• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas

BAB III KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.4 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas

Kinerja sumber daya manusia adalah kemampuan individu atau organisasi untuk melaksanakan fungsi dan atau wewenang mereka untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Winidyaningrum, 2009).

Kapasitas sumber daya manusia berperan penting dalam proses penyajian laporan keuangan pemerintah yang berkualitas. Apabila sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan sistem akuntansi tidak memiliki kapasitas pada bidangnya maka akan menghambat proses penyajian laporan keuangan yang berkualitas. Sesuai dengan penelitian (Sukiati & Pertami, 2016) bahwa kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan teradap kualitas laporan keuangan pada BUMD di kota bandung. Penelitian ( Anggreni, Widanaputra &

26

Putri, 2018) (Indriasih, 2014) juga menyatakan bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan enjelasan tersebut diatas maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H4 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan

3.2.5 Pengaruh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kota Medan

Pengertian kepatuhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008) yaitu sifat patuh atau ketaatan. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, pengertian peraturan perundangundangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Berdasarkan definisi tersebut, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yaitu suatu sifat patuh dan taat terhadap peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

Adanya reformasi keuangan di Indonesia dari basis kas menjadi basis akrual di lingkungan pemerintahan yang mengacu pada perkembangan akuntansi internasional menyebabkan perubahan peraturan dalam pengelolaan keuangan baik di pusat maupun di daerah yang dapat menimbulkan perbedaan persepsi dan kesulitan dalam penerapannya. Berdasarkan penelitian (Manullang, 2016) bahwa kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan memiliki pengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan diatas tersebut maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

H5 : Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.

28 BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya (Erlina, 2011).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk menguji hipotesis yang berupa pengaruh antar variabel. Didalam penelitian ini pengaruh yang diteliti meliputi penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit, kompetensi sumber daya manusia, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kualitas laporan keuangan sebagai variabel dependen.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Pemerintah Kota Medan Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus 2019.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah 64 OPD yang ada di kota Medan dengan jumlah 8 Badan/ Inspektorat, 11 bagian Sekretariat Daerah, 24 Dinas dan 21 Kecamatan.

Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Setiap OPD akan diberikan 2 kuisioner kepada

PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan) yaitu pejabat yang melakukan fungsi tata usaha keuangan pada OPD / bendahara pengeluaran.

4.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Data primer diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah tersedia dan langsung dapat digunakan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen- dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Data tersebut berupa data publikasi dari berbagai organisasi, lampiran- lampiran dari badan- badan resmi seperti kementerian, hasil studi dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui pemberian kuesioner.

4.5 Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Daerah Kota Medan. Kualitas laporan keuangan dalam PP nomor 71 tahun 2010 memiliki indikator yaitu; relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner kualitas laporan keuangan daerah berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

30

2. Variabel Independen a. Penerapan SAP

Pada penelitian ini penerapan SAP yang dimaksud adalah penerapan SAP yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam menyusun laporan keuangan yang mengacu pada PP nomor 71 Tahun 2010. Adapun indikator variabelnya adalah Laporan Arus Kas Keuangan, Catatan Atas Laporan Keuangan, Akuntansi Persediaan , Akuntansi Investasi, Akuntansi Aset Tetap, Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan, Akuntansi Kewajiban, Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, Dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan, Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Operasional.

Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner penerapan SAP berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

b. Pemanfaatan SIAKD

Pelaksanaan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah mengamanatkan adanya dukungan Sistem Informasi Keuangan Daerah untuk menunjang perumusan kebijakan fiskal secara nasional serta meningkatkan transparansi dam akuntabilitas dalam pelaksanaan desentralisasi. Pemanfaatan SIAKD adalah penerapan sistem yang dimulai dari pengelompokkan, penggolongan, pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan keuangan informasi yang digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan oleh masing-masing SKPD dalam penyusunan laporan keuangan pemda (Sari, 2014). Indikator yang digunakan

adalah tingkat kecepatan, tingkat keamanan, efisiensi biaya dan tingkat kualitas hasil. Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner pemanfaatan SIAKD berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

c. Peran dan Fungsi Audit Internal

Indikator variabel ini adalah pemeriksaan secara berkala, pemeriksaan terpadu, pemeriksaan tindak lanjut, evaluasi atas program dan kegiatan OPD dengan 6 daftar pernyataan. Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner peran dan fungsi audit internal berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

d. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan hal ini tertulis pada UU nomor 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 10. Indikator yang digunakan meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh aparatur sipil yang bertugas. Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner kompetensi sumber daya manusia berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

e. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Pelaksanaan pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 tahun 2017. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan ini diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner sebanyak 6 (enam) butir

