• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Keteladanan Guru

2. Pengaruh Keteladanan Guru terhadap Perilaku Disiplin Siswa 22

Suyanto & Jihad (2013:16) siswa akan menyerap sikap-sikap, merefleksikan perasaan-perasaan, menyerap keyakinan-keyakinan, meniru tingkah laku, dan mengutip pernyataan-pernyataan gurunya. Pengalaman menunjukan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang terus-menerus pada diri siswa yang bersumber dari kepribadian guru.

Suyanto & Jihad (2013:42) menjelaskan secara rinci, subkompetensi kepribadian guru terdiri atas:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil, dengan indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru yang profesional; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan

b. Kepribadian yang dewasa dengan indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi.

c. Kepribadian yang arif dengan indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah, dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan, dengan indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma agama, iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang pantas diteladani siswa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang diteladani siswanya, karena siswa akan lebih memperhatikan apa yang dilihat dari kepribadian gurunya daripada apa yang dikatakan oleh gurunya, oleh karena hal itu sesuai dengan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru, maka guru harus memiliki kepribadian yang baik supaya menjadi teladan dan model yang baik bagi siswa-siswanya.

2. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Perilaku Disiplin Siswa

Zuriah (2007:86-87) menjelaskan bahwa salah satu strategi dalam mengintegrasikan pendidikan budi pekerti adalah dengan keteladanan atau contoh,

22

dalam bukunya berjudul “Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan” menjelaskan bahwa dalam kegiatan pemberian contoh atau teladan, guru berperan langsung sebagai contoh bagi peserta didik. Segala sikap dan tingkah laku guru, baik di sekolah maupun di rumah, maupun di masyarakat hendaknya selalu menunjukan sikap dan tingkah laku yang baik.

Shoimin (2014:85-89) mengatakan bahwa dalam proses transfer nilai tak dapat dilakukan tanpa melalui proses keteladanan. Kemudian ia menambahkan bahwa semakin sempurna orang dewasa yang menjadi teladan bagi anak-anak, maka tingkat penerimaan dan keberlangsungannya juga semakin banyak. Rais, Mudzanatun, & Said (2012:38-39) menjelaskan bahwa Keteladanan guru secara langsung mengajarkan pendidikan akhlak kepada peserta didik mana yang baik untuk ditiru dan sebaliknya mana yang tidak pantas untuk ditiru.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh keteladanan seorang guru sangat besar terhadap proses transfer nilai, dalam hal ini adalah proses untuk mentransfer nilai-nilai disiplin pada anak. Sehingga untuk membentuk perilaku disiplin anak, maka guru harus menjadi model atau teladan disiplin bagi anak.

3. Indikator Keteladanan Guru

Guru adalah sebagai teladan bagi siswannya, sehingga dalam bertindak guru harus mencerminkan sikap-sikap yang baik, dan dapat ditiru oleh siswannya. Dalam hal ini keteladanan guru adalah keteladanan dalam kedisiplinan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk memberikan contoh perilaku disiplin kepada siswa menurut Asmani (2016:71-73). Antara lain:

23

a. Disiplin waktu

Disiplin waktu menjadi sorotan utama bagi guru, dalam kaitanya dengan profesi guru, kedisiplinan dalam waktu di sekolah menjadi parameter bagi guru seperti waktu masuk sekolah, waktu ganti pelajaran, dan waktu pulang sekolah. Misalnya ketika bel masuk sekolah, apakah guru masuk sebelum bel sekolah, ataukah pas bel berbunyi, atau setelah bel berbunyi. Hal tersebut menjadi sorotan siswa apakah guru disiplin atau tidak. Saat guru terlambat, maka hal itu akan merugikan siswa, karena siswa tidak mendapatkan hak untuk belajar yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b. Disiplin dalam menegakkan aturan

Disiplin dalam menegakkan aturan sangat berpengaruh pada kewibawaan guru. Dalam zaman modern ini siswa lebih cerdas dan kritis terhadap sesuatu hal. Siswa akan sadar jika guru memberikan sanksi secara diskriminatif dan semena-mena, dan siswa akan memakai cara mereka untuk menjatuhkan kewibawaan guru. Keadilan haruslah ditegakkan dalam keadaan apapun.

c. Disiplin sikap

Disiplin untuk dapat mengendalikan diri merupakan hal awal untuk dapat menata perilaku orang lain, oleh karena itu guru haruslah berkaca terlebih dahulu sebelum menata perilaku siswanya. Misalnya disiplin untuk tidak mudah marah ataupun disiplin dalam menjaga perkataan.

24

Disiplin dalam hal ini memerlukan latihan dan perjuangan, karena setiap saat banyak hal yang dapat menggoda guru untuk melanggarnya.

d. Disiplin dalam beribadah

Menjalankan ajaran agama menjadi parameter dalam kehidupan. Sebagai guru menjalankan ibadah adalah hal yang sangat penting. Jika guru menyepelekan dan tidak disiplin dalam beribah, maka siswa akan menirunya dan bahkan menganggap bahwa beribadah itu tidak penting. Oleh karena itu kedisiplinan guru dalam menjalankan agama akan sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam beribadah.

Wiyani (2012:141-142) menjabarkan bentuk keteladanan oleh guru dan tenaga kependidikan, yaitu:

a. Religius

1) Guru berdoa bersama peserta didik sebelum dan setelah jam pelajaran. 2) Guru dan tenaga kependidikan melakukan shalat dhuhur berjamaah

sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

3) Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, guru memberikan contoh berdoa dengan khusyuk.

b. Kedisiplinan

1) Jam 06.15 semua guru harus sudah berada di sekolah menyambut siswa yang datang.

2) Pegawai tata usaha jam 08.00 harus sudah berada di sekolah dan pulang jam 14.00.

3) Mengambil sampah yang berserakan. 4) Berbicara dengan sopan.

5) Mengucapkan terimakasih. 6) Meminta maaf.

7) Menghargai pendapat orang lain. c. Peduli Lingkungan

1) Guru dan tenaga kependidikan membuang sampah pada tempatnya. 2) Guru dan tenaga kependidikan kerja bakti membersihkan sekolah

bersama peserta didik.

3) Guru dan tenaga kependidikan mengambil sampah yang berserakan d. Peduli Sosial

1) Guru dan tenaga kependidikan mengumpulkan sumbangan setiap ada musibah intern dan bencana alam serta untuk kegiatan sosial lainnya.

25

e. Kejujuran

1) Guru memberikan penilaian secara objektif. 2) Pendidik menepati janji kepada peserta didik. f. Cinta Tanah Air

1) Guru dan tenaga kependidikan melakukan upacara dan peringatan hari besar bersama peserta didik.

Shoimin (2014:126) mengatakan bahwa terdapat indikator untuk menjadi guru berkarakter terkait dengan kedisiplinan yaitu disiplin untuk tidak mudah marah, dalam hal ini adalah guru harus dapat menjadikan kemarahan di tempat yang tepat, di waktu yang tepat, dan kepada orang yang tepat. Suri & Suwanda. (2016:1951) mengatakan bahwa guru sebagai seseorang yang dijadikan contoh, guru hendaknya dapat disiplin di semua hal, diantaranya disiplin waktu dan disiplin peraturan.

Berdasarkan indikator keteladanan yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat mengambil beberapa indikator, yaitu:

a. Kedisiplinan b. Religius

c. Peduli lingkungan d. Peduli sosial e. Kejujuran f. Cinta tanah Air

Dokumen terkait