BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
E. Interpretasi dan Pembahasan Hasil Penelitian
6. Pengaruh Kurs terhadap Return Saham Syari’ah dan Beta Saham
Berdasarkan hasil regresi pengaruh kurs terhadap return saham syari’ah menyimpulkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham syari’ah. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis (Ha11)
yang dibangun di awal, yaitu kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syari’ah. Besarnya pengaruh kurs terhadap return tersebut adalah sebesar -3,379. Dengan demikian dapat diartikan bahwa jika terjadi kenaikan kurs sebesar satu satuan, maka kenaikan tersebut akan menyebabkan penurunan return sebesar -3,379. Sedangkan jika terjadi penurunan kurs sebesar satu satuan, maka penurunan tersebut menyebabkan kenaikan return sebesar -3,379.
Berdasarkan hasil regresi pengaruh kurs terhadap beta saham syari’ah menyimpulkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap beta
saham syari’ah. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis (Ha12) yang
dibangun di awal, yaitu kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap beta saham. Besarnya pengaruh kurs terhadap beta tersebut adalah sebesar -3,272.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa jika terjadi kenaikan kurs sebesar satu satuan, maka kenaikan tersebut akan menyebabkan penurunan beta sebesar -3,272. Sedangkan jika terjadi penurunan kurs sebesar satu satuan, maka penurunan tersebut menyebabkan kenaikan beta sebesar -3,272.
Berdasarkan pola hubungan tersebut dapat dipahami bahwa kurs memiliki pengaruh yang negatif terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah jika tingkat kurs terjadi fluktuatif yang tinggi baik itu terjadi kenaikan maupun terjadi penurunan maka dapat memberikan efek negatif terhadap tingkat keuntungan (return) yang diperoleh. Sementara pola hubungan kurs dengan risiko (beta saham) memiliki pengaruh yang negatif. Artinya jika kurs terjadi fluktuatif yang tinggi baik itu terjadi kenaikan maupun terjadi penurunan maka risiko (beta saham) menjadi kecil atau tidak memiliki efek yang berarti pada perdagangan saham syari’ah.
Kenaikan kurs menyebabkan penurunan pada nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang luar negeri. Semakin tinggi kurs menyebabkan nilai tukar menjadi melemah dan turunnya kurs akan membuat nilai tukar menjadi menguat. Apabila kurs mata uang domestik mengalami penguatan, maka penguatan tersebut sebagai sinyal yang baik bagi investor sehingga akan mendorong keinginan investor untuk berinvestasi pada pasar modal yang menyebabkan naiknya harga saham perusahaan. Selanjutnya kenaikan harga saham perusahaan akan menyebabkan return saham meningkat.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika, dari sisi perusahaan menyebabkan biaya yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor akan mengalami kenaikan. Munculnya kenaikan biaya tersebut, berpengaruh pada penurunan laba perusahaan dikarenakan kenaikan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, belum tentu disertai dengan naiknya laba perusahaan. Demikian pula dengan penurunan laba yang menyebabkan penurunan tingkat return yang diperoleh investor, sehingga investor akan menangkap satu bentuk sinyal negatif dalam investasi. Munculnya sinyal negatif pada pandangan investor, berpengaruh pada harga saham, karena penurunan return yang ditawarkan dalam investasi. Fluktuasi yang muncul tersebut menyebabkan turunnya minat investor untuk melakukan pembelian terhadap saham yang tentunya berakibat pada berkurangnnya tingkat keuntungan investor.
