• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Pengaruh Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik Organik

melaksanakan penyuluhan pertanian dalam mengembangkan perhatian, mengembangkan perhatian ini merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pengetahuan petani (Dudung, 2001).

5.4. Pengaruh Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik

Penyuluhan pertanian memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, selain meningkatkan pengetahuan penyuluhan pertanian, diharapkan membangun minat dan kesadaran bagi peserta penyuluhan. Minat bertani organik diukur setelah dilakukan penyuluhan pertanian organik.

Hasil skor minat berdasarkan kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10. Kelompok demonstrasi yaitu 49, dan skor terendah kelompok presentasi memperoleh skor 48. Skor tertinggi pada minat responden, kelompok demonstrasi sebesar 74 dan skor 75 untuk kelompok presentasi.

66 Tabel. 10. Skor Minat Bertani Organik

Nomor Responden Skor Demonstrasi Presentasi 1 49 63 2 59 56 3 55 61 4 52 62 5 61 59 6 69 63 7 59 67 8 54 60 9 50 54 10 59 52 11 73 54 12 55 65 13 69 61 14 64 75 15 57 66 16 56 48 17 49 64 18 65 68 19 59 63 20 54 58 21 64 62 22 62 66 23 74 66 Rata-Rata 59,5 61,4 Terendah 49 48 Tertinggi 74 75 Total 1368 1413

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Tabel 10 menunjukkan skor minat responden berdasarkan kelompok perlakuan berbeda. Lembar kuesioner minat yang diisi oleh responden diketahui. skor rata-rata tertinggi sebesar 61,4 diperoleh kelompok perlakuan presentasi lalu diikuti oleh demonstrasi sebesar 59,5. Kelompok presentasi memiliki rata-rata

67 minat lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok demonstrasi, hal ini menunjukan bahwa kelompok presentasi memiliki keinginan, ketertarikan, dan keyakinan mengenai minat bertani organik.

Pengamatan penulis di lapangan, lebih rendahnya kelompok demonstrasi dan presentasi, disebabkan kelompok metode demonstrasi ketika dilakukan penyuluhan sebagian peserta penyuluhan merasa jijik ketika membuat pestisida organik, dan pupuk organik, hal ini menyebabkan rendahnya minat bertani pada kelompok demonstrasi.

Ketertarikan ini berupa semangat yang tinggi dalam mengikuti penyuluhan organik mulai dari belajar menanam sawi, membuat pupuk organik dan pestisida organik, keinginan yang tinggi berupa ingin mengikuti penyuluhan pertanian organik jika diadakan kembali dan ingin menyebarkan informasi mengenai pertanian organik kepada teman dan saudara. Siswa pada kelompok perlakuan presentasi ini memiliki keyakinan pertanian organik sangat baik bagi dirinya, lingkungan dan makhluk hidup lainnya tanpa mencemarkan lingkungan dan merusak lingkungan hidup.

Pertanian organik adalah suatu hal yang baru bagi siswa, ketertarikan siswa terhadapan hal yang baru terkadang tinggi, ketertarikan ini akan menimbulkan minat siswa dalam bertani organik. Mengetahui pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap minat bertani siswa, maka dapat dilihat pada tabel 11.

68 Tabel. 11 Analisis Ragam Minat Siswa Bertani Organik

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah

F Hitung F Tabel Sig.

Perlakuan 417,4 2 208,7 4,2 3,13 0,249

Galat

Percobaan 3259,1 66 49,3

Total 3676,5 68

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Mengetahui pengaruh metode penyuluhan pertanian organik terhadap minat bertani organik, harus membandingkan F hitung dan F tabel. F tabel dengan dengan 69 sampel dan 3 perlakuan. Mencari F tabel perlu ditentukan derajat bebas pembilang dan derajat penyebut. Derajat bebas penyebut dicari dengan jumlah perlakuan dikurangi satu (k-1). Maka jumlah derajat bebas pembilang adalah sebesar dua (3-1 = 2). Mencari derajat penyebut ialah jumlah sampel dikurangi dengan jumlah perlakuan hasilnya adalah 69 (69-3=66). Dengan melihat f tabel dengan derajat bebas pembilang dua dan derajat penyebut enam puluh enam maka f tabel adalah 3,13.

