BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
3. Pengaruh Lingkungan Masyarakat terhadap Pendidikan Anak
Lingkungan masyarakat Kampung Pajeksan memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak. Pengaruh ini muncul dari nilai-nilai dan perilaku masyarakat yang tinggal di Kampung Pajeksan. Hasil pengamatan dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa di Kampung Pajeksan masih terdapat nilai-nilai negatif, seperti diungkapkan oleh Bapak S.
“Banyak nilai negatif di sini, meskipun sudah jauh berkurang. Kampung Pajeksan masih dikenal sebagai salah satu kampung pembuat lapen/miras oplosan di Jogja, hal ini juga diketahui oleh anak-anak di sini. Juga adanya kumpulan-kumpulan kegiatan yang tidak mendukung perkembangan pribadi anak, ironisnya kegiatan itu juga diikuti oleh anak-anak.” (Wawancara 11/05/2016)
Pernyataan Bapak S ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan Ibu RN.
“Kalau anak-anak muda ngumpulnya malem biasanya sambil minum. Sini kan dulu terkenal bikin lapen itu lho, mbak. Sekarang udah jarang tapi ya masih ada.” (Wawancara 26/05/2016)
Adanya nlai-nilai negatif di Kampung Pajeksan terlihat ketika peneliti melakukan pengematan. Peneliti sering menemukan orang dewasa yang merokok di depan anak-anak bahkan sekali waktu peneliti menemukan anak-anak yang nongkrong sambil merokok ketika jam sekolah. Nilai-nilai
negatif tersebut juga terlihat dari perilaku anak-anak yang sering mengucapkan kata-kata kasar.
Nilai-nilai positif juga ditemukan peneliti di lingkungan Kampung Pajeksan seperti nilai gotong-royong dan kekeluargaan namun penanaman nilai-nilai positif ini tidak terlalu dominan seperti dingkapkan Ibu RN
“Gotong royong, mbak, tapi itu juga kalau pas ada acara-acara kampung saja” (Wawancara 26/05/2016)
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Ibu RD
“Sedikit sekali, mbak, yang paling menonjol menurut saya itu nilai kekeluargaan tapi itu juga sepertinya cuma di lingkungan tertentu tidak semuanya.” (Wawancara 04/06/2016)
Pernyataan Ibu RN dan Ibu RD sejalan dengan hasil pengamatan peneliti di lingkungan Kampung Pajeksan. Ketika Kampung Pajeksan hendak menerima kunjungan dari Dinas Pariwisata, hanya sebagian warga mengikuti kerja bakti membersihkan dan menghias kampung.
Penanaman nilai-nilai positif di Kampung Pajeksan lebih banyak dilakukan di dalam keluarga. Hal ini seperti diungkapkan oleh Bapak S
“Yang ada di masyarakat jarang ada, mbak. Penanaman nilai-nilai seperti itu lebih banyak di keluarga masing-masing, seperti nilai-nilai moral dalam pergaulan sama teman atau lingkungan” (Wawancara 11/05/2016)
Nilai-nilai positif seperti nilai moral di dalam masyarakat Kampung Pajeksan ditanamkan langsung oleh orangtua kepada anak namun usaha orangtua menanamkan nilai-nilai positif kurang mendapat dukungan dari lingkungan. Kondisi ini terlihat dari masih banyaknya nilai-nilai negatif di
dalam masyarakat yang tidak sejalan dengan nilai-nilai positif yang ditanamkan oleh orangtua di rumah.
b. Pengaruh nilai-nilai dalam lingkungan masyarakat terhadap pendidikan anak
Nilai-nilai dalam masyarakat Kampung Pajeksan mempengaruhi pendidikan anak baik pendidikan formal dan pendidikan anak di dalam keluarga Kampung Pajeksan. Pengaruh nilai-nilai positif terhadap masyarakat di Kampung Pajeksan terlihat dari perilaku masyarakat yang gemar berkumpul terutama pada sore hari. Peneliti sering menemukan warga kampung yang berkumpul dan anak-anak yang bermain setiap sore hari.
