuju

4.4.2 Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional pada KPP Pratama Bogor dilaksanakan sama baiknya dengan gaya kepemimpinan kharismatik. Pegawai KPP Pratama Bogor memiliki penilaian yang baik pada gaya kepemimpinan kharismatik yang diterapkan. Menurut pendapat para pegawai KPP Pratama Bogor, gaya kepemimpinan transformasional telah ditetapkan secara baik pada KPP Pratama Bogor. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang mampu mengubah dan memotivasi para bawahan untuk dapat menyadari pentingnya hasil tugas (Bass yang diintisarikan oleh

Yukl, 2010). Hal ini didukung oleh fakta yang ditunjukkan oleh kriteria

“pimpinan saya mendorong saya untuk sukses” memiliki rataan skor yang

paling tinggi yaitu sebesar 3,94 pada penerapan gaya kepemimpinan transformasional. Pemimpin KPP Pratama Bogor selalu berusaha untuk memotivasi para pegawai agar dapat melaksanakan tugas dengan hasil yang baik sehingga mampu mendorong kesuksesan mereka pada pekerjaan mereka. Namun perhatian interpersonal kurang ditunjukkan dengan baik oleh pimpinan KPP Pratama Bogor, hal ini dapat dilihat melalui pernyataan

“pimpinan memberikan saya perhatian pribadi jika saya membutuhkan” yang

bernilai 3,18. Penghitungan rataan skor gaya kepemimpinan transformasional pada KPP Pratama Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.

Gaya kepemimpinan transformasional pimpinan KPP Pratama Bogor dapat dilihat melalui adanya partisipasi aktif pimpinan KPP Pratama Bogor dalam perubahan KPP Pratama Bogor kearah yang lebih baik. Partisipasi aktif pimpinan dapat dilihat melalui monitor pelaksanaan tugas yang sering dilakukan pimpinan. Monitor pada KPP Pratama Bogor biasanya difokuskan pada tugas-tugas pegawai yang berkaitan langsung dengan kepuasan Wajib Pajak (WP) terhadap pelayanan KPP Pratama Bogor. Pengawasan pimpinan terhadap pelayanan KPP Pratama Bogor tidak hanya berfokus pada satu seksi saja tetapi menyeluruh kepada seluruh seksi dimana setiap seksi mempunyai target tugas berbeda sesuai fungsi dan kewajiban seksinya. Salah satu sarana yang telah terbentuk di KPP Pratama Bogor dalam hal monitoring kepuasan WP adalah dengan dibentuknya jabatan Account Representative (AR).

Jabatan AR ini mempunyai fungsi sebagai perpanjangan tangan DJP untuk memberikan pelayanan, konsultasi, pengetahun, dan pemutakhiran data WP sehingga kepuasan WP akan terjaga baik.

Tabel 5.Penilaian Pegawai Mengenai Gaya Kepemimpinan Transformasional

Pernyataan Rataan

Skor

Pernyataan Jawaban

Pimpinan membuat saya merasa bangga menjadi rekan kerjanya.

3,92 Setuju

Didalam benak saya, atasan adalah simbol kesuksesan dan prestasi.

3,28 Kurang

Setuju Pimpinan mengembangkan cara-cara

untuk mendorong apa yang benar-benar diperhatikan.

3,90 Setuju

Pimpinan mendorong saya untuk

sukses.

3,94 Setuju

Ide-ide pimpinan menjadikan saya memikirkan kembali ide saya, yang saya pikir sudah sempurna.

3,72 Setuju

Pimpinan menghendaki saya

menggunakan penelaran dan

kepercayaan diri dalam memecahkan masalah.

3,80 Setuju

Pimpinan memberikan saya perhatian pribadi jika saya mebutuhkan.

3,18 Kurang

Setuju Pimpinan memberikan penghargaan jika

saya bekerja dengan baik.

3,74 Setuju

Rataan Skor 3,69 Setuju

Gaya kepemimpinan transformasional pimpinan KPP Pratama Bogor sering terlihat pada pemberian wewenang kepada pegawai yang diberikan secara dekat dan penuh kepercayaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap modal sosial. Pengaruh gaya kepemimpinan ini yang dilakukan pimpinan KPP Pratama Bogor terlihat pada adanya saling kepercayaan antara para pegawai dalam pelaksanaan tugas yang diberikan pimpinan KPP Pratama Bogor sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik, pelaksanaan tugas oleh pegawai dilaksanakan sesuai aturan-aturan formal dan informal yang telah ditentukan oleh pimpinan KPP Pratama Bogor dan terbentuknya jaringan sosial yang baik antara pegawai KPP Pratama Bogor baik sesama seksi maupun berbeda

seksi yang ditunjukkan saling bekerja sama dalam melaksanakan tugas sehingga tugas dapat terselesaikan dengan cepat.

