• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, GCG PADA MANAJEMEN LABA DENGAN STRUKTUR MODAL MEMODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, GCG PADA MANAJEMEN LABA DENGAN STRUKTUR MODAL MEMODERASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

303

Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online) Volume. 7 Nomor. 2 September 2020 :303-320

Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v7i2.7216

PENGARUH

LEVERAGE,

UKURAN PERUSAHAAN,

GCG

PADA

MANAJEMEN LABA DENGAN STRUKTUR MODAL

MEMODERASI

Anindya Aldhira Putri

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti [email protected]

Abstract

The purpose of this research is to find the influence of leverage, company size, good corporate governance on earnings management with capital structure as the moderating variable. The sample of this research is the foods and beverage subsector, from 2016 until 2018, listed in IDX. The samples of this research are 18 companies, with total of 54 samples. The data of the research was processed by the SPSS. The results of the research is that, leverage doesn’t have any effect on earning management. As well as company size doesn’t have any effect on earnings management. Good corporate governance with an indicator of independent commissioner, board of directors, and internal committee have a negative effect on earning management. In this research, capital structure weaknes the effect of good corporate governance on earning management.

Keywords: Capital Structure; Company Size; Earnings Management; Good Corporate Governance; Leverage

Submission date: 2020-06-25 Accepted date: 2020-09-19

PENDAHULUAN

Beberapa informasi yang dilaporkan, laba merupakan informasi yang sangat penting untuk pihak internal dan eksternal (Putro, 2016). Tetapi tidak sedikit juga, laba yang dilaporkan perusahaan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi didalam perusahaan. Mengutip dari beberapa sumber, tindakan memanipulasi laba merupakan tindakan oportunis bagi manajemen untuk memenuhi egoisme dirinya, alasan lain adalah agar laba perusahaan terlihat baik didepan para investor dan kreditor.

Pada tahun 2018, PT Bank Bukopin merivisi laporan keuangan ditahun 2016. Bank Bukopin pada tahun 2016 mengakui laba perusahaan senilai Rp 1,08 trilliun, yang dimana pada laporan perusahaan 2017, laba di tahun 2016 hanya sebesar Rp 183,53 miliar. Terdapat perbedaan signifikan sebesar Rp 896,74 miliar.

(2)

304 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________

Pihak Bank Bukopin menjelaskan bahwa kenaikan signifikan tersebut karena adanya kesalahan penyajian data dari salah satu produknya, yaitu karu kredit. Tetapi, modifikasi penyajian laporan mengenai kartu kredit tersebut sudah dilakukan lebih dari 5 tahun oleh Bank Bukopin, yang dimana seharusnya sudah lebih dari 100,000 kartu kredit yang di modifikasi oleh bank tersebut. Bank Bukopin pernah di berikan sanksi akibat melakukan penurunan saldo laba dari Rp 9,53 trilliun menjadi Rp 6,91 trilliun diakhir tahun 2016. Kasus ini dilansir dari

www.cnbcindonesia.comyang diterbitkan pada April 2018 silam.

Ratio leverage dapat menunjukan presentasi besaran asset perusahaan dibiayai oleh

hutang jangka panjang dan jangka pendeknya. Jika tingkat leverage sebuah perusahaan tinggi

maka perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah yang banyak, tetapi sisi baiknya adalah hal ini dapat menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan akan mengalami peningkatan, namun terdapat resiko yang besar yaitu dimana jika hutang perusahaan semakin tinggi, resiko perusahaan akan mengalami kebangkrutan akan meningkat juga. Beberapa penelitian

sebelumnya yang sudah dilakukan, menyatakan bahwa leverage mempunyai pengaruh positif

terhadap manajemen laba perusahaan (Gunawan et al., 2015). Penelitian lainnya oleh (Ayu Utari

& Ratna Sari, 2017), juga menunjukan bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap

manajemen laba.

Terdapat dua pengelompokan dalam ukuran perusahaan, yaitu perusahaan besar dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total asset perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ukuran perusahan juga dapat memberikan dua pengaruh terhadap perusahaan. Ukuran perusahaan memberikan pengaruh yang negatif (Santi & Wardani, 2018). Penelitian yang dilakukan (Arthawan & Wirasedana, 2018) juga mebuktikan bahwa ukuran perusahaan memilki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Kinerja perusahaan atau good coorporate governance merupakan seperangkat peraturan

yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan stakeholders lainnya agar seimbang hak dan kewajibannya (publikasi FCGI) (Susanti dan

Riharjo, 2013). Dengan, penerapan good corporate governance didalam sebuah perusahaan

dapat menunjukan bahwa perusahaan tersebut memilki peforma yang lebih baik dari perusahaan

yang tidak mengimplementasikan good corporate governance. Penerapan GCG dalam beberapa

penelitian memilki pengaruh positif dan pengaruh negatif dari penelitian (Mangkusuryo & Jati, 2017).

Pada penelitian ini, ditambahkan beberapa variable, seperti Good Corporate Governance

pada variable independen dan Struktur Modal menjadi variable moderasi. Dalam perhitungan

Good Corporate Governance menggunakan komponen pendukung yang terdiri dari komisaris independen, dewan direktur, dan juga komite audit. Rumusan masalah yang akan dibahas adalah

mengenai apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba, apakah ukuran perusahaan

memilki pengaruh terhadap manajemen laba, dan apakah good corporate governance

berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan itu tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

bukti leverage mempengaruhi manajemen laba, bukti ukuran perusahaan mempengaruhi

manajemen laba, dan bukti pengaruh struktur modal memoderasi hubungan good corporate

governance dengan manajemen laba.