F hitung yang terdapat pada tabel 11 ialah sebesar 4,227, maka jika dibandingkan dengan F tabel. 4,227 > 3,13, artinya metode penyuluhan pertanian organik memiliki pengaruh yang berbeda terhadap minat bertani organik. adanya pengaruh yang berbeda, menunjukan diantara kelompok demonstrasi dan kelompok presentasi dan kelompok kontrol, terdapat pengaruh yang berbeda dan signifikan dalam membangun minat bertani organik. Maka pada hipotesis keempat, H0 ditolak, dan H1 diterima, atau metode penyuluhan pertanian organik memilih pengaruh yang berbeda terhadap minat bertani organik.

69 Tabel. 12 Uji T Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Tabel 12 menunjukan hasil uji dua sampel dengan melihat kedua rata-rata sampel, dalam uji t membandingkan rata-rata skor minat demonstrasi dan presentasi, hasil t hitung yang didapatkan pada asumsi kedua varians tidak sama adalah sebesar -1,005 dengan probabilitas sebesar 0,320. Penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka 0,32/2 = 0,1605. Karena 0,1605 > 0,025 maka hipotesis kelima H0 diterima dan H1 ditolak. Maka rata-rata demonstrasi dan presentasi adalah sama dalam minat bertani organik..

Hasil uji F jika dilanjutkan dengan menggunakan uji tukey dengan melihat hasil rata-rata statistika, maka hasil yang didapatkan adalah kedua metode tidak berbeda signifikan, hasil uji t menunjukan hasil yang sama, tidak ada perbedaan secara signifikan antara metode demonstrasi dan presentasi.

Rata-rata antara dua populasi metode demonstrasi dan presentasi terhadap terhadap minat bertani organik, menunjukan pemilihan metode sesuai dalam mengembangkan minat bertani organik (Dudung, 2001), metode demonstrasi dan metode presentasi terbukti dalam membangun minat bertani organik, kedua metode menunjukan bahwa siswa merasakan pertanian organik berguna bagi dirinya. Metode F T hitung T tabel Derajat Bebas Sign. 2 Arah Asumsi kedua varians

sama

Asumsi kedua varians tidak sama

1.112 -1,005 1,71387 44 0,320

70 5.5. Hubungan Peningkatan Pengetahuan Terhadap Minat Bertani Organik

Pada dasarnya tujuan penyuluhan pertanian ialah memberikan pengetahuan bagi sasaran penyuluhan, setelah adanya pengetahuan diharapkan timbulnya minat, dan keputusan yang diambil untuk menerapkannya dalam kehidupan bertani. Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik, maka dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Hasil Korelasi Produk Momen

Korelasi Minat Pengetahuan

Minat 1 0,936

Pengetahuan 0,936 1

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Angka koefisien korelasi pada tabel diatas adalah sebesar 0,936, menunjukan hasil ini memiliki tingkat korelasi yang tinggi pada peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik, maka dapat dikatakan semakin tinggi peningkatan pengetahuan pertanian organik siswa, maka semakin tinggi minat bertani organik. Hipotesis keenam penelitian ini dapat dinyatakan H1 diterima, H0 ditolak atau Peningkatan pengetahuan memiliki hubungan dengan minat bertani organik.

Hasil penelitian adanya korelasi peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik, sesuai dengan Dudung (2001) salah satu dalam memilih metode penyuluhan perlu menggunakan metode untuk mengembangkan perhatian dengan tujuan meningkatkan pengetahuan petani, dan menggunakan metode untuk mengembangkan minat bertani organik.

71 BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis dan pembahasan pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

a) Pengetahuan siswa SMP Islam Al-Falaah tentang pertanian organik memiliki kesamaan dengan ditunjukan pengukuran homogenitas responden sebelum diadakan pengenalan pertanian organik.

b) Adanya peningkatan pengetahuan siswa SMP Islam Al-Falaah setelah diadakan penyuluhan pertanian organik pada kelompok presentasi dan demonstrasi dengan skor rata-rata tertinggi adalah kelompok demonstrasi. c) Metode demonstrasi dan presentasi memiliki pengaruh yang sama

terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik. Metode demonstrasi dan presentasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan pertanian organik. d) Metode demonstrasi dan presentasi memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap minat bertani organik, tetapi tidak berbeda secara signifikan. e) Adanya korelasi yang tinggi antara peningkatan pengetahuan dan minat

72 1.2. Saran

a) Kepada mahasiswa, dan peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan metode lainnya dalam memberikan pengenalan pada siswa SMP.

b) Saran kepada SMP Islam Al-Falaah untuk menambahkan materi lingkungan berupa pertanian organik di kurikulum pendidikan sekolah, agar siswa dapat mengetahui lebih banyak pertanian organik, dan membangun minat bertani organik agar diterapkan dilingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar.