Fluktuasi kurs nilai tukar mata uang biasanya disebabkan oleh gejolak aktual moneter sebagaimana juga halnya dengan ekspektasi pasar terhadap gejolak moneter yang disebabkan oleh perubahan dalam pertumbuhan produk domestik bruto (PDB/GDP), inflasi, suku bunga, rancangan anggaran dan defisit perdagangan atau surplus perdagangan, penabungan dan akuisisi dan
kondisi ekonomi makro lainnya.15
Perusahaan yang aktif di perdagangan internasional akan diuntungkan jika mata uang domestik terdepresiasi, karena penerimaan dalam mata uang
15 Wikipedia Indonesia Encyclopedia, “Bursa Valuta Asing,”
domestik akan meningkat sebagai akibat lebih berharganya mata uang asing dan jumlah penjualan (ekspor) yang meningkat karena harga produk lebih
kompetitif di mata konsumen luar negeri.16
Penelitian yang dilakukan Desak Putu Suciwati dan Mas’ud Machfoed yang dikutip Sumiarsih menyimpulkan bahwa pada periode setelah krisis ekonomi (setelah 1997) arah hubungan antara nilai kurs dan return saham berkorelasi negatif signifikan. Hal ini sesuai dengan kondisi di Indonesia, bahwa setelah tahun 1997 terjadi depresiasi rupiah yang tinggi terhadap sejumlah mata uang asing terutama terhadap dolar Amerika, sehingga
hubungan antara nilai tukar dengan return perusahaan cenderung negatif.17
Pengaruh kurs dengan risiko (beta saham) memiliki pengaruh yang berlawanan. Artinya jika kurs terjadi fluktuatif yang tinggi baik itu terjadi apresiasi maupun terjadi depresiasi maka risiko (beta saham) menjadi kecil atau tidak memiliki efek yang berarti. Hal ini terjadi karena investor ada kemungkinan selama periode pengamatan penelitian ini, tidak terlalu memikirkan tingkat fluktuatif nilai kurs yang berubah-ubah setiap waktu karena perubahan nilai kurs antara rupiah dan nilai dolar pada periode penelitian ini mengalami perubahan yang tidak jauh atau dapat dikatakan bahwa perubahan nilai kurs cukup stabil.
16 Zainal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, hlm. 156.
17
Titi Sumiharsih “Pengaruh Variabel Fundamental, Indikator Makro Ekonomi dan Risiko Sistematis Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan yang Listing di Jakarta
Islamic Index Tahun 2004-2006.” Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
114
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis regresi p a d a u j i F menunjukkan bahwa variabel-
variabel karakteristik perusahaan dan ekonomi makro berpengaruh terhadap return saham maupun terhadap beta saham syari’ah.
2. Berdasarkan hasil pengujian dapat dipahami bahwa TAT memiliki pengaruh
yang negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah berapa pun jumlah TAT tidak akan mempengaruhi besarnya tingkat pengembalian (return) yang diperoleh oleh perusahaan dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis
(Ha1) yang dibangun di awal tidak diterima. Sementara pola hubungan TAT
dengan beta saham syari’ah memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan. Artinya jika jumlah TAT mengalami kenaikan maka akan menurun tingkat risiko (beta saham syari’ah), sebaliknya jika jumlah TAT mengalami penurunan maka akan meningkatkan tingkat risiko (beta saham syari’ah)
dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis (Ha2) yang dibangun di
awal diterima.
3. Berdasarkan hasil pengujian dapat dipahami bahwa ROA memiliki pengaruh
yang negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah berapa pun jumlah
ROA tidak akan mempengaruhi besarnya tingkat pengembalian (return) yang diperoleh oleh perusahaan dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis
(Ha3) yang dibangun di awal tidak diterima. Sementara pola hubungan ROA
dengan beta saham syari’ah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya jika jumlah ROA mengalami kenaikan maka akan meningkatkan tingkat risiko (beta saham syari’ah), sebaliknya jika jumlah ROA mengalami penurunan maka akan menurunkan tingkat risiko (beta saham syari’ah) dalam
perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis (Ha4) yang dibangun di awal tidak
diterima.
4. Berdasarkan hasil pengujian dapat dipahami bahwa DPR tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah) maupun terhadap risiko (beta saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah perusahaan yang membagikan dividen kepada pemegang saham maka tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat keuntungan (return saham syari’ah) maupun risiko (beta saham syari’ah) yang diperoleh dalam perdagangan
saham syari’ah. Jadi hipotesis (Ha5 dan Ha6) yang dibangun di awal tidak
diterima.
