• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Budaya Organisasi

3. OCB 4. Kinerja

2.6 Kerangka Konseptual

2.6.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB)

Organizational Citizenship Behavior dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen organisasi yang tinggi (Robbin dan Judge, 2007). Komitmen organisasi merupakan persepsi tentang kebijakan, praktik-praktik dan prosedur - prosedur organisasional yang dirasakan dan diterima oleh individu-individu dalam organisasi. Individu - individu menganggap atribut - atribut organisasional sebagai pengakuan terhadap keberadaan mereka. Penilaian atribut-atribut organisasional pada level individu disebut sebagai komitmen psikologikal (psychological comitmen). Ketika penilaian ini dirasakan dan diterima oleh sebagian besar orang dalam tempat kerja, hal ini disebut sebagai komitmen organisasional (organizational comitment) Reichers & Schneider (2005). Pada karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan, maka karyawan tersebut merasa memiliki kepuasan dalam bekerja dan rela berbuat untuk kemajuan perusahaannya tersebut (Chockalingan et. all, 2008).

Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji hubungan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behaviour (OCB) seperti yang dilakukan oleh Arti Bakhshi, dkk (2011) yang menyatakan bahwa ketiga komponen komitmen organisasi seperti komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normative memiliki hubungan positi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB).

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambar 2.1 Kerangka Konse

Sumber : Sopiah (2008) dan Herlina (2013) Keterangan :

X1,X2, dan X3 adalah variabel bebas. Terdapat 3 (tiga) variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Sedangkan Y adalah variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Organizational Citizenship Behavior (OCB).

Budaya Organisasi Organizational Citizenship Behavior (Y) Kepuasan Kerja (X2) Komitmen Organisasi H Organizational Citizenship Behavior (Y) H1 H2 H4 H3

2.7Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono, 2004). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

H2 : Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

H3 : Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

H4 : Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi secara bersama - sama berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Federal International Finance (FIF) Cabang Medan.

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang

Sejak dahulu hingga sekarang organisasi masih sangat menarik untuk dikaji dan diteliti; organisasi merupakan “sarana” mencapai sasaran sebab itu banyak peninggalan-peninggalan sejarah mengagumkan yang menunjukkan keefektifan pengorganisasian manusia pada masa lampau. Ada banyak definisi menurut para ahli mengenai organisasi, secara sederhana organisasi disebutkan sebagai suatu alat manusia yang digunakan untuk mengkordinasikan tindakan demi mencapai sesuatu yang mereka inginkan atau hasratkan.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, berkualitas, dan potensial menjadi suatu kebutuhan setiap perusahaan atau organisasi. Setiap perusahaan mencari dan merekrut karyawan dengan SDM yang baik untuk dapat meningkatkan keefektivitasan organisasi dan memperoleh hasil kerja yang diharapkan agar dapat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Namun setiap organisasi bukan hanya membutuhkan SDM yang berkualitas tetapi juga membutuhkan karyawan yang siap melakukan pekerjaan lebih dari sekedar tugas biasa, karyawan yang akan memberikan kinerja melebihi harapan. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti sekarang ini, dimana tugas semakin sering

dikerjakan dalam tim dan fleksibilitas sangatlah penting, organisasi menjadi sangat membutuhkan karyawan yang mampu menampilkan perilaku kewargaan organisasi (OCB) yang baik, seperti membantu individu lain dalam tim, memajukan diri untuk melakukan pekerjaan esktra, menghindari konflik yang tidakperlu, menghormati semangat dan isi peraturan.

Menurut Purnamie (2014:2) karyawan yang baik (good citizen) adalah cenderung menampilkan Organization Citizenship Behavior (OCB) dilingkungan kerjanya, sehingga organisasi akan lebih baik dengan adanya karyawan yang bertindak Organizational Citizenship Behavior (OCB). Menurut Organ dan Bateman (1983) dalam buku yang sama, perilaku yang menjadi tuntutan organisasi pada karyawan tidak hanya perilaku in-role, tetapi juga perilaku Ekstra-role

(Organizational Citizenship Behavior (OCB)).

Untuk dapat meningkatkan Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan maka sangatlah penting bagi organisasi untuk mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya atau meningkatnya Organizational Citizenship Behavior

(OCB). Menurut Purnamie (2014:15) peningkatan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu :

1. Faktor internal yang berasal dari diri karyawan sendiri, antara lain adalah kepuasan kerja, komitmen, dan kepribadian, moral karyawan dan lain sebagainya.

2. Organizational Citizenship Behavior (OCB) dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berasal dari luar karyawan, antara lain Gaya kepemimpinan, Kepercayaan pada pimpinan, Budaya Organisasi, dan lain sebagainya.

