• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Terhadap Konsentrasi NO 2

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL DAN ANALISIS

4.2.1 Pengaruh Jumlah Kendaraan terhadap Konsentrasi Pencemar

4.4.1.3 Pengaruh Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Terhadap Konsentrasi NO 2

Hubungan jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2

dapat dilihat pada gambar 4.14 dan 4.15.

Gambar 4.14 Pengaruh Jumlah Kendaraan Terhadap Konsentrasi NO2 di Gerbang Tol Amplas

Sumber: Data Primer, 2017

Gambar 4.15 Pengaruh Jumlah Kendaraan Terhadap Konsentrasi NO2 di Gerbang Tol Tanjung Morawa

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan Gambar 4.14 dan 4.15, dapat dilihat bahwa konsentrasi NO2 tertinggi yang terjadi di Gerbang Tol Amplas yakni Jumat sore hari sebesar 42,04 μg/Nm3 dengan jumlah kendaraan sebesar 1.064 unit kendaraan berbahan bakar bensin dan 643 unit kendaraan berbahan bakar solar. Konsentrasi NO2 yang terendah terjadi di Gerbang Tol

0

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Jumlah Kendaraan

Konsentrasi (μg / Nm3)

Konsentrasi Kendaraan Bensin Kendaraan Solar

Amplas yakni pada hari Selasa pagi sebesar 16,33 μg/Nm3 dengan jumlah kendaraan sebesar 995 unit kendaraan bensin dan 463 unit kendaraan solar.

Konsentrasi NO2 maksimum yang terjadi di Gerbang Tol Tanjung Morawa terjadi pada Jumat sore hari sebesar 76,59 μg/Nm3 dengan jumlah kendaraan bensin sebanyak 1.456 unit kendaraan dan kendaraan solar sebanyak 795 unit kendaraan. Konsentrasi NO2

minimum di Gerbang Tol Tanjung Morawa Sebesar 36,07 μg/Nm3 pada hari Selasa siang hari dengan jumlah kendaraan bensin sebanyak 1.163 unit kendaraan dan kendaraan solar sebanyak 543 unit kendaraan.

Berdasarkan gambar 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa konsentrasi NO2 pada sore hari selama penelitian lebih tinggi dibanding dengan pagi dan siang. Terjadinya hal ini disebabkan karena sore hari merupakan jam pulang kerja sehingga volume lalu lintas meningkat (Sengkey, 2011). Selain itu, tingginya konsentrasi pada sore hari juga disebabkan karena banyaknya pengendara baik kendaraan pribadi atau kendaraan berat seperti bus dan truk melakukan perjalanan ke luar kota Medan.

Martono dan Ninik (2004), menjelaskan bahwa sumber utama emisi gas NO2 pada umumnya berasal dari kendaraan bermotor sebesar 73% dan Hodijah (2014), menyatakan bahwa kendaraan bermotor berbahan bensin yang berpengaruh dalam menghasilkan NO2. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya aktivitas lalu lintas atau jumlah kendaraan bermotor maka kadar NO yang dihasilkan juga naik. Namun dengan terbitnya matahari yang memancarkan sinar ultra violet maka kadar NO2 di atmosfer juga akan meningkat karena terjadi perubahan gas NO menjadi NO2. Kondisi tersebut menyebabkan tinggi rendahnya konsentrasi NO2 di atmosfer.

Untuk mengetahui pengaruh jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2 maka dilakukan uji statistik, yaitu uji normalitas serta uji korelasi dan uji regresi. Hasil analisis dapat dilihat pada pembahasan berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data antar variabel jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2 berdistribusi normal atau tidak. Data yang di uji yaitu jumlah kendaraan berbahan bakar Bensin,

jumlah kendaraan berbahan bakar solar dan konsentrasi NO2 dapat dilihat pada tabel 4.18 dan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.18 Data Konsentrasi NO2 dengan Jumlah Kendaraan di Gerbang Tol Amplas dan Tanjung Morawa

Hari Waktu Lokasi Konsentrasi

(µg/m3) (unit) Solar Bensin (unit)

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.19 Uji Normalitas Jumlah kendaraan terhadap Konsentrasi NO2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Normal Parametersa,b Mean 645,5000 1205,2778 41,0844

Std. Deviation 88,56055 146,65438 14,79135

Most Extreme Differences Absolute ,160 ,123 ,121

Positive ,108 ,110 ,121

Negative -,160 -,123 -,079

Kolmogorov-Smirnov Z ,678 ,520 ,515

Asymp. Sig. (2-tailed) ,747 ,950 ,954

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat diketahui :

a. Most extreme Difference menyatakan bahwa nilai D absolut dari konsentrasi NO2 adalah 0,160. Nilai D tersebut lebih kecil dari nilai tabel uji smirnov kolmogorov (α= 0,05, n=18) sebesar 0,309.

b. Nilai Ztabel diperoleh dari Zα/2= 0,05/2=0,025 = 1,960

Tes statistik menyatakan bahwa nilai Z dari konsentrasi NO2 adalah 0,678.

Nilai Z hitung ini lebih kecil dari 1,960.

c. Nilai signifikansi pada konsentrasi NO2 adalah 0,747. Nilai signifikansi ini

>0,05.