5. Berdasarkan hasil uji parsial dapat dipahami bahwa PBV memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah jika jumlah PBV mengalami kenaikan maka akan meningkatkan tingkat return saham perusahaan, sebaliknya jika jumlah PBV mengalami penurunan maka akan menurunkan tingkat return saham perusahaan dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi
hipotesis (Ha7) yang dibangun di awal tidak diterima. Sementara pola hubungan PBV dengan beta saham syari’ah memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan. Artinya berapa pun jumlah PBV selama periode pengamatan tidak mempengaruhi besarnya tingkat risiko (beta saham syari’ah) yang diperoleh oleh perusahaan dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis
(Ha8) yang dibangun di awal tidak diterima.
6. Berdasarkan hasil uji parsial dapat dipahami bahwa inflasi tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengembalian saham (return) dan risiko saham (beta). Hubungan yang terjadi adalah jika tingkat laju inflasi berubah baik itu terjadi kenaikan maupun terjadi penurunan maka tidak memberikan efek terhadap tingkat keuntungan (return saham) maupun risiko (beta saham) yang
diperoleh dalam perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis (Ha9 dan Ha10)
yang dibangun di awal tidak diterima.
7. Berdasarkan hasil uji parsial dapat dipahami bahwa kurs memiliki pengaruh
yang negatif terhadap tingkat pengembalian saham (return saham syari’ah). Hubungan yang terjadi adalah jika tingkat kurs terjadi fluktuatif yang tinggi baik itu terjadi kenaikan maupun terjadi penurunan maka dapat memberikan efek negatif terhadap tingkat keuntungan (return) yang diperoleh. Jadi
hipotesis (Ha11) yang dibangun di awal diterima. Sementara pola hubungan
kurs dengan risiko (beta saham) memiliki pengaruh yang negatif. Artinya jika kurs terjadi fluktuatif yang tinggi baik itu terjadi kenaikan maupun terjadi penurunan maka risiko (beta saham) menjadi kecil atau tidak memiliki efek
yang berarti pada perdagangan saham syari’ah. Jadi hipotesis (Ha12) yang dibangun di awal tidak diterima.
B. Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi investor dan
analis pasar modal agar mampu mengoptimalkan informasi yang berkaitan dengan investasi pada pasar saham syari’ah.
2. Perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini tergolong masih sedikit
yaitu hanya delapan perusahaan karena perusahaan yang dipilih hanya perusahaan yang konsisten di Jakarta Islami Index (JII) dari 2004-2008. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel perusahaan yang akan diteliti dan memperpanjang waktu penelitian agar hasil yang didapat lebih akurat dan bervariasi.
3. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan menggunakan variabel-variabel
industri seperti jenis industri, ukuran industri dan kosentrasi industri serta menambah dan mengurangi variabel-variabel karakteristik perusahaan, seperti rasio likuiditas, rasio leverage, serta variabel-variabel ekonomi makro seperti harga minyak dunia, tingkat kemiskinan, jumlah pengangguran, Produk Domestik Bruto (PDB), suku bunga dan lainnya.
4. Bagi penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengujian variabel-variabel
ekonomi makro, industri dan karakteristik perusahaan dengan return dan beta saham non syari’ah serta menguji perbedaan antara return dan beta saham syari’ah dengan return dan beta saham non syari’ah.
118 Akuntansi
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi VIII, Yogyakarta: BPFE, 2004. Munawir, Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi I, Yogyakarta: BPFE,
2002.
Analisis Laporan Keuangan
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, Edisi III, Yogyakarta: STIM YKPN, 2007.
Ekonomi dan Ekonomi Islam
Boediono, Ekonomi Moneter, Edisi III, Yogyakarta: BPFE, 2001.
Ghafur, Muhammad Wibowo, Ekonomi Moneter: Tinjauan Ekonomi
Konvensional dan Islam, Yogyakarta: Biruni Press, 2007.
Herlambang, Tedy, dkk, Ekonomi Makro: Teori, Analisis, dan Kebijakan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Karim, Adiwarman Aswar, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Cetakan I, Jakarta: Gema Insani, 2001.
- - - -, Ekonomi Makro Islami, Edisi I, Jakarta: Raja Grafindo, 2007. Nopirin, Ekonomi Makro, Buku II, Edisi I, Yogyakarta: BPFE, 2000.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2005.