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis untuk memberikan ilmu secara umum untuk dapat digunakan sebagai informasi wawasan tambahan bagi para pembaca, baik penstudi

Akuntansi maupun masyarakat awam mengenai leverage, ukuran perusahaan serta good

corporate governance. Serta secara praktis dimaksudkan untuk memberikan ilmu secara umum untuk dapat digunakan sebagai informasi wawasan tambahan bagi para pembaca, baik penstudi

Akuntansi maupun masyarakat awam mengenai leverage, ukuran perusahaan serta good

(3)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 305 REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS

Teori Keagenan

Teori keagenan menafsirkan mengenai hubungan antara pemegang saham dengan manajemen. Manajemen perusahaan merupakan agent yang mempunyai tanggung jawab agar para permegang saham atau principal dapat menerima keuntungannya sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati. Tetapi terdapat masalah muncul seperti yang dikemukakan oleh (Jensen & Meckling, 1976) dimana dinyatakan bahwa pemegang saham yang berperan sebagai principal memberikan kepercayaannya kepada manajemen perusahaan untuk mengambil suatu keputusan bisnis, dengan sistem seperti ini timbul masalah dimana terkadang manajemen yang berperan sebagai agent mengambil keputusan yang tidak selalu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemegang saham. Para agent melakukan hal tersebut atas dasar untuk menghasilkan laba yang tinggi dalam perusahaan dengan fokus pada beberapa proyek dan investasi yang dimiliki perusahaan. Teori keagenan ini dapat mendasari praktik manajemen laba, karena ketika pemilik tidak dapat memonitor secara sempurna aktivitas manajemen, maka secara potensial manajemen dapat menentukan kebijakan yang mengarah pada peningkatan level kompensasinya, sehingga membuka peluang untuk para manajemen melakukan manajemen laba (Sunarto, 2009)

Leverage

Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan (Makiwan, 2018). Terdapat dua macam leverage yaitu operating leverage dan financial leverage. Perseroan menggunakan operating dan financial leverage bertujuan keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aktiva dan sumber dananya, atas itu perusahaan akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham, uraian tersebut dikemukakan oleh (Sunaryo S, 2018). Maka dari uraian-uraian dari para ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa leverage adalah high risk high return. Jika tingkat rasio leverage sebuah perusahaan besar, maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan kenaikan laba pun besar. Perusahaan menggunakan rasio leverage adalah untuk meningkatkan keuntungan dibandingkan dengan biaya aset dan hutang jangka panjang yang mereka miliki.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengelompokan sebuah perushaan, apakah perusahaan tersebut merupakan perushaan besar, perusahaan yang sedang, atau bahkan merupakan perusahaan yang kecil. Skala perushaan merupakan ukuran yang digunakan untuk mencerminkan besar kecilnya perushaan yang didasarkan kepada total asset perusahaan (Sekartaji, 2010). Dalam (UU No. 20 Tahun 2008, 2008) pasal 6, terdapat tiga kriteria usaha; Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan.

(4)

306 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Putri & Azizah, 2019)

Good Corporate Governance

Good Corporate Governance adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien gunna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Turuis et al., 2017)

Corporate governance merupakan sebuah system untuk memfokuskan serta mengendalikan kegiatan-kegiatan bisnis dalam perusahaan. Corporate governance sendiri berisi tentang hak serta diikuti dengan kebutuhan para stakeholders perusahaan. Peran coporate governance sangatlah penting untuk mingkatkan kualitas perusahaan. Dengan menerapkan corporate governance dapat meningkatan tingkat kepercayaan investor untuk melakukan pendanaan terhadap perusahaan. dengan membuat sebuah sustainable report dengan menjabarkan berbagai informasi secara rinci menganai kegiatan yang mengandung ekonomi, sosial dan lingkungan, maka perusahaan memiliki good corporate governance.

Struktur Modal

Struktur modal adalah gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimilki yang bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang menadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Sianpar, 2017). Struktur Modal merupakanperbandingan antara hutang dengan ekuitas atau modal sendiri. Semakin tinggi sasio struktur modal menunjukkan proporsi hutang semakin besar sebagi sumber pembiayaan perusahaan (Chandrarin & Cahyaningsih, 2018)

Dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan hal yang esensial untuk perusahaan, karena struktur modal terdefiniskan sebagai sebuah perbandingan antara proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pembelajaan perusahaan.

Rerangka Konseptual Penelitian

Gambar 1

Rerangka Konseptual Penelitian H4 Leverage (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Good Corporate Governance (X3) Struktur Modal (M) Manajemen Laba (Y) H 1 H2 H3 H6 H5

(5)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 307 Berdasarakan kerangka pemikiran yang di lampirkan, terdapat tiga variable independen atau variabel X. X1 adalah Leverage, X2 merupakan Ukuran Perusahaan, dan X3 adalah Good Corporate Governance. Sementara untuk variable dependennya atau variabel Y terdapat Manajemen Laba. Stuktur Modal menjadi variable moderasi dalam analisis ini. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Pada riset oleh (Gunawan et al., 2015) dibuktikan bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif, dimana leverage berpengaruh terhadap menejemen laba. Dalam riset ini, digunakannya perbandingan antara hutang dan aktiva. Semakin meningkatnya hutang perusahaan, semakin besar keputusan manajemen untuk melangsungkan manajemen laba pada perusahaan agar tetap menarik untuk para investor.

Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba, karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perusahaan akan terancam default karena ketidak mampuan untuk membayarkan hutang perusahaan, yang dimana mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba (Ayu Utari & Ratna Sari, 2017)

H1: Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

(Santi & Wardani, 2018) menyatakan dalam penelitiannya bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dalam manajemen laba. Hal tersebut disebabkan oleh rata rata perusahaan besar lebih kritis dalam menyajikan laporan keuangannya sehingga sebisa mungkin meminimalisir praktek manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan oleh (Arthawan & Wirasedana, 2018) sejalan dengan penelitian yang diungkapkan sebelumnya, yaitu bahwa ukuran perusahaan berperngaruh negatif terhadap manajemen laba. Besarnya ukuran perusahaan maka perusahaan menurunkan manajemen laba. Perusahaan dengan skala besar mendapatkan tekanan tinggi untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya oleh investor.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Pengaruh Good Coporate Governance terhadap Manajemen Laba

Indikator pengukuran good corporate governance pada penelitian berikut menggunakan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit. Penelitian oleh (Mangkusuryo & Jati, 2017) dengan menggunakan kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, serta komite audit independen sebagai variable independennya, membuktikan bahwa good corporate governance tiga diantara variabelnya memiliki pengaruh negatif. Dimana pengaruh negatif komisaris independen dan komite audit.

H3: Komisaris Independenmemiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. H4: Dewan Direksimemiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

H5: Komite Audit memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Hubungan antara Good Corporate Governance dengan Manajemen Laba

Struktur modal dapat memperkuat good corporate governance. Mekanisme GCG adalah untuk menyelaraskan kepentingan shareholder, maka dengan adanya struktur modal yang baik maka laporan keuangan akan terlihat stabil dan dapat membuat laba, sehingga kepentingan para shareholder dapat terpenuhi. Selain itu dengan laporan perusahaan

(6)

308 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ yang baik, shareholder akan memberikan kepercayaan lebih kepada perusahaan sehingga kebutuhan modal perusahaan untuk menjalankan proyek perusahaan juga dapat berjalan dengan baik. Struktur modal yang memproyeksikan laba yang baik, maka tidak perlu adanya praktek manajemen laba didalam perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, manajer tidak perlu memanipulasi laba perusahaan agar terlihat baik dimata para shareholder. H6: Struktur modal memperkuat terhadap hubungan antara good corporate governance dengan manajemen laba.

METODE PENELITIAN

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Penelitian ini akan menggunakan perusahaan manufaktur dengan subsector Makanan dan Minuman yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-2018 dengan menggunakan sample 54 data observasi. Perusahaan yang akan di observasi adalah perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah. Data yang digunakan adalah data sekunder yang akan diambil langsung dari website resmi BEI. Dalam melakukan analisis data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian klausal.

1. Variable Independen a. Leverage

Leverage merupakan perimbangan penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam suatu perusahaan (Permana, H.A., & Hidayati, 2016). Leverage untuk melihat presentase besaran asset dalam perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan. Agus Sartono (2012) menyebutkan bahwa dalam pengukuran leverage salah satu diantaranya adalah rasio debt to asset, formulasi perhitungannya adalah :

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan total dari aset yang dimiliki suatu perusahan (Ecodemica et al., 2019). Ukuran perusahaan diukur dengan total asset perusahaan yang diperoleh laporan keuangan perusahaan (Rudangga & Sudiarta, 2016). Dengan total asset yang besar dibandingkan dengan variable keuangan lainnya. Besar kecilnya sebuah perusahaan dapat ditentukan dari total aktiva dan jumlah penjualan perusahaan.

Ln : log

c. Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan struktur atau sistem yang digunakan perusahaan untuk memberikan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang. Penerapan good corporate governance juga digunakan untuk meningkatkan

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

(7)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 309 kepercayaan investor agar melakukan pendanaan terhadap proyek perusahaan (Dwiridotjahjono, 2009)

1) Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan seseorang yang bukan bagian dari anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, karyawan atau seseorang yang secara langsung maupun tidak langsung melakukan kontak kepada para pemegang saham.

2) Board of Directors

Board of Directors merupakan orang yang dipilih oleh para shareholder untuk mewakili mereka dalam kepentingan pemegang saham dan untuk memastikan bahwa perusahaan berjalan dengan baik.

3) Komite Audit

Komite audit merupakan anggota dewan direksi yang memiliki peran besar dalam perusahaan karena merupakan seseorang yang bertugas untuk mengawasi pelaporan dan pengungkapan keuangan.

2. Variable Dependen a. Manajemen Laba

Dalam pengukuran manajemen laba, model perhitungan yang akan digunakan adalah model jones yang sudah dimodifikasi. Manajemen laba merupakan suatu tindakan campur tangan dari pihak manajemen dalam penyusunan dan pelaporan keuangan untuk mencapai tingkat laba tertentu (Lidiawati & Asyik, 2016). Penggunaan model perhitungan tersebut menurut (Ricardo, 2015:4) dianggap dapat menditeksi manajemen laba lebih baik. Karena model tersebut membuat asumsi bahwa pendapatan dan dapat di manipulasi.

