• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN MINAT BERTANI ORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN PRESENTASI (Kasus di SMP Islam Al-Falaah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN MINAT BERTANI ORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN PRESENTASI (Kasus di SMP Islam Al-Falaah)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN MINAT BERTANI

ORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN

PRESENTASI

(Kasus di SMP Islam Al-Falaah)

Skripsi

Agus Muslim 1112092000057

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

(2)

ii

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN MINAT BERTANI

ORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN

PRESENTASI

(Kasus di SMP Islam Al-Falaah)

Agus Muslim 1112092000057

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agribisnis Pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Sains dan Teknologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

(3)
(4)

iv PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 24 Januari 2017

Agus Muslim NIM. 1112092000057

(5)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Agus Muslim

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal, Lahir : Lebak, 17 Agustus 1994

Agama : Islam

Alamat : Kp Malangnengah, Cijoro Pasir RT 002 RW 001 Rangkasbitung Lebak 42316

No. Hp : 0896 4650 5001

Email : agussmuslimm@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. 2012 – 2017 : Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 2009 – 2012 : SMKN 1 Rangkasbitung 3. 2006 – 2009 : SMPN 2 Rangkasbitung 4. 2000 – 2006 : SDN Cijoro Pasir 6 Pengalaman Organisasi 1. 2006 – 2009 : Pramuka SMPN 2 Rangkasbitung 2. 2009 – 2012 : Pramuka SMKN 1 RANGKASBITUNG 3. 2009 – 2012 : IKRAMA SMKN 1 RANGKASBITUNG 4. 2010 – 2011 : MPK SMKN 1 RANGKASBITUNG

(6)

vi 6. 2013 – 2014 : UKM PRAMUKA – Ketua Kelompok Kerja Penelitian dan

Pengembangan

7. 2014 – 2015 : UKM PRAMUKA – Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi

8. 2014 – 2015 : HMJ Agribisnis – Anggota Departemen LITBANG

Pengalaman Kerja

1. 2011 : Direktorat Pendidikan SMK, Kementerian Pendidikan Nasional

2. 2015 : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Banten 3. 2014 -2015 : Pembina Pramuka SMA Terpadu Al – Qudwah 3. 2016 : Guru SMP Islam Al – Falaah

4. 2016 – Sekarang : Guru SD Islam Al-Falaah

Prestasi

1. 2004 : Juara 3 Lomba Pidato Tingkat Kecamatan Rangkasbitung 2. 2004 : Juara 3 Lomba Matematika Tingkat Kabupaten Lebak 3. 2005 : Juara 2 Baca Tulis Quran Tingkat Kabupaten Lebak

4. 2008 : Juara 1 Lomba Tingkat Pramuka Kecamatan Rangkasbitung 5. 2011 : Juara 1 PBB Tingkat Kabupaten Lebak

(7)

vii RINGKASAN

Agus Muslim. Peningkatan Pengetahuan dan Minat Bertani Organik Melalui Metode Demonstrasi dan Presentasi (Kasus di SMP Islam Al-Falaah). Dibawah bimbingan Ujang Maman dan Iwan Aminudin.

Penelitian peningkatan pengetahuan dan minat bertani organi melalui metode demonstrasi dan presentasi, bertujuan untuk (1) Mengetahui pengetahuan awal tentang pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah (2) Mengetahui peningkatan pengetahuan organik siswa SMP Islam Al-Falaah setelah pelatihan pertanian organik (3) Menganalisis pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah (4) Menganalisis pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap minat bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah (5) Menganalisis hubungan peningkatan pengetahuan dengan minat bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016 di SMP Islam Al-Falaah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini bertujuan menjelaskan peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik melalui metode demonstrasi dan presentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Islam Al-Falaah. Responden dalam penelitian ini berjumlah 46 siswa kelas VII. Karakteristik sampel adalah homogen dan berdistribusi normal. Jenis data yang digunakan yaitu jenis data primer yang bersumber dari kuesioner.

Metode pengumpulan data secara kuesioner. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif, rancangan acak lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui/memprediksi adanya pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah, Uji T Sampel Berpasangan bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode demonstrasi dan presentasi, Korelasi Produk Momen untuk mengetahui korelasi hubungan peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa. Pengetahuan siswa SMP Islam Al-Falaah tentang pertanian organik memiliki kesamaan dengan ditunjukan pengukuran homogenitas responden sebelum diadakan pengenalan pertanian organik.

Adanya peningkatan pengetahuan siswa SMP Islam Al-Falaah setelah diadakan penyuluhan pertanian organik pada kelompok presentasi dan demonstrasi dengan skor rata-rata tertinggi adalah kelompok demonstrasi. Metode demonstrasi dan presentasi memiliki pengaruh yang sama terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik. Metode demonstrasi dan presentasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan. Metode demonstrasi dan presentasi memiliki pengaruh yang berbeda terhadap minat bertani organik, tetapi

(8)

viii tidak berbeda secara signifikan. Metode presentasi lebih efektif dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahauan dengan melihat skor rata-rata minat bertani organik. Adanya korelasi yang tinggi antara peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik.

(9)

ix KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Pengetahuan dan Minat Bertani Organik Melalui Metode Demonstrasi dan Presentasi (Kasus di SMP Islam Al-Falaah)”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agribisnis pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyelesaian sampai selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis dengan penuh rasa hormat mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan baik secara moril dan materil secara lansung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing satu dan dua Dr. Ujang Maman, M,Si dan Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si. terima kasih telah mencurahkan waktu, tenaga, support, nasihat serta memberikan ilmunya secara tulus demi terselesainya skripsi ini.

2 . Dosen Pembimbing akademik Ir. Siti Rochaeni, M.Si yang telah membimbing dan memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis selama perkuliahan.

(10)

x 3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Ir. Edmon Daris, M.S dan Dr. Iwan Aminuddin, M.Si terima kasih telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk menimba ilmu pengetahuan serta membantu penulis dalam proses akademis.

4. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan karya tulis ini sebagai skripsi.

5. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM. selaku Dosen Penguji Seminar Hasil Penelitian, terima kasih atas bimbingan dan arahannya kepada penulis. 6. Para dosen Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu,

pengetahuan, wawasan dan pengalamannya kepada penulis sehingga dapat terselesainya skripsi ini.

7. Yayasan Pendidikan Al-Falaah, khususnya SMP Islam Al-Falaah, terima kasih telah memberikan izin penelitian, ilmu pengetahuan, nasihat serta dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Kedua orang tua, ayahanda H . G e m b a n g dan Ibunda tercinta Hj. Inah atas segala d o a , kasih sayang, pengorbanan, nasihat, support, cinta serta dukungan baik s ecara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu baktiku dan wujud kasih sayangku. “Thanks Mom and Dad, Love You”

9. Kakak Penulis Drs. Muksin, M. Pd, Nurhasanah, S. Pd, Mulyati, S.Pd, Asep Mukmin, S. Pd, Ukis Muklis, S. E, Embat Sobatiah, S. Pd, Iman Mutaqin,

(11)

xi Ikhwan Martin, S. Pd, Yuni Mulyani, S. Pd, dan Siti Wahidah, S. Pd. dan Keluarga Besar H. Gembang Atas dukungan moral, doa, dan materi dalam menjalankan aktifitas kuliah.

10. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, terima kasih telah memberikan izin praktek kerja lapangan, ilmu pengetahuan, nasihat serta dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

11. Keluarga besar SD Islam Al-Falaah, terimakasih atas motivasi, pelajaran dan pengalaman hidup yang sangat berharga bagi penulis. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

12. Tim Penyuluhan Pertanian dan Pejuang Skripsi, Ardiyan, Wahyu, Yudi, Duding, dan Haris. terimakasih atas kekompakan, kebersamaan, dan dukungannya kepada penulis.

13. Para pejuang skripsi, keluarga besar Agribisnis 2012 yang telah membantu penulis selama perkuliahan. See you on top guys!

14. Keluarga besar UKM Racana Fatahillah- Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Keluarga LEMOT 2012. Kami ada karena semangat kami. Thank’s for my little family

15. Keluarga besar HMJ Agribisnis. Terima kasih atas ilmu dan pengalaman organisasinya.

16. Kepada keluarga besar KKN Jemari 2015 terima kasih atas ilmu, canda, tawa, support dan kekompakannya. Terima kasih atas pengertian yang luar biasa kepada penulis.

(12)

xii informasi mengenai perkuliahan, serta adik - adik Agribisnis yang selalu memberikan support selama melakukan studi. Agribisnis Bersatu Tak Bisa Dikalahkan, Agribisnis Bersatu Hapuskan Kelaparan!

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya hanya kepada Allah semua itu diserahkan, semoga amal baik kita diterima oleh Allah SWT, Aamiin Ya Rabbal Allamiin

Jakarta, Januari 2017

(13)

xiii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pertanian Organik ... 8

2.1.1 Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia ... 10

2.1.2 Pupuk Organik ... 11

2.1.3 Pestisida Organik ... 13

2.2 Media dan Metode Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Minat Bertani Organik Bagi Siswa Menengah Pertama ... 14

2.2.1 Demonstrasi... 20 2.2.2 Presentasi ... 22 2.2.3 Efektivitas Metode ... 24 2.3.Karakteristik Siswa SMP ... 26 2.3.1 Pengetahuan ... 26 2.3.2 Minat ... 29 2.4 Penelitian Terdahulu ... 31 2.5 Kerangka Pemikiran ... 33 2.6 Hipotesis ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2 Rancangan Penelitian... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5 Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.6 Analisis Data ... 39

3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumentasi ... 39

(14)

xiv

3.9 Prosedur Penelitian ... 42

3.10 Teknik Pengolahan Data ... 44

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 45

3.10.2 Rancangan Acak Lengkap ... 45

3.10.3 Uji T Sampel Berpasangan ... 48

3.10.4 Korelasi Produk Moment ... 49

3.11 Definisi Operasional ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 52

4.1 Profil SMP Islam Al-Falaah ... 52

4.2 Visi dan Misi SMP Islam Al-Falaah ... 53

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

5.1 Pengetahuan Awal Responden ... 55

5.2 Peningkatan Pengetahuan Responden ... 58

5.3 Pengaruh Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan ... 61

5.4 Pengaruh Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik ... 65

5.5 Hubungan Peningkatan Pengetahuan dan Minat Bertani Organik ... 70

BAB VI PENUTUP ... 71

6.1 Kesimpulan ... 71

6.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(15)

xv DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kandungan Produk Pertanian Organik (Sayuran) Dalam Ukuran mg ... 9

2. Analisis Ragam Rancangan Acak Lengkap ... 47

3. Makna Nilai Korelasi Produk Momen ... 50

4. Skor Rata-Rata Pengetahuan Awal Responden ... 56

5. Tabel Uji Homogenitas ... 57

6. Selisih Skor Antara Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ... 60

7. Skor Peningkatan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ... 61

8. Analisis Ragam Peningkatan Pengetahuan Siswa... 62

9. Hasil Uji T Sampel Berpasangan ... 63

10. Skor Minat Bertani Organik ... 66

11. Analisis Ragam Minat Siswa Bertani Organik ... 68

12. Uji T Metode Demonstrasi dan Presentasi Terhadap Minat Bertani Organik .. 68

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka Pemikiran ... 33 2. Grafik Uji T Metode Demonstrasi ... 63 3. Grafik Uji T Metode Presentasi ... 64

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Pretest ... 77

2. Kuesioner Postest... 79

3. Slide Power Point Metode Presentasi ... 82

4. Uji Validitas ... 85

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

FAO merupakan badan PBB yang mengurusi pangan dunia. FAO memiliki program Growing Greener Cities (GGC). Program ini bertujuan untuk membantu Negara-negara berkembang untuk memenuhi tantangan urbanisasi besar dan cepat. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses penduduk perkotaan untuk mendapatkan produk hortikultura yang aman dan berkualitas. GGC ini salah satu alternatif dalam mempromosikan hortikultura dan peningkatan gizi penduduk perkotaan.

Pengembangan program GGC terdapat Program Kegiatan Kebun Sekolah. FAO bekerjasama dengan Nutrition and Consumer Protection Division (AGN) telah menyediakan alat-alat, bibit dan pelatihan untuk membangun ratusan kebun sekolah di lebih dari 30 negara. Kebun sekolah merupakan lahan yang berada di lingkungan sekolah atau sekitarnya yang berisikan sayuran, bunga, tanaman obat, pohon, semak-semak dan tanaman lainnya. Adanya Kebun Sekolah, siswa sekolah secara aktif membantu orang tua dan masyarakat lain yang memiliki minat berkebun dan taman untuk belajar, rekreasi dan dengan mengkonsumsi hasil panen.

Kebun sekolah adalah sarana terbukti mempromosikan gizi. Membiasakan siswa dengan tanaman hortikultura, menyediakan buah dan sayuran segar untuk

(19)

2 makanan sehat di sekolah, membantu guru mengembangkan program gizi dan, ketika dilakukan di rumah, dapat meningkatkan gizi keluarga juga.

Dahulu pertanian tradisional merupakan salah satu pertanian organik misalnya tanaman perkebunan dan tanaman hutan merupakan tanaman yang berproduksi secara alami. Sehingga tidak ada bahan kimia yang digunakan dalam produksi pertanian. Pertanian menggunakan bahan kimia dimulai pada abad ke-18 atau masa perang dunia pertama yaitu menggunakan pupuk berbahan kimia yang terbukti dapat menyuburkan tanaman dan berharga murah sehingga mulai banyak digunakan di dunia.

Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami. Penggunaan bahan alami digunakan dalam pupuk, pestisida dan bahan alami lainnya dalam produksi pertanian. Pertanian organik digunakan dalam budidaya tanaman padi, sayuran, buah dan perkebunan. Umumnya tanaman yang sering digunakan dalam pertanian organik misalnya padi, selada, mentimun, brokoli dan sawi.

Penggunaan bahan kimia dalam pertanian dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan lahan pertanian dan tercemarnya lingkungan yang dapat merusak ekosistem alam misalnya pencemaran air oleh pupuk dan pestisida kimia. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan menyebabkan terkontaminasi, buah-buahan dan sayuran,sehingga buruk bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi dengan jangka waktu yang lama. Perlu adanya pengetahuan mengenai pertanian organik sejak dini, sehingga dapat berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan alam dan pertanian berkelanjutan.

(20)

3 Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan adanya pengenalan pertanian organik. Menurut Undang-Undang Nomor Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tentunya amanat undang-undang ini perlu dilaksanakan dengan melakukan pengenalan mengenai pertanian organik masyarakat.

Masyarakat sebagai salah satu faktor penting dalam penerapan pertanian organik, diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan memahami pertanian organik. Murid siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu dari komponen masyarakat yang dianggap penting dalam menumbuhkan jiwa dan minat pertanian sekaligus dapat mengenal dan memahami pertanian organik dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup sejak masa pendidikan sekolah.

Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki Program Urban Farming (Pertanian Perkotaan). Urban Farming merupakan aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar kota yang melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam pengolahan makanan. Urban Farming menjadi alternatif dalam memanfaatkan ruang terbuka yang terdapat di perkotaan misalnya dengan pemanfaatan pekarangan, pemanfaatan lahan tidur, dan kebun.

SMP Islam Al-Falaah merupakan salah satu sekolah adiwiyata di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan yang memiliki visi mengembangkan

(21)

4 sekolah yang hijau dan bersih. Hijau yang dimaksudkan adalah memiliki lingkungan sekolah yang asri. Agar tercipta kondisi yang asri dan berwawasan lingkungan, sekolah ini membangun green house sebagai sarana penunjang dalam bercocok tanam. Green house merupakan salah satu tempat yang berupa kebun kecil yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam dan sebagai sarana pembelajaran berkebun dan bertani bagi siswa.

Pemanfaatan green house yang sudah dilakukan oleh pihak guru dan siswa masih hanya sebatas dalam pembelajaran IPA dikelas VIII, siswa dan siswi dalam pembelajaran diharuskan melakukan penanaman tanaman bermulai dari benih hingga sampai panen dan perawatan dilakukan oleh siswa. Sistem pertanian yang digunakan masih menggunakan sistem pertanian non organik, sehingga perlu adanya perubahan sistem pertanian non organik ke sistem pertanian organik dengan dilakukan penyuluhan pertanian organik.

Salah satu pengenalan yang dapat dilakukan kepada siswa adalah dengan menggunakan pertemuan langsung dengan siswa sehingga ada komunikasi dua arah antara narasumber dan siswa. Diharapkan metode demonstrasi dan presentasi ini lebih efektif dan membangun minat bertani jika dibandingkan dengan menggunakan media massa, selebaran, poster dan CD Interaktif. Keefektifan metode ini dapat diukur dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan siswa SMP sebelum dilaksanakan dan sesudah dilaksanakan pelatihan sehingga dapat mengetahui tingkat pengetahuan pertanian organik di siswa SMP.

Pengenalan mengenai sektor pertanian organik yang sesuai dengan konsep pertanian perkotaan ini harus dilakukan sejak dini. Siswa SMP yang berada dalam

(22)

5 tahap perkembangan sebagai remaja menjadi objek salah satu sasaran dalam pengembangan pertanian yang selanjutnya sebagai generasi penerus bangsa. Namun dalam pengenalan pertanian organik pada masa usia dini perlu memilih metode yang tepat dan efektif agar minat terhadap pertanian organik semakin tinggi di kalangan siswa.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada penelitian metode demonstrasi dan presentasi. Sampel akan dibagi menjadi dua bagian dengan dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan perlakuan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Islam Al-Falaah, kelas kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen dengan metode demonstrasi dan kelas kelompok kedua sebagai kelompok eksperimen dengan metode presentasi.

Dengan penelitian permasalahan yang terjadi, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1) Bagaimana pengetahuan awal yang dimiliki siswa SMP Islam Al-Falaah sebelum diadakan pelatihan pertanian organik ?

2) Bagaimana peningkatan pengetahuan pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah setelah pelatihan pertanian organik ?

3) Bagaimana pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah ?

(23)

6 4) Bagaimana pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap minat

bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah ?

5) Bagaimana hubungan peningkatan pengetahuan dengan minat bertani organik ?

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Mengetahui pengetahuan awal tentang pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah

2) Mengetahui peningkatan pengetahuan organik siswa SMP Islam Al-Falaah setelah pelatihan pertanian organik

3) Menganalisis pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik siswa SMP Islam Al-Falaah

4) Menganalisis pengaruh metode demonstrasi dan presentasi terhadap minat bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah

5) Menganalisis hubungan peningkatan pengetahuan dengan minat bertani organik siswa SMP Islam Al-Falaah

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berguna bagi penulis adalah menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sarjana, dan memecahkan masalah mengenai efektivitas metode demonstrasi dan presentasi kepada siswa yang merupakan calon generasi

(24)

7 masa depan yang akan memimpin bangsa ini. Selain itu penelitian ini diharapkan berguna untuk lembaga pertanian baik pemerintah dan non pemerintah khususnya dibidang penyuluhan pertanian sehingga menjadi referensi memilih metode yang tepat.

(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Organik

Pakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan ”hukum pengembalian” (low of return)” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman. Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan memberi makanan langsung pada tanaman. Strategi pertanian organik adalah memindahkan biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman(Sutanto:2002).

Sistem Pertanian Organik berdasarkan Peraturan Menteri Tentang Sistem Pertanian Organik Nomor 64/Permentan/Ot. 140/5/ 2013 Pasal 1, menjelaskan bahwa pertanian organik ialah manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk

(26)

9 keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat.

Pembangunan sistem usaha tani yang berorientasi pertanian organik salah satu upayanya dengan memanfaatkan sumber daya hayati yaitu mikrorganisme berguna dan melimpah di alam. Lahan pertanian yang baru dibuka telah tersedia unsur hara yang cukup dan mikroorganisme yang mempunyai peran penting untuk menjaga keseimbangan agroekosistem di lahan pertanian (Tombe, 2010).

Produk pangan yang dibudidayakan secara organik memiliki kandungan gizi dan mutu lebih baik, jika dibandingkan dengan pupuk non organik. Perbedaan Sayuran yang dibudidayakan secara organik dan non organik kandungan sayuran organik dan non organik dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Produk Pertanian Organik (Sayuran) Dalam Ukuran mg Jenis Produk Vitamin C Zat Besi Magnesium Fosfor

Organik 89,2 3,7 80 124

Non

Organik 67,9 3 68,6 111,8

Sumber : Worthington,2001

Berdasarkan tabel diatas mengenai kandungan organik dan non organik menunjukan bahwa kandungan vitamin C pada produk organik sebesar 89,2 dan non organik 67,9. Kandungan zat besi, magnesium, dan fosfor pada produk organik lebih besar jika dibandingkan produk non organik.

(27)

10 2.1.1. Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia

Pertanian organik merupakan pertanian dalam proses yang produksi menggunakan bahan-bahan organik baik dari penggunaan pupuk dan pestisida dalam mengurangi serangan hama dan penyakit sehingga terbebas dari campuran bahan kimia. Menurut Fagi dan Las dalam Las et al (2006) secara umum, ada dua pemikiran yang melatari pengembangan pertanian organik di Indonesia. Pertama, permikiran yang merujuk kepada keprihatinan berbagai kalangan, baik nasional maupun internasional terhadap keamanan pangan, kondisi lingkungan, kesejahteraan, dan kesehatan petani. Kedua, pemikiran yang dilatari oleh degradasi fisik dan kimia sebagai lahan, terutama lahan sawah serta lingkungan, namun tetap peduli terhadap ketahanan pangan yang harus bertumpu pada produktivitas tinggi dan stabil. Khususnya untuk komoditas padi. Berdasarkan kedua pemikiran tersebut, pengembangan pertanian organik (dan penggunaan pupuk organik) dibedakan atas dua pemahaman umum, yang keduanya sama-sama penting dan dikembangkan.

Masyarakat sudah mulai menyadari mengenai pertanian yang ramah lingkungan, kesadaran masyarakat ini menjadi dukungan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik menjadi salah satu bagian pertanian berkelanjutan. Sehingga dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap pertanian ramah lingkungan maka pertumbuhan pertanian organik akan semakin tinggi.