Syafe’i, Rahmat, Fiqih Muamalah, Cetakan III, Bandung: Pustaka Setia, 2006. Jurnal dan Skripsi
Anastasia, Njo, dkk, “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume. 5, No. 2, November 2003.
Auliyah, Robiyatul dan Ardi Hamzah, “Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri, dan Makro Ekonomi Terhadap Return dan Beta Saham Syari’ah,” Simposium Nasional Akuntansi IX, Agustus 2006.
Hamzah, Ardi, “Analisa Ekonomi Makro, Industri dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Beta Saham Syari’ah”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, September 2005.
- - - -, “Analisa Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi Terhadap Return Saham Syari’ah dan Non Syari’ah,” International Seminar and Symposium, UNAIR, Surabaya, Agustus 2008.
Hasibuan, Abdul Naser, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia,” Tesis: Universitas Sumatra Utara (2009).
Setianto, Agus, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Return On Equity dan Price To Book Value Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan- Perusahaan Di Jakarta Islamic Index Periode 2005-2007,” Skripsi: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga (2009).
Sumiarsih, Titi, “Pengaruh Variabel Fundamental, Indikator Makro Ekonomi dan Risiko Sistematis Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2006.” Skripsi: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga (2008),
Syafitri, Dian, “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII),” Skripsi: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga (2008).
Ulupui, I G. K. A., “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek
Jakarta (BEJ),”
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%20g%20k%20a%20ulupui%281%29.p df, akses 9 Februari 2010.
Wira, Varietmi, “Analisa Karakteristik Perusahaan Terhadap Return dan Beta Perusahaan Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Jakarta,” http://fekon.unand.ac.id/icbe/images/Paper/Analisa_Karakteristik_Perusah aan_Terhadap_Return_Dan_Beta_Perusahaan_Makanan_Dan_Minuman_ Di_Bursa_Efek_Jakarta.pdf, akses 30 Mei 2010.
Zubaidah, Siti, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Nilai Kurs Terhadap Beta Saham Syari’ah Pada Perusahaan yang Terdaftar Di
http://www.snapdrive.net/files/611632/Beta%20JII.pdf, akses 2 September 2009.
Manajemen Keuangan dan Pasar Modal
Ahmad, Kamaruddin, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Arifin, Zainal, Teori Keuangan dan Pasar Modal, Edisi I, Yogyakarta: EKONISIA, 2005.
Hartono, Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi V, Yogyakarta: BPFE, 2008.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi IV, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004.
Husnan, Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi III, Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2001.
- - - -, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Edisi IV, Yogyakarta: BPFE, 2008.
Lako, Andreas, Laporan Keuangan dan Konflik Kepentingan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Amara Books, 2007.
Madura, Jeff, Manajemen Keuangan Internasional, alih bahasa Emil Salim, Jilid 1, Edisi 4, Jakarta: Erlangga, 2000.
Sartono, Agus, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi IV, Yogyakarta: BPFE, 2001.
Syamsudin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Metodologi Penelitian
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, Semarang: Undip, 2006.
Hadi, Syamsul, Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Keuangan, Edisi I, Yogyakarta: EKONOSIA, 2006.
Internet / Website
“Analisis Fundamental,” http://bursa-investasi.tripod.com/id14.html, akses 23 Oktober 2007.
Bank Indonesia, http://www.bi.go.id/web/
Bukhari, “Tantangan Investasi Syari’ah di Pasar Modal,”
http://bukhariibra.wordpress.com/makalah-kita/tantangan-investasi- syari’ah-di-pasar-modal, akses 23 September 2009.
Dev Group on Research dan Until, “Price to Book Value,”
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/entry/price_to_book_value, akses 2 Agustus 2010.
Wikipedia Indonesia Encyclopedia, “Bursa Valuta Asing,”
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_valuta_asing, akses 2 September 2009. Lain-Lain
Indra Darmawan, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, Cetakan I, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006.
JSX, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Yogyakarta: Bursa Efek Universitas Islam Indonesia.