Empat langkah dalam model Jones modifikasi untuk menghitung discretionary accrual (DAC), adalah :

1) Menghitung nilai total akrual dengan cashflow approach

TACit : Total akrual perusahaan i pada tahun t

NIit : Laba bersih setelah pajak perusahaan i pada tahun t CFOit : Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t

𝐾𝐼𝑁 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑥 100%

Komite Audit = S jumlah komite audit Komite Audit = S jumlah komite audit

(8)

310 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ 2) Mencari nilai koefisien β1, β2, dan β3 dengan teknik regresi

TACit : Total akrual perusahaan i pada tahun t TAit-1 : Total asset perusahaan pada akhir tahun t-1

DREVit : Perubahan total pendapatan pada tahun t

PPEit : PPE pada perusahaan pada tahun t per asset tetap perusahaan pada tahun t

eit : Error item

3) Menghitung Nondiscretionary Accruals (NDAC)

Perhitungan Nondiscretionary Accruals dengan memasukan nilai koefisien β1, β2, dan β3 yang diperoleh dari tahap sebelumnya yaitu regresi. Perhitungan NDAC adalah

DREVit : Perubahan total piutang pada tahun t 4) Menghitung discretionary accruals

Setelah menghitung keempat tahap tersebut, kemudian hasil dari directionary accrual akan dirata-rata. Perhitungan rata-rata tersebut adalah total keseluruh nilai discretionary accrual dibagi dengan jumlah total sampel. Pemberian skor 1 untuk perushaan dengan nilai DAC diatas nilai rata-rata dan skor 0 untuk perusahaan dengan nilai DAC dibawah rata-rata. 3. Variable Moderasi

a. Struktur Modal

Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk merencanakan pendapatan (Sianpar, 2017). Sebuah strukur modal optimal dapat menyeimbangkan anatara resiko dan return atau tingkat pengembalian. DER menggambarkan perbandingan penggunaan utang terhadap penggunaan ekuitas sebgai modal perusahaan (Devina et al., 2019)

TACit/ TAit-1 = β1 (1/ TAit-1) + β2 (( DREVit/ TA it-1)) + β3 (PPEit /Tait-1) + eit

NDACit = β1 (1/ TAit-1) + β2 (( DREVit - DRECit)/ TAit – 1)) + β3 (PPEit /Tait-1) + eit

DAC = (TACit/ TAit-1) - NDAC

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

(9)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 311 HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Statistik Deskriptif

Tabel 1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Leverage 54 0.0798 2.8999 0.529545 0.4811515 Ukuran Perusahaan 54 26.4207 32.201 28.596772 1.4421688 Kin 54 0.3333 1 0.405489 0.1107126 Direksi 54 2 10 4.685185 2.0357565 Komite Audit 54 3 4 3.074074 0.2643505 Manajemen Laba 54 -0.4587 0.1117 0 0.0922784 Struktur Modal 54 -1.592 2.2298 0.854691 0.7263971 Valid N (Listwise) 54

Source: Output SPSS 25, diolah 2020

Menurut data yang terlah disajikan diatas, leverage sebagai variable independen memiliki minimum senilai 0.0798, beserta mean sebesar 0.529545 dan memiliki standar deviasi sebesar 0.4811515. Nilai rata-rata yang dimiliki oleh leverage memiliki hasil yang lebih besar dibandingkan dengan standar devisiasinya. Dengan ini disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi tidak melebihi nilai rata-rata variabel tersebut.

Diikuti dengan variabel-variabel lainnya yang terdapat dalam penelitian ini memiliki penyimpangan yang tidak melebihi standar deviation masing-masing variabel. Terkecuali di dalam variabel dependen penelitian ini yaitu manajemen laba yang memilki mean yang lebih rendah dari standar deviasinya yaitu sebesar 0 (0 < 0.0922784). Disimpulkan bahwa terjadi penyimpangan yang melebihi nilai rata-rata dari manajemen laba.

Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnoff digunakan dalam mengolah uji normalitas data. Dalam uji normalitas yang sudah di olah, hasilnya menunjukan nilai yang signifikan sebesar 0.197 (0.197 > 0.05). Maka, dapat disimpulkan jika data berdistribusi normal. Data tersebut juga memenuhi asumsi dari normalitas, sehingga tidak ditemukan kejanggalan dalam uji normalitas.

Uji Multikolinearitas

Untuk memenuhi asumsi uji multikolinearitas, data harus melebihi minimal nilai tolerance yaitu 0.10 yang dimana memiliki artinya tidak terindikasi multikolinearitas. Begitu pula jika nilai VIF (Variation Inflation Factor) kurang dari 10, maka tidak terindikasi multikolinearitas. Didalam data yang sudah olah, menunjukan bahwa variable-variable pada penelitian ini memiliki nilai tolerance melebihi 0.10 dan juga nilai VIF yang kurang dari 10. Dapat disimpulkan, tidak terindikasi multikolinearitas pada model regresi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Data yang baik merupakan data yang bebas dari gejala autokorelasi yang akan muncul. Durbin Watson diterapkan dalam model regresi penelitian ini. Jika data memiliki durbin Watson lebih dari 1.5 tetapi kurang dari 2 mengidentifikasikan bahwa

(10)

312 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ data tersebut terbebas dari autokerelasi. Didalam data yang sudah diolah, menunjukan bahwa durbin Watson penelitian ini sebesar 1.925 (1.5 < 1.925 < 2). Dapat disimpulkan bahwa, data penelitian tidak terindikasi autokerelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Dalam uji ini, penelitian menggunakan uji Spearman. Pada table pengujian spearman, hasil data yang didapat adalah semua variable independen memiliki nilai signifikasi lebih dari 0.05. Dimana data tersebut adalah leverage sebesar 0.162 (0.162 > 0.05), ukuran perusahaan 0.712 (0.712 > 0.05), KIN sebesar 0.201 (0.201 > 0.05), jumlah direksi sebesar 0.732 (0.732 > 0.05), dan komite audit sebesar 0.794 (0.794 > 0.05). Dapat disimpukan bahwa tidak terindikasi terjadinya heteroskedasitas didalam penelitian ini.