Tak hanya kesadaran terhadap lingkungan, konsumen mulai memikirkan kesehatannya jika terus mengkonsumsi hasil pertanian non organik/kimia karena

(28)

11 residu bahan kimia pertanian masih terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi. Gaya hidup saat ini telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian haruslah beratribut aman dikonsumsi kandungan nutrisi tinggi, ramah lingkungan pangan yang sehat ini dapat diproduksi dengan pertanian organik.

Tahun 2008 di era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kementerian Pertanian mencanangkan gerakan Go Organic. Gerakan ini meliputi pengembangan teknologi pertanian organik, pengembangan perdesaan melalui pertanian organik, dan strategi pemasaran pertanian organik. Namun perkembangan pertanian organik ini berjalan dengan sesuai yang diharapkan karena kurangnya komitmen pemerintah terhadap pertanian organik.

2.1.2. Pupuk Organik

Petani di Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum adanya Revolusi Hijau di Indonesia, setelah itu petani lebih senang menggunakan pupuk kimia dikarenakan harga yang murah dan jumlah pemupukan lebih sedikit jika dibandingkan dengan pupuk organik. Hingga sekarang petani sangat bergantung terhadap pupuk kimia, dampak negatif bagi petani jika terjadi kelangkaan pupuk maka akan berdampak pada produksi pertanian

Semakin besarnya jumlah penduduk dalam suatu negara maka semakin besar pula peningkatan jumlah sampah organik dan organik disuatu Negara. Jika dibiarkan maka dapat terjadi pencemaran baik di udara, tanah dan air sehingga perlu adanya pengolahan limbah menjadi berguna. Salah satu pemanfaatan limbah

(29)

12 adalah dengan merubahnya menjadi pupuk organik agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02/PertHK.060/2/2006 pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanah yang menggunakan pupuk organik mempunyai kemampuan dalam mengikat air tanah lebih besar dibandingkan dengan tanah dengan kandungan organik yang rendah. Perbedaan tanah dengan kandungan organik ini akan membedakan pertumbuhan tanaman.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti :

a) Penyediaan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn dan Fe, meskipun jumlahnya relative sedikit Penggunaan bahan organik dapat mencegah kekeringan unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang b) Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, dan 3.dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan Mn. (Simanungkalit, 2006)

Jenis pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik cair dengan menggunakan bahan berupa EM 4, gula pasir, air, sisa-sisa sayuran dan buah-buahan serta alat yang digunakan adalah ember yang memiliki tutup dan pisau. Proses pembuatan pupuk organik cair ialah:

(30)

13 a) Siapkan ember dan air 4 liter

b) Beri satu tutup botol EM 4 dan gula pasir 4 sendok, kemudian aduk hingga rata c) Potong secara kecil sisa sayur-sayuran dan buah-buahan

d) Setelah dipotong masukan sisa sayur- sayuran dan buah-buahan kedalam ember

e) Aduk hingga rata dan kemudian simpan selama 3 – 6 minggu

f) Pupuk organik cair akan berupa konsentrat dan tambahkan air secukupnya dan pupuk siap digunakan.

2.1.3. Pestisida Organik

Penggunaan pestisida kimia menjadi masalah saat ini, masalah yang ditimbulkan dengan penggunaan pestisida kimia adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah sisa penggunaan pestisida yang terbawa oleh angin dan air. Sisa pestisida yang terbawa oleh air menyebabkan pencemaran air, pencemaran yang terjadi dapat berupa pencemaran air sungai dan air tanah. Kontaminasi dapat terjadi jika penggunaan pestisida kimia digunakan secara terus menerus, dan membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsi air yang terkontaminasi.

Pestisida kimia dapat menyebabkan hama dan penyakit akan lebih kuat dan tahan terhadap pestisida kimia, sehingga hama dan penyakit akan kuat dan sulit dikendalikan, maka dari itu perlu penggunaan pestisida organik yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi keberlangsungan makhluk hidup.

(31)

14 Pestisida organik merupakan pestisida yang menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman. Tanaman yang biasanya digunakan dalam pestisida organik adalah berupa bawang merah, bawang putih, cabe, sirsak, dan tanaman lainnya. Pestisida organik tidak mematikan hama secara langsung namun pestisida organik mematikan hama secara perlahan, misalnya dengan mengurangi nafsu makan hama, merusak pencernaan hama, dan merusak alat reproduksi hama.

Pembuatan pestisida organik menggunakan bahan berupa bawang putih, bawang merah, bawang bombay, cabe dan sabun cuci piring, cara pembuatan pestisida organik ialah :

a) Siapkan bahan-bahan 15 bawang putih, 1 bawang merah, 1 bawang bombay, kemudian haluskan

b) Siapkan wadah bisa berupa toples besar dan air 1 liter, kemudian tambahkan bahan-bahan yang sudah dihaluskan

c) Aduk hingga merata dan simpan dalam waktu 6 – 24 jam

d) Tambahkan satu sendok sabun cuci piring ke dalam pestisida organik e) Aduk Secara merata dan pestisida organik siap digunakan

2.2. Media dan Metode Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Minat Bertani Organik Bagi Siswa Menengah Pertama

Media merupakan unsur penting dalam pelatihan pertanian yang berguna sebagai perantara narasumber terhadap peserta pelatihan agar membantu siswa dalam pemahaman materi. Media pertanian berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua yaitu media hidup dan media mati. Media hidup yaitu memanfaatkan manusia untuk menjelaskan kepada petani berdasarkan pengalamannya dan media

(32)

15 mati adalah alat-alat seperti radio, televisi, surat kabar, majalah pertanian dan leaflet.

Penggunaan media televisi dalam penyuluhan pertanian sudah diterapkan dengan adanya acara mengenai pertanian berupa penyampaian informasi dan teknologi di stasiun televisi milik pemerintah maupun swasta. Televisi merupakan media audio visual yang banyak diminati di Indonesia. Media televisi haruslah dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah dalam mentransfer informasi dan teknologi.

Penyuluhan dengan media radio dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Pemanfaatan radio ini merupakan diseminasi informasi dan teknologi bagi petani. Penyiaran radio berupa ceramah oleh penyuluh dan diskusi dengan menjawab pertanyaan melalui sms atau telepon. Surat kabar, majalah pertanian, leaflet merupakan media cetak yang digunakan oleh Kementerian Pertanian dalam penyuluhan. Media cetak ini berupa berita, informasi, dan teknologi pertanian yang disampaikan pada petani. Misalnya leaflet berisi tata cara budidaya tanaman kakao, pengolahan tanaman organik.

Fungsi media penyuluhan sebagai alat bantu dalam penyuluhan pertanian. Media penyuluhan juga harus disesuaikan dengan materi penyuluhan dan jumlah sasaran penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian lainnya seperti poster, peta singkap, video, dan film.

Berbagai program pemerintah untuk mencepat transfer teknologi dan informasi kepada petani sudah dilakukan. Model yang dikembangkan dalam transfer teknologi dan informasi ke petani di Indonesia masih lebih banyak

(33)

16 dilakukan dari atas ke bawah (top down) daripada dari bawah ke atas (bottom up), sehingga belum banyak menyentuh kebutuhan petani. Hal ini tampak dari masih rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi pada petani. Pendekatan lainnya ditahun 1976 sitem penyuluhan pertanian pertanian menerapkan pendekatan latihan dan kunjungan (LAKU). Sistem ini dinilai berhasil dalam penyuluhan pertanian karena meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sehingga Indonesia berhasil mencapai swasembada beras di tahun 1984. Sistem Penyuluhan Pertanian ini mulai diterapkan kembali dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No.82/Permentan/OT.140/8/2013.

Selanjutnya terdapat program pemerintah berupa Sekolah Lapang (SL), Sekolah Lapang merupakan sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya di lapangan. Beberapa sekolah lapang yang sudah dilaksanakan di Indonesia seperti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapang Pengendalian Hama Secara Terpadu, Sekolah Lapang Iklim (SL-I). Sekolah Lapang.Sekolah Lapang dilaksanakan dengan harapan percepatan transfer informasi dan teknologi dari peserta Sekolah Lapang kepada petani sekitarnya.

Ketersediaan dan akses informasi seringkali memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu masyarakat. Kurangnya komunikasi dan penyebaran informasi yang memadai merupakan hal-hal yang menghambat tercapainya kemajuan pertanian yang berkelanjutan di banyak negara-negara berkembang. Bidang pertanian penyebaran informasi yang dilakukan melalui penyuluhan dan metode komunikasi lainnya akan membantu petani memperoleh inovasi dan mengatasi kesulitan dalam hal bercocok tanam sehingga dapat

(34)

17 meningkatkan pendapatan dan menjaga kelestarian lingkungan. Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru (STPP, 2012)

Menurut Dudung (2001) dalam penyuluhan pertanian perlu memperhatikan metode penyuluhan. Untuk mengembangkan keefektifan metode harus didasarkan atas kondisi petani. Terdapat enam kondisi yang berkaitan dengan perubahan, terdiri dari:

a) Metode untuk mengembangkan perhatian. Penyuluh harus menggunakan berbagai metode untuk membangkitkan perhatian petani dengan melalui penyuluhan. Penyuluhan adalah salah satu cara dalam meningkatkan pengetahuan petani.

b) Metode untuk mengembangkan minat. Minat cenderung menentukan pengaruh penyuluhan pertanian, karena petani yang berminat dalam pertanian organik akan terlibat dalam penyuluhan pertanian. Minat terhadap pertanian akan terjadi ketika petani melihat pertanian organik berguna untuk dirinya. c) Metode untuk mengembangkan kepercayaan. Pengembangan kepercayaan

petani terhadap penyuluhan akan berkaitan dengan semua perubahan perilaku. hal-hal yang berguna untuk membangkitkan dan memelihara kepercayaan dengan memberikan rekomendasi yang menguntungkan dan praktek, praktek yang dapat diadopsi dan petani melihat demonstrasi.

(35)

18 d) Metode untuk mengembangkan hasrat. Hasrat hanya berkembang apabila hasil penyuluhan pertanian dianggap menguntungkan oleh seseorang karena bisa memecahkan masalah pribadinya. Beberapa cara untuk mengembangkan hasrat berupa partisipasi dalam demonstrasi, praktek yang telah diadopsi dan hasil nyata yang disajikan dengan berbagai cara.

e) Metode untuk mengembangkan tindakan. Tindakan terjadi setelah petani dapat memenuhi hasratnya. Ketika hasrat tidak dilanjuti maka hasrat baru tersebut akan menghilang. Beberapa cara untuk mengembangkan tindakan yaiutu dengan menyerdahanakan tindakan dengan menyediakan pelajaran dan perbekalan, tindakan berupa kerjasama.

f) Metode memelihara kepuasan. Kepuasan bergantung kepada perkembangan kepercayaan, kebanggaan dan keberhasilan beberapa metode untuk memelihara kepuasaan adalah dengan hubungan perseorangan, pemberian penghargaan dan informasi yang lebih banyak.

Salah satu metode yang digunakan dengan mempertimbangkan jumlah sasaran dan proses adopsi adalah dengan metode hubungan kelompok. Penggunaan metode kelompok ditujukan untuk menyampaikan pesan dalam sebuah kelompok. petani yang identik dengan kelompok dengan dibatasi dengan rombongan belajar/kelas sesuai dengan metode penyuluhan secara berkelompok (Jafar, 2009). Dengan metode kelompok dapat meningkatkan tahapan minat dan perhatian tahapan evaluasi dan mencoba menerapkan rekomendasi yang dianjurkan.

(36)

19 Kegiatan penyuluhan pada dasarnya merupakan proses belajar mengajar antara petani dan penyuluh dalam nuansa non formal. Selama proses penyuluh memberikan pemahaman dan penerapan terhadap petani, sehingga petani meniru teknologi yang diseminasikan oleh penyuluh.

Menurut Kartasaputra (1991) tujuan penyuluhan antara lain untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang menyangkut tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap dan motif tindakan petani. Perubahan dalam tingkat pengetahuan adalah perubahan dari ketidaktahuan manusia menjadi tahu terhadap sesuatu dan anggapan buruk terhadap suatu objek setelah diberikan penyuluhan maka objek tersebut ternyata baik jika diterapkan.

Perubahan kecakapan adalah perubahan setelah mereka mengetahui yang telah disuluhkan, sehingga mereka mulai mempertimbangkan terhadap objek untuk ditindak lanjut untuk diterapkan atau tidak. Perubahan sikap terjadi setelah mereka meningkatnya kecakapan/keterampilan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir.

Adanya perubahan ini akan berpengaruh dalam membangun minat bertani organik, misalnya hal ini bermula dari pengetahuan yang didapatkan setelah penyuluhan, maka timbul kecakapan dengan menindak lanjuti informasi jika merasa tertarik dengan materi yang disampaikan, dan sikap yang terjadi dengan menerapkan pertanian organik.

Metode penyuluhan yang dengan responden siswa yang tepat adalah dengan metode kelompok. Metode kelompok adalah penyuluh pertanian berhubungan dengan sekelompok orang menyampaikan pesan mengenai pertanian

(37)

20 baik berupa teknologi dan pengetahuan baru bagi petani (Jafar, 2009). Metode penyuluhan kelompok dinilai lebih efektif jika dibandingkan metode penyuluhan media massa, dikarenakan dapat mengurangi kesalahpahaman terhadap objek yang diseminasikan dan peserta penyuluhan memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penyuluh pertanian. Metode penyuluhan kelompok sangatlah tepat dalam diseminasi pertanian organik kepada petani, dikarenakan komunikasi dua arah antara peserta dan penyuluh pertanian.

2.2.1. Demonstrasi

Demonstrasi merupakan salah cara dalam penyampaian diseminasi terhadap siswa. Demonstrasi ini siswa dapat mencoba langsung objek yang diseminasikan, tentunya setelah diajarkan keterampilan kepada siswa. Keuntungan demonstrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru untuk dituangkan dalam praktek dan tidak perlu adanya saling kepercayaan yang tinggi antara petani dan penyuluh karena petani dapat melihat sendiri segala sesuatunya dengan jelas (Van Den Ben dan Hawkins, 1999)

Demonstrasi harus direncanakan dengan baik, jika dalam suatu demonstrasi terjadi kegagalan dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan, Penyebabnya adanya anggapan bahwa teknologi tersebut tidak menguntungkan dan tidak bisa digunakan. Memulihkan rasa ketidakpercayaan sasaran penyuluhan terhadap teknologi tersebut butuh waktu lama dalam menerima inovasi tersebut. (Leuwiss, 2009)

Prinsip demonstrasi dapat merupakan strategi yang kuat untuk mengembangkan kesadaran, karena sifat yang berhubungan dengan pengalaman

(38)

21 peserta penyuluhan secara langsung. Demonstrasi menjadi salah satu solusi dalam proses perubahan petani, hal ini jika terjadi kekurangan keterampilan teknis. Penyuluh pertanian dapat memberikan transfer pengetahuan dan keterampilan tertentu. Lebih efektif jika petani petani diberi kesempatan untuk mempraktekannya sendiri, dan memperoleh umpan balik dari agen penyuluhan mengenai kemampuan mereka.