I 1 2 3 4 17 17 19 20 9 10 13 15
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
II
2 BUMI PT. Bumi Resources Tbk.
3 INCO PT. International Nickel Indonesia Tbk.
4 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
5 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
6 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
7 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
8 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
1. PT. Aneka Tambang (ANTM)
PT. Aneka Tambang didirikan di Republik Indonesia pada 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22, tahun 1968, dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang”, dan diumumkan dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, 5 Juli 1968. Pada 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26, tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang”. Perusahaan yang beralamat di Jl. Letjen TB Simatupang No.1. Ruang lingkup kegiatannya adalah di bidang pertambangan berbagai jenis galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut.
2. PT. Bumi Resources (BUMI)
PT. Bumi Resources didirikan pada 26 Juni 1973. Kantor pusat perusahaan beralamat di Gedung Wisma Bakrie lantai 7, Jl. HR Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta. Perusahaan ini mempunyai ruang lingkup kegiatan yang meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk penjualan dan pertambangan batubara) dan eksplorasi minyak.
3. PT. International (INCO)
PT. Inco didirikan pada Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Vale Inco Limited dan menandatangi kontrak karya dengan pemerintah Indonesia pada 27 Juli 1968. Perusahaan Inco ini memproduksi nikel dalam matte dari bijih laterit. Perusahaan ini berkantor pusat di Plaza Bapindo - Citibank Tower, lantai 22, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta.
III
Surat Keputusan No. C2-2876HT.01.01Th.1985 pada 17 Mei 1984 dan diumumkan dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia, No. 946, Tambahan No. 57, pada 17 Mei 1985. Anggaran Dasar Perusahaaan telah mengalami perubahan, perubahan terakhir dengan Akta Notaris Amrul Portom Pohan, SH., No. 57, pada 5 Juli 2006 mengenai: perubahan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi perusahaan yang telah didaftarkan di Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada 24 Juli 2006.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup perusahaan antara lain pabrik semen, bahan bangunan, kontruksi dan perdagangan. Saat ini perusahaan bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai inti usaha) dan beton siap pakai. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma Indocement lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav 70, Jakarta. Pabriknya berlokasi di Citeurep, Cirebon, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.
5. PT. Kalbe Farma (KLBF)
PT Kalbe Farma Tbk. (perusahaan ) didirikan di Indonesia dalam kerangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) No.6 Tahun 1968 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.11. tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Raden Imam Soeselo Prawirokusumo No. 3, pada 10 September 1966. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/72. Pada 12 September 1967 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Acara Negara Republik Indonesia No. 102, pada 22 Desember 1967. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dengan Akta Notaris DR. Irawan Soerodjo, SH., No. 74, pada 29 November 2005, mengenai peningkatan modal yang ditempatkan dan disebutkan modal perusahaan sebesar 2.034.414.422 lembar saham dengan nilai nominal Rp.50 per saham, sehubungan dengan itu transaksi penggabungan usaha dijelaskan dalam catatan 3. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-32928 HT.01.04.TH.2005. Pada 12 Desember 2005 dan telah diumumkan dalam Pengumuman Perusahaan pada 12 Desember 2005.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, PT. Kalbe Farma Tbk. mempunyai ruang lingkup usaha antara lain usaha dalam industri dan distribusi produk farmasi (obat-obatan bagi manusia dan hewan). Saat ini PT Kalbe Farma
IV 6. PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk didirikan pada 2 Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan akta notaris Mohammad Ali No. 1, yang telah diubah dengan akta notaris No. 5, pada 6 Maret 1984 dan No. 51, pada 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7553-HT.01.04.TH.85. Pada 28 November 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 33. Tambahan No. 550, pada 25 April 1986. Saat ini perusahaan berkedudukan Jl. Perigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan. Perusahaan bergerak di bidang industri tambang batubara meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan, perdagangan hasil olahan. 7. PT. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Perusahaan) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7, pada 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No. 52, pada 3 April 1884. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi serta informatika, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. PT. Unilever Indonesia (UNVR)
PT. Unilever IndonesiaTbk. (perseroan) didirikan pada 5 Desember 1933.
Kegiatan utama perseroan meliputi bidang pembuatan, pemasaran, dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi: sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh, dan produk kosmetik. Kantor perseroan berlokasi di Jl.Gatot Subroto Kav-15, Jakarta. Sedangkan perseroan memiliki pabrik yang berlokasi di Jl. Kawasan Jababeka 9 Blok D,