Uji Koefisien Determinasi

Pengolahan data yang sudah dilakukan dalam SPSS versi 25, nilai adjusted R2 menghasilkan nilai sebesar 0.27. Atas itu, disimpulkan bahwa kemampuan variable independen dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan variable dependen penelitian sebesar 27%. Oleh karena itu, terdapat sisa sekitar 73% variable dependen yang dimana variable independen tidak mampu untuk menjelaskan. Ketidak mampuan tersebut terjadi dikarenakan terdapatnya faktor lain diluar penelitian yang dilakukan.

Uji Hipotesis

Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis

Variable Prediksi Pengaruh Unstandardized Coefficients Sig (1-tailed) Ketengaran

Constant -0.31

Leverage (X1) Positif -0.134 0 H1 ditolak

Ukuran Perusahaan

(X2) Negatif 0.013 0.102 H2 ditolak

KIN (X3) Negatif 0.124 0.115 H3 ditolak

Direksi (X4) Negatif -0.007 0.276 H4 ditolak

Komite Audit (X5) Negatif -0.013 0.407 H5 ditolak

KIN_SM (X1Z) Memperkuat -0.324 0.0005 H6 ditolak

DIR_SM (X2Z) Memperkuat 0.001 0.447 H7 ditolak

KOMITEAUDIT_SM (X3Z) Memperkuat 0.049 0.018 H8 ditolak Adj R2 0.27 F Test (sig) 0.000 a Dependent Variable:

Seperti data tabel yang tertera diatas, disajikan bahwa variable independen yaitu Direksi dan Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap menejemen laba. Hal ini dikarenakan oleh nilai profitabilitas signifikasi variable tersebut memiliki tingkat signifikasi yang lebih dari 0.05, dimana didukung dengan nilai unstandardized coefficients memiliki hasil yang negatif. Begitu pula dengan variabel leverage, walaupun memiliki tingkat signifikasi dibawah 0.05, unstandardized coefficients yang dimiliki oleh variable tersebut adalah negatif. Maka dapat dinyatakan bahwa leverage tidak mempengaruhi manjamen laba. Serta hasil penelitian yang menyakatan bahwa “leverage

(11)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 313 memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba” tidak dapat diterima atau ditolak. Komisaris independen dimoderasi oleh struktur modal juga tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, hal tersebut dikarenakan komisaris independen memiliki pengaruh yang negative.

Sementara, didapati bahwa, variable ukuran perusahaan (X2) memiliki hitungan unstandardized coefficients sebesar 0.013, dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.102 > 0.005. Maka dapat dinyatakan bahwa, ukuran perusahaan juga tidak memiliki pengaruh terdahap manjemen laba, maka dari itu hipotesis variable tersebut ditolak. Mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negative tidak dapat diterima. Variable KIN_SM memiliki hipotesis memperlemah pengaruh postif terhadap manajemen laba. Dewan direktur perusahaan yang dimoderasi oleh struktur modal memiliki pengaruh positf terhadap manajemen laba, tetapi memiliki tingkat signifikasn melebihi 0.05. Dapat dikatakan bahwa struktur modal memperlemah pengaruh positif terhadap hubungan good corporate governance indikator jumlah direktur dengan manajemen laba. Variable komite audit yang dimoderasi oleh struktur modal memeperlemah pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba. Dengan itu simpulan yang dapat diberikan yaitu bahwa struktur modal memperlemah hubungan good corporate governance dengan manajemen laba.

Nilai adjusted R2 pada data yang telah disajikan didalam talle sebesar 0.27. Hasil tersebut menunjukan bahwa leverage (X1), ukuran perusahaan (X2), variable good corporate governance, sturktur modal memoderasi pengaruh komisaris independen (KIN_SM), struktur modal memoderasi pengaruh dewan direksi (DIR_SM), dan struktur modal memoderasi pengaruh jumlah komite audit (KOMITEAUDIT_SM) dalam menjelaskan variable manajemen laba hanya mampu menjelaskan sebesar 27%. Sementara sisa lainnya sebesar 73% dipengaruhi oleh variable lainnya yang tidak dijelaskan didalam penelitian ini.

Nilai dari Sig. F didalam tabel sebersar 0.000. Nilai F tersebut memiliki nilai lebih kecil dari 0.5 (0.000 < 0.5). Dapat ditarik kesimpulan bahwa leverage (X1), ukuran perusahaan (X2), variable good corporate governance, sturktur modal memoderasi pengaruh komisaris independen (KIN_SM), struktur modal memoderasi pengaruh jumlah direksi (DIR_SM), dan struktur modal memoderasi pengaruh jumlah komite audit (KOMITEAUDIT_SM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Didalam teble penelitian yang sudah disajikan diatas, menunjukan bahwa besar unstandardized coeffiecient dari leverage pada manajemen laba sebesar -0.134 dengan nilai signikansi sebesar 0.000. Atas hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Maka H1 yang berbunyi bahwa leverage memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba ditolak.

Perhitungan leverage yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan hutang dengan aktiva perusahaan. Maka, pengukuran variable yang digunakan adalah debt to total asset rasio. (Gunawan et al., 2015) menyimpulkan bahwa jika perusahaan memiliki rasio leverage yang besar maka memliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kreditur perusahaan, maka beban biaya hutang yang wajib dibayar perusahaan juga semakin tinggi. Apabila rasio leverage yang dimilki perusahaan tinggi, perusahaan tersebut juga harus menyajikan informasi yang layak untuk para pemegang saham dan juga kreditor.