Pelaksanaan gaya kepemimpinan transformasional sangat baik dilaksanakan pada KPP Pratama Bogor. Pelaksanaan gaya kepemimpinan transformasional pada instansi ini akan sangat berpengaruh pada keefektifan pelaksanaan tugas dan wewenang. Gaya kepemimpinan transformasional juga mampu meningkatkan pembentukan modal sosial yang terdapat KPP Pratama Bogor dengan baik. Pembentukan modal sosial yang baik terlihat pada semakin tumbuhnya komponen kepercayaan modal sosial antara sesama pegawai maupun dengan pimpinan. Peningkatan kepercayaan juga akan memperbaiki komponen jaringan sosial yang terjadi antara pegawai KPP Pratama Bogor yang pada akhirnya mendorong pegawai KPP Pratama Bogor semakin baik dalam menghargai norma sosial yang berlaku.

Pimpinan KPP Pratama Bogor memberikan instruksi kepada pegawainya cenderung menggunakan contoh dalam kegiatan kesehariannya yang disesuaikan dengan norma sosial yang berlaku di KPP Pratama Bogor. Contoh yang diberikan masih lebih dominan yang bersifat tertulis berdasarkan oleh keputusan DJP. Hal ini memberikan pengaruh terhadap norma sosial yang terbentuk lebih dominan pada aturan tertulis saja. Budaya institusi kurang diberikan contoh yang baik secara keseluruhan.

4.4.3 Gaya Kepemimpinan Visioner

Gaya kepemimpinan visioner merupakan gaya kepemimpinan yang memiliki nilai rataan skor yang tertinggi yaitu sebesar 3,78 dibandingkan dengan gaya kepemimpinan kharismatik dan transformasional. Penerapan gaya kepemimpinan visioner pada KPP Pratama Bogot dapat dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat penerapan gaya kepemimpinan visioner pada KPP Pratama Bogor. Gaya kepemimpinan visioner pada KPP Pratama Bogor dikatakan baik. Kriteria yang memiliki nilai rataan skor paling

tinggi adalah “pimpinan saya mempunyai ide-ide tentang visi KPP Pratama Bogor yang ingin diwujudkan bersama” yaitu sebesar 3,92.

Tabel 6. Penilaian Pegawai Mengenai Gaya Kepemimpinan Visoner

Pernyataan Rataan

Skor

Pernyataan Jawaban

Pimpinan saya mempunyai ide-ide

tentang visi KPP Pratama Bogor yang ingin diwujudkan bersama.

3,92 Setuju

Pimpinan saya melibatkan saya dalam merumuskan tujuan yang ingin dicapai oleh KPP Pratama Bogor.

3,58 Setuju

Pimpinan saya berkomunikasi baik dengan saya dalam mengutarakan ide- idenya tentang visi KPP Pratama Bogor.

3,68 Setuju

Pimpinan saya menjelaskan dengan baik tentang visi yang akan dicapai oleh KPP Pratama Bogor.

3,86 Setuju

Pimpinan saya mampu melaksanakan ide-ide yang ia miliki tentang visi KPP Pratama Bogor.

3,88 Setuju

Rataan Skor 3,78 Setuju

Kepemimpinan visoner yang diterapkan oleh pimpinan KPP Pratama Bogor dilakukan dengan cukup baik. Kepemimpinan visoner yang dilakukan melalui penyampaian visi dan misi KPP Pratama Bogor yang cukup baik kepada para pegawainya. Penyampaian visi dan misi dilakukan secara langsung dan tidak langsung kepada para pegawai. Pimpinan KPP Pratama juga harus lebih mampu menjabarkan visi dan misi menjadi target kerja setiap seksi. Target kerja yang telah ditentukan juga harus diawasi pencapaiannya secara berkala. Keterkaitan gaya kepemimpinan ini dengan modal sosial adalah mampunya gaya kepemimpinan ini mencipatakan norma sosial yang baik dikalangan pegawai melalui internalisasi visi dan misi KPP Pratama Bogor yang direfleksikan oleh perilaku pegawai yang sesuai dengan aturan formal dan informal dan aturan tradisional KPP Pratama Bogor. Selain itu, keterkaitannya dengan komponen modal sosial kepercayaan terlihat dengan semakin meningkatnya keyakinan antara sesama pegawai dalam menjalankan tugas yang sesuai dengan visi dan misi pimpinan. Kepercayaan yang meningkat ini pula yang menjadi tolak ukur perluasan jaringan sosial yang baik pada KPP Pratama Bogor.

Penerapan gaya kepemimpinan visioner pada KPP Pratama Bogor mengarah pada perilaku pimpinan yang cenderung mempunyai strategi terhadap visi KPP Pratama Bogor. Pimpinan KPP Pratama Bogor selalu berusaha mengembangkan cara yang efektif dan efisien dalam pemberian layanan perpajakan bagi WP. Salah satunya adalah penyiapan tim kerja yang dibentuk dari setiap pelayanan SPT tahunan dan pembuatan surat pemberitahuan pajak tahunan.

4.5. Modal Sosial Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor

Penerapan modal sosial pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor didominasi oleh komponen kepercayaan sebesar 4,24 kemudian komponen jaringan sosial sebesar 3,93 dan komponen norma sosial sebesar 3,91. Penerapan modal sosial pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor telah hampir sangat baik khususnya pada komponen kepercayaan. Penerapan modal sosial pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Tabel 7.

Dokumen terkait