Metode penyuluhan demonstrasi plot (demplot) sering digunakan penyuluh pertanian dalam mentransfer informasi dan teknologi ke petani. Demplot berupa lahan percobaan yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan laboratorium lapangan bagi petani untuk mengetahui dan belajar bersama mengenai penerapan informasi dan teknologi. Demplot ini sering digunakan dalam program pemerintah berupa SL-PTT, SRI, SL-PTT.

Jenis demonstrasi lainnya adalah demonstrasi cara. Menurut Permentan No. 35/Permentan/OT.140/7/2009 Demonstrasi cara adalah kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Dapat dikatakan demonstrasi cara yaitu teknik yang dipertunjukan kepada mereka yang telah yakin menggunakannya. Sebagai contoh petani diajarkan pertanian organik dengan menggunakan pupuk organik dan melihat jangka panjang penggunaannya.

Harapan dari sebuah demonstrasi cara ini bahwa petani dapat menirukan sesuatu yang dilakukan oleh agen penyuluh dan dapat melakukan dengan metode yang benar dalam mengaplikasikan suatu produk sarana produksi berupa benih,

(39)

22 pupuk, dan obat serta alat mesin pertanian. Sehingga diseminasi agen penyuluh dapat diterapkan dan diadopsi oleh petani secara berkelanjutan.

Manfaat demonstrasi cara bagi penyuluh adalah efektif untuk mengajarkan keterampilan kepada petani, menumbuhkan kepercayaan diri bagi penyuluh sehingga penyuluh yakin terhadap kemampuannya dalam mendiseminasikan pertanian organik kepada petani. Demonstrasi cara sendiri dapat dilakukan tanpa wujud fisik agen penyuluhan tapi bisa menggunakan dengan video yang berisikan demonstrasi cara, namun kelemahannya petani tak dapat berkomunikasi langsung dengan agen penyuluh ketika ada sesuatu hal yang diragukan dan dipertanyakan. Demonstrasi cara dapat dilaksanakan disemua tingkatan mulai ditingkat kelompok pelaku utama, tingkat desa, tingkat kecamatan hingga ke tingkat nasional.

2.2.2. Presentasi

Salah satu metode penyuluhan pertanian dalam sebuah kelompok selain dari demonstrasi adalah metode ceramah. Ceramah memberikan penambahan pengetahuan terhadap peserta penyuluhan dan memiliki biaya lebih tinggi jika dibandingkan dengan media massa. Ceramah memiliki komunikasi dua arah antara penyuluh dan peserta penyuluhan.

Penyuluh dalam sebuah kegiatan penyuluhan harus bisa menguasai peserta penyuluhan jika tidak maka suasana penyuluhan tidak akan kondusif. Metode penyuluhan ceramah merupakan penyebaran informasi yang lemah. Maka perlu digabung dengan media penyuluhannya. Metode diskusi dalam penyuluhan pertanian lebih efektif jika dibandingkan dengan metode ceramah dalam hal hal

(40)

23 peningkatan pengetahuan petani dalam sistem tanam jajar legowo (Malia dan Leni, 2013). Kekurangan efektifitas metode penyuluhan ceramah ini perlu ditanggapi maka perlu ada penggabungan dengan metode lainnya. Salah satu metode dalam melengkapi kekurangan metode ceramah adalah dengan menggabungkan dengan media slide atau presentasi.

Presentasi adalah suatu kegiatan yang berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. Presentasi ini sering digunakan dalam penyuluhan pertanian. Metode ceramah dalam penyuluhan memiliki kekurangan jika peserta penyuluhan sudah mendengarkan ceramah selama 15 menit maka perhatian peserta penyuluhan terhadap penceramah akan tidak terfokus. Sebagian besar jika menggunakan metode ceramah peserta penyuluhan akan cepat lupa terhadap apa yang disampaikan oleh penceramah.

Metode presentasi ini sebenarnya memiliki kesamaan dengan menggunakan peta singkap. Peta singkap yang menggunakan kertas dengan ukuran besar yang berisi gambar dan inti kata yang ingin disampaikan. Presentasi menggunakan slide atau bahan tayangan baik berupa gambar, teks dan audio visual. Penggunaan slide ini bertujuan agar audiens dapat lebih memperhatikan dan menangkap isi pesan yang ingin disampaikan dengan melihat gambar dan kata. Selebihnya agen penyuluhan akan menjelaskan point-point tersebut.

Menurut Permentan No. 35/Permentan/OT.140/7/2009 bahan tayangan adalahh materi penyuluhan berupa lembaran yang digunakan pada OHP/LCD Proyektor. Berisi tentang informasi dibidang pertanian yang dibuat secara manual atau menggunakan komputer. Slide merupakan salah satu metode penyuluhan

(41)

24 sebagai alat bantu penyuluhan berupa media yang bisa dilihat atau diamati dengan mata, sehingga membantu peserta penyuluhan dapat dengan cepat memahami pesan yang disampaikan penyuluh. Ada beberapa penyebab jika agen penyuluh menggunakan slide yaitu (Van den Ben 1999) :

a) Slide bantu dapat menangkap perhatiaan

b) Melalui slide bisa disarikan butir-butir penting dari pembicaraan dengan jelas c) Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indra dibandingkan

yang hanya melalui satu panca indra saja.

d) Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya penafsiran yang keliru e) Beberapa alat bantu dapat menyusun pesan secara sistematis

Kelebihan dari presentasi yang adalah penyuluh sambil berbicara dapat melibatkan hadirin secara aktif pada subjek yang disampaikan dan presentasi dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, gambar, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Serta dengan presentasi dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestik (Indriana:2011). Untuk mendukung metode penyuluhan dengan presentasi diperlukan sistem aplikasi komputer. Beberapa aplikasi komputer yang digunakan adalah Microsoft PowerPoint, Corel Presentation dan Macromedia.

2.2.3. Efektivitas Metode

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah dtentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Kegiatan

(42)

25 disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas lebih mengarah ke pencapaian sasaran atau tujuan sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Efektif mengandung pula pengertian kualitatif. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya keberhasilan yang telah ditetapkan.

Yusuf (2004) mengemukakan efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen, dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan perlu pula ukuran efisiensinya. Sedangkan menurut Halim (2004) efektivitas, adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakinya.

Menurut Slamet dan Mardikanto dalam Hexa (2015), tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan perilaku sasarannya. Hal ini merupakan perwujudan dari pengetahuan dan minat yang diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia.

Efektivitas jika melihat dari beberapa para ahli, efektivitas merupakan suatu hal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, semakin besar hasil yang dicapai mendekati tujuan maka efektivitas semakin tinggi. Efektivitas yang dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan siswa dan minat siswa dalam bertani organik.

(43)

26 2.3. Karakteristik Siswa SMP

Siswa SMP termasuk dalam usia Remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikis. Menurut Laurence Steinberg dalam Yusuf dan Nani (2011) ada tiga perubahan fundamental pada masa remaja yaitu:

a) Biologis seperti matangnya alat reproduksi bagi remaja putra dan putri

b) Kognisi yaitu kemampuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak dan mampu berpikir hipotesis

c) Sosial yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja (khususnya remaja akhir) misalnya seperti bekerja dan menikah.