(12)

314 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ Hasil penelitian yang dilakukan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Lidiawati & Asyik, 2016), (Dimarcia & Krisnadewi, 2016) dan (Almadara, 2017). Dimana dalam hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh beliau mengemukakan bahwa leverage tidak memilki pengaruh terhadap manajemen laba. Pernyataan tersebut dikarenakan, jika perushaan memilki total hutang terhadap total asset yang besar, maka perusahaan dapat memicu resiko default yang tinggi. Resiko tersebut tumbuh karena perusahaan terancam tidak dapat memenuhi kewajiban perusahaan, dan manajemen laba tidak dapat menjadi pelarian untuk menutupi atau menghindari resiko tersebut. Tetapi jika perusahaan mampu membayar kewajiban hutangnya untuk membiayai asset yang ada, maka tindakan manajemen laba tidak perlu dilakukan didalam perusahaan tersebut. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Pada Tabel 2 yang sudah disajikan diatas, diketahui bahwa unstandardized coefficient ukuran perusahaan adalah sebesar 0.013 beserta tingkat nilai signifikan sebesar 0.115 (0.115 > 0.05). Dengan melihat hasil tertulis itu, maka dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi manajemen laba. Oleh karena itu, H2 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memilki pengaruh negative terhadap manajemen laba dapat diterima.

Pengukuran ukuran perusahaan menggunakan log dari total aktiva perushaan tersebut. Semakin besar perusahaan maka indikasi untuk melakukan praktik manajemen laba semakin tinggi, karena perusahaan ingin menampilkan laporan yang baik kepada pemegang saham, kreditor dan publik. Tendensi untuk melakukan praktik ini adalah untuk memenuhi ekspektasi investor kepada perusahaan. Sementara, tingkat praktik manajemen laba pada perusahaan kecil lebih rendah, dikarenakan rata-rata para investor perusahaan kecil tidak terlalu kritis.

Menurut peneilitan yang telah dilakukan oleh (Gunawan et al., 2015)perusahaan besar memiliki asset yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil dan probabilitas akan asset yang tidak dikelola dengan baik juga tinggi, sehingga dapat menimbulkan resiko bahwa bisa saja perusahaan melakukan kesalahan dalam menyajikan total asset perusahaan.

Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian (Santi & Wardani, 2018), serta (Arthawan & Wirasedana, 2018) yang mengemukakan bahwa ukuran perusahaan memilki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kesimpulan dari variable independen ini adalah bahwa semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka tingkat diperlukannya parktik manajemen laba akan semakin rendah.

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba Dewan Komisaris Independen

Tabel 2 menunjukan bahwa unstandardized coefficient dari jumlah komisaris independen perusahaan adalah sebesar0.124 beserta nilai signifikansi diatas 0.005 yaitu sebesar 0.115. Maka, jumlah komisaris tidak memepengaruhi manajemen laba.

Perhitungan jumlah komisaris independen didapatkan dari komisaris perusahaan ditambah dengan komisaris independen dibagi 2 (dua). KIN tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan, jajaran komisaris independen maupun bukan independen tidak memilki kepentingan langsung kepada manjemen. Perusahaan yang memiliki jumlah komisaris independen yang banyak, akan memingkatkan tingkat transparansi pelaporan.

(13)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 315 Dewan Direksi

Dewan direksi memiliki unstandardized coefficient sebesar -0.007 dengan tingkat signifikansi senilai 0.276. Maka, dewan direksi berpengaruh negative terhadap manajemen laba atau tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jumlah dewan direksi yang ada dalam perusahaan didapatkan dari annual report dari tahun 2016-2018 yang sudah diterbitkan oleh masing masing perusahaan. Dewan direksi tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba karena jumlah banyak sedikitnya jajaran direksi tidak menjadi patokan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan sebuah praktik manajemen laba. Hal ini selaras dengan riset yang telah dilakukan oleh (Arifin & Dectriana, 2016)tetapi bertentangan dengan riset yang dilakukan oleh (Taco & Ilat, 2016).

Komite Audit

Tertulis dalam Table 2 diatas, bahwa komite audit memiliki unstandardized coefficient sebesar -0.013 dengan nilai signifikansi 0.407 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jumlah komite audit didapatkan dari annual report yang telah diterbitkan oleh masing-masing perusahaan. Komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba karena menurut (Taco & Ilat, 2016) sebuah perusahaan membentuk sebuah komite audit untuk memenuhi peraturan pemerintah. Komite audit dibentuk dengan harapan untuk mengurangi resiko realisasi manajemen laba pada sebuah perusahaan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Lidiawati & Asyik, 2016).