Berdasarkan hasil dari ketiga nilai diatas maka didapat kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan untuk uji regresi dan korelasi.

2. Uji Korelasi dan Regresi

Uji korelasi dan regresi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2. Hasil uji regresi dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Uji Korelasi dan Regresi Jumlah kendaraan terhadap Konsentrasi NO2

a. Predictors: (Constant), Kendaraan Bensin, Kendaraan Solar

Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui bahwa hubungan antara jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2 sangat kuat dan memiliki pengaruh sebesar 45,4 % dan sisanya di pengaruhi oleh faktor diluar jumlah kendaraan seperti faktor meteorologis, faktor umur kendaraan, faktor bahan bakar dan faktor perawatan mesin kendaraan (Soedomo,2001).

Tabel 4.21 Koefisien Uji Korelasi dan Regresi Jumlah kendaraan terhadap Konsentrasi NO2

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -44,082 26,940 -1,636 ,123

Kendaraan Solar ,099 ,034 ,595 2,934 ,010

Kendaraan Bensin ,017 ,020 ,173 ,850 ,408

a. Dependent Variable: Konsentrasi NO2

Berdasarkan tabel 4.21, didapat nilai untuk konstanta sebesar -44,082. Konstanta negatif menunjukkan bahwa terdapat rentang yang jauh antara variabel X1 (Jumlah kendaraan berbahan bakar solar), X2 (jumlah kendaraan berbahan bakar bensin) dan variabel Y (Konsentrasi NO2), koefisien regresi untuk kendaraan solar sebesar 0,099 yang berarti setiap pertambahan 1 mobil solar akan menaikkan konsentrasi NO2 sebesar 0,099 μg/Nm3 dan untuk kendaraan bensin sebesar 0,017 dimana setiap pertambahan 1 kendaraan berbahan bakar bensin akan menaikkan 0,017 μg/Nm3 konsentrasi NO2

sehingga diperoleh persamaan regresi liniear berganda mengenai pengaruh jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar terhadap konsentrasi NO2 dapat dilihat pada persamaan 4.3.

Y= -44,082 + 0,099 X1 + 0,017 X2... (4.3) Keterangan :

Y = Konsentrasi NO2

X1 = Jumlah Kendaraan Solar X2 = Jumlah Bendaraan Bensin

Persamaan 4.3 dapat diartikan bahwa setiap penambahan kendaraan yang melewati Gerbang Tol Amplas dan Tanjung Morawa akan mengakibatkan semakin tinggi pula konsentrasi Pencemar NO2 di daerah gerbang tol tersebut. Tingginya nilai koefisien kendaraan solar menandakan bahwa kendaraan berbahan bakar solar berpengaruh besar terhadap meningkatkan konsentrasi NO2 dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin.

Kurva regresi pengaruh jumlah kendaraan bensin dan solar terhadap konsentrasi NO2

dapat dilihat pada gambar 4.16 dan 4.17 dibawah ini.

Gambar 4.16 Kurva Regresi Kendaraan Berbahan Bakar Bensin terhadap Konsentrasi NO2

Gambar 4.17 Kurva Regresi Kendaraan Berbahan Bakar Solar terhadap Konsentrasi NO2

Berdasarkan Gambar 4.16 dan 4.17, dapat dilihat bahwa pengaruh antara jumlah kendaraan bensin dan solar terhadap konsentrasi NO2 berbanding lurus dimana semakin tinggi jumlah kendaraan bensin ataupun solar maka konsentrasi NO2 yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Menurut Raditya (2011), menjelaskan bahwa kendaraan bermesin diesel selalu memiliki nilai koefisien yang lebih besar dibanding dengan kendaraan bermesin bensin untuk parameter NO2. Dari hasil ini didapat bahwa kontribusi mesin diesel terhadap konsentrasi pencemar NO2 di udara ambien lebih besar dibandingkan dengan kontribusi kendaraan bermesin bensin. Hal ini semakin mendukung penelitian bahwa kadar NO2

yang dominan dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar solar. Maulana (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa beban pencemar NO2 paling banyak dihasilkan oleh kendaraan truk yaitu sebesar 294 ton/tahun. Hal ini sebanding dengan penelitian dimana beban emisi NO2 lebih banyak dihasilkan oleh kendaraan solar dibandingkan dengan kendaraan bensin

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat adakah pengaruh signifikan jumlah kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar signifikan terhadap konsentrasi NO2. Berdasarkan tabel 4.21 diketahui nilai signifikansi untuk kendaraan solar adalah 0,01 dan kendaraan bensin adalah 0,408

a. Uji hipotesis kendaraan bahan bakar solar terhadap konsentrasi NO2

Signifikansi kendaraan solar lebih < 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Maka terdapat pengaruh signifikan antara jumlah kendaraan berbahan bakar solar terhadap konsentrasi NO2.

b. Uji hipotesis kendaraan bahan bakar bensin terhadap konsentrasi NO2

Signifikansi kendaraan bensin lebih > 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara jumlah kendaraan berbahan bakar bensin terhadap konsentrasi NO2.

4.2.2 Pengaruh Beban Emisi Kendaraan Terhadap konsentrasi Pencemar