Nilai-nilai negatif di Kampung Pajeksan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pendidikan anak. Pengaruh nilai-nilai negatif terhadap pendidikan formal terlihat dari latar belakang anak-anak di Kampung Pajeksan yang sudah tidak bersekolah. Sebagian anak-anak yang tidak bersekolah karena pengaruh dari teman bermainnya. Pengaruh nilai-nilai negatif terhadap pendidikan anak di dalam keluarga Kampung Pajeksan terlihat dari cara orangtua mendidik anak maupun terhadap pribadi anak.
Nilai-nilai negatif di Kampung Pajeksan sudah sejak lama ada di Kampung Pajeksan dan melekat pada kehidupan masyarakat sehingga nilai- nilai negatif tersebut dianggap sebagai hal yang biasa termasuk oleh anak- anak. Anak-anak yang cenderung mengikuti apa yang dia lihat kemudian
ikut-ikut melakukan tindakan-tindakan negatif tersebut dan tidak diingatkan oleh orangtuanya.
Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi perkembangan kepribadian anak-anak di Kampung Pajeksan. Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan anak-anak usia SD yang sudah merokok dan dibiarkan saja oleh orang dewasa di dekatnya. Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu RD, yaitu
“Di sini anak-anak kelas 1 SD, kelas 2 SD udah bisa ngerokok. Kan gak pantas, mbak. Perkataannya juga, kayak menyebutkan kata-kata kasar. Jangan sampai lah, kita orang gak punya, anak salah didik.” (Wawancara 11/06/2016)
Orangtua di Kampung Pajeksan yang peduli terhadap pendidikan anaknya berusaha sebisa mungkin agar anak-anaknya tidak terpengaruh nilai-nilai negatif di dalam masyarakat Kampung Pajeksan. Bentuk usaha orangtua untuk menghindarkan anak-anaknya dari pengaruh nilai-nilai negatif di Kampung Pajeksan adalah dengan menanamkan nilai-nilai moral dan membekali anak-anaknya dengan ajaran-ajaran agama, serta memberikan anak-anaknya kegiatan di luar Kampung Pajeksan agar anak lebih memahami dan membedakan nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif di dalam masyarakat yang lebih luas seerti diungkapkan oleh Ibu NP
“Anak saya saya ikutin ekstra di sekolah, mbak, biar ada kegiatan yang bermanfaat. Saya ajarin ngaji, biar ada bekal ilmu agama yang cukup. Kalau main juga tidak saya bolehin main jauh-jauh.” (Wawancara 11/06/2016)
Orangtua juga menanamkan kepada anak agar hati-hati dalam memilih teman dan pergaulan seperti yang dilakukan Ibu RN
“Saya kasih tau aja, mbak. Kalau milih teman hati-hati, jangan sampai kena yang gitu-gitu.” (Wawancara 26/05/2016)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu RD
“Saya nasihatin bener-bener, mbak. Kalau main saya arahkan ke sekitar rumah saja, jangan jauh-jauh.” (Wawancara 04/06/2016) Sebagian warga Kampung Pajeksan yang memiliki kepedulian terhadap penanaman nilai-nilai positif muali merintis kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-nilai positif seperti BKR (Balai Kegiatan Remaja) dan PAUD seperti diungkapkan Bapak S
“Pemuda di sini juga mulai merintis BKR biar anak-anak muda ada kegiatan, kalau kumpul-kumpul kegiatannya positif. Dulu di daerah sini ada tempat buat ngumpul itu, sekarang udah dibangun jadi balai fasum. Ada juga PAUD, tapi belum maksimal soalnya kegiatannya cuma seminggu sekali.” (Wawancara 11/05/2016)
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk usaha warga Kampung Pajeksan untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada masyarakat serta menyediakan wadah bagi warga agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan negatif.