Kesimpulan dari keseluruh indicator good corporate governance, maka hipotesis yang menayatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap perusahaan ditolak. Karena dari ketiga indikator yaitu dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit, ketiganya memiliki pengaruh negative terhadap manajemen laba dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Struktur Modal memperlemah pengaruh Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba

Pada hasil uji hipotesis yang tertera di Table 2 bahwa struktur modal memperlemah pengaruh positif dewan komisaris terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut didapatkan dari unstandardized coefficient KIN_SM sebesar -0.324 dengan nilai signifikansi 0.0005, sementara unstandardized coefficient dari KIN terhadap manajemen laba sebesar 0.124 dan beta yang dimiliki adalah sebesar 0.115. Untuk hasil uji hipotesis struktur modal memeperlemah negative dewan direksi terhadap manajemen laba dikarenakan unstandardized coefficient dari DIR_SM sebesar 0.001 dengan beta sebesar 0.447, untuk dewan direksi sendiri memiliki unstandardized coefficient sebesar -0.007 dengan tingkat signifikansi senilai 0.276. Dari indikator terakhir good corporate governance yaitu komite audit, dinyatakan bahwa struktur modal memperlemah negative komite audit terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut muncul dari unstandardized coefficient KOMITEAUDIT_SM sebesar 0.049 dan tidak signifikan. Sementara untuk komite audit memiliki unstandardized coefficient sebesar -0.013 yang juga tidak signifikan.

Proporsi struktur modal yang dihitung dengan debt to equity rasio untuk melihat penggunaan utang terhadap ekuitas sebuah perusahaan. Dimana semakin tingginya struktur modal maka penggunaan proporsi dari debt to equity perusahaan akan semakin

(14)

316 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ besar, dengan hal tersebut maka resiko perusahaan untuk melakukan manajemen laba akan semakin rendah. Maka, sesuai dengan pernyataan bahwa struktur modal memperlemah pengaruh positif dewan komisaris terhadap manajemen laba. Jika perusahaan memiliki jumlah komisaris independen yang semakin banyak, ruang untuk seorang manajer melakukan praktik manajemen laba melemah. Hal tersebut dipicu karena tuntutan komisaris, terutama komisaris independen untuk menyajikan data secara transparansi mungkin.

Berbanding terbalik dengan struktur modal memperlemah negatif dewan direksi terhadap manajemen laba, ukuran dewan direksi tidak dapat menjamin penggunaan utang perusahaan. Semakin besar jumlah jajaran direksi maka akan semakin besar peluang untuk para direksi terjadi kurangnya komunikasi dalam mengambil sebuah keputusan, maupun memonitor keuangan ataupun penggunaan utang terhadap ekuitas perusahaan. Kekurangan atas monitor keuangan perusahaan maka, manajemen yang ingin melakukan praktik manajemen laba semakin memilki kesempatan yang besar. Maka hipostesis yang buat dapat diterima, dengan alasan banyak sedikitnya dewan direksi tidak mempengaruhi keputusan strategis perusahaan, seperti pada saat menentukan untuk penetapan struktur modal.

Ukuran komite audit didalam sebuah perusahaan tidak mampu menjamin tidak ada terjadinya tindak manajemen laba. Selain itu jumlah komite audit didalam sebuah perusahaan, jika semakin banyak maka tidak mengindikasikan peningkatan pengawasan yang akan dilakukan seorang manajer. Selama ini pembentukan komite audit didalam sebuah perusahaannya hanya sebatas mengikuti regulasi yang dibuat oleh pemerintah, agar perusahaan dapat mempertahankan akuntabilitasnya. Oleh karena itu laporan atas struktur modal penggunaan utang perusahaan terhadap ekuitasnya masih bisa di modifikasi oleh manajemen. Hipotesis yang disebutkan bahwa struktur modal memperlemah negative komite audit terhadap manajemen laba dapat dibuktikan.

Maka, H6 yang menyatakan bahwa struktur modal memperkuat terhadap hubungan antara good corporate governance dengan manajemen laba tidak dapat diterima dalam penelitian iniSIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan

Leverage tidak memilki pengaruh terhadap manajemen laba karena jika perusahaan ada pada posisi default, maka realisasi manajemen laba tidak dapat membantu mengatasi hal tersebut. Ukuran sebuah perusahaan juga tidak dapat mempengaruhi manajemen laba. Semakin besar perusahaan akan semakin meminimalisir praktik manajemen laba didalam perusahannya, hal tersebut dipicu oleh pemegang saham dan juga kreditor yang lebih kritis terhadap laporan perusahaan besar. Good Corporate Governance berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Jumlah dewan direksi tidak dapat membuktikan apakah sebuah perusahaan melakukan praktik manajemen laba. Dewan komisaris tidak memiliki hubungan lurus dengan para manajer perusahaan. Komisaris independen hanya menginginkan laporan yang transparan untuk disajikan. Selain itu, komite audit tidak memilki pengaruh terhadap manajemen laba, karena komite audit dibuat semata-mata untuk akuntabilitas perusahaan. Struktur Modal terbukti memperlemah pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba. Keterbatasan

Minimnya sumber yang menggunakan struktur modal sebagai variable moderasi, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mencari referensi atas penelitian ini dan berpengaruh kepada hasil penelitian. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan harapan,

(15)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 317 dimana seluruh hipotesis yang ada ditolak setelah dilakukan pengolahan data dengan SPSS. Hal tersebut mungkin dapat di pengaruhi akibat, terdapat laba setelah pajak di beberapa perusahaan yang negative. Begitu juga total aktiva perusahaan terdapat gap yang cukup besar, misalkan antara PT. Indofood Sukses Makmur dengan PT. Inti Agri Resources.

Saran

Dengan menambah sampel penelitian, mungkin dapat menyajikan hasil dandata yang lebih beragam. Menggunakan data sample diluar sector dan sub-sektor yang dipilih akan menambah banyak variasi terhadap hasil akhir penelitian ini. Beberapa perusahaan yang telah menerbitkan annual report nya masih terdapat beberapa kekurangan, seperti tidak menuliskan jumlah komisaris independen yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Pengukuran Good Coporate Governance diharapkan dapat dilakukan dengan cara lain, seperti menghitung Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) pada tiap perusahaan.