Masa remaja berada dalam usia 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun bagi pria. Masa remaja adalah suatu masa dimana seseorang mulai mencari jati diri dan penjelahan diri, dapat dikatakan masa remaja adalah masa seseorang berada di persimpangan jalan dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Agen perubahan yang dimaksudkan adalah ketika mereka memiliki minat dan bakat dalam suatu bidang mereka akan melakukan hal ini dan berupaya memberitahukan kepada orang terdekatnya baik keluarga, saudara, dan teman untuk melakukan hal yang sama. Sehingga penyuluhan ini sangatlah cocok bagi siswa SMP yang termasuk dalam usia remaja. (Elis dan Jeanne, 2009).

2.3.1. Pengetahuan

Manusia adalah makhluk berpikir yang selalui ingin tahu tentang sesuatu. Rasa ingin tahu mendorong manusia mengemukakan pertanyaan. Bertanya

(44)

27 tentang dirinya, lingkungan sekitar, atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Proses bertanya merupakan salah satu cara manusia mendapatkan pengetahuan.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita dan merupakan sumber bagi manusia dalam berbagai yang muncul dalam kehidupan (Jujun, 2000). Pengetahuan juga timbul dari sebuah pengalaman seseorang dan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa pelatihan, pelatihan merupakan salah satu cara manusia dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan pengetahuannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan diartikan sebagai “segala sesuatu yang diketahui/kepandaian, ataupun segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran) di sekolah. Pengetahuan juga merupakan informasi yang dimiliki dalam bidang tertentu (Hamzah, 2008).

Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri atas 6 tingkat yaitu: a) Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “Tahu“ merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu

(45)

28 yang dipelajari seperti: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar. c) Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

d) Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Syntesis) menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau f) menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. g) Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2012).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2012).

(46)

29 2.3.2. Minat

Minat menurut KBBI adalah kecenderungan hati pada sesuatu. Kecenderungan ini bersifat ketertarikan dan keinginan dalam suatu hal. Ketika siswa memiliki minat pada suatu topik dan aktivitas tertentu maka mereka menganggap aktivitas tersebut menarik dan menantang. Menurut Hidi, Rienninger, dan Krapp dalam Jeanne 2008 minat adalah siswa yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif yang signifikan kesenangan, kegembiaraan, dan kesukaan.

Minat mempengaruhi siswa dalam partisipasi siswa, ketika siswa memiliki ketertarikan pada pertanian organik terdapat dorongan yang kuat dalam diri siswa untuk berpartisipasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan penyuluhan pertanian organik terhadap siswa dengan memberikan dua metode maka terlihat perbedaan dalam minat suatu siswa terhadap pertanian organik. Semakin besar perbedaan minat antar kelompok siswa dengan dibandingkan metode penyuluhannya maka dapat diketahui metode penyuluhannya yang efektif dan tepat untuk siswa.

Aspek-aspek minat menurut Jefkins dalam Mualimin (1994) dibagi menjadi lima, yaitu:

a) Perhatian (attention), yaitu pemusatan pengamatan dari individu satu atau lebih pada objek yang menurut individu itu cukup menarik. Jadi perhatian mengandung pemusatan tenaga psikis berupa kesadaran yang turut serta mengikuti apa yang menjadi titik fokusnya.

(47)

30 b) Ketertarikan (interest), yaitu adanya perhatian seseorang individu. Ketertarikan ini ditunjukkan dengan usaha untuk berhubungan dan melakukan tindakan mendekati objek tersebut. Anak yang mempunyai ketertarikan pada pertanian organik maka dia akan mempunyai kemauan untuk menerapkan pertanian organik dilingkungannya.

c) Keinginan (desire), yaitu suatu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut. Anak yang mempunyai keinginan untuk menerapkan pertanian organik maka dia akan mencari tahu secara mendalam tentang keguanaan dan manfaatnya untuk masa depannya.

d) Keyakinan (conviction), suatu aspek yang muncul setelah orang mempunyai informasi terhadap suatu objek sehingga merasa tertarik. Seorang anak yang sudah memiliki keyakinan bahwa pertanian organik dapat bermanfaat bagi dirinya maka dia akan merasa tertarik dan berusaha terus melakukan pertanian organik dalam kesehariannya..

e) Tindakan (action), yaitu orang yang berminat akan bergerak melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Seseorang yang memiliki minat terhadap pertanian organik akan bergerak menuju objek tersebut dalam bentuk ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Efektifitas metode yaitu tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari tujuan suatu program dengan menggunakan sarana seefisien mungkin. Menurut Lookwood, (1994) Indikator efektifitas dari suatu metode adalah dapat mencapai hasil yang Tertinggi dengan menggunakan sarana yang Terendah. Efisien

(48)

31 diartikan dalam hubungan perbandingan antara input dan output dari suatu kegiatan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Malia dan Leni (2013) tentang pengaruh penyuluhan melalui metode ceramah dan diskusi terhadap tingkat pengetahuan teknologi sistem tanam legowo di kelompok tani karya mukti III menunjukan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.

Hasil perhitungan uji kolerasi didapat nilai sebesar r = 0,555 yang berarti kategori tingkat hubungan sedang antara penyuluhan dan tingkat pengetahuan petani tentang teknologi sistem tanam legowo. Hasil uji –t didapat nilai t = 3,653 sedangkan t table pada taraf kepercayaan (a = 0,05) adalah sebesar 2,042. Hasil tersebut menunjukan hasil yang signifikan artinya penyuluhan menyebabkan peningkatan pengetahuan petani tentang teknologi sistem tanam legowo serta peningkatan pengetahuan dengan metode diskusi lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode ceramah. Metode pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif, uji korelasi dan uji t.

Penelitian yang dilakukan oleh saadah (2009) tentang pengaruh metode penyuluhan dan pengetahuan tentang lingkungan terhadap sikap petani pada pertanian organik pada desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor menunjukan bahwa Secara keseluruhan sikap petani pada pertanian organik yang mendapatkan metode penyuluhan diskusi kelompok lebih positif

(49)

32 dibandingkan dengan yang mendapatkan metode penyuluhan demonstrasi tetapi petani yang mempunyai pengetahuan tentang lingkungan yang tinggi dan diberikan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok ternyata sikap petani pada pertanian organik lebih positif dibandingkan dengan yang diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi dan petani yang mempunyai pengetahuan tentang lingkungan yang rendah dan diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi ternyata sikap petani pada pertanian organik lebih positif dibandingkan dengan yang diberikan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok. Metode pengolahan

yang digunakan adalah analisis-analisis varians (ANAVA) 2X2 yang dilanjut kan dengan uji tukey.

Penelitian yang dilakukan oleh Salampessy (2010) tentang efektivitas metode penyuluhan dalam peningatan pemahaman SUT konservasi petani di Kelurahan Gerem, Cilegon, Banten menunjukan bahwa metode pertemuan dengan diskusi kelompok lebih efektif jika dibandingkan dengan ceramah dikarenakan pemahaman SUT Konservasi responden cenderung tinggi. Analisis pengolahan data dengan menggunakan Uji Beda Nilai Tengah (Median).

Berdasarkan penelitian terdahulu setiap metode penyuluhan memiliki kekurangan dan kelebihan, pemilihan metode penyuluhan harus menyesuaikan dengan sasaran dan materi yang akan disampaikan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui efektivitas metode penyuluhan pertanian demonstrasi dan presentasi dengan mengukur tingkat pengetahuan dan minat peserta penyuluhan setelah mengikuti penyuluhan pertanian organik.

(50)

33 2.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Penelitian mengenai efektivitas metode penyuluhan pertanian bagi petani sangat sering ditemukan di jurnal, skripsi dan karya ilmiah. Penulis melakukan penelitian efektivitas metode demonstrasi dan presentasi terhadap siswa dengan melihat pengetahuan yang dimiliki sebelum dan sesudah penyuluhan, serta peningkatan pengetahuan dan minat bertani organik sesudahpenyuluhan.

Permasalahan tentang keberhasilan peningkatan pengetahuan sasaran penyuluhan berhubungan erat dengan metode yang disampaikan dalam penyuluhan. Penggunaan metode demonstrasi dan presentasi sangat

Siswa SMP Islam Al-Falaah

Metode Demontrasi dan Presentasi (PRESTEST) Pengetahuan Awal Responden

Rancangan Acak Lengkap, Korelasi Produk Momen dan

Uji T Sampel Berpasangan

Pengetahuan dan Membangun Minat Bertani Organik Siswa SMP.

(Posttest)

Pengetahuan Akhir Responden Dan Minat Bertani Organik Analisis Deskriptif,

Uji Homogenitas, dan Uji Normalitas

Peningkatan Pengetahuan (Analisis Deskripstif)

(51)

34 dimungkinkan untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan pertanian terhadap siswa. Untuk mengetahui metode yang tepat pada siswa SMP maka perlu ada perbandingan antara metode demonstrasi dan presentasi dengan melihat peningkatan pengetahuan siswa dan minat siswa terhadap pertanian organik

2.6. Hipotesis

Melihat rumusan masalah di atas maka hipotesis terbagi lima yaitu: Hipotesis 1:

1) H0 = Metode demonstrasi dan presentasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik

2) H1 = Metode demonstrasi dan presentasi tidak secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik

Hipotesis 2

1) H0 = Metode demonstrasi tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan pertanian organik

2) H1 = Metode demonstrasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan pertanian organik

Hipotesis 3

1) H0 = Metode presentasi tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan pertanian organik

2) H1 = Metode presentasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan pertanian organik

(52)

35 Hipotesis 4

1) H0 = Metode demonstrasi dan presentasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik

2) H1 = Metode demonstrasi dan presentasi tidak secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pertanian organik

Hipotesis 5

3) H0 = Metode demonstrasi dan presentasi memiliki rata-rata populasi yang sama dalam minat bertani organik

4) H1 = Metode demonstrasi dan presentasi memiliki rata-rata populasi yang berbeda dalam minat bertani organik

Hipotesis 6

1) H0 = Peningkatan pengetahuan memiliki hubungan dengan minat bertani organik

2) H1 = Peningkatan pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan minat bertani organik

(53)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Perlu adanya pengenalan dan pelatihan pertanian organik di lembaga pendidikan dalam mendukung Urban Farming di Tangerang Selatan, dengan kebutuhan tersebut maka penulis memilih SMP Islam Al-Falaah sebagai tempat penelitian yang melakukan beberapa penanaman sayuran dan ketersediaan data dan fasilitas yang dibutuhkan. Penelitian lapangan dilaksanakan dibulan November 2016 dan dilanjutkan dengan pengolahan data pada bulan Desember.

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) perlakuan dengan pengacakan secara lengkap sehingga setiap satuan percobaan memiliki peluang yang sama untuk mendapat setiap perlakuan dan RAL hanya bagi percobaan dengan satuan percobaan yang homogen (Arturo dan Kwancai 2010). Selain menggunakan RAL penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sebagai mendeskripsikan pengetahuan awal, pengetahuan akhir,peningkatan pengetahuan, dan minat. Serta menggunakan Korelasi Produk Momen untuk mengetahui korelasi minat dan pengetahuan pertanian organik.

Minat dalam penelitian ini mengandung pengertian kemauan siswa yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan tersebut. Dalam arti sempit penelitian ini membatasi minat yaitu hanya pada kemauan siswa untuk

(54)

37 menerapkan pertanian organik setelah dilakukan penyuluhan pertanian dengan indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:

a) Ketertarikan (interest) b) Keinginan (desire) c) Keyakinan (conviction)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan jenis primer. Data primer adalah data yang diambil responden yang menggunakan daftar pertanyaan berupa kuisioner. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tanpa melalui perantara.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dan keterangan melalui Kuisioner . Menurut Sugiyono (2012) kuisioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penulis memberikan kuisioner kepada siswa sebelum diadakan penyuluhan untuk mengetahui karakteristik siswa dan tingkat pengetahuan siswa sebelum diadakan penyuluhan dan kuisioner akan dberikan kembali setelah dilaksanakan penyuluhan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa.

Responden akan dibagi menjadi dua kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama akan diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi, dan kelompok kedua menggunakan metode presentasi.

(55)

38 Keterangan : t : banyaknya perlakuan, r : ulangan/replikasi

3.5. Teknik Pengambilan Responden

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan ketentuan bahwa setiap individu dalam populasi memilki kesempatan yang sama. Penentuan jumlah Responden menggunakan rumus Frederer (Marliani, 2015):

(t-1) (r-1) 15 (3-1) (r-1) 15 2r – 2 15 r 8,5 r 9

Jumlah ulangan sebanyak terendah 9. Menurut Marliani (2013) ulangan dapat berupa frekuensi perlakuan sejumlah unit eksperimen. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VII SMP. Penentuan kelompok eksperimen terbagi menjadi dua kelompok, kelompok disesuaikan dengan dengan unit kelas untuk memudahkan penelitian. Penentuan perlakuan tiap kelompok menggunakan undian, dengan hasil kelas VII 2 diberikan perlakuan metode presentasi dan kelas VII 3 diberikan perlakuan metode demonstrasi, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 23 siswa. Penentuan responden per kelompok sebanyak 23, sesuai dengan jumlah siswa per kelas.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Produk Pertanian Organik (Sayuran) Dalam Ukuran mg  Jenis Produk  Vitamin C  Zat Besi  Magnesium  Fosfor
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Makna Nilai Korelasi Produk Momen
Tabel  4.  Menunjukkan  skor  rata-rata  pengetahuan  awal.  Perlakuan  demonstrasi  didapat  skor  rata-rata  pengetahuan  awal  sebesar  41,5  sedangkan  untuk  kelompok  presentasi    didapat  skor  rata-rata  45,9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila partisipasi dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh minimal dua hasil terbaik, yaitu perubahan dan keterikatan terhadap tujuan yang dilandasi kesadaran akan tanggung

Untuk memastikan bahwa MEA berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancang dan Indonesia kemudian dapat meperoleh keuntungan dari MEA, tentu saja salah satu hal

Sejalan dengan perkembangan zaman, maka perusahaan harus lebih memperhatikan menejemen pemasarannya, yang dulu sering dilupakan karena orientasi pasar, pelayanan

pengamatan geodetik maka digunakan suatu nilai model deformasi kerak bumi yang diturunkan dari pengamatan geodetik di sekitarnya. Sedangkan proses penentuan posisi

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Naufal Rizqullah, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI

Radioisotop yang terbentuk dari aktivasi Telurium alam (Tabel 1) hanya ada 4 jenis radioisotop dengan waktu paro yang berbeda-beda, namun hanya radioisotop 131 Te yang

Kemudian jika dilihat dari sisi frekuensi, rentang frekuensi 9 kHz pada penelitian ini menjadi frekuensi yang terbanyak dalam menghasilkan tegangan puncak disturbansi yaitu

Dapat ditarik kesimpulan bahwa leverage (X1) , ukuran perusahaan (X2), variable good corporate governance, sturktur modal memoderasi pengaruh komisaris independen