Faktor internal yang dapat membentuk Organizational Citizenship Behavior

(OCB), salah satunya yang terpenting adalah Kepuasan kerja, pernyataan tersebut sangat logis bahwa kepuasan kerja merupakan penentu utama Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan. Kepuasan terhadap pekerjaan akan membawa karyawan pada tingkat Organizational Citienzenship Behavior (OCB) yang lebih tinggi karena seorang karyawan akan lebih rela melakukan sesuatu pekerjaan yang melebihi dari tugas biasa apabila karyawan tersebut menyukai dan puas atas tempat kerja dan pekerjaan mereka.

Aspek lain yang mempengaruhi Organizational Citienzenship Behavior

(OCB) karyawan adalah komitmen organisasi. Smith, (dalam Purnamie, 2014:19) Komitmen Organisasi dapat diartikan sebagai dedikasi dan dalam arti yang luas diartikan sebagai suatu kepercayaan yang kuat dari anggota untuk menerima tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan untuk memajukan organisasi, dan mempunyai suatu keinginan yang kuat untuk tinggal di dalam organisasi Semakin kuat komitmen anggota terhadap organisasi, semakin kuat kecenderungan seseorang untuk memperlihatkan Organizational Citienzenship Behavior (OCB).

Organizational citizenship Behavior (OCB) juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berasal dari luar karyawan, salah satu dari faktor tersebut ialah Budaya

Organisasi. Menurut Sutrisno (2011:2) Budaya Organisasi merupakan suatu sistem dari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi, atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dandiikutidalam organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah organisasinya. Tidak ada pribadi yang sama, tidak ada budaya organisasi yang identik. Para ahlidan konsultan mempercayai bahwa perbedaan budaya memiliki pengaruh yang besar pada kinerja organisasional dan kualitas kehidupan kerja yang dialami oleh anggota organisasi.

PT. Federal International Finance (FIF) adalah anak perusahaan dari PT Astra Internasional Tbk (Astra Group) bergerak di bidang pembiayaan yang meliputi sewa guna usaha/leasing, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Yang dimaksud kegiatan pembiayaan konsumen adalah pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem angsuran atau berkala oleh konsumen. Kegiatan pembiayaan yang umum dilakukan yaitu kendaraan baru atau bekas maupun multi produk. dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di wilayah kantor PT Federal International Finance(FIF) cabang Medan.

PT. Federal International Finance (FIF) cabang Medan merupakan salah satu unit dari Induk Perusahaan yang mengelelola kemitraan dengan 18 mitra dealer motor baru, 4 mitra dealer motor bekas, serta 30 mitra toko barang multi produk yang tersebar didaerah sekitar wilayah Medan. Kantor cabang medan, memiliki 4 (empat) departemen bidang yang memiliki uraian tugas tersendiri. Pada departemen kredit, secara umum bertugas untuk menganalisa kelayakan pemberian fasilitas pembiayaan

kepada karyawan. Departemen marketing, bertugas untuk menjalin serta membina kerjasama dengan dealer rekanan atau mitra. Departemen Collection melakukan penagihan atas kontrak pembiayaan yang melewati batas jatuh tempo dengan spesifikasi tersendiri. Departemen Operational & Support melakukan fungsi support atas keseluruhan proses berjalannya perusahaan.

Berikut ini tabel volume penjualan PT. Federal International Finance (FIF) cabang medan selama periode 2014.

Gambar 1.1

Volume Pembiayaan Pada PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan Periode Mei 2014 - April 2015

Sumber: PT Federal International Finance Medan (data diolah)

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat tingkat kegiatan pembiayaan elektronik, motor baru maupun motor bekas naik - turun bahkan terjadi penurunan secara drastis dalam beberapa jangka waktu. Pada tingkat pembiayaan penjualan elektronik, terjadi naik -

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 ELEKTRONIK MOTOR BARU MOTOR BEKAS

turun tetapi penurunan drastis serta berlanjut terjadi pada bulan Agustus sampai Maret 2015 degan total penurunan sebesar 40,65% dimana bulan Maret 2015 merupakan pencapaian terendah pembiayaan elektronik selama periode 2014/2015. Tingkat pembiayaan penjualan pada motor baru cenderng stabil, hal ini juga didukung oleh naiknya tingkat penjualan motor Honda dalam beberapa periode ini, tetapi penjualan paling rendah terjadi pada bulan Desember dengan dengan tingkat pembiayaan sebesar 958. Pada tingkat pembiayaan penjualan motor bekas, terjadi naik - turun dengan total penurunan sebesar 31,02%. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan kinerja karyawan yang disebabkan oleh kurangnya sikap perilaku kewargaan organisasi (OCB) seperti membantu individu lain dalam tim serta memajukan diri untuk melakukan pekerjaan esktra.

Tabel 1.1

Tingkat Kehadiran dan Keterlambatan Karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan Juni 2014 - April 2015

BULAN TINGKAT KEHADIRAN JUMLAH

Dokumen terkait