Perusahaan diharapakan dapat meminimalisir praktik manajemen laba didalam perusahaannya. Didalam pelaporan perusahaan, disajikan secara transparansi agar dapat memenuhi salah satu prinsip GCG.

DAFTAR PUSTAKA

Almadara, H. U. (2017). Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Skripsi.

Arifin, L., & Dectriana, N. (2016). Pengaruh Firm Size , Corporate Governance , Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 18(1), 1–93.

Arthawan, P. T., & Wirasedana, W. P. (2018). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi, 22, 1. https://doi.org/10.24843/eja.2018.v22.i01.p01

Ayu Utari, N. P., & Ratna Sari, M. (2017). Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi, 15, 303–326.

Chandrarin, G., & Cahyaningsih, D. S. (2018). Identifikasi Struktur Modal Melalui Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan. AFRE (Accounting and Financial Review), 1(1), 36–45. https://doi.org/10.26905/afr.v1i1.2246

Devina, I., Harianto, S., & Yanto, J. (2019). Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Praktik Manajemen Laba. Studi Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 2(1), 124– 148. https://doi.org/10.21632/saki.2.1.124-148

Dimarcia, N., & Krisnadewi, K. (2016). Pengaruh Diversifikasi Operasi, Leverage Dan Kepemilikan Manajerial Pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi, 15(3), 2324– 2351.

Dwiridotjahjono, J. (2009). Penerapan Good Corporate Governance : Manfaat Dan Tantangan Serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik Di Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis Unpar, 5(2), 101–112. https://doi.org/10.26593/jab.v5i2.2108. Ecodemica, J., April, V. N., Hertina, D., Bayu, M., Hidayat, H., & Mustika, D. (2019).

Ukuran Perusahaan , Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas. 3(1).

(16)

318 Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,______________________________ Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha, 03(1).

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). THEORY OF THE FIRM: MANAGERIAL

BEHAVIOR, AGENCY COSTS AND OWNERSHIP STRUCTURE.

https://doi.org/10.1177/0018726718812602

Lidiawati, N., & Asyik, N. F. (2016). Pengaruh Kualitas Audit, Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(5), 1–19.

Makiwan, G. (2018). Analisis Rasio Leverage Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman. Bisnis, 15(2), 147– 172.

Mangkusuryo, Y., & Jati, A. W. (2017). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 1067. https://doi.org/10.22219/jrak.v7i2.20

Permana, H.A., & Hidayati, L. . (2016). Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI), 5(6), 648–659.

Putri, M. N. A., & Azizah, D. F. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Pelaporan Keuangan Melalui Internet/(Internet Financial Reporting). Jurnal Akuntansi, 72(2), 1–9.

Putro, R. (2016). PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KUALITAS GOOD

CORPORATE GOVERNANCE DAN JENIS INDUSTRI TERHADAP

MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Dalam Penilaian CGPI Pada Tahun 2010-2013). BAB I 1-7.

Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(5), 253779.

Santi, D. K., & Wardani, D. K. (2018). Pengaruh Tax Planning, Ukuran Perusahaan, Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi, 6(1), 11–24. https://doi.org/10.24964/ja.v6i1.536

Sekartaji, J. (2010). Pengaruh ukuran perusahaan dan growth terhadap leverage pada sub sektor keramik porselin dan kaca yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei) periode 2009-2010. 4(2).

Sianpar, S. (2017). PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1–14.

Sunarto. (2009). TEORI KEAGENAN DAN MANAJEMEN LABA. 1(1), 13–28.

Sunaryo S, D. (2018). Pengaruh Leverage Operasional Dan Leverage Keuangan Terhadap Pengembalian Atas Ekuitas ( Roe ) Pada Sub Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2010-2017. 1.

Taco, C., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Earning Power, Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(4), 873–884.

Turuis, T. F., Pangemanan, S. S., Affandi, D., Akuntansi, J., Ekonomi, F., Sam, U., & Manado, R. (2017). Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dengan Menggunakan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada Pt. Bank Sulutgo. Jurnal Berkala

(17)

________________________________________________Anindya Aldhira Putri 319 Ilmiah Efisiensi, 17(01), 113–123.

UU No. 20 Tahun 2008. (2008). UU No. 20 Tahun 2008. UU No. 20 Tahun 2008, 1, 1– 31.

www.cnbcindonesia.com/market/20180427144303-17-12810/drama-bank-bukopin-kartu-kredit-modifikasi-dan-rights-issue

(18)

Gambar

Tabel 1  Statistik Deskriptif
Tabel 2  Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pembinaan kader dan lamanya menjadi kader dengan keaktifan kader Desa

Berdasarkan UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD 4 Muryolobo dapat disimpulkan bahwa penggunaan model group investigation dapat meningkatkan hasil

Adapun manfaat dari penelitian Pengamanan Data Pengguna Pada JSON Web Token (JWT) Menggunakan Algoritma Advanced Encryption Standard (AES) Untuk Layanan Autentikasi

Sedangkan pemindahan tersebut terjadi bukan pada masyarakat bahasa yang menjalankan bilingualism, dimana dua bahasa digunakan bersama-sama dengan tingkat penguasaan

Faktor penyebab cedara olahraga dapat berasal dari luar atau dalam seperti yang diungkapan oleh Andun Sudjiandoko (2000:176) cedera yang diakibatkan dari dalam (endogen) sebagai

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok barang dan jasa, yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar