• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kecerdasan Emosional (X 3 ) Terhadap Kinerja Pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional

2. Uji Signifikansi Parsial (uji - t)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.3 Pengaruh Kecerdasan Emosional (X 3 ) Terhadap Kinerja Pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional

memiliki nilai t hitung sebesar 2,628 > ttabel (1,675). Dengan signifikan 0,011 maka yang artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Jika kecerdasan emosional tinggi atau meningkat maka kinerja pegawai meningkat signifikan, demikian sebaliknya.

Menurut Goleman (2015) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya, dan menggunakan emosi tersebut untuk menuntun proses berpikir serta perilaku seseorang. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang unik yang terdapat dalam diri seseorang, sehingga hal ini merupakan suatu yang amat penting dalam kemampuan psikologis seseorang. Selain itu kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan, dan

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata – rata tanggapan responden terhadap variabel kompetensi kerja berada pada 4,03 yang berarti dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan sehingga semakin tinggi kecerdasan emosional pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan maka semakin tinggi juga kinerja pegawai tersebut dan begitu juga sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional pegawai di Badan Kepegawaiaan Daerah Kota Medan maka semakin rendah juga kinerja pegawai tersebut.

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel Kecerdasan Emosional, terdapat 25 orang responden dengan persentase sebesar 46,3% menjawab kurang setuju terhadap pernyataan “saya dapat memotivasi diri saya untuk selalu berprestasi”, Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan yang sulit untuk memotivasi dirinya untuk selalu berprestasi, hal ini kemungknian disebabkan karena ada beberapa pegawai yang masih kurang percaya diri dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan sehingga dapat menyebabkan tingkat motivasi yang dimiliki pegawai tersebut masih rendah. Dan terdapat 37 orang responden dengan persentase sebesar 68,5% menjawab setuju terhadap pernyataan

“Saya dapat tenang walaupun ketika saya marah/panik karena suatu hal”. Hal ini menunjukkan bahwa benar pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

dapat tenang walaupun ketika sedang marah/panik karena suatu hal sehingga saat bekerja seorang pegawai tetap dapat tenang dalam menyelesaikan pekerjaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution (2011), Yusuf &

Sulistyowati (2018) dan Alfian (2017) mengatakan bahwa Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

100 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis secara serempak (Uji F) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Kompetensi Kerja, variabel Lingkungan Kerja dan variabel Kecerdasan Emosional terhadap variabel Kinerja.

2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel kompetensi kerja sebagai variabel dominan kedua berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja.

3. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel lingkungan kerja sebagai variabel yang paling dominan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja.

4. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel kecerdasan emosional sebagai variabel dominan ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja.

5.2 Saran

1. Kompetensi problem solving perlu ditingkatkan dengan melakukan pelatihan-pelatihan seperti creative problem solving and decision making training atau pelatihan kreatif problem solving dan pengambilan keputusan yang akan

mengajarkan pegawai tentang keterampilan dan cara berpikir kreatif untuk memecahkan masalah dalam pekerjaanya.

2. Kompetensi komunikasi antar pegawai perlu ditingkatkan dengan mengadakan pertemuan rutin bersama tim kerja, berkumpul dengan rekan kerja secara teratur merupakan salah satu cara menciptakan lingkungan profesional yang dapat meningkatkan kemampuan berkolaborasi pegawai, dimana semua pegawai merasa nyaman untuk berkomunikasi satu sama lain dan memberi ruang bagi pegawai untuk berbicara lebih terbuka tentang pekerjaan yang mereka kerjakan, masalah yang dihadapi atau pertanyaan yang dimiliki pegawai kepada sesama rekan kerja ataupun kepada atasan.

3. Kurangnya tingkat kepekaan pegawai terhadap perkembangan teknologi informasi karena kurangnya literasi akan teknologi dan informasi, sehingga perlu adanya pelatihan – pelatihan tentang penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi agar tercipta budaya service orientasi yang dapat meningkatkan pelayanan pegawai terhadap masyarakat sehingga tercipta pegawai yang profesional.

4. Dalam aspek lingkungan kerja, sebaiknya pihak Kantor Badan Kepegawaian Derah Kota Medan lebih memperhatikan lingkungan kerja dimana pegawai melakukan pekerjaannya seperti kondisi udara diruangan kerja setiap pegawai dengan menambahkan AC (air conditioning) pada ruangan, menambahkan tanaman hidup didalam ruangan sehingga sirkulasi udara lebih baik dan melakukan tata letak ruang yang didesain sedemikian rupa seperti menambahkan sekat ruangan sehingga tidak menimbulkan kebisingan.

5. Menciptakan komunikasi yang lancar, kondisi ini akan membuat para pegawai merasa bebas dalam menyatakan pendapatnya mereka menjadi lebih terbuka untuk memberikann opini maupun solusi ketika tim kerja menghadapi masalah tertentu, dan saling mendengarkan. Menciptakan komunikasi yang lancar ini bisa dengan mengadakan rutinitas atau kegiatan di luar kantor di luar jam kerja misalnya makan bersama ataupun mengikuti latihan kebugaran bersama, dengan melakukan kegiatan bersama seperti ini maka anggota tim dapat mengenal lebih baik satu denga lainnya sehingga hubungan tim dan hubungan kerja dapat ditingkatkan lagi.