32

pernyataan yang dimodifikasi dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Badan Pemeriksa Keuangan (2014) dan Lubis (2009). Alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berdasarkan skala likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Jenis Variabel

Definisi Operasional Indikator Pengukuran Variabel

Skala

Penerapan SAP

(X1)

Pererapan prinsip-prinsip akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan yang diatur dalam Permendagri No. 64 tahun 2013 dengan melaksanakan ketentuan PP nomor 71 tahun 2010

1. PSAP 01 Penyajian Laporan

2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

3. PSAP 03 Laporan Arus Kas Keuangan 4. PSAP 04 Catatan Konstruksi Dalam Pengerjaan

Perubahan Estimasi Akuntansi, Dan Operasi Yang Tidak

Penerapan sistem yang dimulai dari pengelompokkan, penggolongan, pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan keuangan informasi yang digunakan oleh pengguna dalam

1. tingkat kecepatan 2. tingkat keamanan 3. efisiensi biaya 4. tingkat kualitas hasil

Likert

mengambil keputusan oleh masing-masing

Penilaian sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda untuk menentukan bahwa informasi yang didapat akurat dan dapast diandalkan, dapat mengidentifikasi dan meminimalkan risiko perusahaan, mengikuti peraturan dan kebijakan prosedur eksternal, telah memenuhi kriteria operasi yang memuaskan, penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan ekonomis untuk melakukan konsultasi kepada manajemen dan membantu anggota dalam melakukan tanggungjawabnya secara efektif

1. pemeriksaan secara berkala,

2. pemeriksaan terpadu, 3. pemeriksaan tindak

lanjut,

Kemampuan seseorang atau individu pada suatu organisasi (kelembagaan) atau sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien

1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Sikap

Pelaksanaan pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 tahun 2017.

1. Perubahan peraturan yang memacu kinerja dan RKA.

4. Pengelolaan keuangan tidak mengakibatkan kerugian daerah.

5. Pengelolaan keuangan tidak mengakibatkan kekurangan

penerimaan daerah.

6. Pengelolaan keuangan tidak mengakibatkan

ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya (PP nomor 71 tahun 2010)

1. Relevan 2. Andal

3. Dapat dibandingkan 4. Dapat dipahami

Likert

4.6 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode SEM PLS (Partial Least Square)

34

dapat diartikan suatu metodologi analisis data statistika yang merupakan gabungan dari model regresi, model persamaan struktural dan metode analisis tabel berganda.

SEM-PLS merupakan metode statistika yang mempelajari hubungan multivariat yang rumit atau kompleks antara variabel-variabel observasi/pengamatan dan variabel-variabel laten dengan model penelitian sebaga berikut :

Gambar 4.1 Model Penelitian

4.6.1 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui kualitas dari konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian, pengujian dilakukan dengan :

1. Evaluasi Outer Model (Measurement Model): Validitas

Validitas konvergen merupakan bagian dari measurement model (model pengukuran) yang dalam SEM-PLS biasanya disebut sebagai outer model

sedangkan dalam covariance-based SEM disebut confirmatory factor analysis (CFA) (Mahfud dan Ratmono, 2013:64). Terdapat dua kriteria untuk menilai apakah outer model (model pengukuran) memenuhi syarat validitas konvergen untuk konstruk reflektif. Outer loading antara 0,40-0,70 harus tetap dipertimbangkan untuk dipertahankan (Mahfud dan Ratmono, 2013:66).

Indikator dengan loading di bawah 0,40 harus dihapus dari model. Namun untuk indikator dengan loading antara 0,40 dan 0,70 sebaiknya kita analisis dampak dari keputusan menghapus indikator tersebut pada average variance extracted (AVE) dan composite reliability. Kita dapat menghapus indikator dengan loading antara 0,40 dan 0,70 jika indikator tersebut dapat meningkatkan average variance extracted (AVE) dan composite reliability di atas batasannya (treshold) (Mahfud dan Ratmono, 2013:67). Nilai batasan AVE adalah 0,50 dan composite reliability sebesar 0,7. Pertimbangan lain dalam menghapus indikator adalah dampaknya pada validitas isi (content validity) konstruk. Indikator dengan loading yang kecil kadang tetap dipertahankan karena punya kontribusi pada validitas isi konstruk (Mahfud dan Ratmono, 2013:67).

2. Evaluasi Outer Model (Measurement Model): Reliabilitas

Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability merupakan nilai reliabilitas, yang mana merupakan suatu nilai untuk mengevaluasi (to evaluate) seberapa baik (how well) indikator-indikator yang digunakan (block of indicators) dalam hal mengukur (measure) variabel latennya. Nilai Cronbach’s Alpha yang dapat diterima di atas 0.7, yang berarti indikator-indikator yang digunakan telah baik dalam hal mengukur variabel latennya.

36

4.6.2 Pengujian Hipotesis 1. Pengaruh Signifikansi

Dalam SmartPLS, pengujian signifikansi pengaruh langsung dan pengujian signifikansi moderasi dilakukan dengan pendekatan Bootstrapping. Pada pengujian dengan pendekatan Bootstrapping, kriteria pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai pada kolom P-Values pada hasil SmartPLS. Suatu pengaruh dikatakan signifikan apabila nilai P-Values < tingkat signifikansi 0,05, sementara apabila nilai P-Values > tingkat signifikansi 0,05, maka pengaruh dikatakan signifikan.

2. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Uji R square atau uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh model dapat menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2009). Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu (0 ≤ Adjusted R Square ≤ 1). Nilai Adjusted R Square yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen, jika nilai Adjusted R Square semakin kecil atau mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model. Beberapa peneliti menyarankan untuk memakai nilai Adjusted R Square ketika melakukan evaluasi model regresi terbaik.

Berbeda dengan R Square, nilai Adjusted R Square memiliki fluaktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada model (Ghozali, 2013).

Pengumpulan data dalam penelitian ini telah dilakukan dengan tahapan yakni dengan menyebarkan 128 kuesioner kepada responden yang berada di OPD Pemerintah Kota Medan sebanyak 64 OPD. Setiap OPD diberikan 2 (dua) kuesioner yaitu kepada PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan) dan Bendahara Pengeluaran. Berdasarkan waktu yang telah ditentukan kuesioner dikutip kembali dan total kuesioner yang kembali adalah 113 kuesioner yang dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Tabel Distribusi Kuisioner

No Keterangan Instansi Sebar Kembali

1 Badan 8 16 16

2 Bagian Sekretariat Daerah 10 20 19

3 Dinas 24 48 44

4 Kecamatan 21 42 34

5 RSUD 1 2 0

Jumlah 64 128 113

5.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai gambaran data meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, niali rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian. Berikut data statistik deskriptif yang telah diolah :

38

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std.

Deviation

Penerapan SAP 113 1 5 4,280857 0,691327

Pemanfaatan SIAKD 113 2 5 4,39115 0,553127

Peran dan fungsi internal audit

113 2 5 4,271386 0,672376

Kompetensi SDM 113 1 5 4,221239 0,701674

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

113 2 5 4,161062 0,814696

Kualitas laporan keuangan pemda

113 2 5 4,381335 0,513307

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 113 responden . Terdapat lima

variabel independen yaitu penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit , kompetensi SDM dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan satu variabel dependen yaitu ualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Variabel penerapan SAP memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,2. Nilai standar deviasi sebesar 0,69 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel penerapan SAP berada diantara 3,51 dan 4,89 dari nilai rata-rata.

3. Variabel pemanfaatan SIAKD memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,3. Nilai standar deviasi sebesar 0,55 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel Pemanfaatan SIAKD berada diantara 3,75 dan 4,85 dari nilai rata-rata.

4. Variabel peran dan fungsi internal audit memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,2. Nilai standar deviasi

sebesar 0,67 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel peran dan fungsi internal audit berada diantara 3,53 dan 4,87 dari nilai rata-rata.

5. Variabel kompetensi SDM memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,2. Nilai standar deviasi sebesar 0,70 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel kompetensi SDM berada diantara 3,5 dan 4,9 dari nilai rata-rata.

6. Variabel kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,1. Nilai standar deviasi sebesar 0,81 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berada diantara 3,29 dan 4,91 dari nilai rata-rata.

7. Variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan rata-rata pada nilai 4,3. Nilai standar deviasi sebesar 0,51 yang artinya ukuran penyebaran data pada variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah berada diantara 3,79 dan 4,81 dari nilai rata-rata.

5.2 Pengujian Kualitas Data

5.2.1 Uji Validitas berdasarkan Nilai Outer Loading dan Average Variance Extract (AVE)

Validitas konvergen merupakan bagian dari measurement model (model pengukuran) dalam SEM-PLS biasanya disebut sebagai outer model sedangkan dalam covariance-based SEM disebut confirmatory factor analysis (CFA) (Mahfud dan Ratmono, 2013:64). Terdapat dua kriteria untuk menilai apakah outer

40

model (model pengukuran) memenuhi syarat validitas konvergen untuk konstruk reflektif. Outer loading antara 0,40-0,70 harus tetap dipertimbangkan untuk dipertahankan (Mahfud dan Ratmono, 2013:66).

Indikator dengan loading di bawah 0,40 harus dihapus dari model. Namun untuk indikator dengan loading antara 0,40 dan 0,70 sebaiknya kita analisis dampak dari keputusan menghapus indikator tersebut pada average variance extracted (AVE) dan composite reliability. Kita dapat menghapus indikator dengan loading antara 0,40 dan 0,70 jika indikator tersebut dapat meningkatkan average variance extracted (AVE) dan composite reliability di atas batasannya (treshold) (Mahfud dan Ratmono, 2013:67).

Nilai batasan AVE adalah 0,50 dan composite reliability sebesar 0,7.

Pertimbangan lain dalam menghapus indikator adalah dampaknya pada validitas isi (content validity) konstruk. Indikator dengan loading yang kecil kadang tetap dipertahankan karena punya kontribusi pada validitas isi konstruk (Mahfud dan Ratmono, 2013:67).

Tabel 5.3 Pengujian Validitas berdasarkan Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Average

Variance Extracted (AVE)

Hasil Uji

Penerapan SAP 0.797 Valid

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah 0.756 Valid

Peran dan Fungsi Internal Audit 0.83 Valid

Kompetensi SDM 0.845 Valid

Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

0.854 Valid

Kualitas Laporan Kuangan Pemerintah Daerah 0.856 Valid

5.2.2 Evaluasi Nilai Alpha Cronbach dan Composite Reliability (Reliabilitas) Evaluasi reliabilitas dinilai berdasarkan alpha cronbach dan composite reliability. Tabel 5.4 menyajikan nilai alpha cronbach dan Tabel 5.5 menyajikan nilai composite reliability untuk masing-masing variabel laten. Nilai alpha cronbach yang disarankan adalah di atas 0,7. Sementara nilai batasan composite reliability di atas 0,7.

Tabel 5.4 Pengujian Reliabilitas berdasarkan Nilai Cronbach’s Alpha (CA)

Cronbach's

Alpha

Hasil Uji

Penerapan SAP 0.980 Reliabel

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah 0.917 Reliabel

Peran dan Fungsi Internal Audit 0.949 Reliabel

Kompetensi SDM 0.977 Reliabel

Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

0.916 Reliabel

Kualitas Laporan Kuangan Pemkot Medan 0.983 Reliabel Tabel 5.5 Pengujian Reliabilitas berdasarkan Nilai Composite Reliability (CR)

Composite

Reliability Hasil Uji

Penerapan SAP 0.982 Reliabel

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah 0.939 Reliabel

Peran dan Fungsi Internal Audit 0.961 Reliabel

Kompetensi SDM 0.98 Reliabel

Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

0.946 Reliabel

Kualitas Laporan Kuangan Pemkot Medan 0.985 Reliabel 5.3 Pengujian Hipotesis

5.3.1 Pengaruh Signifikansi (Inner Model)

Tabel 5.6 disajikan nilai koefisien jalur serta nilai P-Values untuk pengujian signifikansi antara variabel independen Penerapan SAP, Kompetensi SDM, pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD), Peran dan fungsi internal audit, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terhadap

42

Tabel 5.6 Pengujian Signifikansi dengan Pendekatan Bootstrapping

Original

Sample

P

Values Kesimpulan

Penerapan SAP -0.085 0.088 Penerapan SAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

0.852 0.000 SIAKD berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Peran dan Fungsi

Internal Audit

0.223 0.023 Peran dan fungsi Internal audit berpengaruh positif signifikan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah

Kompetensi SDM 0.059 0.172 Kompetensi SDM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Kepatuhan terhadap Peraturan

Perundang-undangan

-0.098 0.327 Kepatuhan peraturan perundang-undangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

5.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Hasil dari pengujian koefisien determinasi adalah bahwa nilai adjusted R square kualitas laporan keuangan pemda sebesar 0,863. Hal ini berarti bahwa variabel penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit, kompetensi SDM dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemda sebesar 86,3% sementara 13,7%

lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit, kompetensi

SDM, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan secara simultan dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Secara parsial variabel penerapan SAP dan kepatuhan peraturan perundang- berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, variabel kompetensi SDM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dan pemanfaatan SIAKD, Peran dan fungsi internal audit berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

5.4.1 Pengaruh Penerapan SAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Penerapan SAP berkaitan dalam hal penyajian laporan keuangan, pengakuan dan pengukuran, koreksi dan laporan keuangan konsolidasian. Pengguna akan menggunakan laporan keuangan dengan tujuan untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pengguna akan menggunakan laporan keuangan untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

SAP mengatur laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) untuk meningkatkan komparabilitas laporan keuangan pada anggaran, antar periode, atau antar entitas. Laporan keuangan tujuan umum adalah laporan keuangan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan umum sebagian besar pengguna laporan. Untuk mencapai tujuan laporan keuangan dibutuhkan standar yang dapat menetapkan pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan, panduan tentang struktur laporan keuangan dan persyaratan minimum dari isi laporan keuangan sehingga didapat laporan keuangan yang berkualitas.

44

Hasil pegujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan SAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kota Medan. Hal ini dapat terjadi karena kurang optimalnya pengimplementasian PP nomor 71 tahun 2010 tentang SAP serta kurang baiknya penyusunan struktur organisasi di masing-masing OPD pemerintah kota Medan.

Berdasarkan IHPS I BPK RI tahun 2018-2019 laporan pemerintah kota Medan menunjukkan bahwa masih ada akun yang disajikan tidak sesuai dengan SAP dan tidak terdapat cukup bukti dalam pelaporan. Akun aset, kewajiban jangka pendek, belanja operasi, belanja modal dan akun lainnya merupakan akun-akun yang setiap tahunnya memiliki masalah atas kecukupan bukti pelaporan dan ketidak sesuaian penyajian berdasarkan SAP.

Penyusunan laporan keuangan berbasis akrual yang harus disesuaikan dengan PP nomor 71 tahun 2010 tentang SAP masih belum dipahami oleh perangkat/pejabat OPD yang bertugas di pemerintah kota Medan. Padahal pemahaman atas pencatatan yang dilakukan sesuai dengan SAP sangat dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas. Pengakuan pendapatan dan

Penyusunan laporan keuangan berbasis akrual yang harus disesuaikan dengan PP nomor 71 tahun 2010 tentang SAP masih belum dipahami oleh perangkat/pejabat OPD yang bertugas di pemerintah kota Medan. Padahal pemahaman atas pencatatan yang dilakukan sesuai dengan SAP sangat dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas. Pengakuan pendapatan dan