73 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Tajul, 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Abdul Majid, Dudung, 2008. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Yayasan Pengembangan Sinar Tani.

Bahri, S.D., 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Elis, Omroad., & Jeanne, 2009. Psikologi Pendidikan Membentuk Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.

FAO, 2012. Crop Diversification For Suistainable Diets and Nutrition. Roma: FAO.

Gasperz., V., 1991. Metode Perancangan Percobaan. Bandung: ARMICO.

Gomez, Kwanchai., & Gomez, Arturo, 2010. Prosedur Statistis Untuk Penelitian Pertanian. Depok: Universitas Indonesia.

Hamzah, B., 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Halim, A., 2004. Auditing dan Sistem Informasi. Yogyakarta: UPP-YKPN.

Hexa, Hendrik, 2015. Efektivitas Penyuluhan Metode Sekolah Lapang Terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Anggrek Tanah (Terestrial) di Kota Tangerang Selatan [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan Teknologi.

Indriana, Dina, 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press.

Jafar, Hafsah, 2009. Penyuluhan Pertanian di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

74 Jafar, Moh., 2009. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Jalaluddin, 2014. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Depok: Rajagrafindo Persada.

Jujun, Suriasumantri, 2000. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.

Kartasapoetra, A. G., 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. (Bandung: Bimi Aksara.

Las & Fagi, 2006. Isu dan Pengelolaan Lingkungan dalam Revitalisasi Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian.

Leeuwis, Cess, 2009. Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Malia, Rosda. & Supartika, Leni, 2013. Pengaruh Penyuluhan Melalui Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Tingkat Pengetahuan Teknologi Sistem Tanam Legowo di Kelompok Tani Karya Mukti III Desa Sukakarya Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur, Fakultas Pertanian, UNSUR.

Menteri Pertanian No. 02/PertHK.060/2/2006 Pupuk Organik

Mualimin, 2013. Korelasi Motivasi Berprestasi dan Minat Berorganisasi Terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Biologi FMIIPA UNNES [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Nasution, Zulkarnaen., 1990. Prinsip-Prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, Jakarta.

75 Pratisto, Arif, 2009. Statistika Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Rasyid. A., 2012. Jurnal Metode Komunikasi Penyuluhan Pada Petani Sawah. Universitas Riau.

Saadah. 2009. Pengaruh Metode Penyuluhan dan Pengetahuan Tentang Lingkungan Terhadap Sikap Petani Pada Pertanian Organik. Universitas Hasanudin Makassar.

Salampessy. 2012. Efektivitas Metode Penyuluhan Dalam Peningkatan Pemahaman SUT Konservasi Petani (Kasus Kelurahan Gerem Kota Cilegon Provinsi Banten). Universitas Sultas Ageng Tirtayasa.

Santoso, Singgih, 2016. Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Simanungkalit, 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jakarta: BBSLP.

Sistem Pertanian Organik Nomor 64/Permentan/Ot. 140/5/ 2013

Slavin, E., 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks.

Soelaeman, Soeparwan., & Rahayu, 2014. Donor, Halaman Organik. (Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Soeryoko, Hery, 2011. Kiat Pintar Memproduksi Kompos dengan Pengurai Buatan Sendiri. Yogyakarta: ANDI.

Sofian, 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Suci, K, 2011. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani Dalam Adopsi Inovasi Teknologi Usaha Terpadu,. PSEKP.

Sudarmanto, 2013. Gunawan, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS Statistik 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.

76 Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.

Sutanto, 2001. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: KANISIUS.

Sudjana, H.D., 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.

Syamsu, Yusuf., & Nani, M., 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Grafindo Persada, 2011.

Tarya, D., Sudarmanto., & Samadi., 2001. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Yayasan Pengembangan Sinar Tani.

Tombe, Mesak & Sipayung, Hendra., 2010. Bertani Organik dengan Teknologi BioFOB. Yogyakarta: Lily Publisher.

Usman, Purnomo, 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Worthington, Virginia, 2001. Nutritional Quality of Organic Versus Conventional Fruits, Vegetables, and Grains. Mary Ann Liebert, Inc.

Van den Ban., & A.W. Hawkins, H.S., 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Yusnita, Titien, 2015. Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption Pada Buklet Pembuatan Pupuk Organik Cair Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Yusuf, H., 2004. Efektivitas Komunikasi Pemuka Pendapat dalam Penyelesaian Konflik Masyarakat di Maluku Utara [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjanan IPB, Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.

77 Lampiran 1 : Kuesioner Pretest

Dokumen terkait