6. Perlu adanya konsultasi antara pimpinan dengan pegawai, dengan adanya waktu pimpinan untuk pegawai dapat menciptakan rasa perhatian pimpinan terhadap pegawai lain sehingga dapat membangkitkan motivasi yang kuat dari dalam diri pegawai untuk berpretasi dan juga dapat meningkatkan rasa optimis pegawai dalam bekerja, jika pegawai telah menunjukkan prestasinya maka pihak Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan juga harus memberikan reward, bonus, kenaikan jabatan, atau kenaikan gaji.

7. Menguji insting, hal ini perlu dimiliki oleh setiap pegawai untuk dapat mengidentifikasi emosi yang dirasakan orang lain sehingga pegawai dapat merespon sesuai dengan situasi dan memberikan saran mengenai tindakan yang perlu dilakukan dengan tepat. Menguji insting dapat dilatih dengan banyak melakukan komunikasi dengan orang lain, termasuk salah satunya dengan memberitahu perihal emosi yang dirasakan oleh diri, kemudian tanyakan kepada orang lain mengenai pemicu emosi yang diri rasakann.

Dalam proses latihan ini akan menimbulkan banyak respon mengenai emosi dan hal ini dapat menjadi sarana bagi pegawai untuk mengidentifikasi serta memfiksasi tindakan yang akan diberikan. Dan dengan adanya rasa empati yang tinggi maka pegawai juga dapat membantu rekan kerja yang mengalami permasalahan dalam pekerjaanya.

104

Ainun, M., Basori, Prahiawan, W., & Daenulhay. (2017). Pengaruh Kompetensi Karyawan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT Kratakau Bandar Samudera. Jurnal Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 1, 2599-2837.

Alfian, R. M. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Di Bank BRI Kantor Cabang Setiabudi Bandung. E-Proceeding of Management, 4, 61-89.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dessler, G. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indek.

Efraim, M., & Reinhard. (2013). Analsis Pengaruh Kompetensi Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi. Jurnal FEB Univertas Diponegoro, 50-62.

Endang, K. (2019). Kompetensi Professional Pegawai. Mimbar Pendidikan, 4, 2503-4571.

Gardner, H. (2010). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligence. New York: Basic Book.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goleman. (2015). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hutapea, P., & Thoha, N. (2011). Kompetensi Plus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mangkunegara, & Prabu, A. (2014). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Bandung: PT Refika Aditama.

Mulyasari, I. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Penyuluh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Garut. Jurnal Unigal, 2, 190-197.

Nasution, A. R. (2011). Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumut. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 12, 24-45.

Nitisemito, A. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Nurgunawan, A., & Muhsid, W. (2018). Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kepualauan Selayar. Jurnal Univesitas Muslim Indonesia, 33-49.

Permatasari, I. S. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT PLN (Persero). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2, 19-23.

Pingka, D. W. (2011). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pemko Medan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Negri Medan, 14, 30-34.

Robbins, S. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S. P. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Rusmewahni, Absah, Y., & Siahaan, E. (2018). Analisis Konflik Ganda dan Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi Pada Karyawan Menikah Bank BUMN di Tebing Tinggi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, 4(8), 2454-2237.

Samosir, A. A., Sinulingga, S., & Siahaan, E. (2020). Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan di Lembaga Agama Kristen Negeri Tarutung. Master of Management, 7(8), 2349-9788.

Saputra, N., & Mulia, R. (2020). Pengaruh Kompetensi Lingkungan Kerja, dan Motivasi berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Daerah Kota Padang. Jurnal Ilmiah Ekotrans dan Erudisi, 1(1), 1-24.

Sedarmayanti. (2013). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

CV Mandar Maju.

Siagian, J., Dalimunthe, R. F., & Siahaan, E. (2018). Pengaruh Kompensasi Finansial, Lingkungan Kerja, dan Lingkungan Keluarga terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Sumut Cabang Medan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 4(8), 682-691.

Siahaan, E. (2020). Membangun Strategi untuk Mendorong Kinerja Karyawan Pada BNI KC USU. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, 4(9), 623.

Sinambela, L. P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2014). Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Subaris, H., & Haryono. (2008). Hygiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsono. (2016). Akselerasi Inteligensi: Optimalkan IQ, EQ, dan SQ. Depok:

Inisiasi Press.

Suharsono. (2016). Pengetahuan Dasar Organisasi. Jakarta: Universitas Atma Jaya.

Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Preneda Media Group.

Wibowo. (2015). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Widodo. (2015). Manajemen Pengembangan SDM. Yogyakarta: Pusaka Belajar.

Yusuf, A., & Sulistyowati, L. H. (2018). Pengaruh Kompetensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, 2, 91-100.

107 LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Dokumen terkait